Nurfadillah : Pengaruh H
2
SO
4
, CaOH
2
, Al
m
OH
n
Cl
3m-n
Dan CaOCl
2
Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009.
hidroksida, sesuai dengan persamaan berikut: Al
2
SO
4
. 18 H
2
O + 3 CaHCO
3 2
3CaSO
4
+ 2AlOH
3
+ 6CO
2
+ 18 H
2
O
Aluminium kalsium kalsium Aluminium karbon Sulfat
karbonat sulfat hidroksida dioksida
Bila air tidak mengandung alkalinitas yang diperlukan, maka mungkin perlu ditambahkan kapur CaO atau abu soda Na
2
CO
3
disamping alum untuk memperoleh flokulasi yang tepat. Silika yang diaktifkan kadang-kadang ditambahkan kedalam air
untuk menjadi inti bagi pembentukan kumpulan. Dosis alum yang biasa adalah 10 hingga 40 mgl kira-kira 75 hingga 300 lb
perjuta gallon. Jumlah bahan kimia pelengkap yang dipergunakan tergantung pada sifat air. Ferrous sulfat FeSO
4
dan Ferri klorida FeCl
3
juga dipergunakan sebagai koagulan. Mereka ini membentuk endapan hidroksida besi. Garam Ferrous
membutuhkan kapur sebagai bahan kimia pelengkap, kalau tidak, garam ferrous harus dirubah kedalam bentuk ferric dengan menambahkan klorin.
b. Disinfeksi.
Lebih dari 50 patogen didalam air akan mati dalam waktu 2 hari dan 90 akan mati pada akhir 1 minggu. Oleh karena itu, waduk-waduk penampung
sebenarnya cukup efektif untuk mengendalikan bakteri. Walaupun demikian, beberapa jenis patogen mungkin tetap hidup selama 2 tahun atau lebih; karena itu dibutuhkan
disinfeksi. Klorin telah terbukti merupakan desinfektan yang ideal. Bila dimasukkan kedalam air akan mempunyai pengaruh yang segera dan membinasakan kebanyakan
makhluk mikroskopis. Dua jenis reaksi akan terjadi bila klorin dimasukkan kedalam air, yaitu
hidrolisis dan ionisasi. Reaksi hidrolisis hádala
Nurfadillah : Pengaruh H
2
SO
4
, CaOH
2
, Al
m
OH
n
Cl
3m-n
Dan CaOCl
2
Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009.
Cl
2
+ H
2
O HOCl + Cl
-
+ H
+
Gas asam
klorin hipoklorus
Reaksi ionisasi adalah HOCl
OCl
-
+ H
+
Asam ion
Hipoklorus hipoklorit
Diambil bersama-sama, konsentrasi dari asam hipoklorus dan ion hipoklorit
didefinisikan sebagai klorin bebas yang dapat diperoleh.
Karena klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif daripada ion hipoklorit, maka desinfeksi dengan klorin akan paling efektif pada nilai-
nilai pH yang asam.
c. Pelembutan Air dengan Pengendapan.
Penghilangan kesadahan air bukanlah hal yang penting untuk pengamanan air yang bersangkutan. Keuntungannya terutama terletak pada berkurangnya kebutuhan
sabun dan turunnya biaya pemelliharaan sambungan dan perlengkapan pipa. Apakah kesadahan suatu persediaan air harus dikurangi tergantung pada hubungan antara
biaya dan pengolahan dan kepuasan para pelanggan. Dua metode dasar yang dipergunakan untuk menghilangkan kesadahan adalah proses kapur soda dan proses
pertukaran ion. Pada proses kapur-soda, kapur [CaOH
2
dan abu soda Na
2
CO
3
ditambahakan ke air. Ini akan bereaksi dengan garam-garam kalsium dan magnesium untuk membentuk endapan tak terlarut, kalsium karbonat CaCO
3
dan magnesium hidroksida [MgOH
2
] yang dapat dibuang dari air dengan pengendapan. Reaksi- reaksi kimiawi yang umum adalah
Nurfadillah : Pengaruh H
2
SO
4
, CaOH
2
, Al
m
OH
n
Cl
3m-n
Dan CaOCl
2
Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009.
CaHCO
3 2
+ CaOH
2
2 CaCO
3
+ 2 H
2
O MgHCO
3 2
+ 2CaOH
2
2 CaCO
3
+ MgOH
2
+ H
2
O MgSO
4
+ CaOH
2
MgOH
2
+ CaSO
4
CaSO
4
+ Na
2
CO
3
CaCO
3
+ Na
2
SO
4
Kapur menurunkan kesadahan karbonat dan menggantikan garam-garam kalsium dengan garam-garam magnesium, sedangkan soda bekerja pada kesadahan
non-karbonat dari garam-garam kalsium. Garam-garam sodium yang terbentuk bersifat dapat terlarut dan tidak tertolak bila dalam jumlah yang biasa dihasilkan oleh
proses pelembutan. Kebanyakan endapan CaCO
3
dan MgOH
2
yang terbentuk akan mengendap didalam kolam pengendapan, tetapi sebagian akan tetap berupa partikel-
partikel yang terbagi halus yang dapat diendapkan diatas suatu filter atau didalam pipa-pipa dari jaringan distribusi. Untuk mencegah hal ini, air haruslah dikarbonkan
kembali dengan mengallirkan gas karbon dioksida CO
2
melaluinya pada waktu meninggalkan tangki pengendapan. Dalam proses ini karbonat-karbonat tak terlarut
yang bergabung dengan CO
2
untuk membentuk kembali bikarbonat terlarut. Walaupun air mendapatkan kembali sebagian kesadahannya melalui proses ini,
rekarbonasi selalu disarankan. Linsley,RK. 1995
2.6 Pembagian Air Dalam Industri Kimia