Pengaruh Kompos terhadap Intensitas Serangan F. oxysporum

Dengan demikian dosis yang efektif untuk menekan F. oxysporum pada pembibitan markisa adalah 62,5 gr.

2. Pengaruh Kompos terhadap Intensitas Serangan F. oxysporum

Hasil analisis ragam menunjukkan tingkat penghambatan antara kompos ayam dan kompos sapi berbeda nyata. Uji beda rataan dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Uji Rataan Intensitas Serangan Faktor T. harzianum Perlakuan Intensitas Serangan KA 20,94 a KS 18,08 b Keterangan: Nilai rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama yang tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak berganda Duncan Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya antagonisme T. harzianum terhadap F. oxysporum dipengaruhi oleh bahan organik. Penghambatan F. oxysporum tertinggi terdapat pada kompos sapi yaitu 20,94 dan terendah terdapat pada kompos ayam yaitu 18,08. Hal ini disebabkan karena kedua bahan organik tersebut memberikan pengaruh yang berbeda terhadap mikroorganisme tanah karena memiliki kandungan hara yang berbeda. Kompos sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syafrudin dan winarsih 2001, bahwa jamur dalam pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan selulosa sebagai sumber karbon dan energi. Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Histogram hubungan Faktor Kompos terhadap Intensitas Serangan pada 63 hsa Pada gambar 10, dapat dilihat bahwa intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan kompos sapi sedangkan intensitas tertinggi terdapat pada perlakuan kompos ayam. Untuk itu, bahan organik yang lebih efektif untuk menghambat pertumbuhan F. oxysporum adalah kompos sapi. 3. Pengaruh Kombinasi Penggunaan T. harzianum dengan Kompos terhadap Intensitas Serangan F. oxysporum Hasil analisa sidik ragam terlihat bahwa pengaruh penggunaan agen hayati T. harzianum dengan media kompos pada tanaman markisa asam di pembibitan pada umur 63 hsa berbeda tidak nyata terhadap persentase serangan F. oxysporum, namun pada umur 59 dan 63 hsa menunjukkan adanya pengaruh interaksi kombinasi perlakuan. Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Kombinasi Penggunaan T. harzianum dengan Kompos T x K terhadap Intensitas Serangan F. oxysporum Perlakuan Intensitas Serangan T0KA 10,02a T0KS 10,02a T1KA 10,02a T1KS 9,95a T2KA 6,04b T2KS 5,36b T3KA 4,68b T3KS 3,76c T4KA 3,45c T4KS 1,72d Keterangan: Nilai rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama yang tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak berganda Duncan Dari tabel 8 terlihat bahwa perlakuan pemberian dosis T. harzianum di media jagung sebanyak 25 g1,5 Kg tanah dengan media kompos ayam dan sapi TKA dan T1KS berbeda tidak nyata terhadap kontrol TOKA dan TOKS dimana intensitas serangannya yaitu 10,2 sedangkan perlakuan terendah terdapat pada perlakuan T4KS yaitu 1,72 . Hasil penelitian untuk kombinasi tingkat dosis T. harzianum dengan kompos ayam dan sapi dalam menghambat penyakit layu F. oxysporum didapat bahwa perlakuan T4KA berbeda sangat nyata terhadap perlakuan T4KS. Dimana intensitas serangan perlakuan T4KA yaitu 3,45 sedangkan perlakuan T4KS yaitu 1,72. Dalam hal ini, kompos sapi dapat menurunkan intensitas serangan F.oxysporum lebih tinggi daripada perlakuan kompos ayam. Universitas Sumatera Utara Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Histogram hubungan Faktor T. harzianum dan Kompos T x K terhadap Intensitas Serangan pada 63 hsa Dari hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan yang paling efektif dalam menghambat intensitas serangan F. oxysporum selama masa tanam markisa asam adalah T4KS 62,5 gr. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Perlakuan Trichoderma harzianum mampu menurunkan serangan F. oxysporum hingga 70,03 - 92,83. 