4. 87 responden menyatakan pernah membeli produk karena kemasan dan
mereknya 5.
68 responden menyatakan bahwa kemasan dan merek mempengaruhi 40-60 keputusan pembelian suatu produk.
Penelitian lainnya terkait dengan judul yang penulis ambil adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Krisiten Petra yang berjudul “Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran”, yang ditulis oleh Christine Suharto Cenadi tahun 1999. Jurnal ini
mengemukakan bahwa kemasan merupakan salah satu solusi untuk menarik perhatian konsumen karena berhadapan langsung dengan konsumen. Kemasan
telah berubah fungsi yang semula hanya merupakan wadah pelindung menjadi alat jual yang memberikan citra kepada produk yang dijualnya.
Hasil penelitian mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya yang ditulis oleh Agustinus dan Hariyono Sungkono pada tahun 2005 tentang diferensiasi
kemasan Pocari Sweat, menunjukkan bahwa variabel bentuk, isi, harga dan kepraktisan kemasan sachet Pocari Sweat berpengaruh sebesar 51 terhadap
variabel minat beli masyarakat menengah ke bawah di Surabaya.
B. Produk
Penjualan yang berhasil pada suatu pasar didasarkan atas produk yang dihasilkan, apakah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sewaktu
mereka melihat produk tersebut.
Menurut Kotler yang dikutip Husein Umar 2003 : 131 , Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
Universitas Sumatera Utara
dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan.
C. Perluasan Produk
1. Inovasi Produk Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti
membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru .
Menurut Joseph Schumpeter 1934, definisi inovasi dalam ekonomi adalah “mengenalkan barang baru dimana pelanggan belum mengenalnya atau kualitas
baru dari sebuah barang”. Indonetasia.comdefinisi online 2. Perluasan Lini Produk Line Extension
Strategi pengembangan ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna,
ukuran kemasan, dan sebagainya pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama. Contohnya: Merek laptop Fujitsu
meluncurkan koleksi Lifebook Series terbaru dengan varian lini produk antara lain S2110, C1320, dan P1510.
3. Perluasan Lini melalui Desain Kemasan a Pengertian Kemasan
Menurut Cannon, Mc Carthy dan Perreault 2008:306, “Pengemasan packaging meliputi kegiatan promosi, perlindungan, dan penambahan nilai
sebuah produk”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen P dan K , Balai Pustaka 1991, kemasan adalah: “ Bungkus pelindung barang
dagangan”.
Universitas Sumatera Utara
”Kemasan adalah wadah atau tempat yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material
lainnya yang digunakan untuk penyampaian barang dari produsen ke
konsumen” Senior:2007. b. Jenis – Jenis Kemasan
Menurut Ahli Teknologi Pangan dan Gizi Prof.DR. Made Astawan, Senior:2007, kemasan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan terbagi atas kemasan primer, sekunder dan tersier;
a Kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan
makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.
b Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer,
dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk. c
Kemasan tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder, dengan tujuan untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis
dan efisien. Kemasan tersier bisa berupa kotak karton atau peti kayu.
2. Berdasarkan proses pengemasannya, kemasan dibedakan atas kemasan aseptik dan non-aseptik.
a Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari
berbagai kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini biasanya dipakai pada bahan pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi, seperti
pada pengemasan makanan kaleng atau susu UHT ultra high temperature.
b Pengemasan non-aseptik adalah kemasan yang memungkinkan
kontaminasi mudah terjadi, sehingga masa simpan produk umumnya relatif lebih rendah. Untuk memperpanjang masa simpan, produk dapat
ditambahkan gula, garam atau dikeringkan hingga kadar air tertentu.
c. Arti Penting Kemasan dalam Pemasaran Penampilan kemasan harus memiliki daya tarik sehingga tercipta sebuah
desain kemasan yang efektif dan efisien. Daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi 2 dua, yaitu:
a. Daya Tarik Visual Estetika
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur grafis warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak. Semua unsur grafis
tersebut dikombinasikan untuk menicptakan suatu kesan untuk memberikan
Universitas Sumatera Utara
daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.
b. Daya Tarik Praktis fungsional
Daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor, misalnya untuk kemudahan
penyimpanan atau pemajangan produk.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan daya tarik praktis fungsional adalah sebagai berikut:
1.
Faktor pengamanan Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat
menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit
yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau
isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton.
3. Faktor pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan
pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan
peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor komunikasi Kemasan sebagai media komunikasi menerangkan dan mencerminkan produk,
citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga
produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik, maka fungsi kemasan sebagai
media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor ergonomi Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah
diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau
konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila
tangan pemakainya terkena minyak.
6. Faktor identitas Kemasan secara keseluruhan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki
identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.
7. Faktor promosi
Universitas Sumatera Utara
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini Kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat
efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
8. Faktor lingkungan Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam
situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran
mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi
lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Cenadi,1999:8.
D. Minat Beli