keluarga. Rumah nelayan umumnya papan, dan ada juga yang sudah semen, begitu juga dengan dinding rumah nelayan umumnya papan dan bertongkat kayu
tetapi ada juga yang setengah permanen dan permanen penuh. Untuk alat penerangan mereka sudah memakai listrik kemudian untuk sumber air umumnya
menggunakan air sumur.
4.3. Hasil dan Pembahasan 4.3.1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan goodness of fit model uji F test dan t-test, maka perlu dilakukan uji asumsi klasikuntuk mendekati terpenuhinya asumsi – asumsi
dalam model regresi linier pendapatan nelayan yang di spesifikasi, pengujian asumsi klasik ini meliputi : uji Linieritas, uji multikolinieritas, uji noemalitas, dan
uji heterokedastisitas
4.3.1.1. Uji Linieritas
Nilai F
hitung
nilai F
tabel
makanilai F hiting : 283.566 2,226 maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar
ditolak.
4.3.1.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan linier diantara variabel – variabel bebas dalam model regresi. Salah satu pendektesian pengujian
ini adalah dengan pendekatan Tolerance Value dan variance Infaction Factor VIF. Jika nilai tolerance mendekati 1 dan VIF dibawah angka 10 maka variabel
dikatakan bebas multikolinieritas. Namun, jika nilai tolerance dibawah 0,1 dan
Universitas Sumatera Utara
VIF diatas 0,8 maka terjadi multikolinieritas Gujarati, 1978. Setelah dilakukan analisis pada data faktor – faktor pendapatan produksi, harga ikan, bahan bakar,
dan tenaga kerja.
Tabel 14. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Model Pendapatan Nelayan
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
Constant Hasil tangkapan X1
0,271 3,694
Harga Ikan X2 0,254
3,940 Biaya Bahan Bakar X3
0,398 2,514
Biaya Tenaga Kerja X4 0,385
2,600 Biaya Penyusutan rata rata X5
0,790 1,266
Sumber : lampiran 9
Dari Tabel 14. Menunjukkan bahwa masing – masing variabel bebas memiliki nilai toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal
ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas. Dapat disimpulkan bahwa model regresi linier pendapatan nelayan terbebas dari masalah multikolinieritas.
4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk
model regresi linier pendapatan nelayan disajikan pada gambar 3.
Gambar 4. Grafik Uji Heteroskedastisitas Model Pendapatan Nelayan
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model pendapatan nelayan disajikan pada gambar 4 menunjukkan bahwa
penyebaran titik – titik varian residual adalah sebagai berikut: a.
Titik – titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka nol. b.
Titik data tidak mengumpul hanya diatas dan dibawah saja. c.
Penyebaran titik – titik data tidak dapat membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan model regresi linier pendapatan nelayan terbebas dari
heteroskedastisitas.
4.3.1.4. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas residual model regresi linier pendapatan nelayan dengan menggunakan analisis grafik disajikan pada Gambar 4.
Gambar 5. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Pendapatan Nelayan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Menunjukkan bahwa grafik normal p-plot terlihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal serta arah penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier pendapatan nelayan
memenuhi asumsi normalitas.
4.4. Lama Melaut, Hasil Tangkapan dan Pendapatan