c. Divestiture Strategy. Menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan disebut divestiture.
Strategi divestiture sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi
yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. d. Liquidation Strategy.
Menjual seluruh aset perusahaan yang dapat dihitung nilainya disebut liquidation. Strategi liquidation merupakan sebuah pengakuan dari suatu
kegagalan. Stategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya.
2.3 Marketing Mix
Menurut Kotler 2002:12, bauran pemasaran marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Singh 2012:1 menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel keputusan pemasaran
yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan barang dan jasa. Setelah mengidentifikasi pasar dan mengumpulkan informasi, langkah
berikutnya adalah memprogram pasar dengan merencanakan strategi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan tantangan dari pesaing. Kombinasi optimal
dari semua variabel yang mempengaruhi pemasaran sehingga perusahaan dapat mewujudkan tujuan misalnya keuntungan, volume penjualan, pangsa pasar, dan
laba atas investasi. Dengan demikian strategi bauran pemasaran terdiri dari empat unsur yaitu Product produk, Price harga, Promotion promosi, Place
tempat.
2.3.1 Produk
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barangjasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan
guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah
perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk jasa sangat erat hubungannya
dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk jasa tersebut adalah sebagai berikut Yazid, 2001:27 :
1. Tidak berwujud Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian. 2. Tidak dapat dipisahkan
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel
tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut. 3. Berubah – ubah
Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana
disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberiakan oleh hotel berbintan tiga.
4. Daya tahan Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah
kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati kamar yang ia sewa.
2.3.2 Harga
Price
Harga produk tergantung pada unsur-unsur yang berbeda dan sering mengalami perubahan terus-menerus sehingga harga bersifat dinamis. Faktor
penting dalam penetapan harga adalah biaya produk, strategi pemasaran dan biaya yang terkait dengan distribusi, serta biaya iklan atau jenis variasi harga di pasar
memutuskan. Namun jika ada perubahan dalam semua variabel maka umumnya harga produk dapat berbeda-beda Singh, 2012:3. Harga adalah jumlah yang
harus dibayar oleh pelanggan untuk suatu produk Singh, 2012:5. Dalam berbagai situasi tertentu, konsumen melakukan penilaian atau
menghitung-hitung apa yang akan mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang
mereka berikan. Dengan demikian harga merupakan pembatas untuk sejumlah nilai yang akan diberikan oleh suatu produk barang atau jasa dengan sejumlah
biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut. Disamping itu, beberaa biaya non moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan
suatu jasa Yazid, 2001:216, yaitu : a. Waktu
Waktu merupakan komoditas utama bagi seseorang yang menawarkan jasa dengan pelayanan. Mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang
digunakan dalam mencari suatu jasa karena waktu yang terbuang itu sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
b. Upaya-upaya yang bersifat fisik Biaya untuk melakukan upaya-upaya yang bersifat fisik yang diperlukan untuk
memperoleh sejumlah jasa. c. Biaya-biaya sensor
Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan, bau yang tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas ruangannya,
tempat duduk yang tidak nyaman, dan lingkungan yang terkesan jorok bahkan rasa yang tidak mengenakan .
d. Biaya-biaya psikologis Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa
tertentu, seperti upaya yang bersifat mental fisik, perasaan adanya ketimpangan atau ketidak adilan, bahkan rasa takut.
2.3.3 Saluran Distribusi