2. Persentase serangan tertinggi terdapat pada kontrol T0 yaitu 30,07 dan dan terendah pada perlakuan T4KS 62.5 gr yaitu 1,98. 3. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada kontrol yaitu 10,02 dan terendah pada perlakuan T4KS yaitu 1,72. 4. Kombinasi perlakuan yang efektif untuk menghambat infeksi F. oxysporum pada pembibitan markisa adalah 62,5 gr dengan kompos sapi. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan di lapangan karena faktor lingkungan nya lebih kompleks. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Agrios, G. N., 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi Ketiga. Terjemahan M. Busnia. UGM-Press, Yogyakarta. Anonimous, 2009. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tomat. http:ditlin.hortikultura.deptan.go.id . Diakses tanggal 22 Desember 2009 Bangun, M. K., 1990. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Barus, A., dan Syukri, 2008. Agroekoteknologi Tanaman Buah-buahan. USU Press, Medan. Buletin Teknopro Hortikultura, 2004. Teknologi Pengolahan Markisa. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian. http:agribisnis.deptan.go.id. Diakses 22 Desember 2009. Cahyono, B. H., 2008. Layu Fusarium dan layu Verticilium pada Tomat Fusarium oxysporum f. sp. lycopersici, Verticillium spp. http:jhiagoek.blogspot.com200812layu-fusarium-dan-layu verticilium pada.html. Diakses 22 Desember 2009. Dinas Pertanian, 2010.Kompos. Diakses dari http:www.sinartani.com . Diakses tanggal 14 Agustus 2010 Gandjar, dkk, 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum.Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Gilman, J. C., 1971. A Manual of Soil Fungy. The Lowa State University Press. USA. Juanda, I. F., 2009. Potensi Rhizobakteria sebagai Agen Biofungisida untuk Pengendalian Jamur Fitopatogen Fusarium sp. Jurusan Pendidikan Biologi Program studi Biologi Non Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia UPI Regional Sales Office RSO: Bandung- Jawa Barat. Khairul, U., 2001. Pemanfaatan Bioteknologi untuk Meningkatkan Produksi Pertanian. Dalam Makalah Falsafah Sains PPs 702 Program Pasca Sarjana S3Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2001. Lucas, G. B., C. L. Campbell and L T. Lucas, 1985. Introduction to Plant Diseases. An Avi Book-Van Nostrand Reinhold, New York. Universitas Sumatera Utara Moekasan, T.K., L. Prabaningrum, dan Meitha L., 2000. Penerapan PHT pada Sistemn Tanaman Tumpang Gilir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura . Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Pinem, M. I., 2001. Peran Agens Antagonis dalam Pengendalian Hayati. Dalam Pelatihan Agens Hayati untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman OPT Perkebunan Kakao. Medan, 20-25 Agustus 2001. Plantus, 2008. Aspek Pemasaran budidaya Markisa. http:anekaplanta.com 20080123aspek-pemasaran-budidaya-markisa. Diakses 22 Desember 2009. Prabowo, A.E., N. Prihatiningsih dan L. Soesanto, 2006. Potensi Trhicoderma harzianum dalam Mengendalikan Sembilan Isolat Fusarium oxysporum Schlecht. F. sp. Zingiberi Trujillo pada Kencur. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 82.Hal. 76-84. Rukmana, H. R., 2003. Usaha Tani Markisa. Kanisius, Yogyakarta. Saragih, Y.S., F.H., Silalahi dan A. E., Marpaung, 2006. Uji Resistensi beberapa Kultivar Markisa Asam terhadap Penyakit Layu Fusarium. Jurnal Hortikultura 16. Hal: 321-326. Saragih, Y.S., dan F. H., Silalahi, 2006. Isolasi dan Identifikasi Spesies Fusarium Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Markisa Asam. Jurnal Hortikultura 16. Hal. 336-344. Semangun, H., 1998. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. UGM Press, Yogyakarta. ________, 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikulturan di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta. Sihombing, M., 2005. Markisa berpotensi meraup keuntungan. http:www.bisnis.comservletpage?. Diakses 22 Desember 2009. Silalahi, F. H., Y., Saragih, A., Marpaung, R., Hutabarat, Karsinah, dan S. R., Purba, 2005. Markisa Asam. Balai Penelitian Tanaman Buah Kebun Percobaan Tanaman Buah, Berastagi Singh, R. S., 1998. Plant Diseases. Seventh edition. Oxford IBH Publishing Co. PVT. LTD. New Delhi. Hal. 640. Soesanto, L., 2008. Pengantar Pengendalian hayati Penyakit Tanaman Suplemen ke Gulma dan nematode. Rajawali-Press, Jakarta. Hal.292- 299. Universitas Sumatera Utara Soesanto, L., Rokhlani, dan N., Prihatiningsih, 2008. Penekanan beberapa Mikroorganisme Antagonis trehadap Penyakit LAyu Fusarium Gladiol. Jurnal Agrivita.301. Hal.75-89. Suara Merdeka, 2002. Trichoderma harzianum Biofungisida yang Ramah Ligkungan . www.suaramerdeka.com : 25 Maret 2002. Diakses 22 Desember 2009. Supriadi, 2006. Analisis Risiko Agens Hayati untuk Penegendalian Patogen pada Tanaman. Jurnal Litbang Pertanian. 253 . Hal. 75-80. Sutanto, R . 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius, Yoyakarta. Syahnen, 2006 . Prosedur Operasi StandarStandard Operasional Procedure SOP Perbanyakan Jamur Trichoderma. Balai Pengembangan proteksi Tanaman Perkebunan, Sumatera Utara-Medan. Varela, A.M., and A. Seif, 2004. A Guide to IPM and Hygiene Standards in Okra Production in Kenya. ICIPE. Kenya . http:www.infonet- biovision.orgdefaultct199crops. Diakses 22 Desember 2009. Waitlem, 2001. Budidaya Markisa manis. Adicita Karya Nusa, Jakarta. Winarsih, S., dan Syafrudin, 2001. Pengaruh Pemberian Trichodema viridae dan Sekam Padi terhadap Penyakit Rebah Kecambah di Persemaian Cabai. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanan. 3 1. Hal: 49-55. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Wiyono, S., 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit. Dalam makalah Keanekaragaman Hayati Ditengah Tantangan masa Depan Indonesia. Jakarta, 28 Juni 2007. Yuwono, T., 2008. Bioteknologi Pertanian. UGM-Press, Yogyakarta. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Ilustrasi Bagan Penelitian U Keterangan: S T = Kontrol T 1 = Trichoderma harzianum dalam media jagung sebanyak 25 gr1,5 kg tanah T 2 = Trichoderma harzianum dalam media jagung sebanyak 37.5 gr1,5 kg tanah T 3 = Trichoderma harzianum dalam media jagung sebanyak 50 gr1,5 kg tanah T 4 = Trichoderma harzianum dalam media jagung sebanyak 62.5 gr1,5 kg tanah K A = Kompos Ayam K S = Kompos sapi Jumlah perlakuan = 10 perlakuan Jumlah ulangan = 3 ulangan Jumlah perlakuan seluruhnya = 30 perlakuan Jumlah polibag per perlakuan = 5 polibag Jumlah tanaman seluruhnya = 150 tanaman Jarak antar perlakuan = 50 cm Jarak antar polibag = 20 x 20 cm T 4 K A U1 T K A U3 T K S U3 T 1 K A U1 T 3 K S U2 T 2 K S U3 T 1 K S U3 T 4 K S U1 T 1 K S U1 T 3 K S U1 T K S U2 T 3 K A U2 T K S U3 T K A U1 T 1 K S U1 T 2 K A U1 T 2 K S U1 T 3 K S U3 T 4 K A U2 T 4 K S U2 T 1 K A U3 T 2 K A U2 T 3 K A U3 T K A U2 T 1 K A U2 T 4 K S U2 T 4 K A U3 T 2 K S U2 T 2 K A U3 T 3 K A U1 Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Bagan Penelitian Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Persentase Zona Penghambat Pertumbuhan F. oxysporum 2Hsi Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0 25,10 26,57 35,67 87,34 29,11 T1 26,57 26,57 39,23 92,36 30,79 T2 26,57 39,23 30,00 95,80 31,93 Total 78,23 92,36 104,90 275,50 Rataan 26,08 30,79 34,97 30,61 Analisis Sidik ragam Sumber db JK KT F.hit F.0.05 F.0.01 Perlakuan 2 2204,17 1102,09 25,598 4,46 8,65 Error 6 258,32 43,05 Total 8 2462,49 307,8115 