Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT. Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT. Sidomuncul Cabang Medan)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-I EKSTENSI MEDAN
ANALISIS EFEKTIFITAS KEMASAN TOLAK ANGIN PERMEN SIDOMUNCUL DALAM MEMPENGARUHI MINAT BELI
PADA PT MULIA UTAMA MANDIRI (DISTRIBUTOR TUNGGAL PT SIDOMUNCUL CABANG MEDAN)
SKRIPSI Oleh :
HARFIDA 070521117 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
ABSTRAK
HARFIDA (2010), Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul Cabang Medan). SKRIPSI 2010, di bawah bimbingan Dra. Haida Jasin M.Si. Ketua Departemen Program Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I Dra. Ulfah M.Si., dan Penguji II, Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM.
Tolak Angin Permen Sidomuncul merupakan salah satu strategi Perluasan Lini
(Line Extension) produk Tolak Angin. Perluasan lini merupakan strategi yang umum
dipilih oleh perusahaan dalam peluncuran produknya. Hal ini disebabkan oleh telah terciptanya hubungan emosional antara konsumen dengan produk yang telah ada sebelumnya, sehingga kehadiran suatu lini produk baru telah lebih mudah untuk diterima di dalam pasar.
Tolak Angin Permen Sidomuncul cukup efektif dalam menarik minat beli konsumen. Nilai F hitung (30.366) > F tabel (3,16), menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat dengan pengaruh yang signifikan.Daya tarik yang ada dalam kemasan, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) menjadi hal penting yang mampu menciptakan komunikasi non verbal antara konsumen dengan produk itu sendiri.
Analisis data penelitian menggunakan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil bahwa variabel bebas yaitu Daya Tarik Visual (X1) berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen (Y) namun pengaruhnya tidak signifikan, yang terlihat dari hasil uji t dimana t hitung 1,156<t tabel 1,645. Sedangkan Variabel Daya tarik praktis (X2) secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y) yang diperoleh dari hasil uji t, dimana nilai t hitung 5,486 > t tabel 1,645.
Terdapat hubungan yang kuat yang antara Daya tarik visual (X1), daya tarik praktis (X2) dengan minat beli (Y) yang terlihat dari hasil uji R dimana koefisien korelasi diperoleh sebesar 71,8 % (mendekati 1).
Variabel minat beli dapat dijelaskan oleh daya tarik visual dan daya tarik praktis sebesar 50 %, sedangkan sisanya 50% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
(3)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum w.w,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan ridho-Nya kepada penulis berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dalam cahaya yang terang benderang, dan semoga kita memperoleh syafaatnya di yaumil akhir kelak,
Skirpsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor PT Sidomuncul Cabang Medan).
Dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung :
1. Bapak Jhon Tafbu Ritonga M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Haida Jasin M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ulfah M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(4)
6. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Orang tua penulis Ayahanda Harris Fadillah dan Ibunda Desniar, juga adik-adik tersayang Ilham Ilman Farsi, T. Hardiansyah Putra dan Rio Syahputra, atas doa, dukungan, bantuan dan semangat hidup yang tak pernah putus kepada penulis.
8. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Bapak Heri B. Hermawan, selaku Manajer Operasional PT Mulia Utama Mandiri.
10.Bapak Y. Setiawan, selaku Finance Supervisor PT Mulia Utama Mandiri. 11.Seluruh Staff dan Karyawan PT Mulia Utama Mandiri yang telah membantu
dalam pengumpulan data.
12.Bapak Erwin Harahap (Kilo-Kilo) yang telah membuka kesempatan bagi penulis untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 13.Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberi semangat yang namanya
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga, semoga Allah SWT membalas budi baik anda semua dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Maret 2010 Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ………. i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Perumusan Masalah ……… 5
C. Kerangka Konseptual ……… 5
D. Hipotesis ……… 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 7
F. Metode Penelitian …….………. 7
1. Batasan Operasional ………. 7
2. Definisi Operasional Variabel ………. 8
3. Pengukuran Variabel ……… 10
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 10
5. Populasi dan Sampel ……… 11
6. Jenis dan Sumber Data……….. 15
7. Teknik Pengumpulan Data ………... 15
8. Metode Analisis Data ………... 15
BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ………….……….. 20
B. Pengertian Produk ………..……… 22
C. Perluasan Produk……….. 22
(6)
2. Perluasan Lini Produk……….. 22
3. Perluasan Lini melalui Desain Kemasan………. 23
a.. Pengertian Kemasan……… 23
b. Jenis Kemasan……… 23
c. Arti Penting Kemasan dalam Pemasaran……… 24
D. Minat Beli……… 26
1. Pengertian Minat Beli ………... 26
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli………... 27
3. Keputusan Pembelian Konsumen ……….. 28
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PT Mulia Utama Mandiri ... 32
B. Struktur Organisasi ... 33
C. Strategi Produk ... 37
