Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

13 Tidak hanya ukuran badan rikishi yang mempengaruhi hasil pertandingan tetapi teknik yang dipergunakan rikishi juga sangat berpengaruh dalam memberikan hasil di atas arena. Ada beberapa teknik yang tidak diperbolehkan untuk dipergunakan karena dianggap berbahaya. Selain itu, sumo juga memiliki berbagai ciri khas yang menjadi hal yang unik dan menjadi perhatian bagi orang luar seperti arena dohyo, kain cawat mawashi, rencengan tali sagari, wasit gyoji, atap arena yakata. Di beberapa negara tetangga Jepang seperti Mongolia dan Korea juga terdapat olahraga gulat tradisional yang mirip dengan sumo. Dalam sumo terdapat peringkat-peringkat rikishi yang dibagi dalam beberapa divisi. Peringkat tertinggi yang dapat diperoleh oleh seorang pesumo adalah peringkat yokozuna juara agung. Sedang pesumo rikishi pemula berada pada divisi paling bawah yaitu jonokuchi. Rikishhi dapat naik ke divisi yang lebih tinggi apabila memnuhi syarat yang telah ditentukan. Ini merupakan proses yang bertahap. Berdasarkan uraian yang di atas, penulis mencoba menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah munculnya sumo di Jepang? 2. Bagaimana perkembangan sumo di Jepang pada masa sekarang? 3. Bagaimana sistem kenaikan peringkat dalam sumo?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yang lebih difokuskan kepada sistem kenaikan peringkat rikishi dalam olahraga Universitas Sumatera Utara 14 sumo. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan bekembang jauh,sehingga penulisan dapat lebih terarah dan terfokus. Untuk mendukung masalah tersebut, penulis akan membahas terlebih dahulu tentang sejarah lahirnya olahraga sumo yang memiliki sejarah yang menarik dan perkembangan sumo yang ada di Jepang dewasa ini. Juga akan dibahas peringkat yang ada dalam sumo dan pertandingan-pertandingan yang terdapat dalam sumo. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani. Olahraga membuat keadaan fisik seseorang menjadi lebih kuat dan memiliki ketahanan yang lebih lama terhadap suatu kondisi tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman maka ragam bentuk olahraga pun berkembang lebih beraneka. Hal tersebut tidak terlepas dari kebudayaan suatu masyarakat. Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowaki mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herkovits memandang kebudayan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, huku m, adat istiadat,dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi Universitas Sumatera Utara 15 berpendapat, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat Wikipedia Indonesia. Jepang memiliki beberapa olahraga tradisional yang salah satunya adalah sumo. Sumo 相撲 merupakan permainan bertanding tradisional Jepang yang bersifat ketrampilan fisik dalam olahraga gulat yang unik Danadjaja 1997:201. Taylor 1997:126 mengatakan sumo adalah gulat khas Jepang yang merupakan olahraga sederhana, dilengkapi dengan upacara ritual yang dipimpin oleh wasit gyoji. Dalam pertandingan sumo terdapat upacara ritual yang dipergunakan yaitu agama Shinto. Shinto berarti jalannnya para dewa Webb 1989:142. Rikishi sumo rikishi dengan ciri khas berbadan gemuk berbobot tubuh 137 kg dan ada juga yang mencapai 200 kg. bila mencapai tingkat yokozuna bukan hanya uang saja yang diperoleh tetapi kepopulerannya melebihi seorang artis ternama Danadjaja, 1997:205.

