Karateristik Responden Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks WPS Terhadap HIVAIDS

58

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Februari sampai dengan awal bulan Maret 2014. Penelitian dilakukan dengan memilih sampel secara accidental random sampling, artinya responden yang terpilih adalah orang-orang yang dijumpai secara acak. Dalam proses penelitian ini, peneliti ditemani oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Gunung Malela Kabupaten Simalungun. Responden yang terpilih tidak ada yang batal diwawancarai, walaupun ada beberapa responden yang awalnya menolak namun akhirnya tetap bersedia untuk diwawancarai.

5.1. Karateristik Responden

Berdasarkan hasil peneletian diperoleh bahwa karateristik responden bervariasi mulai dari umur, tingkat pendidikan dan lama bekerja sebagai wanita pekerja seks WPS berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa usia responden berkisar antara kurang dari 18 tahun sampai 45 tahun dan responden terbanyak kelompok Umur terbanyak adalah umur 20 sampai 35 Tahun sebanyak 37 orang 66,1 dan selanjutnya di ikuti oleh kelompok umur Lebih dari 35 Tahun Sebanyak 13 Orang 23,2, dan kemudian umur kurang dari 20 Tahun yang berjumlah 6 orang 10,7. Untuk tingkat pendidikan seperti terlihat pada tabel 4.2 menunjukan kelompok pendidikan terbanyak adalah lulus SMP sebanyak 23 orang 41,1 dan di ikuti oleh kelompok pendidikan Lulus SD Sebanyak 15 Orang 26,8, Lulus SMA 14 Orang 25,0 , tidak Lulus SD sebanyak 3 Orang 5,4 serta yang lulus Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara berjumlah 1 orang 1,8. Tabel 4.3 menujukan Lama bekerja responden sebagai WPS Wanita Pekerja Seks di lokalisasi di Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014 berdasarkan karateristik lama bekerja menunjukan kelompok lama bekerja terbanyak adalah lebih dari 3 tahun sebanyak 35 orang 62,5 dan selanjutnya di ikuti oleh lama bekerja 1 tahun s.d 3 tahun sebanyak 18 orang 32,1, serta kurang dari 1 tahun yang berjumlah 3 orang 5,4.

