Panjang fisur Keadaan Klinis Subjek Penelitian

4.2 Keadaan Klinis Subjek Penelitian

4.2.1 Panjang fisur

Pada pemeriksaan kunjungan I hari ke-0 nilai rata-rata ukuran panjang fisur pada kelompok I adalah 8,41 ± 3,12 mm. Setelah diberikan pengobatan terjadi pengurangan ukuran panjang fisur dengan nilai rata-rata pada kunjungan II hari ke-3 adalah 7,08 ± 2,91 mm dan pada kunjungan III hari ke-5 adalah 5,31 ± 2,68 mm Tabel 2. Nilai rata-rata ± sd ukuran panjang fisur pada kelompok II untuk pemeriksaan pada kunjungan I hari ke-0 adalah 8,59 ± 1,49 mm. Setelah diberikan pengobatan terjadi pengurangan ukuran panjang fisur dengan nilai rata-rata pada kunjungan II hari ke-3 adalah 6,48 ± 2,07 mm dan pada kunjungan III hari ke-5 terjadi pengurangan panjang fisur dengan nilai rata-rata 4,41 ± 1,64 mm untuk kelompok II Tabel 2. Hasil analisis uji Repeated Anova dan Post Hoc kelompok I dapat dilihat pada tabel 2. Analisis ukuran panjang fisur pada penderita angular cheilitis dengan uji statistik menggunakan Repeated Anova menunjukkan nilai p = 0,000 p0,05, dimana terdapat perbedaan yang signifikan ukuran panjang fisur pada kelompok I saat pemeriksaan kunjungan I hari ke-0, kunjungan II hari ke-3 dan kunjungan III hari ke-5. Hasil analisis Post Hoc Test juga menunjukkan nilai p = 0,000 p0,05, dimana terdapat perbedaan yang signifikan ukuran panjang fisur pada kelompok I saat perbandingan Mean Difference I-J yaitu pada hari 0-3 adalah 1,34 mm, pada hari 3-5 adalah 1,77 mm dan pada hari 0-5 adalah 3,11 mm. Analisis ukuran panjang fisur pada penderita angular cheilitis dengan uji statistik menggunakan Repeated Anova menunjukkan nilai p = 0,000 p0,05, dimana terdapat perbedaan yang signifikan ukuran panjang fisur pada kelompok II saat pemeriksaan kunjungan I hari ke-0, kunjungan II hari ke-3 dan kunjungan III hari ke-5. Hasil analisis Post Hoc Test juga menunjukkan nilai p = 0,000 p0,05, dimana terdapat perbedaan yang signifikan ukuran panjang fisur pada kelompok II saat perbandingan Mean Difference I-J yaitu pada hari 0-3 adalah 2,12 mm, pada hari 3-5 adalah 2,06 mm dan pada hari 0-5 adalah 4,18 mm Tabel 2. Tabel 2. Analisis uji Repeated Anova dan Post Hoc untuk perbedaan ukuran panjang fisur mm penderita angular cheilitis pada kelompok I dan II untuk hari ke-0, 3, dan 5 Kelompok n Kunjungan ± sd Hari Mean Diff. I-J Nilai p I Nistatin 16 I hari ke-0 8,41 ± 3,12 0-3 1,34 0,00 II hari ke-3 7,08 ± 2,91 3-5 1,77 III hari ke-5 5,31 ± 2,68 0-5 3,11 II Mikonazol 16 I hari ke-0 8,59 ± 1,49 0-3 2,12 0,00 II hari ke-3 6,48 ± 2,07 3-5 2,06 III hari ke-5 4,41 ± 1,64 0-5 4,18 Analisis ukuran panjang fisur pada penderita angular cheilitis dengan uji statistik menggunakan Independent T Test dapat dilihat pada tabel 3. Hasil menunjukkan nilai p = 0,043 p0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan ukuran panjang fisur untuk kelompok I dan II saat pemeriksaan hari 3-0, sedangkan pada hari 5-3 menunjukkan nilai p = 0,331 p0,05, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan ukuran panjang fisur untuk kelompok I dan II. Pada hari 5-0 terdapat perbedaan panjang fisur untuk kelompok I dan II dengan nilai p = 0,009 p0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan ukuran panjang fisur untuk kelompok I dan II. Berdasarkan hasil nilai rata-rata pada kelompok I dan II didapati penyembuhan dan pengurangan panjang fisur lebih cepat pada kelompok II Mikonazol sebanyak 4,18 ± 1.15 mm sedangkan pada kelompok I Nistatin sebanyak 3,11 ± 1,04 mm untuk selisih hari 5-0 Tabel 3. Tabel 3. Analisis Uji T Independent untuk perbedaan ukuran panjang fisur mm penderita angular cheilitis pada kelompok I dan II untuk hari 3-0, 5-3 dan 5-0 Hari Kelompok N ± sd Nilai p 3 - 0 I Nistatin 16 -1,34 ± 0,64 0,043 II Mikonazol 16 -2,12 ± 1,33 5 - 3 I Nistatin 16 -1,77 ± 0,97 0,331 II Mikonazol 16 -2,06 ± 0,69 5 - 0 I Nistatin 16 -3,11 ± 1,04 0,009 II Mikonazol 16 -4,18 ± 1.15 4.2.2 Eritema Pada saat pemeriksaan dijumpai eritema pada seluruh subjek kelompok I dan II 100. Pada hari ke-3 jumlah eritema berkurang yaitu pada kelompok I sebanyak 8 orang 50 yang masih mempunyai eritema sedangkan pada kelompok II sebanyak 5 orang 31,25. Pada hari ke-5 jumlah eritema semakin berkurang dimana pada kelompok I masih terdapat 1 orang yang mempunyai eritema 6,25 sedangkan pada kelompok II tidak ada eritema 100. Distribusi dan frekuensi eritema penderita angular cheilitis pada kelompok I dan II dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi dan frekuensi eritema penderita angular cheilitis pada kelompok I dan II untuk hari ke-0, 3, dan 5 Frekuensi F Persentase Total Kelompok Hari Ya Tidak Ya Tidak I Nistatin 16 100 100 3 8 8 50 50 100 5 1 15 6,25 93,75 100 II Mikonazol 16 100 100 3 5 11 31,25 68,75 100 5 16 100 100 Analisis eritema pada penderita angular cheilitis dengan uji statistik menggunakan Friedman Test menunjukkan nilai p = 0,000 p0,05, dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada eritema kelompok I dan II saat pemeriksaan kunjungan I hari ke-0, kunjungan II hari ke-3 dan kunjungan III hari ke-5 Tabel 5. Hasil analisis uji Wilcoxon Signed Rank pada kelompok I menunjukkan pada hari 3-0 nilai p = 0,005 p0,005, pada hari 5-0 nilai p = 0,000 p0,005, dan pada hari 5-3 nilai p = 0,008 p0,05 artinya, terdapat perbedaan yang signifikan pada subjek yang mengalami eritema. Hasil analisis uji Wilcoxon pada kelompok II menunjukkan pada hari 3-0 nilai p = 0,001 p0,005, pada hari 5-0 nilai p = 0,000 p0,005, dan pada hari 5-3 nilai p = 0,025 p0,05 artinya, terdapat perbedaan yang signifikan pada subjek yang mengalami eritema Tabel 5. Tabel 5. Analisis Uji Friedman dan Wilcoxon Signed Ranks untuk perbedaan eritema penderita angular cheilitis pada kelompok I dan II untuk hari ke-0, 3, dan 5 Kelompok n Kunjungan Mean Rank Nilai P Hari Nilai p I Nistatin 16 I hari ke-0 1,28 0,00 3-0 0,005 II hari ke-3 2,03 5-0 0,000 III hari ke-5 2,69 5-3 0.008 II Mikonazol 16 I hari ke-0 1,16 0,00 3-0 0,001 II hari ke-3 2,19 5-0 0,000 III hari ke-5 2,66 5-3 0,025 Hasil analisis uji T independent pada kelompok I dan II pada hari ke-0, hari ke- 3, dan hari ke-5 terlihat pada tabel 6. Uji statistik menggunakan Independent T Test pada hari ke-0 menunjukkan nilai p = 1,000 p0,05, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan untuk eritema pada kelompok I dan II. Nilai p pada hari ke-3 untuk kelompok I dan II pula menunjukkan nilai p = 0,288 p0,05, artinya tidak ada perbedaan yang siginifikan untuk eritema pada penderita angular cheilitis. Pada hari ke-5 juga menunjukkan nilai p = 0,317 p0,05 maka tidak ada perbedaan yang siginifikan untuk eritema pada penderita angular cheilitis. Tabel 6. Analisis Uji T Independent untuk perbedaan eritema penderita angular cheilitis pada kelompok I dan II untuk hari ke-0, 3 dan 5 Hari Kelompok n Mean Rank Nilai P I Nistatin 16 16,50 1,000 II Mikonazol 16 16,50 3 I Nistatin 16 15,00 0,288 II Mikonazol 16 18,00 5 I Nistatin 16 16,00 0,317 II Mikonazol 16 17,00

