Model Pengembangan Sistem Informasi 1

13 menggunakan sistem. Selain itu, analis sistem harus melakukan migrasi dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Hal ini meliputi perubahan data dari format yang lama ke format yang baru, pembuatan sistem basis data, memenuhi kebutuhan sistem.

2.1.4. Model Pengembangan Sistem Informasi 1

Prototype Menurut Kadir 2003 ”Prototype merupakan suatu model dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat di oleh pemakai”. Bagi sistem berskala kecil, prototyping dapat menggantikan siklus hidup pengembangan sistem, bagi sistem berskala besar atau sistem yang mempengaruhi unit organisasi yang besar, prototyping dipadukan dengan SDLC Leod, 2004. Prototype bukan merupakan software yang sesungguhnya. Teknik prototyping melibatkan suatu proses iterasi yang berfokus pada penyempurnaan prototype berdasarkan persyaratan yang diminta oleh pemakai. Kerja sama antara pemakai dan analis sistem serta uji coba prototype akan menghasilkan desain yang sempurna dan mempermudah pengembangan sistem Kadir, 2003. Dapat disimpulkan bahwa prototype adalah pengembangan sistem yang digunakan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat di serta kerjasama antara pemakai dan analisis sistem menghasilkan suatu desain yang sempurna dan mempermudah pengembangan sistem. 14 Gambar 2 Pengembangan Sistem Prototyping Jogiyanto, 2003 Menurut Lucas 2000 sasaran prototype adalah sebagai berikut: a. Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang kongkret dari usaha pengembangan sistem. b. Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai ke pengembang. c. Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan sedikit kesalahan. d. Meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem. e. Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisis dan desain sistem. 15 Kelebihan pengembangan sistem penggunaan prototyping, antara lain: 1. Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif. 2. Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi resiko pemakai tidak menggunakan sistem, mengingat keterlibatan pemakai sangat tinggi sehingga sistem memenuhi kebutuhan mereka lebih baik. 3. Mempersingkat waktu pengembangan. 4. Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototype, kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai. 5. Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan. 6. Menghemat biaya. Kelemahan penggunaan prototyping dalam pengembangan sistem, antara lain : a. Ketidaksadaran user bahwa ini hanya suatu model awal bukan model akhir. b. Pengembang kadang-kadang membuat implementasi yang sembarangan. c. Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada pengujian dan pembuatan prototype. d. Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat tidak lengkap dan bahkan sistem kurang teruji. e. Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototype, ada kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif. f. Apabila tidak terkelola dengan baik, prototype menjadi tidak pernah berakhir. 16 2 Waterfall Contoh pengembangan sistem Waterfall Model air terjun waterfall adalah suatu proses pembuatan sistem informasi secara terstruktur dan berurutan dimulai dari penentuan masalah, analisa kebutuhan, perancangan implementasi, integrasi, uji coba sistem, penempatan dan pemeliharaan Wahana, 2005. Gambar 3 Pengembangan Sistem Waterfall simbong mangiwa 2008 Pemodelan ini menyangkut aktivitas berikut: simbong mangiwa 2008 1. Rekayasa dan Pemodelan SistemInformasi SystemInformation Engineering and Modeling. Tahap ini juga kadang disebut dengan Project Definition. 2. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Software Requirements Analysis. Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan ke perangkat lunak. Hasilnya harus didokumentasikan dan di-review ke pelanggan. 17 3. Desain Design. Proses desain mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dimengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program. 4. Penulisan Program Coding. Desain tersebut diubah menjadi bentuk yang dimengerti mesin komputer, maka dilakukan langkah penulisan program. 5. Testing. Setelah kode program selesai dibuat dan program dapat berjalan selanjutnya testing dapat dimulai. Testing difokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal, dan mencari segala kemungkinan kesalahan. 