FK 6241 Ket: tn :Tidak nyata : Nyata : Sangat nyata Uji Jarak Duncan Sy = 3,79 P 2 3 4 SSR 0.01 5,24 5,51 5,65 LSR 0.01 19,85 20,87 21,40 Perlakuan T0 T1 T2 Rataan 29,11 30,79 31,93 A .B Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Persentase Zona Penghambat Pertumbuhan F. oxysforum 3 Hsi Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0 25,47 26,85 36,15 88,48 29,49 T1 24,12 27,97 30,00 82,09 27,36 T2 30,00 26,57 27,97 84,54 28,18 Total 79,60 81,39 94,12 255,11 Rataan 26,53 27,13 31,37 28,35 Analisis Sidik ragam Sumber db JK KT F.hit F.0.05 F.0.01 Perlakuan 1 -1793,25 -1793,25 5,137 4,46 8,65 Error 4 47,99 12,00 Total 5 -1745,26 -349,052 FK 4642,15 Ket: tn :Tidak nyata : Nyata : Sangat nyata Uji Jarak Duncan Sy = 2,00 P 2 3 4 SSR 0.01 5,24 5,51 5,65 LSR 0.01 10,48 11,02 11,30 Perlakuan T0 T1 T2 Rataan 29,49 27,36 28,18 A .B Universitas Sumatera Utara Lampiran 5. Persentase Zona Penghambat Pertumbuhan F. oxysforum 4 Hsi Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0 25,99 27,27 36,28 89,54 29,85 T1 25,47 23,58 27,97 77,03 25,68 T2 22,46 26,57 24,12 73,15 24,38 Total 73,93 77,42 88,37 239,71 Rataan 24,64 25,81 29,46 26,63 Analisis Sidik ragam Sumber db JK KT F.hit F.0.05 F.0.01 Perlakuan 1 -1780,09 -1780,09 5,094 4,46 8,65 Error 4 32,99 8,25 Total 5 -1747,11 -349,421 FK 3721,41 Ket: tn :Tidak nyata : Nyata : Sangat nyata Uji Jarak Duncan Sy = 1,66 P 2 3 4 SSR 0.01 5,24 5,51 5,65 LSR 0.01 8,69 9,14 9,37 Perlakuan T0 T1 T2 Rataan 29,85 25,68 24,38 A .B Universitas Sumatera Utara Lampiran 6. Data Persentase Serangan F. oxysporum pada umur 10 HSA Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 20 20,00 6,67 T1KA 0,00 0,00 T2KA 0,00 0,00 T3KA 0,00 0,00 T4KA 0,00 0,00 T0KS 20 20,00 6,67 T1KS 0,00 0,00 T2KS 0,00 0,00 T3KS 0,00 0,00 T4KS 0,00 0,00 Total 20,00 0,00 20,00 40,00 Rataan 2,00 0,00 2,00 1,33 Transformasi Data Arc Sin √ x+0,5 Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 4,53 0,71 0,71 5,94 1,98 T1KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T0KS 0,71 0,71 4,53 5,94 1,98 T1KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 Total 10,89 7,07 10,89 28,85 Rataan 1,09 0,71 1,09 0,96 Tabel Dwi Kasta Kompos Trichoderma Total Rataan T0 T1 T2 T3 T4 KA 5,94 2,12 2,12 2,12 2,12 14,43 2,89 KS 5,94 2,12 2,12 2,12 2,12 14,43 2,89 Total 11,88 4,24 4,24 4,24 4,24 28,85 Rataan 5,94 2,12 2,12 2,12 2,12 2,89 Universitas Sumatera Utara Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F.05 F. 01 Perlakuan 9 7,79 Trichoderma 4 7,79 1,95 2,00 tn 2,67 4,43 Kompos 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,35 3,10 T X K 4 0,00 0,00 0,00 tn 2,67 4,33 Error 20 19,46 0,97 Total 29 27,25 FK = 27,75 KK = 1,03 Ket : tn = tidak nyata = nyata = sangat nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 7. Data Persentase Serangan F. oxysporum pada umur 14 HSA Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 40 20 20 80,00 26,67 T1KA 0,00 0,00 T2KA 0,00 0,00 T3KA 0,00 0,00 T4KA 0,00 0,00 T0KS 20 40 60,00 20,00 T1KS 0,00 0,00 T2KS 0,00 0,00 T3KS 0,00 0,00 T4KS 0,00 0,00 Total 60 20 60 140,00 Rataan 6,00 2,00 6,00 4,67 Transformasi Data Arc Sin √ x+0,5 Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 6,36 4,53 4,53 15,42 5,14 T1KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T0KS 4,53 0,71 6,36 11,60 3,87 T1KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 Total 16,55 10,89 16,55 43,99 Rataan 1,65 1,09 1,65 1,47 Tabel Dwi Kasta Kompos Trichoderma Total Rataan T0 T1 T2 T3 T4 KA 15,42 2,12 2,12 2,12 2,12 23,90 4,78 KS 11,60 2,12 2,12 2,12 2,12 20,08 4,02 Total 27,02 4,24 4,24 4,24 4,24 43,99 Rataan 13,51 2,12 2,12 2,12 2,12 4,40 Universitas Sumatera Utara Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F.05