D. Perkembangan Penjualan Produk Tolak Angin dan Lini Produknya... 41
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A.Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 43
1. Uji Validitas ……….. 43
2. Uji Reliabilitas ……….. 45
B. Analisis Deskriptif ……… 45
C. Uji Asumsi Klasik ……….... 57
1. Uji Normalitas ……….. 57
2. Uji Heteroskedastisitas ………. 58
3. Uji Multikolinearitas ……… 60
D. Analisis Regresi Linier Berganda ……… 61
E. Analisis Hipotesis ………. 62
(7)
2. Uji t (Parsial) ……… 63 F. Uji Koefisien Determinan (R2) ………... 65
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……….. 67
B. Saran ………. 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Definisi Operasional Variabel …..….……… 9
Tabel 1.2 : Data Outlet Lokasi Penelitian ………... 12
Tabel 1.3 : Rekapitulasi Penjualan Tolak Angin Permen di Outlet Lokasi Penelitian Januari- Maret 2009 ……... 13
Tabel 3.1 : Perluasan Lini Produk ………... 38
Tabel 3.2 : Data Penjualan Tolak Angin tahun 2007-2009 ……… 41
Tabel 4.1 : Item-Total Statistics ………... 44
Tabel 4.2 : Reliability Statistics ……….. 45
Tabel 4.3 : Case Processing Summary ………... 46
Tabel 4.4 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap daya tarik Visual ( X1).. 47
Tabel 4.5 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap daya tarik Praktis (Fungsional X2) ... 50
Tabel 4.6 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap Minat beli (Y) ... 55
Tabel 4.7 : Uji Normalitas ... 58
Tabel 4.8 : Uji Heteroskedastisitas dengan pendekatan statistik ... 59
Tabel 4.9 : Uji Multikolinearitas ... 60
Tabel 4.10: Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 61
Tabel 4.11 : Hasil Uji F hitung ………. 63
Tabel 4.12 : Hasil Uji t hitung ……… 64 Tabel 4.13: Variabel-Variabel Uji ...
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual ……… 6
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Mulia Utama Mandiri ……….. 36
Gambar 4.1 : Plot of regresion standardized residual ... 57
(10)
ABSTRAK
HARFIDA (2010), Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul Cabang Medan). SKRIPSI 2010, di bawah bimbingan Dra. Haida Jasin M.Si. Ketua Departemen Program Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I Dra. Ulfah M.Si., dan Penguji II, Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM.
Tolak Angin Permen Sidomuncul merupakan salah satu strategi Perluasan Lini
(Line Extension) produk Tolak Angin. Perluasan lini merupakan strategi yang umum
dipilih oleh perusahaan dalam peluncuran produknya. Hal ini disebabkan oleh telah terciptanya hubungan emosional antara konsumen dengan produk yang telah ada sebelumnya, sehingga kehadiran suatu lini produk baru telah lebih mudah untuk diterima di dalam pasar.
Tolak Angin Permen Sidomuncul cukup efektif dalam menarik minat beli konsumen. Nilai F hitung (30.366) > F tabel (3,16), menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat dengan pengaruh yang signifikan.Daya tarik yang ada dalam kemasan, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) menjadi hal penting yang mampu menciptakan komunikasi non verbal antara konsumen dengan produk itu sendiri.
Analisis data penelitian menggunakan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil bahwa variabel bebas yaitu Daya Tarik Visual (X1) berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen (Y) namun pengaruhnya tidak signifikan, yang terlihat dari hasil uji t dimana t hitung 1,156<t tabel 1,645. Sedangkan Variabel Daya tarik praktis (X2) secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y) yang diperoleh dari hasil uji t, dimana nilai t hitung 5,486 > t tabel 1,645.
Terdapat hubungan yang kuat yang antara Daya tarik visual (X1), daya tarik praktis (X2) dengan minat beli (Y) yang terlihat dari hasil uji R dimana koefisien korelasi diperoleh sebesar 71,8 % (mendekati 1).
Variabel minat beli dapat dijelaskan oleh daya tarik visual dan daya tarik praktis sebesar 50 %, sedangkan sisanya 50% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perusahaan dewasa ini harus memikirkan mengenai bisnis dan strategi pemasaran mereka dengan lebih kreatif dan inovatif. Adalah suatu hal penting bagi suatu perusahaan untuk menyadari bahwa mereka bergerak dalam persaingan yang berubah dengan sangat cepat, kemajuan teknologi, peraturan hukum dan kebijakan perdagangan serta perubahan kesetiaan pelanggan. Kondisi ini mau tidak mau membuat perusahaan harus terus menerus melakukan inovasi produk yang memuaskan konsumen untuk dapat mencapai tujuan organisasi.
Minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu objek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berprilaku menguasai produk tersebut. Pelanggan hanya akan berminat untuk membeli produk dengan penawaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan harapan dan berdasarkan pandangan nilai mereka, maka langkah penting yang harus ditempuh oleh perusahaan dewasa ini adalah mengeksplorasi pandangan nilai tersebut. Salah satu pandangan nilai adalah Estetika. Estetika dapat berfungsi sebagai daya tarik emosional yang sangat ampuh untuk menarik perhatian konsumen. Pertarungan produk tidak lagi terbatas pada keunggulan kualitas, atau
(12)
teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha mendapatkan nilai tambah untuk memberikan manfaat emosional kepada konsumen.
