pengiriman barang tersebut.
49
B. Pelaksanaan Tanggung Jawab PT. Garuda Indonesia atas Barang yang
Hilang
Tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika peristiwa kehilangan ataukerusakan terjadi karena bencana alam, keadaan darurat, atau hal
lain di luarkemampuan manusia.Sehingga tanggungjawab PT. Garuda Indonesia apabila terjadi hilangbarang adalah dengan mengganti rugi terhadap barang yang
hilang Garuda Indonesiadapat dituntut atas peristiwa tersebut yang artinyapihak PT. Garuda Indonesia selalu bertanggungjawab atas kerugian pengguna jasa
pengiriman akibat kelalaian atau kesalahan pihak PT. Garuda Indonesia itu sendiri yang mana nilaiganti rugi sudah ditentukan didalam bukti pengiriman barang,
apakahbarang tersebut sudah diasuransikan atau belum.
Salah satu kebutuhan hidup yang tak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling
mengirim barang dari tempat yang jauh membuat jasa ini menjadi sangat penting. Banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang baik
perusahaan negeri maupun perusahaan swasta salah satunya yaitu PT. Garuda Indonesia yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang. Perusahaan
pengiriman barang menyediakan beberapa jenis paket pengiriman barang, oleh karena itu pengirim dapat memilih jenis paket pengiriman barang yang ada pada
PT. Garuda Indonesia tersebut. Tarif tersebut didasarkan pada lamanya paket barang yang akan dikirimkan misalnya paket satu hari sampai atau paket regular
dengan jangka waktu pengiriman 2-7 hari.
49
Wawancara dengan Jusman Napitupulu, selaku Supervisor Operasional Cargo PT. Garuda Indonesia Persero, 12 Agustus 2015
Tetapi disisi lain penggunaan jasa pengiriman barang dapat berdampak buruk kepada pengirim yang menimbulkan ketidakseimbangan antara pengguna
jasa dan pelaku usaha, dalam hal ini pengirim berada pada posisi yang lemah, yang menjadi objek aktifitas bisnis untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya
oleh pelaku usaha melalui berbagai promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian baku yang merugikan pengirim.
Pelaksanaan pemberian ganti rugi yang dilakukan PT. Garuda Indonesia pada kepada pengirim akibat kehilangan barang diberikan melalui proses sebagai
berikut : 1.
Bila telah ada kesepakatan besarnya ganti rugi yang diberikan oleh PT. Garuda Indonesia kepada korban kecelakaan pesawat udara tanpa harus
melalui pengadilan, maka proses pemberian ganti ruginya adalah a.
Mengisi formulir yang telah disediakan oleh PT. Garuda Indonesia yang memuat pengisian data-data identitas pihak yang berhak atas pemberian
ganti rugi itu. b.
Mengajukan segala alat bukti c.
Pihak PT. Garuda memeriksa, memproses dan meneliti data barang yang terikat perjanjian pengangkutan udara.
d. Bila semua bukti yang diberikan benar, maka PT. Garuda Indonesia
menetapkan ganti rugi yang akan diberikan, tetapi bila semua bukti yang diberikan tidak sesuai atau tidak benar maka PT. Garuda Indonesia berhak
untuk tidak bertanggung jawab atau berhak untuk tidak memberikan ganti rugi.
e. Bila ganti rugi yang ditetapkan PT. Garuda Indonesia itu disetujui oleh
kedua beleh pihak, maka PT. Garuda Indonesia siap untuk membayar sesuai dengan kesepakatan bersama mengenai cara pembayaran dan
jangka waktunya, tetapi bila ganti rugi yang ditetapkan PT. Garuda Indonesia itu tidak disetujui oleh pihak penumpang maka penumpang
dapat mengajukan gugatan di pengadilan atau bila alat bukti yang diajukan dianggap tidak benar oleh pihak PT. Garuda Indonesia maka itupun dapat
diajukan gugatan ke pengadilan. 2.
Bila tidak ada kesepakatan antara pihak korban kecelakaan pesawat udara dengan pihak PT. Garuda Indonesia mengenai besarnya ganti rugi sehingga
harus melalui pengadilan, maka proses pemberian ganti rugi adalah : a.
Pihak penumpang pesawat udara yang merasa tidak puas atau dirugikan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri.
b. Penggugat harus memenuhi persyaratan untuk mengajukan klaim ganti
rugi yang telah diterbitkan oleh pengadilan telah dibicarakan pada “prosedur pengajuan claim ganti rugi”.
c. Setelah ada putusan pengadilan, maka putusan tersebut diserahkan kepada
kedua belah pihak untuk dilaksanakan, dalam putusan tersebut disebutkan besarnya ganti rugi yang harus diberikan PT. Garuda Indonesia, cara
pembayarannya dan jangka waktu pembayarannya. d.
