Warna. Bau dan rasa. Temperatur. pH. Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai

Nurfadillah : Pengaruh H 2 SO 4 , CaOH 2 , Al m OH n Cl 3m-n Dan CaOCl 2 Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009. diendapinya. untuk keperluan air minum, kandungan sedimen akan mempengaruhi biaya pengolahan.

b. Kekeruhan.

Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan disebut keruh. Kekeruhan dalam air terdiri dari lempung, liat, dan bahan organik, dan mikroorganisme. Kekeruhan terutama disebabkan oleh terjadinya erosi tanah di DAS maupun di saluransungai. Air sungai biasanya lebih keruh pada saat terjadi hujan lebat dibandingkan pada kondisi normal. Kekeruhan tergantung pada kondisi partikel- partikel padat yang ada dalam air. Tingkat kekeruhan ini biasanya diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Kekeruhan air minum dibatasi tidak lebih dari 10 mgltr skala silika, lebih baik kalau tidak melebihi 5 mgltr.

c. Warna.

Air murni tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Air yang mengalir melewati rawa atau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material tersebut. Batas intensitas warna yang dapat diterima adalah 5 mgltr. Sinar matahari secara alamiah mempunyai sifat disinfeksi dan menggelantang pada bahan pewarna air, tetapi pengaruhnya hanya pada kedalaman beberapa sentimeter dari permukaan air keruh. Untuk air yang jernih, pengaruh penggelantangan dapat mencapai kedalaman 1,5 m.

d. Bau dan rasa.

Air murni tidak berbau dan berasa, tetapi air minum idealnya tidak berbau boleh berasa. Rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam terlarut. Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Polusi dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak Nurfadillah : Pengaruh H 2 SO 4 , CaOH 2 , Al m OH n Cl 3m-n Dan CaOCl 2 Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009. dikehendaki. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki dapat dilakukan dengan aerasi, pemakaian Potassium Permanganat, pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi dan filtrasi.

e. Temperatur.

Temperatur air merupakan hal penting dalam kaitannya dengan tujuan penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta pengangkutannya. Temperatur air tergantung pada sumbernya. Temperatur normal air di alam tropis sekitar 20 o C sampai 30 o C. Untuk sistem air bersih, temperatur ideal berkisar antara 5 o C sampai 10 o C. 2.3.2 Karakteristik kimia Kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi air meliputi pH, alkalinitas, kation dan anion terlarut, dan kesadahan.

