r = 2.667 r = 3
Model linier dari rancangan yang digunakan adalah :
Yijk = µ + αi +βj + Σij
Dimana : Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
µ = Nilai tengah umum αi = Pengaruh perlakuan ke-i
βj = pengaruh kelompok ke-j Σij = galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j
Bangun, 1990. Jumlah perlakuan
= 10 perlakuan Jumlah ulangan
= 3 ulangan Jumlah polibag per perlakuan
= 5 polibag Jumlah tanaman per polibag
= 1 tanaman Jumlah seluruh perlakuan
= 30 perlakuan Jumlah tanaman seluruhnya
= 150 tanaman Jarak antar perlakuan
= 50 cm Jarak antar polibag
= 20 x 20 cm
3. Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Benih
Benih markisa diambil dari buah markisa pilihan. Buah dibelah dan diambil biji-bijinya. Biji bersama lendirnya ditampung dalam wadah kemudian
Universitas Sumatera Utara
dibersihkan dengan cara dicampur dengan abu dapur sambil diremas-remas dan dicuci dengan air bersih. Biji yang sudah bersih dikering-anginkan ditempat yang
teduh selama beberapa hari agar kadar air dalam biji berkisar antara 12 - 14
Rukmana, 2003.
Persiapan Tempat Penyemaian
Tempat penyemaian benih markisa berupa kotak kayu dengan ukuran lebar 100 cm, tinggi 10 cm dan panjangnya disesuaikan dengan lokasi dan kebutuhan
bibit. Kotak semai tersebut diisi dengan medium semai yang berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Tempat
persemaian berada pada tempat yang teduh Silalahi,dkk., 2005.
Penyemaian
Benih yang sudah dipersiapkan dapat langsung disemai pada tempat penyemaian yang telah disediakan. Setelah berumur 2-3 minggu dipersemaian
atau sudah berdaun dua dengan tinggi ± 5 cm, bibit dapat dipindahkan ke media tanam Barus dan Syukri, 2008.
Persiapan Media Tanam
Tanah top soil dan pupuk kandang yang akan digunakan 3:1 diayak terlebih dahulu. Media campuran tersebut disterilkan dengan menggunakan uap
panas untuk membunuh mikroorganisme pada media tanam. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan drum pengkukus pada suhu 120
º
C dan tekanan 1,2 atm selama ± 1 jam. Media yang telah dipanaskan dikeluarkan dari kukusan, lalu
dikering-anginkan di atas plastik di ruangan tertutup sampai dingin.
Universitas Sumatera Utara
Pengaplikasian T. harzianum Rifai
Sebelum tanah yang telah disterilkan dimasukkan ke dalam polibag, terlebih dahulu dicampur dengan T. harzianum sesuai dengan perlakuan. Setelah
itu, tanah tersebut dimasukkan ke dalam polibag ukuran 18 x 16 cm masing- masing 1,5 kg. Polibag-polibag yang telah diisi tanah tersebut kemudian disusun
rapi.
Penanaman
Bibit markisa yang telah disemai ditanam ke dalam polibag dengan menggunakan tugal kecil. Bibit ditanam 1 bibitpolibag, dilakukan pada sore hari.
Jarak antar polibag adalah 20 x 20 cm, jarak antar perlakuan 50 cm.
Inokulasi F.oxysporum f.sp. passiflora
Biakan dari F.oxysporum f.sp. passiflora diberi aquades steril sebanyak
10 ml, kemudian miselium dari media PDA dikikis dengan menggunakan jarum ose sehingga bagian permukaan atas dari media terlepas. Lalu dishaker selama 15
menit dengan kecepatan 100-150 rpm agar media tercampur dengan larutan air. Setelah itu, suspensi disaring dengan kertas saring. Suspensi diambil 1 ml dan
diteteskan di atas Haemocytometer dengan menggunakan pipet tetes. Dibiarkan ruangan Haemocytometer dipenuhi oleh suspensi jamur. Setelah merata dihitung
jumlah konidia pada setiap kotak contoh yang berisi 16 kotak kecil, lalu dihitung kerapatan jamur. Kemudian suspensi tersebut diencerkan sehingga diperoleh
konidia yang diinginkan yaitu 10
6
konidialiter air.
Universitas Sumatera Utara
Suspensi tersebut diambil sebanyak 10 ml dan dicampurkan dengan 1 liter air, sehingga diperoleh konsentrasi yang siap diaplikasikan yaitu 10 ml suspensi
F. oxysporumliter air. Inokulasi F. oxysporum dilakukan dengan cara dituang merata ke sekeliling pangkal batang.
Sebelum F. oxysporum di inokulasikan, terlebih dahulu ujung akar tanaman dilukai karena F. oxysporum akan lebih cepat menginfeksi jika ada
pelukaan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman markisa meliputi aktifitas penyiraman dilakukan 2 kali sehari, penyiangan gulma, dan pemupukan Barus dan Syukri, 2008.
Peubah Amatan
1. Uji antagonisme in vitro