F.01

Perlakuan 9 71,60 Trichoderma 4 69,16 17,29 18,29 2,67 4,43 Kompos 1 0,49 0,49 0,51 tn 4,35 3,10 T X K 4 1,95 0,49 0,51 tn 2,67 4,33 Error 20 18,90 0,95 Total 29 90,50 FK = 64,50 KK = 0,66 Ket : tn = tidak nyata = nyata = sangat nyata Uji Jarak Duncan Faktor T Sy 0,40 P 2 3 4 5 6 SSR 0,01 4,02 4,22 4,33 4,40 4,47 LSR 0,01 1,60 1,67 1,72 1,75 1,77 Perlakuan T4 T3 T2 T1 T0 Rataan 2,12 2,12 2,12 2,12 13,51 ·A B Universitas Sumatera Utara Lampiran 8. Data Persentase Serangan F. oxysporum pada umur 17 HSA Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 40 20 40 100,00 33,33 T1KA 0,00 0,00 T2KA 0,00 0,00 T3KA 0,00 0,00 T4KA 0,00 0,00 T0KS 40 40 40 120,00 40,00 T1KS 0,00 0,00 T2KS 0,00 0,00 T3KS 0,00 0,00 T4KS 0,00 0,00 Total 80,00 60,00 80,00 220,00 Rataan 8,00 6,00 8,00 7,33 Transformasi Data Arc Sin √ x+0,5 Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 6,36 4,53 6,36 17,26 5,75 T1KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T0KS 6,36 6,36 6,36 19,09 6,36 T1KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 Total 18,38 16,55 18,38 53,32 Rataan 1,84 1,65 1,84 1,78 Tabel Dwi Kasta Kompos Trichoderma Total Rataan T0 T1 T2 T3 T4 KA 17,26 2,12 2,12 2,12 2,12 25,74 5,15 KS 19,09 2,12 2,12 2,12 2,12 27,58 5,52 Total 36,35 4,24 4,24 4,24 4,24 53,32 Rataan 18,17 2,12 2,12 2,12 2,12 5,33 Universitas Sumatera Utara Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F.05 F. 01 Perlakuan 9 137,99 Trichoderma 4 137,43 34,36 305,68 2,67 4,43 Kompos 1 0,11 0,11 1,00 tn 4,35 3,10 T X K 4 0,45 0,11 1,00 tn 2,67 4,33 Error 20 2,25 0,11 Total 29 140,24 FK = 94,76 KK = 0,19 Ket : tn = tidak nyata = nyata = sangat nyata Uji Jarak Duncan Faktor T Sy 0,14 P 2 3 4 5 6 SSR 0,01 4,02 4,22 4,33 4,40 4,47 LSR 0,01 0,55 0,58 0,59 0,60 0,61 Perlakuan T4 T3 T2 T1 T0 Rataan 2,12 2,12 2,12 2,12 18,17 ·A B Universitas Sumatera Utara Lampiran 9. Data Persentase Serangan F. oxysporum pada umur 21 HSA Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 60 40 40 140,00 46,67 T1KA 0,00 0,00 T2KA 0,00 0,00 T3KA 0,00 0,00 T4KA 0,00 0,00 T0KS 40 60 60 160,00 53,33 T1KS 0,00 0,00 T2KS 0,00 0,00 T3KS 0,00 0,00 T4KS 0,00 0,00 Total 100,00 100,00 100,00 300,00 Rataan 10,00 10,00 10,00 10,00 Transformasi Data Arc Sin Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 7,78 6,36 6,36 20,51 6,84 T1KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T0KS 6,36 7,78 7,78 21,92 7,31 T1KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KS 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 Total 19,80 19,80 19,80 59,40 Rataan 1,98 1,98 1,98 1,98 Tabel Dwi Kasta Kompos Trichoderma Total Rataan T0 T1 T2 T3 T4 KA 20,51 2,12 2,12 2,12 2,12 28,99 5,80 KS 21,92 