Aspek estetika yang dapat dieksplorasi adalah melalui desain kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat dilepaskan dari kemasannya. Kesan pertama dalam
setiap penilaian yang umum dilakukan oleh setiap orang terhadap sesuatu yang baru dilihat adalah dari kemasannya dan penampilan fisiknya.
Kemasan adalah wadah atau tempat yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material lainnya yang digunakan untuk penyampaian barang dari produsen ke konsumen.
Penampilan fisik yang efektif menarik perhatian akan membuat pelanggan mencari tahu lebih lanjut mengenai produk dan pada akhirnya akan melakukan pembelian. Aksi yang diharapkan adalah pelanggan mencari tahu lebih lanjut mengenai produk dan pada akhirnya menutup transaksi dengan pembelian.
Definisi efektifitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Secara umum efektifitas menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
(13)
Produk Sidomuncul telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai leading brand
(pemimpin merek) produk jamu dan produk konsumsi lainnya. Sejumlah prestasi dan penghargaan telah dicapai oleh PT Sidomuncul sejak tahun 2000 yaitu sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sesuai standar farmasi dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Platinum Award dan Platinum The Indonesian Basic Brand Award (IBBA) untuk produk kuku bima, Cakram Award serta sertifikat Obat Herbal Terstandar (OHT) yang dterima oleh produk Tolak Angin dari Badan POM. Kedua program unggulan dari Sidomuncul ini juga telah meraih penghargaan The Word of Mouth Marketing (WOMM) Award, Top Brand Award dan Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA). Pemasaran produk Tolak Angin dan Kuku Bima Sido Muncul selain dalam negeri juga telah merambah pasar Internasional seperti Hongkong , Pilipina, Singapura, Malaysia.
PT Sidomuncul melihat besarnya peluang yang ada khususnya di pasar domestik, sehingga didirikanlah PT Mulia Utama Mandiri pada tanggal 20 Maret 2006, berkedudukan di Medan sebagai perusahaan distributor. PT Mulia Utama Mandiri adalah anak perusahaan dari PT Sidomuncul dengan jaringan distribusi meliputi wilayah Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. Salah satu produk unggulan yang ditawarkan adalah produk Tolak Angin. Pada awal kemunculannya, produk Tolak Angin diluncurkan dalam bentuk jamu serbuk yang berkhasiat mengatasi masuk angin. Lalu pada perkembangannnya, PT Sidomuncul melakukan strategi
(14)
perluasan lini produk dengan meluncurkan Tolak Angin Cair dengan kemasan lebih sederhana berbentuk persegi panjang dengan kemasan plastik yang unik, mudah dibawa dan lebih menarik dibanding pendahulunya. Pada perkembangan selanjutnya, demi memaksimalkan strategi pemasaran, PT Sidomuncul kembali meluncurkan produk yang sama dalam kemasan yang lebih inovatif yang berbentuk permen. Strategi perluasan lini produk bukan hal yang baru dalam dunia pemasaran, dimana strategi pengembangan merek ini banyak digunakan oleh praktisi – praktisi pemasaran di dalam aktivitas peluncuran produk baru. Salah satu pertimbangan adalah bahwa perusahaan merasa bisa mendapatkan keuntungan dari adanya ikatan emosional yang telah terbentuk antara merek induk dengan perluasannya sehingga investasi yang dibutuhkan untuk perluasan merek bisa lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan merek yang baru.
Bertitik tolak dari uraian di atas dan melihat betapa pentingnya kemasan bagi produk, penulis ingin mengetahui apakah strategi perluasan lini produk melalui desain kemasan yang dilakukan oleh PT Sidomuncul cukup efektif dalam mendongkrak minat beli konsumen,yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:
“Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul Cabang Medan)”.
(15)
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah Tolak Angin Sidomuncul yang dikemas dalam bentuk Permen cukup efektif dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri ?”.
C.Kerangka Konseptual
Minat beli merupakan “kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian”(Assael,2001).
Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional, dan menciptakan respon emosional positif yang secara tidak langsung berkata “Belilah saya” (Iwan Wirya,1999:11).
Penampilan kemasan harus memiliki daya tarik sehingga tercipta sebuah desain kemasan yang efektif dan efisien. Daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Daya Tarik Visual (Estetika)
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur grafis (warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak). Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menicptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.
2. Daya Tarik Praktis (fungsional)
Daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor, misalnya untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk.
(16)
Kemasan yang efektif dalam menarik minat beli dapat digambarkan pada Gambar 1.1 berikut:
Gambar
1.1 Kerangka
Konseptual
Sumber: Christine Cenadi
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007:82), “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan”.
