Uji antagonisme in vitro Uji antagonisme in plant

Suspensi tersebut diambil sebanyak 10 ml dan dicampurkan dengan 1 liter air, sehingga diperoleh konsentrasi yang siap diaplikasikan yaitu 10 ml suspensi F. oxysporumliter air. Inokulasi F. oxysporum dilakukan dengan cara dituang merata ke sekeliling pangkal batang. Sebelum F. oxysporum di inokulasikan, terlebih dahulu ujung akar tanaman dilukai karena F. oxysporum akan lebih cepat menginfeksi jika ada pelukaan. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman markisa meliputi aktifitas penyiraman dilakukan 2 kali sehari, penyiangan gulma, dan pemupukan Barus dan Syukri, 2008. Peubah Amatan

1. Uji antagonisme in vitro

 Persentase Zona Penghambat Pertumbuhan F. oxysporum Pengamatan persentase zona penghambat pertumbuhan ini dilakukan setiap hari selama 3 hari. Persentase zona penghambat pertumbuhan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan: P = Persentase zona penghambat r 1 = jari-jari pertumbuhan F.oxysporum yang menjauhi T. harzianum r 2 = jari-jari pertumbuhan F.oxysporum yang mendekati T. harzianum Universitas Sumatera Utara

2. Uji antagonisme in plant

 Persentase Serangan F. oxysporum f.sp. passiflora Pengamatan terhadap persentase serangan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari sampai tanaman berumur 63 hari setelah tanam. Pengamatan dilakukan dua kali seminggu, yaitu dengan menghitung jumlah tanaman yang layu pada setiap perlakuan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a PS = x 100 N Dimana, PS = persentase serangan a = Jumlah tanaman yang terserangperlakuan N = Jumlah tanamanperlakuan Moekasan, dkk, 2000.  Intensitas Serangan F. oxysporum f.sp. passiflora Pengamatan dilakukan sekali saja dengan menghitung tingginya tingkat kerusakan pangkal batang, yaitu pada umur 63 hari setelah tanam. Caranya adalah dengan membongkar tanaman, kemudian akar tanaman dibersihkan dengan alkohol dan digunting bulu-bulu akar. Kemudian diukur tinggi tanaman, dan dihitung panjang serangan mulai dari ujung akar hingga batas akhir serangan. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: nxv IS = ∑ x 100 N x Z Universitas Sumatera Utara Keterangan: IS = Intensitas serangan n = Tingkat kerusakan pada pangkal batang v = Nilai skala dari tiap kategori kerusakan Z = Nilai tertinggi kategori kerusakan N = Jumlah tanaman Skala parameter pengamatan sebagai berikut : Skor 0 = Tidak terdapat gejala serangan. Skor 1 = 1 - ≤ 25 panjang batang yang terserang Skor 2 = 25 - ≤ 50 panjang batang yang terserang Skor 3 = 50 - ≤ 75 panjang batang yang terserang Skor 4 = 75 - ≤ 100 panjang batang yang terserang Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Uji Antagonisme In Vitro Hasil analisis ragam menunjukkan tingkat penghambatan antara jamur T. harzianum dan T. koningii terhadap F. oxysporum tidak berbeda nyata, tetapi berbeda sangat nyata pada kontrol. Uji beda rataan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Uji Rataan Persentase Pertumbuhan F. oxysporum f. sp. passiflorae oleh Trichoderma sp. Perlakuan Hari Setelah Inokulasi Hsi 2 Hsi 3 Hsi 4 Hsi T0 29,11b 29,49b 29,85b T1 26,67a 21,23a 18,83a T2 28,33a 22,33a 17,10a Keterangan : Nilai rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama yang tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak berganda Duncan Pada tabel 2 dapat dilihat persentase penghambat pertumbuhan F. oxysporum tertinggi yaitu pada T0 kontrol sebesar 29,85 dan terendah pada T2 yaitu 17,10 . Pengamatan uji antagonisme Trichoderma sp. terhadap F. oxysporum dihitung mulai 2 hsi karena pada 1 hsi miselium jamur belum tumbuh. Sedangkan 5 hsi cawan sudah penuh oleh miselium Trichoderma. Pada gambar 5, dapat dilihat bahwa T. harzianum T1 dan T. koningii T2 mampu menghambat pertumbuhan F. oxysporum. Hal tersebut menunjukkan bahwa Trichoderma memiliki daya hambat yang tinggi terhadap pertumbuhan miselium F. oxysporum karena mampu bersaing dalam menguasai ruang dan nutrisi. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Yuwono 2008, bahwa Universitas Sumatera Utara T. harzianum mempunyai hifa yang melilit atau membelit disekeliling atau menyerang hifa beberapa jamur patogen tanaman kemudian mengambil makanan dari patogen tersebut sehingga hifa patogen menjadi hancur. Gambar. 5. Hubungan antara T. harzianum dan T. koninggi terhadap Persentase Serangan F. oxysporum pada setiap Waktu pengamatan. Efek kedua isolat Trichoderma yang diuji terhadap pertumbuhan F. oxysporum relatif sama ditunjukkan pada garis grafik yang hampir menumpuk dan sedikit menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan terjadinya lisis dari hifa F. oxysporum. Hal ini sesuai dalam Suara Merdeka 2002, bahwa jamur ini mengeluarkan enzim yang akan menghancurkan dinding sel jamur patogen, seperti enzim kitinase dan b-1-3-glukanase. Akibatnya, hifa jamur patogen akan rusak protoplasmanya keluar dan jamur akan mati. Secara bersamaan juga terjadi mekanisme antibiosis, keluarnya senyawa antifungi Universitas Sumatera Utara golongan peptaibol dan senyawa furanon oleh T. harzianum yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa jamur patogen. Pengaruh Antagonisme in Plant Persentase Serangan F. oxysporum f. sp. passiflorae Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan T. harzianum T berbeda sangat nyata terhadap persentase serangan F. oxysporum pada umur 14 sampai 63 hsa tetapi tidak berbeda nyata pada perlakuan kompos. Sedangkan pada pengamatan 54 hsa pengaruh perlakuan media kompos K berbeda sangat nyata terhadap persentase serangan F. oxysporum. Interaksi terlihat pada saat umur 50-63 hsa.

1. Pengaruh T. harzianum terhadap Persentase Serangan F. oxysporum

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Pengelompokan Isolat Fusarium oxysporum f.sp.cubense Dari Beberapa Jenis Pisang (Musa spp.) Serta Uji Antagonisme Fusarium oxyspomm Non Patogenik Dan Trichoderma koningii Di Laboratorium

0 30 85

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Pengaruh Kerapatan Trichoderma Harzianum Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum Schlecht. F.Sp. Cepae (Hanz.) Snyd. Et Hans.)Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

5 50 71

Penggunaan Jamur Antagonis Gliocladium virens Miller untuk Menghambat Pertumbuhan Penyakit Fusarium oxysporum f. sp. passiflora pada Pembibitan Markisa di Rumah Kassa

5 48 107

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95

Kemampuan Kompos Plus dalam Menekan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici) pada Tanaman Tomat

0 0 6