a. pH. Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai

pH, yang didefinisikan sebagai logaritma dari pulang-baliknya konsentrasi ion- hidrogen dalam moles per liter. Air murni pada 24 o C ditimbang berkenaan dengan ion-ion H + dan ion-ion OH - masing-masing mempunyai kandungan 10 -7 moles per liter. Dengan demikian pH air murni adalah 7. air dengan pH diatas 7 bersifat basa dan dibawah 7 bersifat asam. Nilai pH dapat diukur dengan potensiometer, yang mengukur potensi listrik yang dibangkitkan oleh ion-ion H + , atau dengan bahan celup penunjuk warna, misalnya methil orange atau phenolphthalein. b. Alkalinitas. Kebanyakan air bersifat alkalin karena garam-garam alkalin sangat umum Nurfadillah : Pengaruh H 2 SO 4 , CaOH 2 , Al m OH n Cl 3m-n Dan CaOCl 2 Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009. berada dalam tanah. Ketidakmurnian air ini akibat adanya karbonat dan bikarbonat dari Kalsium, Sodium dan Magnesium. Alkalinitas dinyatakan dalam mgltr ekivalen Kalsium Karbonat, keasaman air disebabkan adanya karbon dioksida dalam air. Hal ini diukur berdasarkan banyaknya Kalsium Karbonat yang diperlukan untuk menetralkan asam karbonat dan dinyatakan dalam mgltr. c. Kesadahan Hardness. Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan air bersih. Air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa. Air sadah mengandung Karbonat dan Sulfat, Atau Klorida dan Nitrat, dari Kalsium dan Magnesium, disamping Besi dan Aluminium. Kesadahan air sementara, akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat, dapat dihilangkan dengan dididihkan atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan air permanen, akibat adanya Kalsium dan Magnesium Sulfat, Klorida, dan Nitrat, dapat dilunakkan dengan perlakuan khusus. Kesadahan air dinyatakan dalam mgltr berat kalsium karbonat. 2.3.3 Karakteristik Biologi Air Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organisme hidup, sedangkan air tanah biasanya lebih bersih, karena proses penyaringan oleh akifer. Jenis-jenis organisme hidup yang mungkin terdapat dalam air meliputi makroskopik, mikroskopik, dan bakteri. Spesies organisme makroskopik dapat dibedakan dengan mata telanjang, sedangkan organisme mikroskopik memerlukan alat bantu mikroskop untuk membedakan spesies. Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil dimana spesiesnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun dengan alat bantu mikroskop. Bakteri Nurfadillah : Pengaruh H 2 SO 4 , CaOH 2 , Al m OH n Cl 3m-n Dan CaOCl 2 Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009. yang dapat menyebabkan penyakit disebut bakteri patogen, sedangkan tidak membahayakan bagi kesehatan disebut non-patogen. Escherichia Coli colon bacili atau coliform adalah bakteri non-patogen yang hidup dalam usus binatang berdarah panas. Dalam air, bakteri ini biasanya mengeluarkan tinja, sehingga keberadaanya didalam air dapat dijadikan indikasi keberadaan bakteri patogen. Kualitas air bersih ditentukan dengan keberadaan atau ketidakberadaan bakteri ini melalui E-coli Test. Suripin. 2002 2.4 Mutu Air dan Baku Mutu Air. Mutu air dinilai dalam pengertian ciri-ciri fisik, kimiawi dan biologinya serta tujuan penggunaannya. Sebagai contoh, walaupun air suling ditinjau dari segi fisik, kimiawi dan bakteriologis murni, tetapi rasanya agak tawar dan sangat menimbulkan karat. Telah ditunjukkan berkali-kali bahwa air yang mengandung bahan terlarut akan jauh lebih lezat daripada ”air murni”. 2.4.1 Mutu Air. Bila air dinilai berdasarkan kandungan pencemar kontaminan fisik, kimiawi, dan biologisnya, maka mutu tersebut akan tergantung pada sejarah air itu sebelumnya. Air menangkap pencemar-pencemar sejak saat pembentukannya diawan. Beberapa pencemar tidaklah berbahaya, yang lain secara estetik mungkin bersifat ofensif atau bahkan berbahaya berkenaan dengan pemakaian airnya. 2.4.2 Baku Mutu Air. Baku mutu air yang diambil oleh badan-badan pengatur biasanya didasarkan pada salah satu atau beberapa hal dibawah ini: 1. Praktek yang ditetapkan atau yang sudah berjalan. Nurfadillah : Pengaruh H 2 SO 4 , CaOH 2 , Al m OH n Cl 3m-n Dan CaOCl 2 Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009. 2. Perolehan baku tersebut harus dapat diperoleh dengan mudah atau dengan wajar. a. Secara teknologis b. Secara ekonomis 3. Perkiraan ilmiah dengan mempergunakan informasi terbaik yang ada. 4. Percobaan-percobaan misalnya percobaan dengan binatang. 5. Pengalaman berdasarkan akibat terhadap manusia. a. Mengambil keuntungan dari suatu bencana yang terjadi. b. Dengan percobaan langsung terhadap manusia. Catatan: Konsepsi yang sama berlaku juga untuk tanaman dan binatang, termasuk tanaman air. 6. Model matematik misalnya peluang, mode, persentil, jumlah coliform yang paling mungkin. 2.5 Metode-Metode Pengolahan Air. Metode-metode yang dipergunakan untuk pengolahan air berkaitan dengan pencemar- pencemar yang ada dalam persediaan air tertentu. Pencemar-pencemar utama yang harus diperhatikan pada kebanyakan persediaan air adalah bakteri patogen, kekeruhan dan bahan-bahan terapung, warna, rasa dan bau, senyawa-senyawa organik, dan kesadahan. Faktor-faktor ini terutama berhubungan dengan kesehatan dan estetika. 2.5.1 Metode-metode Pengolahan Fisik a. Penyaringan . Untuk memastikan bahwa satuan-satuan utama dalam suatu instalasi pengolahan bekerja dengan efisien,maka perlu dilakukan pembuangan sampah- sampah besar yang mengambang dan terapung, misalnya batang-batang dan cabang- cabang kayu yang mungkin ada ditempat-tempat penyadapan, terutama disungai- Nurfadillah : Pengaruh H 2 SO 4 , CaOH 2 , Al m OH n Cl 3m-n Dan CaOCl 2 Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan, 2009. sungai. Saringan kasar dari batang-batang yang berjarak kira-kira 0,75-2 inci 20-50 mm dipergunakan untuk tujuan ini. Pada instalasi-instalasi kecil saringan semacam ini biasanya dibersihkan secara manual dengan tenaga orang. Instalasi-instalasi yang besar umumnya mempergunakan saringan-saringan yang dibersihkan secara mekanik. Saringan-saringan mikro ayakan mikro dibuat dalam suatu drum yang ditutup dengan jala halus yang ditunjang oleh suatu jala kasar sebagai penguat. Lubang-lubang saringan bervariasi antara kira-kira 23-65 mikron. Air yang berisi bahan-bahan halus terapung disalurkan kebagian dalam drum tersebut, kemudian air yang telah tersaring dikumpulkan dari luarnya. Karena penyumbatan saringan terjadi dengan cepat, jala haruslah dicuci terus menerus dengan semprotan air bertekanan tinggi. Ayakan mikro paling sering dipergunakan sebagai pengolahan awal sebelum pengolahan air secara konvensional.

b. Aerasi.