Sesuai dengan pendapat di atas dan teori yang mendukung, penulis mencoba merumuskan hipotesis dari penelitian ini yaitu:
“ Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul Efektif dapat mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor PT Sidomuncul Cabang Medan)”.
Daya tarik kemasan:
Daya Tarik Visual (Estetika) ( X1) Daya Tarik Praktis (Fungsional)(X2)
(17)
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas kemasan dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor PT Sidomuncul Cabang Medan)”.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Bagi perusahaan sebagai masukan dan evaluasi dalam mengembangkan usaha sehingga dapat diterapkan di masa mendatang.
b. Bagi penulis, sebagai sarana melatih kemampuan menulis, berpikir ilmiah dan meneliti pada bidang manajemen pemasaran khususnya terkait dengan bidang pengelolaan kemasan pada suatu perusahaan
c. Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti lain mengenai objek yang sama di masa mendatang
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional dibuat untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka batasan operasional adalah sebagai berikut:
a. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah elemen-elemen dari daya tarik kemasan yang efektif mempengaruhi minat beli yaitu Daya Tarik Visual (X1), Daya Tarik Praktis (X2) dan Minat Beli (Y)
(18)
b. Penelitian dilakukan terhadap produk Tolak Angin Permen Sidomuncul pada PT Mulia Utama Mandiri Medan.
c. Variabel Minat beli (Y) didasarkan pada faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prilaku konsumen
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang sudah diidentifikasi menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi variabel yang diteliti sebagai berikut:
(19)
Tabel 1.1
Definisi Operasional Variabel Instrumen Variabel
I
Indikator II
Skala Pengukuran
III
Daya Tarik Visual (X1)
1. Warna 2. Bentuk 3. Merek 4. Ilustrasi 5. Huruf 6. Tata Letak
Likert
Daya Tarik Fungsional
(X2)
1. Faktor Pengamanan 2. Faktor Ekonomi 3. Faktor Pendistribusian 4. Faktor Komunikasi 5. Faktor Ergonomi 6. Faktor Identitas 7. Faktor Promosi 8. Faktor Lingkungan
Likert
Minat Beli ( Y) 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Pembelajaran
4. Kepribadian dan Sikap
Likert
(20)
3. Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator. Dalam menghitung indikator digunakan Skala Likert.
Menurut Sugiyono (2007:86), “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Adapun yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju : Skor 5
b. Jawaban Setuju : Skor 4
c. Jawaban Kurang Setuju : Skor 3
d. Jawaban Tidak Setuju : Skor 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju : Skor 1
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Mulia Utama Mandiri Medan yang beralamat di Jl. Sei Asahan No.33 Medan. Adapun waktu penelitian mulai Agustus 2009 sampai dengan Maret 2010.
(21)
5. Populasi dan Sampel a. Populasi
Menurut Sugiyono (2007:72), “populasi adalah seluruh objek yang diteliti, berupa orang, sejumlah barang, sejumlah tahun penjualan, dan sebagainya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Tolak Angin Permen Sidomuncul yang berbelanja ke outlet-outlet yang menjual produk tersebut di kota Medan dengan syarat tipe outlet adalah grosir, dimana outlet yang bersangkutan melakukan pembelian rutin setiap bulannya minimal 360 unit (1 karton) per bulan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai awal tahun 2009. Sedangkan syarat untuk konsumen yang akan dijadikan sampel adalah konsumen yang juga pernah melakukan pembelian produk Tolak Angin dalam kemasan lain selain Tolak Angin Permen minimal 3 (tiga) bulan sebelum periode penelitian. Dari hasil penelitian pendahuluan, jumlah outlet yang memenuhi syarat sebanyak 5 (lima) outlet dengan rata-rata konsumen yang membeli Tolak Angin Permen per bulan rata-rata 30 (tiga puluh) orang di masing-masing outlet. Dari data tersebut diperoleh populasi sebanyak 150 orang. Adapun data outlet tersebut adalah sebagai berikut:
(22)
Tabel 1.2
Data Outlet Lokasi Penelitian
Sumber : PT Mulia Utama Mandiri
No. Nama Alamat No. Telepon
1 Pandu Jl. Pandu No. 77 061-4573355
2 Pulau Baru Jl. Bandung 061-4565156
3 Titi Sakti Jl. M.T Haryono 061-4149645
4 Gunung Terang Jl. Veteran 061-4573354
(23)
Tabel 1.3
Rekapitulasi Penjualan Tolak Angin Permen Periode Januari-Maret 2009
PERIODE
Titi Sakti Pandu Pulau Baru Gunung Terang Agus
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
(unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton)
Januari 1,080 3 720 2 1,800 5 720 2 360 1 Februari 360 1 720 2 2,880 8 720 2 360 1 Maret 360 1 720 2 2,880 8 720 2 360 1
Total 1,800 5 2,160 6 7,560 21 2,160 6 1,080 3
(24)
Metode penarikan sampel dilakukan dengan Proportional Stratified Random
Sampling, yaitu “cara pengambilan sampel populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional dari setiap elemen populasi yang dijadikan sampel dan pengambilan sampel dilakukan secara acak”. (Sugiyono,2007:73).
