BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F.
Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini dilakukan kepada konsumen sepeda motor merek Honda di wilayah Ciputat Timur. Dalam penelitian ini membahas faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara
langsung pada sampel yang dipilih dari suatu populasi dari objek. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November sd Desember 2009.
G.
Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen sepeda motor merek Honda di wilayah Kota Tangerang Selatan. Sampel dipilih dari suatu populasi
dari objek penelitian di wilayah Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Metode Pengambilan sample yang digunakan non-probability sampling, yaitu
penarikan sampel secara tidak acak dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang ditimbulkan dalam menerapkan metode acak, terutama dalam
kaitannya dengan pengurangan biaya dan permasalahan yang mungkin timbul dalam pembuatan kerangka sampel, dengan melalui cara convenien sampling
untuk mendapatkan sampel dengan mudah, dengan tujuan apakah orang lebih menyukai satu produk. Uma Sekaran, 2006: 136. Jadi, sampel ditentukan
berdasarkan kemudahan dan kebutuhan bagi peneliti.
H.
Metode Pengumpulan data
Penelitian ini mengunakan dua sumber data, yaitu data primer dan sekunder:
A. Data primer
Data primer yaitu data yang langsung didapat oleh peneliti melalui kuesioner maupun wawancara langsung dilapangan, eksperimen, dan
observasi terhadap konsumen Honda yang berada di Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.
B. Data sekunder
Peneliti mendapatkan dari data yang sudah diolah oleh pihak ke tiga, dengan melalui buku, perpustakaan, pustaka, media elektronik
atau sumber dari internet. Adapun jenis skala yang akan digunakan untuk menjawab
pernyataan dalam kuesioner adalah metode skala likert, Sekaran, 2006: 31 dimana skala likert yang didesain untuk menelaah seberapa
kuat subjek setuju atau tidak setuju sengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut:
Tabel.3.1 Tingkat penilaian jawaban
No Jenis jawaban Bobot
1 SS = Sangat Setuju
5 2
S = Setuju 4
3 R = Ragu-ragu
3 4
TS = Tidak Setuju 2
5 STS = Sangat Tidak Setuju
1
I. Metode Analisis
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sudah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesinoner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Gozali, 2006:45. Teknik yang digunakan adalah
korelasi product moment dari pearson yaitu :
r
xy
= N
XY
-
X Y
2 2
2 2
− −
Y Y
N X
X N
Dimana : X = Pertanyaan nomor tertentu
Y = Skor total N = Jumlah responden
Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah sebagai berikut :
Ho = Skor butir berkolerasi positif dengan skor faktornya H1 = Skor butir tidak berkolerasi positif dengan skor faktornya
Dengan tingkat signifikan 5 atau 0,05 dengan R
hasil
R
tabel
= maka Ho tidak ditolak, sedangkan jika R
hasil
R
tabel
= maka Hi butir pertanyaan valid.
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Gozali, 2006:45.
Sarwono 2006 dalam bukunya telah dijelaskan, bahwa reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala
pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Jonathan Sarwono, 2006:218. Reliabilitas
dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Alpha, yaitu : R
n
= 2
2 1
1 σ
σ b
k k
− −
Dimana : R
n
= Relatif instrumen K = Banyaknya pertanyaan
b
2
= Jumlah varians
2
= varians total Dalam penelitian ini menggunakan model analisis faktor. Analisis
faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda.
4. Kosep Dasar Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas,
dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel. Supranto, 2004: 114.
Dalam Sarwono 2006:202 dijelaskan bahwa, kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan
peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel
yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk
dianalisis lebih lanjut. Persamaan atau rumus analisis faktor adalah sebagai berikut :
Xi = Ai
1
F
1
+Ai
2
F
2
+Ai
3
F
3
+Ai
4
F
4
+..........+ViUi Dimana :
Xi = Variabel terstandar ke-i Ai
1
= Koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor-i F = Common faktor
Ui = Variabel unik untuk variabel ke-i Vi = Koefisien regresi terstandar dari variabel ke-1 pada common faktor
unik ke-i M = jumlah common faktor
Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut : Fi = Wi
1
X
1
+Wi
2
X
2
+Wi
3
X
3
+.........+Wi
k
X
k
Dimana : Fi = Faktor ke-1 estimasi
Wi = Bobot faktor atau skor koefisien faktor K = Jumlah variabel
Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi yang terkait dengan metode statistik korelasi :
a. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup
kuat. b.
Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain.
c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Bartlett Test
of Sphericity atau dengan Measure Sampling Adequacy MSA. Setelah sampel didapat dan diuji asumsi terpenuhi, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi :
a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan
Bartlett Test of Sphericity dan MSA c.
Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya. d.
Melakukan proses factor rotation, atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke
dalam faktor tertentu. e.
Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid. Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana saja
variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis
selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan
sejumlah pengujian. Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai
kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain.
Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu.
Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada di bawah 0,05.
Sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1, dengan kriteria :
a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang
lain. b.
MSA 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
c. MSA 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Setelah satu atau lebih faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi
sejumlah variabel, mungkin saja sebuah faktor berisi sejumlah variabel yang sulit ditentukan akan masuk ke dalam faktor mana, maka proses
selanjutnya adalah dengan melakukan proses rotasi yang akan memperjelas kedudukan sebuah variabel di dalam sebuah faktor. Dalam penentuan
banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini, nilai eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half reliability,
dan significance test
Supranto, 2004:128. Sedangkan dua pendekatan dalam analisis faktor adalah principal component analysis dan common factor
analysis . Di dalam principal component analysis jumlah varians dalam
data yang terkandung dalam semua variabel asli dipertimbangkan. Sedangkan dalam common factor analysis, faktor hanya diperkirakan
berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan penelitian menggunakan principal component analysis.
Alat terpenting untuk interpretasi terhadap faktor adalah rotasi faktor. Ada beberapa metode rotasi, yaitu; rotasi Orthogonal yaitu memutar
sumbu 90
o.
Proses rotasi Orthogonal dibedakan lagi menjadi Quartamax, varimax,
dan Equamax. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu kekanan, tetapi tidak harus 90
o
. Proses rotasi Oblique dibedakan lagi menjadi Oblimin, Promax,
dan Orthoblique, tidak ada aturan khusus kapan harus memilih rotasi Orthogonal atau Oblique. Ghozali 2007: 268.
J. Batasan Operasional Variabel
Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan
maksud menghindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran
dan cara pengukurannya Abdul Hamid, 2007:32. Jadi, operasional variabel penelitian merupakan penjabaran atau penjelasan mengenai variabel-variabel
yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabel- variabel yang menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini
terdiri dari 37 indikator yang akan dianalisis lebih lanjut.
Tabel.3.2 Instrumen penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Variabel
skala Ketahanan MesinQ1
Ordinal Kenyamanan Produk Q2
Ordinal Penggunaan BBM yang
iritQ3 Ordinal
Fitur-fitur yang lengkap Q4 Ordinal
Kecepatan yang tinggi Q5 Ordinal
ProdukUjang Sumarwan, 2009:15 dan
Huesin Umar,2005:93
Penampilan ProdukQ6 Ordinal
Persepsi harga Q7 Ordinal
Harga diskon Q8 Ordinal
Purna jual produk tinggiQ9 Ordinal
Harga Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 6,
No. 1, Maret 2004: 34-53 Ujianto Aburachman
Harga yang bersaing Q10 Ordinal
Wilayah geografis Q11 Ordinal
Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan Q12
Ordinal Kebudayaan
Kotler: 2007 Rasa Solidaritas Q13
Ordinal Lingkungan Q14
Ordinal Pengaruh Keluarga Q15
Ordinal Pengaruh teman Q16
Ordinal Peran Q17
Ordinal Sosial Kotler: 2007
Nilai status sosial Q18 Ordinal
Motivasi Q19 Ordinal
Pengetahuan tentang produk Q20
Ordinal Psikologi Kotler: 2007
dan Tatik Suryani:2008 Pengalaman Q21
Ordinal Perkerjaan Q22
Ordinal Kondisi Ekonomi Q23
Ordinal Gaya hidup Q24
Ordinal Pribadi Kotler: 2007
Usia Q25 Ordinal
Logo yang ditimbulkan Q26 Ordinal Merek yang berkualitas Q27 Ordinal
Merek yang dapat diandalkan Q28
Ordinal Faktor-
faktor yang
mempen garuhi
perilaku konsum
en dalam
membeli sepeda
motor merek
Honda
Merek Ujang Sumarwan, dkk
:2009 Merek Honda memiliki citra
yang baik Q29 Ordinal
Ketersediaan barang Q30 Ordinal
Pilihan tempat Q31 Ordinal
Jarak tempat pembelian Q32
DistribusiKotler :2007, Heri Kurniawan 2006
Kemudahan Suku cadang Q33
Ordinal Frekuensi munculnya iklan
Q34 Keramahan dan penampilan
penjualpetugas dalam memperkenalkan produk
Honda Q35 Ordinal
Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk
Honda Q36 Ordinal
PromosiUjang Sumarwan:2009
Penjual yang komunikatif terhadap konsumen Q37
Ordinal
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN