B. 2. Model Penyesuaian Terhadap Pensiun

II. B. 2. Model Penyesuaian Terhadap Pensiun

Hornstein dan Wapner Hoyer, 1999 mengemukakan empat model penyesuaian terhadap pensiun, yaitu: 1. Transition to Old Age Rest Individu dengan tipe ini menganggap pensiun sebagai masa santai, dan merupakan akhir pra kerja yang penuh tekanan dan dimulainya gaya hidup yang menyenangkan dan santai ketika mereka memasuki usia tua 2. The New Beginning Individu memandang pensiun sebagai kesempatan yang menyenangkan, peluang untuk hidup sesuai dengan keinginan dan mempunyai kebebasan menghabiskan waktu dan energi untuk diri sendiri. Pensiun ditandai dengan perasaan baru, kembali bervitalitas, antusias dan energi yang bertambah. Individu memandang masa depan dengan positif sebagai saat untuk meraih kendali atas tujuan dan kesenangan hobi dan minat jangka panjang. Bagi individu tipe ini, pensiun merupakan awal yang baru dan tidak terkait sama sekali dengan proses menuju tua. 3. Continuation Pensiun tidak membawa dampak personal yang penting bagi individu. Walaupun telah pensiun, individu ini mampu untuk kembali bekerja. Mereka berganti karir dan mencurahkan lebih banyak waktu untuk keterampilan, hobi dan minat khusus. Pekerjaan tetap merupakan sentral pengaturan kehidupan mereka. Pra pensiun dan pensiun dibedakan bukan dari aktivitas melainkan pengurangan langkah dan intensitas peran kerja. 4. Imposed Diruption Individu memandang pensiun sebagai hal yang negatif hilangnya pekerjaan, tidak bisa lagi mencapai prestasi. Pekerjaan merupakan identitas yang sangat penting. Tanpa pekerjaan, bagian penting dari identitas diri itu juga ikut hilang. Walaupun dalam masa pensiun tersebut individu melakukan aktivitas-aktivitas Juliana I Saragih : Pola Penyesuaian Diri Pada Pensiunan, 2006 USU Repository © 2006 lain, tetap saja timbul perasaan frustrasi dan kehilangan. Bagi individu, tidak ada yang bisa menggantikan pekerjaan dan akhirnya tidak bisa menerima pensiun dengan baik. Reichard, Livson dan Peterson dalam Belsky, 1990 mengidentifikasikan lima tipe kepribadian pria dalam menyesuaikan diri dengan pensiun, tiga di antaranya merupakan penyesuaian yang baik sedangkan dua lainnya adalah penyesuaian yang buruk. 1. The Mature Man Individu tipe ini memandang dunia dan kehidupannya secara realistik dan tidak merasa marah karena menjadi tua. Sikap matang individu terhadap kehidupan menjadikan kehidupan pensiunnya menjadi bahagia. 2. The Rocking Chair Man Individu tipe ini tidak menyukai tanggungjawab, lebih suka di belakang layar. Karena pensiun memperbolehkannya untuk memuaskan kebutuhan ini, individu merasa bahagia dengan status pensiunnya. 3. The armored Man Individu tipe ini harus selalu sibuk. Gagasan untuk memikirkan perasaannya membuatnya cemas. Individu ini menyukai pensiun dan menggabungkan aktivitas senggangnya dengan aktivitas lain. 4. The Angry Man Individu ini merasa pensiun dirinya adalah sebuah kesalahan dan menyalahkan dunia untuk hal tersebut. 5. The Self Hating Man Individu tipe ini juga merasa marah akan hilangnya kehidupannya, tetapi menginternalisasikan kemarahan ini dengan menyalahkan diri sendiri. Sementara itu J.R Kelly dalam Papalia, 1998 mengemukakan gaya hidup setelah pensiun yang umum dijalani. Juliana I Saragih : Pola Penyesuaian Diri Pada Pensiunan, 2006 USU Repository © 2006 1. Family Focused Lifestyle Gaya hidup ini terdiri dari aktivitas terjangkau dan berbiaya murah yang berkisar di keluarga, rumah dan teman-teman. Aktivitas ini berbentuk percakapan, menonton televisi, mengunjungi teman dan keluarga, hiburan informal, pergi ke restoran murah, bermain kartu atau melakukan hal-hal yang terlintas di pikiran. Gaya hidup ini banyak ditemui pada kelompok pensiunan pekerja pabrik. 2. Balanced Investment Gaya ini biasa ditemui pada individu yang lebih berpendidikan, yang mengalokasikan waktunya secara seimbang antara keluarga, pekerjaan, dan hiburan. 3. Serious Leisure Gaya ini didominasi oleh aktivitas yang menuntut keterampilan, perhatian dan komitmen. Pensiunan yang mengikatkan diri pada aktivitas ini cenderung sangat puas dengan kehidupannya. Sebuah teori yang dikembangkan oleh Ekerdt dalam Hoyer, 1999 mengemukakan bahwa semasa pensiun individu harus menyalurkan etika kerja menjadi aktivitas yang produktif dan berguna. Dengan menyibukkan diri, pensiunan tetap produktif. Hal ini juga dapat menjauhkan individu dari efek penuaan. Individu yang menggunakan waktu pensiun dengan melakukan aktivitas lain mampu menciptakan jaringan persahabatan yang lebih besar.

II. B. 3. Kondisi yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Terhadap Pensiun