Teknik pengambilan sampel dilaksanakan dengan tiga langkah, yaitu
1. Identifikasi dan penggelompokan sampel berdasarkan kelas atau strata 2. Menentukan ukuran sampel dengan memakai Model Slovin dengan rumus Slovin ,Umar (2004:78) sebagai berikut:
dimana,
n = Jumah Sampel
N = Populasi
e = Taraf kesalahan 10% sehingga,
n = __150__ 1 + 150(0.1) 2
= 60
3. Menentukan objek yang dijadikan sampel.
Data yang diperoleh dari perhitungan di atas menunjukkan jumlah sampel adalah sebanyak 60 orang.
n = __N__ 1+Ne2
(25)
6. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada responden dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang telah diuraikan. Data primer yang diperlukan adalah variabel daya tarik visual, variabel daya tarik fungsional dan variabel minat beli pelanggan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku-buku pemasaran, internet, literatur, jurnal dan skripsi yang terkait dengan penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a.Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab secara lisan dengan pihak perusahaan yang mempunyai kewenangan untuk memberikan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
8. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menguraikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sehingga dapat diketahui dengan
(26)
jelas persepsi konsumen tentang efektifitas kemasan Tolak Angin Permen dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri Medan.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen
“Validitas merupakan pengujian terhadap sebuah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur sesuatu. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono,2007:109).
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
•Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid •Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid 2. Uji Reliabilitas Instrumen
” Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan memberikan data yang sama” (Sugiyono,2007:110). Uji reliabilitas ini akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid.
(27)
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh dari variabel independent yaitu X1 dan X2 terhadap variabel dependent yaitu minat pembelian konsumen (Y).
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan aplikasi software SPSS 14:00 for Windows. Adapun metode persamaan yang digunakan dalam analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 +b2X2 + e dimana,
Y = Minat beli konsumen X1 = Daya Tarik Visual X2 = Daya Tarik Fungsional b1, b2 = koefisien regresi b0 = Konstanta e = standard error
Dalam regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu: 1. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji F)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas (X1,X2) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu Minat Beli Konsumen (Y).
(28)
- Ho : b1,b2 = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari seluruh variabel bebas (X) secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel terikat (Y).
- Ha ; b1,b2 ≠ 0 artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika F hitung < F table pada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F table pada α = 5% 2. Uji Signifikan Individual/Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian sebagai berikut: a. Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel-variabel independent yaitu X1 dan X2 terhadap variabel dependent yaitu Minat Beli Konsumen
b. Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu Minat Beli Konsumen (Y) Adapun kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5% 3. Koefisien Determinan (R2)/Identifikasi Determinan (R2)
(29)
Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh atau kontribusi seluruh variabel-variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati 1 (satu) berarti semakin kuat pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y).
(30)
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai referensi yang terkait dengan judul penelitian yang juga membahas aspek sejenis yang berhubungan dengan desain kemasan sebagai salah satu strategi pemasaran produk. Referensi diperoleh melalui riset pustaka dari beberapa judul skripsi terdahulu, jurnal-jurnal pemasaran yang diperoleh dari jurnal online dan skripsi online di internet. Salah satu referensi yang penulis ambil adalah studi kasus yang dilakukan oleh manajemen PT Konimex Pharmaceutical Laboratories yang melakukan perubahan desain kemasan salah satu produk unggulannya yaitu obat sakit kepala Paramex. Sebelum dirubah, kemasan lama Paramex telah beredar di masyarakat selama kurun waktu 14 tahun terhitung sejak tahun 1989, dan pada bulan Mei 2003 PT Konimex melakukan pembaharuan kemasan dengan tetap mempertahankan lingkaran dan warna biru pada kemasan. Dari studi kasus yang dilakukan oleh PT Konimex mengenai pengaruh merek dan kemasan dalam keputusan membeli konsumen diperoleh hasil bahwa:
1. 89 % responden menilai merek dan kemasan dapat menarik minat konsumen 2. 79 % responden setuju bahwa desain kemasan dapat membentuk image
produk
3. 48 % responden tertarik pada produk baru karena melihat kemasannya, sedangkan 27 % karena harga dan 25% karena merek
(31)
4. 87 % responden menyatakan pernah membeli produk karena kemasan dan mereknya
5. 68 % responden menyatakan bahwa kemasan dan merek mempengaruhi 40-60 % keputusan pembelian suatu produk.
Penelitian lainnya terkait dengan judul yang penulis ambil adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Krisiten Petra yang berjudul “Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran”, yang ditulis oleh Christine Suharto Cenadi tahun 1999. Jurnal ini mengemukakan bahwa kemasan merupakan salah satu solusi untuk menarik perhatian konsumen karena berhadapan langsung dengan konsumen. Kemasan telah berubah fungsi yang semula hanya merupakan wadah pelindung menjadi alat jual yang memberikan citra kepada produk yang dijualnya.
Hasil penelitian mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya yang ditulis oleh Agustinus dan Hariyono Sungkono pada tahun 2005 tentang diferensiasi kemasan Pocari Sweat, menunjukkan bahwa variabel bentuk, isi, harga dan kepraktisan kemasan sachet Pocari Sweat berpengaruh sebesar 51% terhadap variabel minat beli masyarakat menengah ke bawah di Surabaya.
B. Produk
Penjualan yang berhasil pada suatu pasar didasarkan atas produk yang dihasilkan, apakah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sewaktu mereka melihat produk tersebut.
Menurut Kotler yang dikutip Husein Umar ( 2003 : 131 ), "Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
(32)
dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan."
C. Perluasan Produk
1. Inovasi Produk
Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru.
Menurut Joseph Schumpeter (1934), definisi inovasi dalam ekonomi adalah “mengenalkan barang baru dimana pelanggan belum mengenalnya atau kualitas baru dari sebuah barang”. (Indonetasia.com/definisi online)
2. Perluasan Lini Produk (Line Extension)
Strategi pengembangan ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan, dan sebagainya pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama. Contohnya: Merek laptop Fujitsu meluncurkan koleksi Lifebook Series terbaru dengan varian lini produk antara lain S2110, C1320, dan P1510.
3. Perluasan Lini melalui Desain Kemasan a Pengertian Kemasan
Menurut Cannon, Mc Carthy dan Perreault (2008:306), “Pengemasan (packaging) meliputi kegiatan promosi, perlindungan, dan penambahan nilai sebuah produk”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen P dan K , Balai Pustaka (1991), kemasan adalah: “ Bungkus pelindung barang dagangan”.
(33)
”Kemasan adalah wadah atau tempat yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material lainnya yang digunakan untuk penyampaian barang dari produsen ke konsumen” (Senior:2007).
b. Jenis – Jenis Kemasan
Menurut Ahli Teknologi Pangan dan Gizi Prof.DR. Made Astawan, (Senior:2007), kemasan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan terbagi atas kemasan primer, sekunder dan tersier;
a) Kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.
b) Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk. c) Kemasan tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder,
dengan tujuan untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan efisien. Kemasan tersier bisa berupa kotak karton atau peti kayu. 2. Berdasarkan proses pengemasannya, kemasan dibedakan atas kemasan aseptik
dan non-aseptik.
a) Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini biasanya dipakai pada bahan pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi, seperti pada pengemasan makanan kaleng atau susu UHT (ultra high
temperature).
b) Pengemasan non-aseptik adalah kemasan yang memungkinkan
kontaminasi mudah terjadi, sehingga masa simpan produk umumnya relatif lebih rendah. Untuk memperpanjang masa simpan, produk dapat ditambahkan gula, garam atau dikeringkan hingga kadar air tertentu. c. Arti Penting Kemasan dalam Pemasaran
Penampilan kemasan harus memiliki daya tarik sehingga tercipta sebuah desain kemasan yang efektif dan efisien.
Daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu: a. Daya Tarik Visual (Estetika)
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur grafis (warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak). Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menicptakan suatu kesan untuk memberikan
(34)
daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.
b. Daya Tarik Praktis (fungsional)
Daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor, misalnya untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan daya tarik praktis (fungsional) adalah sebagai berikut:
1. Faktor pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton.
3. Faktor pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor komunikasi
Kemasan sebagai media komunikasi menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik, maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.
6. Faktor identitas
Kemasan secara keseluruhan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.
(35)
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini Kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
8. Faktor lingkungan
Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. (Cenadi,1999:8).
D. Minat Beli
1. Pengertian Minat Beli
Minat beli merupakan “kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian”(Assael,2001).
Menurut Howard (Durianto dan Liana, 2004:44),“Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”.
Minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu objek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berprilaku menguasai produk tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli
Faktor psikologis yang mempengaruhi minat beli adalah sebagai berikut: a. Motivasi
Motivasi adalah “ kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan” (Kotler, Bowen, Makens,2003: 214).
(36)
Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang
paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya
b. Persepsi
Persepsi adalah “ proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia” (Kotler, Bowen, Makens, 2003: 215).
Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama.
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai
feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam
situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004: 207). d. Kepribadian dan Sikap
Beliefs adalah “ pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu, Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman” (Kotler,
Amstrong, 2004, :144). Sedangkan attitudes adalah ”evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide ”(Kotler, Amstrong, 2004:145)
(37)
3. Keputusan Pembelian Konsumen
Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian adalah sebagai berikut: a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus intern dan ekstern.
Stimulus intern salah satunya adalah rasa lapar, haus, seks yang timbul pada suatu tingkatan tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Dari pengalaman dorongan ini dapat dipuaskan dengan cara-cara yang sama yang telah dilakukan sebelumnya.
