Perawatan Terhadap Gigi Mobiliti

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010. Tanda klinis yang paling umum terjadi pada pasien trauma karena oklusi adalah meningkatnya derajat mobiliti gigi. Terjadinya mobiliti ini adalah sebagai adaptasi periodonsium terhadap tekanan berlebihan yang diterimanya. 5 Selain itu, tanda klinis lain yang mungkin ditemui pada pasien dengan trauma karena oklusi adalah migrasi gigi, nyeri pada gigi atau ketidaknyamanan pada waktu pengunyahan atau perkusi, lemahnya otot-otot pengunyahan, timbulnya faset pada gigi, retaknya enamel atau fraktur pada mahkota atau akar, dan fremitus. 4 Gambaran radiografis seperti pelebaran ruang ligamen periodontal, kerusakan lamina dura, radiolusensi pada daerah furkasi atau pada apeks gigi yang vital dan resorpsi pada daerah akar sering menyertai pasien dengan trauma karena oklusi. 4 Untuk menegakkan diagnosa terhadap pasien dengan trauma karena oklusi, sejumlah tanda dan gejala klinis maupun radiologis harus ditemukan pada sistem pengunyahan, namun prosedur tambahan seperti tes pulpa vital dan evaluasi terhadap kebiasaan parafungsi dapat membantu menegakkan diagnosa. 4

2.3 Perawatan Terhadap Gigi Mobiliti

Meningkatnya mobiliti gigi akibat inflamasi periodonsium harus dibedakan dengan mobiliti yang terjadi akibat trauma karena oklusi. Meskipun mobiliti gigi dapat terjadi secara bersamaan namun perawatan terhadap keadaan ini dilakukan secara terpisah. Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi ataupun menghilangkan mobiliti yang ada, menghindari terjadinya migrasi gigi yang lebih jauh, mengurangi perubahan radiografis yang terjadi, memperbaiki kontak prematur Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010. dan fremitus serta memperoleh kenyamanan dalam pengunyahan. 4 Untuk itu satu atau beberapa perawatan berikut dapat dilakukan; 1. Penyingkiran faktor inflamasi Perawatan yang dilakukan terhadap pasien dengan inflamasi periodonsium adalah untuk menyingkirkan faktor inflamasi yang terdapat pada jaringan periodonsium sehingga diperoleh jaringan yang lebih sehat. 5 Bentuk perawatan periodontal berupa terapi bedah dan non bedah bisa dilakukan agar tujuan dari perawatan dapat diperoleh, diantaranya: a. Skeling dan penyerutan akar Efek menguntungkan dari skeling dan penyerutan akar yang dikombinasi dengan kontrol plak yang adekuat dari pasien telah terbukt i mampu mengurangi inflamasi, mengurangi keberadaan mikroba patogen, mengurangi kedalaman saku dan mengurangi terjadinya perkembangan penyakit. 3 b. Penggunaan obat lokal dan sistemik Kontrol dengan menggunakan agen kemoterapi pada perawatan saku periodontal dapat mengubah keadaan flora patogen dan memperbaiki tanda klinis yang terjadi akibat periodontitis. Penggunaan serat etilen vinil asetat yang mengandung tetrasiklin, lempeng gelatin yang mengandung klorheksidin dan formula polimer minoksiklin sebagai tambahan pada perawatan skeling dan penyerutan akar dapat mengurangi kedalaman saku, perdarahan sewaktu probing dan meningkatkan perlekatan klinis jaringan. 3 Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010. Penggunaan obat antibiotik sistemik yang mengandung anti inflamasi non steroid dan sub antimikrobial dosis rendah seperti doksisiklin diperkirakan mampu menghentikan atau memperlambat perkembangan penyakit periodontal dan memperbaiki keadaan status periodontal. 3 c. Terapi bedah Perawatan dengan pembedahan dilakukan untuk memperoleh akses yang lebih baik dalam menyingkirkan faktor etiologi mobiliti, mengurangi kedalaman saku serta regenerasi atau perbaikan terhadap jaringan periodonsium yang hilang. Beberapa percobaan klinis menunjukkan bahwa kombinasi perawatan bedah dan non bedah memberikan hasil yang lebih efektif dalam pengembalian level perlekatan. 3 2. Penyingkiran penyebab trauma karena oklusi Perawatan terhadap gejala trauma karena oklusi harus dilakukan bersamaan dengan terapi periodontal. 3 Karena penyingkiran tekanan oklusi yang traumatik pada keadaan periodontitis tidak akan membantu mengurangi mobiliti gigi dan regenerasi tulang alveolar. 6 Oleh karena itu, sejumlah perawatan yang berhubungan harus dipertimbangkan termasuk satu atau beberapa hal dibawah ini: 4 a. Penyelarasan oklusal Penyelarasan oklusal merupakan terapi yang efektif untuk mengurangi mobiliti gigi dan memperbaiki kehilangan tulang yang terjadi akibat trauma karena oklusi. 6 Volmer dan Rateitschak 8 menyebutkan bahwa penyelarasan oklusal mampu mengurangi mobiliti gigi sebesar 18-28 setelah perawatan selama 30 hari. 8. b. Memperbaiki kebiasaan parafungsi Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010. c. Stabilisasi temporer, provisional atau jangka panjang menggunakan alat lepasan atau cekat Splin dental merupakan alat yang didisain untuk menstabilisasi gigi mobiliti dan membantu gigi untuk berfungsi normal meskipun jumlah periodonsium terbatas. Dasar dari perawatan dengan splin adalah mengurangi mobiliti gigi dan membantu gigi menjadi lebih stabil serta memperbaiki kerusakan periodontal. Splin di klasifikasikan berdasarkan waktu dan tujuan pemakaian yaitu splin temporer, provisional dan permanen. 8 d. Pergerakan gigi dengan menggunakan alat ortodonti e. Rekonstruksi oklusal f. Ekstraksi gigi Apabila mobiliti gigi yang terjadi tidak memberi respon terhadap perawatan yang telah dilakukan, gigi tersebut dapat diekstraksi untuk selanjutnya dilakukan perawatan definitif yaitu dengan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan cekat. 6 Untuk memperoleh hasil perawatan yang maksimal, sejumlah perawatan periodontal pendukung wajib dilakukan. Kontrol plak harian yang efektif serta kontrol berkala harus dilakukan oleh pasien sehingga jaringan periodonsium yang sehat dapat diperoleh. 3 ------oo00oo------ Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

BAB 3 SPLINTING PADA PERAWATAN GIGI MOBILITI