Pertandingan Kenaikan Peringkat KENAIKAN PERINGKAT DALAM SUMO

45 Kachikoshi 勝ち越し berarti lebih banyak menang daripada kalah dalam turnamen sumo profesional. Rikishi senior paling tidak perlu 8 kali menang 7 kali kalah dalam satu turnamen agar bisa dinaikkan peringkatnya. Skor kachikoshi bisa digunakan untuk meloncati beberapa peringkat sekaligus. Rikishi junior yang mempunyai kachikoshi 7-0 tidak pernah kalah bisa dinaikkan ke divisi yang ada di atasnya, sedangkan kachikoshi 4-3 4 kali menang, 3 kali kalah hanya bisa membawa rikishi ke peringkat yang ada di atasnya. Di kelas Sanyaku, kachikoshi merupakan syarat minimum untuk bisa bertahan di satu peringkat. Kenaikan dari komusubi menjadi sekiwake bukan saja bergantung pada kachikoshi, tapi juga bergantung pada prestasi rikishi yang lain. Rikishi peringkat komusubi yang mencetak kachikoshi 10-5 10 kali menang, 5 kali kalah baru dianggap memenuhi syarat untuk diangkat menjadi sekiwake. Pengangkatan menjadi Ozeki dan Yokozuna tidak cukup hanya mengandalkan kachikoshi saja, melainkan banyak aspek lain yang menjadi pertimbangan asosiasi sumo. Rikishi divisi atas yang belum menyandang gelar Ozeki atau Yokozuna tapi berhasil menyelesaikan turnamen dengan kachikoshi juga dianggap berhak mendapat tiga penghargaan sanshō yang terdiri dari penghargaan untuk keterampilan teknik ginōshō, penghargaan untuk semangat bertarung kantōshō dan penghargaan shukunshō atas prestasi mengalahkan Yokozuna dan Ōzeki.