Kebutuhan dapat juga berasal dari stimulus eksternal yang bersumber dari lingkungan disekeliling objek yang bersangkutan yang dapat memicu masalah atau kebutuhan.
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi. Pencarian informasi dapat bersifat aktif yaitu dengan terlibat langsung dalam proses pencarian informasi ataupun pasif yaitu dengan menerima informasi yang masuk mengenai tujuan yang ingin dicapai, seperti menaruh perhatian terhadap iklan, dan sebagainya. Sumber informasi konsumen dapat berasal dari pribadi (keluarga,teman, kenalan), sumber komersial (iklan, tenaga penjual), sumber pengalaman, dan sumber publik (mass media, organisasi rating konsumen)
(38)
c. Evaluasi Alternatif
Proses evaluasi konsumen dipahami dalam beberapa konsep dasar dimana konsumen bermaksud untuk memuaskan suatu kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu yang dapat diperolehnya dari suatu produk. Dalam hal ini konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen cenderung memberikan perhatian lebih banyak pada atribut yang dianggap relevan atau menonjol yang akan memberikan manfaat yang dicari.
d. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004: 547) adalah “pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan”.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.
Menurut Schiffman, Kanuk (2004: 547) bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik
marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi
lainnya.
2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk.
(39)
3.Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja.
e. Prilaku setelah Pembelian
Konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah pembelian produk. Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut yang mendapat perhatian dari pemasar. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, dia akan menunjukkan probabilita yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Sebaliknya, konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasan dengan membuang atau mengembalikan produk, atau mencari informasi yang mungkin memperkuat nilai tinggi informasi tersebut. Dalam hal ini konsumen mempunyai pilihan mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan apa-apa.
Jika memilih yang pertama, konsumen mungkin mengadu kepada perusahaan, ke penasehat hukum, atau kepada kelompok lain yang mungkin membantu pembeli mendapatkan kepuasan seperti badan swasta atau pemerintah. Bila pilihan kedua yang diambil, kemungkinan konsumen akan berhenti membeli produk tersebut. Dalam keadaan seperti ini, penjual telah gagal dalam memuaskan konsumen.
(40)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT Mulia Utama Mandiri
PT Mulia Utama Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran produk-produk jamu dan consumer goods. PT Mulia Utama Mandiri merupakan anak perusahaan dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul yang dengan jaringan distribusi meliputi wilayah Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. PT Sidomuncul mendirikan PT Mulia Utama Mandiri pada tanggal 20 Maret 2006, dengan Akte Pendirian Perusahaan No. C-14856 HT.01.01.TH.2006, berkedudukan di Medan sebagai perusahaan distributor. Dalam kegiatan pemasaran produk-produk Sidomuncul, PT Mulia Utama Mandiri didukung oleh Sub Distributor yang tersebar di Nias, Sibolga, Pematang Siantar, Kisaran, Padang Sidempuan, Meulaboh dan Banda Aceh untuk meng-
cover seluruh area pemasaran.
Produk Sidomuncul telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai leading brand (pemimpin merek) produk jamu. Pada perkembangannya PT Sidomuncul juga memproduksi dan memasarkan produk konsumsi lainnya. Beberapa produk Jamu yang telah cukup dikenal oleh masyarakat seperti Jamu Pegel Linu,Tolak Angin, Sehat pria dan sebagainya merupakan produk yang dipasarkan disamping produk konsumsi seperti Kuku Bima Energi, Kopi Ginseng, dan beberapa varian produk lainnya.
Kegiatan operasional PT Mulia Utama Mandiri dipimpin oleh seorang Direktur dan Manajer Operasional yang didukung oleh tenaga kerja sebanyak 50 orang yang terbagi dalam 4 (empat) departemen, yaitu Sales and Marketing, Acounting, Finance dan
(41)
produk-produk Sidomuncul baik ke pasar modern maupun tradisional. Dengan tenaga pemasaran yang melakukan penetrasi intensif kepada target marketnya, PT Mulia Utama Mandiri terus berusaha menjadi salah satu perusahaan distributor yang terbaik dan terdepan dalam memenuhi kebutuhan akan ketersediaan produk guna menciptakan kepuasan pelanggan yang maksimal.
B. Struktur Organisasi
PT Mulia Utama Mandiri melaksanakan kegiatannya berdasarkan aturan, pembagian tugas dan tanggung jawab baik secara vertikal maupun horizontal.
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun individu-individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan secara efisien, teratur dan efektif, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Struktur organisasi diharapkan dapat mengarahkan orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut pada keadaan sedemikian rupa sehingga mereka dapat dengan baik melaksanakan aktifitas masing-masing.
