21
3.5.1. Sampel 3.5.1.1. Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara
sampling purposive
yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana pengambilan
sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian Nawawi, 2003. 3.5.1.2. Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan oleh Bagian Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor.Hasil identifikasi sampel yaitu kangkung
Ipomoea aquatica
Forssk..
3.5.2. Penyiapan Sampel
Sampel yang digunakan adalah kangkung yang ditanam di kawasan air panas Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Daulu Kabupaten Karo,
Provinsi Sumatera Utara.Sampel sebanyak ± 100 gram, dicuci bersih kemudian dipotong kecil-kecil, ditiriskan dan dihaluskan dengan blender.
3.5.3. Proses Destruksi
Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak ± 7 g dalam krus porselen, diarangkan di atas
hot plate
. Lalu diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100ºC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan hingga
suhu 600ºC dengan interval 25ºC setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 48 jam dihitung saat suhu sudah 600ºC, lalu setelah suhu tanur ±
27ºC, krus porselen dikeluarkan dan dibiarkan hingga dingin pada deksikator. Abu ditambahkan 5 ml HNO
3
1:1, kemudian diuapkan pada
hot plate
sampai kering. Krus porselen dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100ºC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan
Universitas Sumatera Utara
22 hingga suhu 600ºC dengan interval 25ºC setiap 5 menit. Pengabuan
dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dinginpada desikator Isaac, 1988.
Flowsheet
dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.5.4. Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi dilarutkan dalam 5 ml HNO
3
1:1, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan diencerkan dengan aqua
demineralisata hingga garis tanda Isaac, 1988. Larutan disaring dengan kertas saring Whatman No. 42 dan 5 ml filtrat pertama dibuang untuk
menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat selanjutnya ditampung dalam
botol. Filtrat ini digunakan sebagai larutan sampel untuk analisis kuantitatif. 3.6. Analisa Kuantitatif
3.6.1. Analisa Kuantitatif Besi, Seng, Tembaga dan Mangan