1.4.2. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi,2001 : 39-40. Kerangka teori menurut Kontjaraningrat 1976:1 berfungsi sebagai pendorong proses berpikir deduktif yang bergerak dari bentuk yang abstrak kedalam bentuk yang nyata. Soekanto 2003:27 berpendapat, suatu teori pada hakikatnya merupakan hubugan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Suatu teori akan sangat berguna dalam Universitas Sumatera Utara 16 mengembangkan fakta, membiba struktur konsep-konsep serta mengembangkan definisi-definisi yang penting untuk penelitian. Penelitian ini lebih mengarah pada penelitian kebudayaan. Budaya menurut sir Edward B.Taylor dalam Ben Haryo 2005:14 adalah seluruh kompleksitas yang terbentuk dalam sejarah dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui tradisi yang mencakup sosial, ekonomi, hukum, agama, seni, teknik, kebiasaan, dan ilmu kebudayaan selalu bersifat sosial dan historik. Menurut kontjaraningrat1980:192 menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Masih menurut Kontjaraningrat, kebudayaan terdiri atas 3 wujud: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai- nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penulisan Dalam sebuah penelitian haruslah memiliki suatu tujuan. Maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah munculnya sumo di Jepang. 2. Untuk perkembangan sumo di Jepang pada masa sekarang. 3. Untuk mengetahui sistem kenaikan peringkat rikishi dalam olahraga sumo. Universitas Sumatera Utara 17

1.5.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Manfaat penelitian antara lain: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah munculnya sumo di Jepang. 2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang perkembangan sumo di Jepang. 3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang sistem kenaikan peringkat rikishi.

1.6. Metode Penelitian

Sebuah penelitian membutuhkan metode sebagai penunjang untuk mencapai tujuan. Metode adalah bentukcara melaksanakan penelitian. Maka dalam penulisan skripsi ini digunakan metode deskriptif. Menurut Koentjaraningrat 1976:30, penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Selanjutnya dalam pengumpulan data-data penelitian ini, digunakan teknik studi kepustakaan library research. Studi kepustakaan merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang ditujukan untuk mewujudkan jalan memecahkan masalah penelitian. Beberapa aspek penting perlu dicari dan digali, meliputi: masalah, teori, konsep dan penarikan ksempulan dan saran Nasution 2001:14. Dalam memecahkan permasalahan penelitian, penulis Universitas Sumatera Utara 18 mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji serta menginterpretasikan seluruh data yang ada. Berdasarkan teknik studi kepustakaan, penulis mengambil sumber acuan dari berbagai buku dan artikel yang berkaitan dengan sumo, sejarah Jepang serta buku-buku panduan lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas. Disamping itu, penulis juga menggunakan media internet untuk mengambil data yang berkaitan dengan pembahasan. Universitas Sumatera Utara 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SUMO

2.1. Asal Mula Olahraga Sumo

Sumo adalah salah satu olahraga tradisional yang telah berusia lebih dari 200 tahun. Pada literatur klasik Jepang abad ke-8 Masehi, bentuk awal sumo dikenal dengan sebutan Sumai. Pada awalnya, Sumo adalah ritual untuk menghormati dewa yang telah memberkati pertanian yang ditampilkan bersama tari-tarian di halaman kuil. Kemudian Kaisar mengubah sumo menjadi salah satu hiburan istana yang hanya dapat ditonton oleh para para bangsawan dan pejabat penting. Barulah pada awal zaman Edo tahun 1600-an teknik dan aturan sumo mulai dirumuskan dan dikembangkan sehingga pertandingan sumo lebih mirip dengan yang ada sekarang. Awalnya sumo dilakukan untuk menarik perhatian dewa agar hasil panen mereka berhasil. Pertandingan ini dilakukan di tempat pemujaan. Kemudian ditetapkan oleh kaisar menjadi shinji-zumo yaitu kegiatan yang terpenting dalam negara itu. Itu terlihat di periode Nara 646-796, yaitu bahwa sumo menjadi kegiatan istana pada setiap pada tahunnya. Selanjutnya pada periode Heian 794-1185 dipertunjukkan untuk hiburan yang dilaksanakan di arena yang disebut Sumai ni sechie yang artinya tarian tanpa menggunakan busana. Pada periode Kamakura 1185-1336 permulaan peranan samurai dalam pemerintahan dan banyak menggunakan sumo sebagai salah satu teknik latihan kemiliteran yang dipergunakan selama pertempuran berlangsung. Universitas Sumatera Utara