Pihak penumpang tersebut mengisi kembali formulir yang disediakan PT. Garuda mengenai data atau identitasnya.
e. Pihak PT. Garuda Indonesia memasukkan dan memproses formulir
tersebut beserta putusan pengadilan.
f. Kemudian pihak PT. Garuda Indonesia siap untuk membayar ganti rugi
sesuai dengan putusan pengadilan tersebut. Pembayaran ganti rugi yang diberikan pihak PT. Garuda Indonesia
dilakukan dalam bentuk uang rupiah dan langsung dibayarkan kepada pengguna jasa, atau orang yang bersangkutan. Pembayaran ganti rugi kepada pengguna jasa
ialah PT. Garuda Indonesia rnembayar langsung hanya kepada salah seorang wakil diantara mereka yang kemudian pembagian selanjutnya mereka atur sendiri
menurut fatwa waris dari pengadilan. Masalah yang timbul dan menjadi kendala dalam perusahan pengiriman
barang terjadi karena adanya keterlambatan pengiriman barang oleh PT. Garuda Indonesia yang mengakibatkan kerugian terhadap pengguna jasa. Pengguna jasa
merasa dirugikan karena pihak penanggung jawab dari PT. Garuda Indonesia tidak memberi konfirmasi atas keterlambatan yang terjadi, selain keterlambatan
Garuda Indonesia juga sering tidak teliti dalam pengiriman barang yang mengakibatkan hilangnya
50
Tanggung jawab pelaku usaha selain beritikad baik juga menjamin kualitas suatu jasa yang ditawarkan. Jaminan terhadap kualitas produk dapat dilakukan
atas 2 dua macam, yaitu expressed warranty dan implied warranty. Expressed warranty atau jaminan secara tegas adalah suatu jaminan atas kualitas produk,
yang dinyatakan oleh pelaku usaha secara tegas dan tertuang dalam penawaran atau iklan. Pelaku usaha dalam hal ini bertanggung jawab untuk melaksanakan
kewajibannya dengan menjamin pengiriman barang milik pengirim berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sedangkan, implied warranty adalah jaminan yang
50
Wawancara dengan Jusman Napitupulu, selaku Supervisor Operasional Cargo PT. Garuda Indonesia Persero, 12 Agustus 2015
berasal dari undang-undang atau peraturan yang berlaku, dalam hal ini pelaku usaha berkewajiban untuk menanggung adanya keterlambatan, kehilangan, dan
kerusakan barang, meskipun kesalahan tersebut tidak diketahuinya. Sebagimana yang dinyatakan oleh pelaku usaha secara tegas dan tertuang
dalam syarat standar pengiriman SSP. Pelaku usaha yaitu PT. Garuda Indonesia bertanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya dengan menjamin barang
yang dititipkan kepada pelaku usaha untuk disampaikan kepada alamat yang dituju berdasarkan ketentuan yang berlaku. Penumpang memerlukan jaminan
dalam menggunakan produk barangjasa yang ditawarkan, jaminan tersebut dapat digunakan sebagai jaminan kepastian hukum dari penumpang itu sendiri.
Klaim bagasi diatur pada Pasal 174 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 dimana klaim atas kerusakan bagasi tercatat harus diajukan pada saat bagasi
tercatat diambil oleh pengguna jasa. Klaim atas keterlambatan atau tidak diterimanya bagasi tercatat harus diajukan pada saat bagasi tercatat seharusnya
diambil oleh pengguna jasa. Bagasi tercatat dinyatakan hilang setelah empat belas hari kalender terhitung sejak tiba di tempat tujuan. Klaim atas kehilangan bagasi
tercatat diajukan setelah jangka waktu empat belas hari kalender terlampaui.Pasal 175 diatur mengenai klaim atas kerusakan yang harus diajukan pada saat kargo
diambil oleh penerima kargo. Klaim atas keterlambatan atau tidak diterimanya kargo harus diajukan pada saat kargo seharusnya diambil oleh penerima kargo.
Kargo dinyatakan hilang setelah empat belas hari kalender terhitung sejak tiba di tempat tujuan. Klaim atas kehilangan kargo diajukan setelah jangka waktu empat
belas hari kalender terlampaui.
Pengirim, pemilik bagasi kabin, pemilik bagasi tercatat, pengirim kargo, danatau ahli waris penumpang, yang menderita kerugian dapat mengajukan
gugatan terhadap pengangkut di pengadilan negeri di wilayah Indonesia dengan menggunakan hukum Indonesia. Hak untuk menggugat kerugian yang diderita
penumpang atau pengirim kepada pengangkut dinyatakan kedaluwarsa dalam jangka waktu dua tahun terhitung mulai tanggal seharusnya kargo dan bagasi
tersebuttiba di tempat tujuan.
C. Penyelesaian terhadap Barang yang Hilang oleh PT. Garuda Indonesia