3.3. Pertandingan Kenaikan Peringkat

Rikishi yang menempati peringkat sekitori harus bertanding satu kali dalam satu hari, sedangkan rikishi berperingkat lebih rendah bertanding sebanyak 7 kali 1 pertandingan setiap 2 hari. Universitas Sumatera Utara 46 Pada hari-hari pelaksanaan turnamen, jadwal acara dibuat sedemikian rupa sehingga pertandingan antara rikishi sumo peringkat atas selalu merupakan puncak acara sekaligus pertandingan penutup pada hari itu. Pertandingan dimulai di pagi hari bagi rikishi sumo peringkat paling bawah Jonokuchi dan diakhiri sekitar jam 18:00 sore dengan pertarungan antara Yokozuna atau Ozeki jika yokozuna tidak hadir. Rikishi yang memenangkan pertandingan paling banyak selama 15 hari menjadi juara turnamen. Pertandingan tambahan diadakan antar dua orang rikishi yang mempunyai jumlah kemenangan yang berimbang dan pemenang pertandingan menjadi juara turnamen. Rikishi sumo rikishi berperingkat Makuuchi tiba di gelanggang sumo pada siang hari dan memasuki ruang ganti. Ruang ganti dibagi menjadi ruang ganti kubu Timur dan ruang ganti kubu Barat. Ruang ganti dibuat terpisah agar rikishi tidak saling bertemu muka sebelum pertandingan. Rikishi lalu membuka baju dan menggantinya dengan semacam celemek dari kain sutra yang disebut kesho mawashi dengan hiasan bordiran indah. Rikishi harus mengenakan kesho mawashi sewaktu mengikuti upacara memasuki ring yang disebut dohyōiri. Prosesi yang diikuti para rikishi berlangsung dari ruang ganti masing-masing kubu menuju ke ring. Pada hari-hari penyelenggaraan turnamen, upacara dohyōiri dilakukan sebanyak 4 kali, 2 kali untuk rikishi kelas Juryo dan 2 kali untuk rikishi kelas Makuuchi. Pada upacara dohyōiri, nama-nama rikishi diumumkan satu- persatu ke hadapan penonton, dimulai dari rikishi berperingkat paling rendah hingga rikishi berperingkat paling tinggi. Setelah rikishi dengan peringkat tertinggi diumumkan, para rikishi membentuk lingkaran mengelilingi wasit untuk mengikuti ritual dan berakhir dengan kembalinya para rikishi ke ruang ganti Universitas Sumatera Utara 47 masing-masing. Yokozuna mempunyai ritual dohyōiri tersendiri yang diadakan secara terpisah dari rikishi kelas yang lebih rendah. Rikishi yang sudah sampai di ruang ganti menanggalkan kesho mawashi untuk menggantinya dengan mawashi sambil menunggu saat bertanding. Rikishi memasuki arena sebelum waktu pertandingan yang dijadwalkan dan harus duduk di pinggir ring menanti giliran bertanding sejak dua pertandingan sebelumnya masih berlangsung. Pada saat giliran bertanding tiba, yobidashi memanggil nama kedua rikishi yang akan bertarung. Pertandingan dipimpin oleh wasit yang disebut gyoji. Pada saat berada di atas dohyō, rikishi mempertontonkan serangkaian gerakan ritual berupa hentakan kaki dan tepukan tangan yang dilakukan sambil menghadap ke penonton. Rikishi juga harus mencuci mulut dengan air yang disebut chikara mizu air kuat. Sejumlah garam kemudian dilemparkan kedua rikishi ke dalam dohyō sebagai simbol penolak bala dan agar tidak terjadi cedera sewaktu bertanding. Setelah itu, kedua rikishi melakukan ritual singkat berupa saling berhadapan dan mengambil posisi seperti setengah mau berjongkok posisi tachiai untuk mengukur kekuatan lawan. Pada kesempatan pertama mengukur kekuatan lawan, kedua rikishi tidak perlu mengambil posisi tachiai tapi bisa dengan saling melototkan mata sebelum kembali ke sudut masing-masing. Ritual mengukur kekuatan lawan bisa berlangsung berkali-kali sekitar 4 kali atau lebih pada rikishi kelas atas. Wasit gyoji lalu menyatakan ritual saling mengukur kekuatan lawan harus diakhiri dan pertarungan harus segera dimulai. Waktu yang dibutuhkan masing-masing rikishi untuk melakukan ritual menakut-nakuti Universitas Sumatera Utara 48 lawan sambil mempersiapkan diri sendiri secara mental adalah sekitar 4 menit, tapi rikishi peringkat rendah biasanya langsung diminta untuk segera bertanding. Pada kesempatan mengukur kekuatan lawan tachiai, kedua rikishi harus maju secara bersamaan. Wasit gyoji bisa meminta kedua pengulat untuk mengulangi tachiai jika prosedur belum dianggap benar. Pada saat pertandingan berakhir, wasit mengacungkan gunbai kipas perang ke arah rikishi yang menang. Kedua rikishi harus kembali pada posisi awal untuk saling membungkuk sebelum pertandingan dinyatakan selesai. Jika pertandingan diselenggarakan atas bantuan sponsor, rikishi yang menang biasanya menerima hadiah uang dalam amplop yang diserahkan oleh wasit. Wasit mempunyai kewajiban untuk segera mengumumkan sang pemenang walaupun pertandingan mungkin berakhir seri. Pertandingan sumo hampir tidak pernah berakhir dengan hasil seri. Pada semua pertandingan sumo diperlukan 5 orang juri shimpan yang berada di sekeliling ring. Juri dapat saja mempertanyakan keputusan wasit. Jika juri meragukan keputusan yang diambil wasit, juri dan wasit bertemu di tengah ring untuk mengadakan perundingan yang disebut mono ii secara harafiah berarti omong-omong untuk menentukan rikishi yang menang. Hasil perundingan dapat berupa penangguhan atau pembatalan keputusan wasit dan bahkan perintah untuk melakukan pertandingan ulang yang disebut torinaoshi. Berbeda dengan ritual yang dilakukan kedua rikishi untuk mengukur kekuatan lawan yang memakan waktu lama, pertarungan antara kedua rikishi berlangsung sangat singkat dan biasanya tidak lebih dari satu menit atau bahkan hanya berlangsung beberapa detik. Jarang sekali ada pertarungan yang bisa berlangsung bermenit-menit karena wasit biasanya akan memisahkan kedua Universitas Sumatera Utara 49 rikishi untuk beristirahat minum yang disebut mizuiri. Kedua rikishi setelah beristirahat sejenak akan kembali ke posisi terakhir sebelum wasit datang memisahkan. Wasit berkewajiban untuk membetulkan posisi akhir kedua rikishi jika posisi masih dianggap belum benar. Jika pertandingan masih belum bisa menentukan pihak yang menang sedangkan pertarungan sudah berlangsung bermenit-menit, wasit akan memisahkan lagi kedua rikishi untuk istirahat minum tahap kedua. Setelah istirahat sejenak, kedua rikishi akan memulai lagi pertarungan dari awal. Universitas Sumatera Utara 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka penulis menyimpulkan beberapa hal, antara lain: 1. Pada awalnya, Sumo adalah ritual untuk menghormati dewa yang telah memberkati pertanian yang ditampilkan bersama tari-tarian di halaman kuil. Kemudian Kaisar mengubah sumo menjadi salah satu hiburan istana yang hanya dapat ditonton oleh para para bangsawan dan pejabat penting. Barulah pada awal zaman Edo tahun 1600-an teknik dan aturan sumo mulai dirumuskan dan dikembangkan sehingga pertandingan sumo lebih mirip dengan yang ada sekarang. 2. Sumo sering dikaitkan dengan ritual dalam agama Shinto. Sampai sekarang ini, di beberapa kuil Shinto masih diselenggarakan pertarungan antara rikishi sumo dengan Kami. Dalam sumo terdapat elemen-elemen yang terdapat dalam ajaran Shinto, yaitu terlihat pada arena dohyo, kain cawat mawashi, rencengan tali sagari, dan atap yakata. 3. Di zaman sekarang, rikishi sumo profesional diatur oleh Asosiasi Sumo Jepang Nihon Sumō Kyōkai. Anggota asosiasi terdiri dari Oyakata yang semuanya merupakan mantan rikishi sumo. Oyakata adalah pimpinan pusat latihan heya tempat bernaung para rikishi sumo profesional. Peraturan asosiasi menetapkan bahwa perekrutan calon dan pelatihan Universitas Sumatera Utara