2,12 2,12 2,12 2,12 30,41 6,08 Total 42,43 4,24 4,24 4,24 4,24 59,40 Rataan 21,21 2,12 2,12 2,12 2,12 5,94 Universitas Sumatera Utara Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F.05 F. 01 Perlakuan 9 194,73 Trichoderma 4 194,40 48,60 364,50 2,67 4,43 Kompos 1 0,07 0,07 0,50 tn 4,35 3,10 T X K 4 0,27 0,07 0,50 tn 2,67 4,33 Error 20 2,67 0,13 Total 29 197,40 FK = 117,60 KK = 0,18 Ket : tn = tidak nyata = nyata = sangat nyata Uji Jarak Duncan Faktor T Sy 0,15 P 2 3 4 5 6 SSR 0,01 4,02 4,22 4,33 4,40 4,47 LSR 0,01 0,60 0,63 0,65 0,66 0,67 Perlakuan T4 T3 T2 T1 T0 Rataan 2,12 2,12 2,12 2,12 21,21 ·A B Universitas Sumatera Utara Lampiran 10. Data Persentase Serangan F. oxysporum pada umur 24 HSA Perlakuan Ulangan Total Ratan I II III T0KA 60 60 40 160,00 53,33 T1KA 0,00 0,00 T2KA 0,00 0,00 T3KA 0,00 0,00 T4KA 0,00 0,00 T0KS 40 60 80 180,00 60,00 T1KS 0,00 0,00 T2KS 0,00 0,00 T3KS 0,00 0,00 T4KS 0,00 0,00 Total 100,00 120,00 120,00 340,00 Rataan 10,00 12,00 12,00 11,33 Transformasi Data Arc Sin √ x+0,5 Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III T0KA 7,78 7,78 6,36 21,92 7,31 T1KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T2KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T3KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T4KA 0,71 0,71 0,71 2,12 0,71 T0KS 6,36 7,78 8,97 23,11 7,70 T1KS 0,71 0,71 0,71 2,13 0,71 T2KS 0,71 0,71 0,71 2,13 0,71 T3KS 0,71 0,71 0,71 2,13 0,71 T4KS 0,71 0,71 0,71 2,13 0,71 Total 19,81 21,22 21,00 62,04 Rataan 1,98 2,12 2,10 2,07 Tabel Dwi Kasta Kompos Trichoderma Total Rataan T0 T1 T2 T3 T4 KA 21,92 2,12 2,12 2,12 2,12 30,41 6,08 KS 23,11 2,13 2,13 2,13 2,13 31,63 6,33 Total 45,03 4,25 4,25 4,25 4,25 62,04 Rataan 22,52 2,13 2,13 2,13 2,13 6,20 Universitas Sumatera Utara Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F.05

F. 01

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Pengelompokan Isolat Fusarium oxysporum f.sp.cubense Dari Beberapa Jenis Pisang (Musa spp.) Serta Uji Antagonisme Fusarium oxyspomm Non Patogenik Dan Trichoderma koningii Di Laboratorium

0 30 85

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Pengaruh Kerapatan Trichoderma Harzianum Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum Schlecht. F.Sp. Cepae (Hanz.) Snyd. Et Hans.)Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

5 50 71

Penggunaan Jamur Antagonis Gliocladium virens Miller untuk Menghambat Pertumbuhan Penyakit Fusarium oxysporum f. sp. passiflora pada Pembibitan Markisa di Rumah Kassa

5 48 107

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95

Kemampuan Kompos Plus dalam Menekan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici) pada Tanaman Tomat

0 0 6