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Prevalensi Angular Cheilitis Pada Anak Panti Asuhan SOS Childrens Village Dan Panti Asuhan Al-Jamiatul Wasliyah Medan

10 92 44

Penyebab Defisiensi Nutrisi Murid Penderita Angular Cheilitis Di SD ST Antonius Dan SD Negeri Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

9 50 68

Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

19 242 26

Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Februari – Maret 2010)

8 72 60

HUBUNGAN KARIES GIGI DAN KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA PASIEN KLINIK PEDODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

1 10 64

Perbedaan Penyembuhan Angular Cheilitis Dengan Pemberian Nistatin Dan Mikonazol Topikal Pada Pasien Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Sumatera Utara

0 1 13

Perbedaan Penyembuhan Angular Cheilitis Dengan Pemberian Nistatin Dan Mikonazol Topikal Pada Pasien Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Sumatera Utara

0 0 4

Perbedaan Penyembuhan Angular Cheilitis Dengan Pemberian Nistatin Dan Mikonazol Topikal Pada Pasien Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Sumatera Utara

0 1 9

Perbedaan Penyembuhan Angular Cheilitis Dengan Pemberian Nistatin Dan Mikonazol Topikal Pada Pasien Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Sumatera Utara

0 1 3

Perbedaan Penyembuhan Angular Cheilitis Dengan Pemberian Nistatin Dan Mikonazol Topikal Pada Pasien Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Sumatera Utara

0 1 18