6. SupportMaintenance. Perangkat lunak setelah diberikan kepada pelanggan akan dapat ditemui error ketika dijalankan di lingkungan pelanggan. Pemeliharaan ini dapat berpengaruh pada semua langkah yang dilakukan sebelumnya. Kelebihan dari pengembangan sistem waterfall adalah metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik. 18 Kekurangan dari pengembangan sistem waterfall sebagai berikut: 1. Pada kenyataannya jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi dapat menyebabkan masalah baru. 2. Sulit bagi pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan sacara eksplisit. 3. Pelanggan harus sabar karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai sedangkan pada tahap sebelum desain bisa membutuhkan waktu yang lama. 4. Kesalahan di awal tahap berakibat sangat fatal pada tahap berikutnya. 3 Spiral Model spiral adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara control dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Roger S Pressman, 2002 19 Gambar 4 Pengembangan Sistem Spiral simbong mangiwa 2008 Ada beberapa tahapan dalam pengembangan sistem spiral diantaranya: simbong mangiwa 2008. 1. Customer Communication: Komunikasi antara pengembang dengan pelanggan. 2. Planning: Penentuan tujuan, alternative, dan batasan. 3. Risk Analysis: Analisa alternatif dan identifikasi atau pemecahan resiko. 4. Engineering: Pengembangan level berikutnya dari produk. 5. Construction and Release: Testing, instalasi, dan menyediakan support termasuk dengan training pada user dan pembuatan dokumentasi. 6. Customer Evalution: Penilaian terhadap hasil engineering. 20 Kelebihan dari pengembangan sistem model spiral ini adalah pendekatan yang paling realistik untuk sistem skala besar. Metode ini menggunakan pendekatan evolusioner, sehingga pelanggan dan pengembang dapat mengerti dan bereaksi terhadap suatu resiko yang akan terjadi. Model ini membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar. Pada setiap fase evolusi bisa digunakan prototyping. simbong mangiwa 2008. Kekurangan dari pengembangan sistem model spiral ini akan sangat sulit untuk meyakinkan pelanggan besar, bahwa pendekatan evolusioner ini dapat diatur. Hal ini membutuhkan keahlian tersendiri. Selain itu, jika resiko utama tidak ditemukan, maka masalah bisa muncul kemudian. Sehingga membutuhkan kemampuan manajemen dan perkiraan resiko risk assessment yang cukup tinggi. simbong mangiwa 2008. 4 4 GT Istilah Fourth Generation Technique 4GT meliputi seperangkat peralatan software yang memungkinkan seorang developer software menerapkan beberapa karakteristik software pada tingkat yang tinggi, yang kemudian menghasilkan source code dan object code secara otomatis sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan developer. 21 Gambar 5 Pengembangan Sistem 4 GT Fourth Generation Tehnique Paradigm Keterangan daari gambar: 1. Model 4GT untuk software engineering dimulai dengan rangkaian pengumpulan kebutuhan. Idealnya, seorang customer menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam prototype. Tetapi ini tidak dapat dilakukan karena customer tidak yakin dengan apa yang diperlukan, tidak jelas dalam menetapkan fakta-fakta yang diketahui dan tidak dapat menentukan informasi yang diinginkan oleh peralatan 4GT. 2. Untuk aplikasi kecil adalah mungkin bergerak langsung dari langkah pengumpulan kebutuhan ke implementasi yang menggunakan bahasa non prosedur fourth generation generasi ke 4. Tetapi untuk proyek besar, pengembangan strategi desain sistem tetap diperlukan, sekalipun kita menggunakan 4GL. Penggunaan 4GT tanpa desain untuk proyek besar akan menyebabkan masalah yang sama yang ditemui dalam pengembangan software yang menggunakan pendekatan konvensional. 22 3. Implementasi yang menggunakan 4GL memungkinkan developer software menjelaskan hasil yang diinginkan yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk source code dan object code secara otomatis. 4. Langkah yang terakhir adalah mengubah implementasi 4GT ke dalam sebuah product. Selanjutnya developer harus melakukan pengetesan , pengembangan dokumentasi dan pelaksanaan semua aktifitas lainnya yang diwujudkan dalam model software engineering.

2.1.5. Flowchart