5.2. Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks WPS Terhadap HIVAIDS

Menurut Notoatmodjo 2003 Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan merupakan faktor pemudah predisposising factor bagi masyarakat untuk terlaksananya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. Dengan demikian faktor ini menjadi pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi Notoatmodjo S., 2007. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Responden yang mengetahui apa dan bagaiaman penyakit HIVAIDS Universitas Sumatera Utara diperlukan untuk dapat melakukan tindakan pencegahan penyakit ini. Yang dimaksud pengetahuan dalam penelitian ini meliputi defenisi penyakit HIVAIDS 1, Keberdaan Virus HIVAIDS dalam tubuh 2 , Cara penularan HIVAIDS3, Gejala dini HIVAIDS 4, Pencegahan penyakit HIVAIDS 5. Pada hasil penelitian untuk item pertanyaan defenisi HIVAIDS diporeleh tingkat pengetahuan responden yang rendah yakni jawaban salah mencapai 46 yakni pada item pertanyaan HIV merupakan penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh, sedangkan jawaban responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup baik pada item pertanyaan Human Imuno Deficiency Virus Adalah penyebab Penyakit AIDS yakni jawaban mencapai 96,4 atau dijawab benar oleh 54 responden. Hasil penelitian untuk item pertanyaan Keberadaan Virus HIVAIDS dalam tubuh diporeleh tingkat pengetahuan responden yang rendah yakni jawaban salah mencapai 41,4 yakni pada item pertanyaan bahwa virus HIVAIDS terdapat dalam air liur yakni sebanyak 23 responden. Sedangkan jawaban responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup baik pada item pertanyaan Virus HIVAIDS terdapat dalam darah yakni jawaban mencapai 89,3 atau dijawab benar oleh 50 responden. Pada hasil penelitian untuk item pertanyaan Cara penularan HIVAIDS tingkat pengetahuan responden yang rendah yakni jawaban salah mencapai 75 yakni pada item pertanyaan bahwa Penyakit HIVAIDS dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk yakni sebanyak 45 responden, Sedangkan jawaban responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup baik pada item pertanyaan Virus HIVAIDS Universitas Sumatera Utara dapat di tularkan melalui jarum tato dan tindik yakni jawaban benar mencapai 92,2 atau dijawab benar oleh 52 responden. Hasil penelitian untuk item pertanyaan Gejala dini Penyakit HIVAIDS dalam tubuh diperoleh tingkat pengetahuan responden yang rendah yakni jawaban salah mencapai 41,4 dan jawaban tidak tahu sebanyak 23,2 yakni pada item pertanyaan bahwa Gejala dini HIVAIDS adalah diare berat yang berlangsung cukup lama yakni sebanyak 23 responden menjawab salah dan 13 responden menjawab tidak tahu. Sedangkan jawaban responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup baik pada item pertanyaan Gejala dini HIVAIDS adalah yakni jawaban mencapai 89,3 atau dijawab benar oleh 50 responden. Pada hasil penelitian untuk item pertanyaan cara pencegahan penyakit HIVAIDS diporeleh tingkat pengetahuan responden cukup baik pada hampir semua item pertanyaan yakni sebanyak 56 orang responden 100 menjawab penularan HIVAIDS dapat di cegah dengan tidak melakukan hubungan sex, 54 orang responden 96,4 menjawab setia pada pasangan mencegah penularan HIVAIDS, 53 orang responden 94,6 pakai kondom saat berhubungan sex mencegah penularan HIVAIDS, serta 52 orang responden 92,9 menjawab tidak menggunakan Narkoba Suntik mencegah penularan HIVAIDS. Berdasarkan hasil penelitian untuk kategori tingkat pengetahuan WPS Wanita Pekerja Seks tentang penyakit HIVAIDS di lokalisasi di Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014, diperoleh hasil pengetahuan yang cukup baik yakni 42 orang 75 memiliki tingkat pegetahuan baik Dapat menjawab lebih dari 75 Universitas Sumatera Utara jawaban benar dari seluruh item pertanyaan, tingkat pengetahuan cukup Dapat menjawab 50 - 75 jawaban benar dari seluruh item pertanyaan 13 orang 23,2 dan tingkat pengetahuan buruk 1,8 yakni berjumlah 1 orang hanya mampu menjawab kurang dari 50 jawaban benar dari seluruh item pertanyaan . Menurut Notoatmodjo 2003, tingkat Pengetahuan memiliki 3 tingkatan pertama yaitu 1 Tahu know, 2 Memahami Comprehension, dan 3 Aplikasi Application. Ketika responden mengetahui dan memahami bahwa HIVAIDS merupakan penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan kematian yang ditularkan melalui kontak cairan kelamin, dan percampuran darah baik melalui hubungan sexual maupun kegiatan-kegiatan dengan tingkat resiko tingginya lainya seperti penggunaan jarum suntik, tato dan tindik dan bisa dicegah dengan melakukan PSN DBD secara rutin, tidak melakukan hubungan seks beresiko dan menggunakan kondom pada saat berhubungan sexual, maka responden akan memiliki perilaku untuk melakukan pencegahan dengan tidak melakukan kegiatan-kegiatanyang beresiko menularkan HIVAIDS.

5.3. Sikap Wanita Pekerja Seks WPS Terhadap HIVAIDS

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan Komdom dalam Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) di Lokalisasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 58 130

Karakteristik Pekerja Seks Komersil (Psk) Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Menular Seksual (Pms) Di Lokasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun Tahun 2003

1 35 117

Pengaruh Demografi Dan Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Tentang HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT Komite Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Toba Samosir

1 44 124

Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

3 31 62

Karakteristik Pekerja Seks Komersil(PSK) Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Menular Seksual (PMS) Di Lokasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun Tahun 2003

0 28 116

Dampak Lokalisasi Prostitusi Bukit Maraja Terhadap Kehidupan Masyarakat Di Desa Marihat Bukit (1968- 1990)

3 74 95

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV/AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 25 113

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Definisi Perilaku - Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan Komdom dalam Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) di Lokalisasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan Komdom dalam Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) di Lokalisasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 0 8

Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan Komdom dalam Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) di Lokalisasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 0 18