Kebiasaan menjilat sudut bibir dan kebersihan rongga mulut yang buruk juga dapat menyebabkan angular cheiltis dan seringkali terjadi pada anak-anak.
Selain itu kebiasaan menghisap jari pada anak akan menyebabkan saliva berkumpul pada sudut
mulut yang akan menimbulkan lingkungan yang sesuai untuk proliferasi mikroorganisme. Penyebab angular cheilitis lainnya pada anak adalah kebiasaan
bernafas melalui mulut dan sering mengeluarkan air liur mengences.
13,14,15
3. Defisiensi Nutrisi Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, defisiensi nutrisi adalah
ketidakseimbangan selular antara suplai makanan dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi-fungsi spesifik. Defisiensi
nutrisi yang sering terjadi pada penderita angular cheilitis antara lain adalah defisiensi zat besi, asam folat, vitamin B B2
,
B6 atau B12, dan kekurangan protein.
16
Menurut Zaidan terdapat hubungan antara penderita anemia defisiensi besi dengan angular cheilitis. Defisiensi besi dalam plasma darah akan menghambat penyembuhan
lesi dan dapat menyebabkan angular cheilitis. Oleh karena itu, pada penelitian tersebut setelah diberikan diet suplemen yang mengandung zat besi, lesi angular cheilitis
sembuh.
15
2.1.3 Gambaran Klinis
Angular cheilitis dapat terjadi secara bilateral atau unilateral pada sudut mulut dan berupa inflamasi yang ditandai dengan eritema dan fisur yang menyebar dari sudut
mulut ke kulit sekitarnya Gambar 2.
19
Gambaran klinis yang dapat terlihat adalah atrofi, eritema, ulserasi, krusta dan deskuamasi kulit.
17
Angular cheilitis umumnya merupakan lesi yang berupa eritema dan edema pada komisura dan seringkali terjadi
fisur pada sudut mulut terutama pada kasus berat, seperti pada pasien yang memakai gigi tiruan yang sudah tidak sesuai dengan kondisi mulut dalam jangka waktu yang
lama.
18,20
Gambar 2. Angular cheilitis
19
2.1.4 Diagnosis Diagnosis angular cheilitis dimulai dengan melakukan anamnesis tehadap pasien
dan melakukan pemeriksaan klinis. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang.
10
1. Anamnesis Anamnesis dilakukan untuk mengetahui keadaan lesi termasuk durasi, perawatan
sebelumnya, dan rekurensi jika ada. Selain itu, anamnesis juga penting untuk mendapatkan informasi dengan menanyakan langsung pada pasien tentang riwayat
penyakit sistemik seperti anemia, penyakit diabetes mellitus, pemakaian obat-obatan dan alergi.
10
2. Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan klinis dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dengan
observasi langsung lesi yang ditandai dengan eritema dan fisur pada sudut mulut pasien. Pemeriksaan intra oral juga dilakukan untuk melihat kehilangan gigi dan pemakaian
gigi tiruan yang tidak adekuat yaitu gigi tiruan dengan tinggi dimensi vertikal yang berkurang.
18
3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikrobiologi pada lesi dapat membantu dalam menentukan jenis
mikroorganisme yang menyebabkan lesi tersebut. Pada beberapa kasus juga dianjurkan swab dan smear dari gigi tiruan yang dipakai oleh pasien untuk mengidentifikasikan
mikroorganisme yang terlibat karena kebanyakan etiologi yang menyebabkan angular cheilitis pada pemakaian gigi tiruan adalah kandida. Pemeriksaan hematologi diperlukan
untuk mendiagnosis angular cheilitis yang disebabkan oleh anemia defisiensi besi dengan cara mengukur jumlah serum besi atau ferritin, dan serum vitamin B
12. 12,13,15
2.1.5 Perawatan Perawatan angular cheilitis mencakup identifikasi dan mengoreksi faktor etiologi
antara lain memperbaiki gizi buruk, memperbaiki kehilangan dimensi vertikal, mengoreksi gangguan sistemik seperti diabetes dan anemia, serta menjaga kebersihan
ronggga mulut yang optimal.
22,23
Angular cheilitis yang disebabkan oleh kandida albikans dapat dirawat dengan antifungal topikal sedangkan angular cheilitis yang disebabkan oleh stafilokokus aureus
dapat dirawat dengan antibakterial topikal.
18,20
Pada kasus angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi, pengobatan dapat berupa pemberian suplemen
vitamin B dan zat besi.
15,16
2.2 Hubungan Antara Perawatan dengan Mikroorganisme Penyebab
Angular Cheilitis
Martins menyatakan bahwa kandida dan stafilokokus merupakan mikroorganisme yang hidup sebagai flora normal rongga mulut manusia.
19
Namun, apabila jumlah koloninya semakin bertambah maka flora normal rongga mulut manusia akan terganggu
sehingga pada akhirnya mikroorganisme ini menjadi agen infeksi suatu penyakit mulut seperti angular cheilitis.
20
Kandida albikans dikultur pada 93 dari lesi aktif angular cheilitis sedangkan sebagai flora normal dapat ditemukan pada 35-37 dari penderita
yang telah sembuh dari angular cheilitis. Stafilokokus aureus juga sering dihubungkan dengan angular cheilitis dan dapat dikultur 63 dari lesi aktif angular cheilitis.
13
Angular cheilitis dapat disebabkan oleh infeksi campuran dari kandida albikans dan stafilokokus aureus yang dapat diisolasi pada 54 lesi.
13
Angular cheilitis yang disebabkan oleh infeksi kombinasi dari kandida albikans dan stafilokokus tersebut dapat
dirawat dengan menggunakan mikonazol 2.
17
Mikonazol tergolong dalam golongan antifungal yaitu golongan azol.
24
Ellepola dan Samaranayake menyatakan bahwa mikonazol merupakan antifungal yang terbaik untuk merawat angular cheilitis. Angular cheilitis karena infeksi kandida
albikans dapat dirawat dengan aplikasi antifungal topikal seperti nistatin sedangkan angular cheilitis karena stafilokokus aureus dapat dirawat dengan aplikasi antibakterial
topikal seperti krim asam fusidat sebanyak 3 kali sehari.
12,24
2.3 Mekanisme Penyembuhan Angular Cheilitis