informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.
Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis berpedoman dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan dengan
menggunakan Accountant Attitude Scale AAS yang dikembangkan oleh Nelson dari aspekdimensi:
a. Akuntan Sebagai Profesi. Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena
anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karena itu diperlukan pihak
independen yang dapat menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada.
b. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu. Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses
penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan
.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam
konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat. Asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan persepsi-persepsi yang dipengaruhi oleh asumsi-asumsi
yang didasarkan pada pengalaman masa lalu.
Faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain harapan pengalaman masa lalu, dan keadaan psikologis yang mana menciptakan kumpulan perseptual. Selain
hal tersebut masih ada beberapa hal yang mempengaruhi persepsi, yaitu:
a. Yang paling berpengaruh terhadap persepsi adalah perhatian, karena perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus
menjadi menonjol dalam kesadaran, pada saat stimulus lainya melemah. Dalam stimulus mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain
intensitas dan pengulangan. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia
dipengaruhi oleh karateristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan, pengalaman, harapan dan
kepribadian. b. Stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu. Stimulus yang
dimaksud mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya.
c. Faktor situasi dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana dan lain-lain.
Dijelaskan oleh Robbins 2002 bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi, yaitu:
1. Pelaku persepsi perceiver
2. Objek atau yang dipersepsikan
3. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut. Persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai
keadaan internal orang itu Robbins, 2002.
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan
individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya
lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu.
Dalam Jalaludin Rahmat2000:55 faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai
faktor-faktor personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem saraf
individu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti
faktor-faktor yang terpisah tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Tertarik tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor eksternal
1 Gerakan, seperti organisme lain, bahwa manusia secara visual tertarik pada obyek-obyek yang bergerak. Contohnya kita senang melihat
huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan.
2 Intensitas stimuli, dimana kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain.
3 Kebaruan, bahwa hal-hal baru, yang luar biasa, yang berbeda akan lebih menarik perhatian.
4 Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian. Perulangan juga mengandung
unsur sugesti yang mempengaruhi bawah sadar kita.
b. Faktor internal
1 Kebiasaan, kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau
kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas. 2 Minat, suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri
atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan- keinginan atau kebutuhannya sendiri.
3 Emosi, sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi, walaupun emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itu
sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi akan mengakibatkan stress, yang menyebabkan sulit berpikir efisien.
4 Keadaan biologis, misalnya keadaan lapar, maka seluruh pikiran didominasi oleh makanan. Sedangkan bagi orang yang kenyang akan
menaruh perhatian pada hal-hal lain. Kebutuhan biologis menyebabkan persepsi yang berbeda.
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor
pemersepsi perceiver, obyek yang dipersepsi dan konteks situasi dimana persepsi dilakukan.
2.1.3 Jenis-jenis persepsi