4 kesuksesannya sampai tahun 1960. hal itu dapat dilihat dari banyaknya group
kesenian, banyaknya dalang dan banyaknya pengrajin topeng di berbagai pelosok. Memasuki dekade 1960-an, Topeng Dalang mengalami masa surut. Hal ini
disebabkan banyaknya tokoh-tokoh topeng yang meninggal dunia, sedangkan tokoh-tokoh muda belum muncul dan menguasai seni topeng dalang.
Pada tahun 1970-an Topeng Dalang kembali bangkit dan itu tidak terlepas dari jasa Dalang tua Sabidin dari Sumenep. Sabidin tetap mempertahankan dan
menggeluti Topeng Dalang sekaligus mendidik kader-kader muda yang berasal dari beberapa daerah di wilayah Sumenep. Pengkaderan diprioritaskan pada
penguasaan materi pedalangan maupun mendidik penari-penari topeng. Kerja keras Dalang Sabidin membuahkan hasil, murid-murid hasil didikannya mampu
menguasai dan melestarikan kembali seni Topeng Dalang.
2.2 Karakteristik Topeng
Penggambaran karakter pada Topeng Dalang selain tampak pada bentuk muka juga tampak pada pemilihan warna. Untuk tokoh yang berjiwa bersih dan
suka berterus terang digunakan warna putih. Sedangkan warna merah, digunakan untuk tokoh-tokoh tenang dan penuh kasih sayang tokoh Yudistira, hitam untuk
tokoh yang arif bijaksana, bersih dari nafsu duniawi tokoh wayang Krisna. Untuk penggambaran tokoh anggun dan berwibawa, digunakan warna kuning
emas tokoh wayang Subadra. Sedangkan penggambaran tokoh yang pemarah, licik dan sombong memakai warna kuning.
Ciri khas yang paling spesifik dan unik dari Topeng Dalang yang ada di Jawa Timur ini adalah dipakainya gungseng giring-giring dipergelangan kaki
Universitas Sumatera Utara
5 penari. Pemakaian gungseng giring-giring tersebut bukan hanya sebagai hiasan,
tetapi bunyi giring-giring yang selalu terdengar setiap kaki penari bergerak menjadi alat bantu dan menjadi media komunikasi para penari, karena para penari
sepatah pun tak boleh berdialog dialog dilakukan sang Dalang, dan tokoh Semar. Di samping itu, gungseng dipergunakan sebagai kode perubahan gerakan dalam
cerita, misalnya bunyi sreng panjang berarti aserek, dan bunyi kroncang- kroncang berarti para pemain sedang berjalan. Gungseng biasanya dikenakan oleh
para pemain yang berperan sebagai tokoh antagonis.
2.3 Fungsi dan Peranan Sosial Permainan Topeng
Pada awal permainan Topeng mempunyai Fungsi dan peranan sebagai sarana upacara keagamaan, dan diwujudkan dalam bentuk pemujaan roh nenek
moyang dengan harapan akan perlindungan dari segala pengaruh jahat. Hal ini masih banyak terdapat di pelosok-pelosok daerah dan penduduknya
masih dalam taraf kesederhanaan. Fungsi dan peranan tersebut sampai sekarangpun masih dilestarikan di
beberapa tempat, walaupun sudah banyak memudar karena perubahan tata dan pandangan hidup serta kemajuan zaman.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB III KESENIAN TOPENG DALANG
3.1 Bentuk Kesenian
Topeng Dalang adalah kesenian teather tradisional, lahir, tumbuh, dan berkembang di bumi masyarakat dari generasi ke generasi, berlangsung berabad-
abad lamanya, karena itu memiliki ciri-ciri yang klasik menurut ukuran setempat. Daerah Persebarannya luas, meliputi pulau Jawa, Madura, dan Bali. Pada
umumnya setiap daerah memiliki corak dan karakter sendiri yang khas yang membedakannya dari daerah lain, namun ciri-ciri umum yang sama masih dapat
kita kenali dengan mudah, karena kesenian tersebut mempunyai bentuk unik yang disebut kesenian Topeng Dalang.
Ciri-ciri umum itu adalah sebagai berikut: 1.
Gaya pementasan yang menggunakan gaya wayang. 2.
Seorang Dalang yang memimpin pertunjukan. 3.
Pemain yang mengenakan topeng. 4.
Tarian sebagai gerak laku para pemain kesenian Topeng. 5.
Bunyi gamelan sebagai unsur situasi dan suasana. 6.
Unsur panakawan yang selalu membawakan lelucon. 7.
Lakon yang mementaskan kisah Panji, Mahabarata dan Ramayana 8.
Waktu pertunjukan minimal 3 jam, maksimal semalam suntuk.
Universitas Sumatera Utara
7 Untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang kesenian Topeng Dalang
akan diuraikan sebagai berikut. 1.
Pementasan Pementasan menggunakan “wayang wong” karena sebenarnya unsur tersebut
merupakan perkembangan dari Topeng Dalang. 2.
Dalang Dalang adalah unsur yang diperlukan pada pementasan. Karena Dalang adalah
tokoh utama yang berperan sebagai pengatur laku, pengantar cerita, dan pembawa dialog dalam pertunjukan Topeng Dalang.
3. Topeng
Topeng merupakan unsur yang menunjukkan sebagai pelakunya, artinya: orang-orang yang mengenakan topeng.
4. Tari Tari merupakan unsur yang dilakukan para pelakunya dengan gerak yang
diiringi dengan gamelan. 5. Gamelan
Gamelan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan oleh unsur tari, karena gamelan berfungsi sebagai pengiring tari.
6. Panakawan
Panakawan adalah tokoh-tokoh yang dihadirkan untuk menyemarakkan pertunjukan.
7. Lakon Panji dan Pandhawa Mahabarata
Lakon ini sering ditampilkan karena sangat digemari oleh penonton topeng dalang.
Universitas Sumatera Utara
8 8.
Waktu pertunjukan Tidak ada ketentuan tentang waktu pertunjukan Topeng Dalang, bisa antara
tiga sampai empat jam, atau bahkan bisa sampai semalam suntuk.
3.2 Persiapan