1. Manajer Operasional, membawahi:
a. Accounting Supervisor b. Finance Supervisor c. Sales Supervisor d. Logistic Supervisor
(42)
Tugas pokok dalam membuat laporan keuangan, melakukan penjurnalan dan pembukuan transaksi keuangan, tax controlling dan melegalisasi faktur pajak keluaran.
b. Finance Supervisor membawahi Collector dan Kasir
Bertanggung jawab atas pengawasan transaksi keuangan, baik dalam pencatatan keuangan maupun aktivitas harian transaksi keuangan baik kas maupun bank.
c. Sales Supervisor dibantu oleh Administrasi Penjualan dan membawahi Salesman
Sales Supervisor dibagi dalam tiga divisi, yaitu divisi Sales Taking Order, Sales Canvasser & Spreading, dan Sales Supermarket. Ketiga divisi tersebut
dipimpin oleh masing-masing satu orang Sales Supervisor yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer Operasional berkaitan dengan aktivitas penjualan dan pemasaran produk.
d. Logistic Supervisor membawahi Staff Administrasi Gudang, Helper Gudang
dan Driver.
Logistic Supervisor (Kepala gudang) bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengawasan persediaan produk, serta pendistribusian produk sesuai permintaaan pasar.
(43)
MANAGER OPERASIONAL
ACCOUNTING SUPERVISOR
FINANCE SUPERVISOR
SALES
SUPERVISOR
LOGI SUP
ACCOUNTING STAFF
KASIR
COLLECTOR
ADMINISTRASI PENJUALAN
SALES
ADM GUDANG
DRIVE
(44)
C. Strategi Produk
Perencanan produk merupakan suatu hal yang diperlukan dalam menunjang keberhasilan pemasaran, sehingga produk yang dihasilkan perusahaan adalah produk yang diinginkan oleh konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Salah satu strategi yang diterapkan perusahaan adalah strategi perluasan lini produk (line extension). Perusahaan berupaya mencari dan mengembangkan produk dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan dan profitabilitas.
PT Sidomuncul adalah salah satu perusahaan yang menerapkan strategi tersebut dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkannya. Strategi ini dinilai cukup efektif sebagai upaya memenangkan persaingan dalam pasar yang berubah sangat cepat. Memanfaatkan ikatan emosional dan image yang telah terbentuk di dalam masyarakat terhadap produk terbukti cukup jitu dalam penerapan strategi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa jenis produk yang sifatnya merupakan hasil perluasan lini produk yang telah ada sebelumnya. Perluasan lini produk yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini:
(45)
38
Tabel 3.1
Perluasan Lini Produk
No. Nama Produk Induk Kategori Lini Produk Strategi Perluasan Lin
1 TOLAK ANGIN Jamu TOLAK ANGIN ISTIMEWA
Variasi komposisi dan rasa
TOLAK ANGIN KOMPLIT Variasi komposisi
JAMU KOMPLIT TOLAK ANGIN TELOR
Variasi komposisi dan rasa
JAMU KOMPLIT TOLAK ANGIN JN
Variasi komposisi dan rasa
TOLAK ANGIN CAIR Variasi kemasan
TOLAK ANGIN CAIR ANAK Variasi kemasan
TOLAK ANGIN CAIR FLU Variasi kemasan
TOLAK ANGIN FLU SERBUK Variasi kemasan
TOLAK ANGIN PERMEN Variasi kemasan
TOLAK ANGIN TABLET Variasi kemasan
TOLAK ANGIN BALSEM Variasi kemasan
2 PEGEL LINU Jamu PEGEL LINU INSTAN Variasi komposisi
PEGEL LINU KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
PEGEL LINU KOMPLIT SUPER
Variasi komposisi dan rasa
JAMU KOMPLIT PEGAL LINU TELOR
Variasi komposisi dan rasa
JAMU KOMPLIT PEGAL LINU JN
Variasi komposisi dan rasa
PEGEL LINU GINSENG Variasi rasa
PEGEL LINU KOMPLIT EKONOMI Variasi kemasan
3 SARIAWAN KOMPLIT Jamu JAMU KOMPLIT SARIAWAN JN Variasi rasa
4 SARIAWAN USUS Jamu SARIAWAN USUS KOMPLIT SUPER Variasi rasa
JAMU KOMPLIT SARIAWAN USUS JN Variasi rasa
5 SEHAT PRIA/WANITA Jamu SEHAT PRIA/WANITA INSTAN Variasi komposisi
SEHAT PRIA/WANITA KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
SEHAT PRIA/WANITA KOMPLIT Variasi rasa
JAMU KOMPLIT SEHAT PRIA/WANITA
JN Variasi rasa
6 GEMUK SEHAT Jamu JM KOM GEMUK SEHAT JN Variasi rasa
GEMUK SEHAT KOMPLIT
Variasi komposisi dan rasa
(46)
KUNYIT ASAM PERMEN Variasi kemasan
KUNYIT ASAM FIBER Variasi komposisi
KUNYIT ASAM SIRIH PLUS MADU
Variasi komposisi dan rasa
KUNYIT ASAM DATANG BULAN
Variasi komposisi dan rasa
8 KUKU BIMA Jamu KUKU BIMA KOMPLIT Variasi komposisi
JAMU KOMPLIT KUKU BIMA TELOR Variasi komposisi
JAMU KOMPLIT KUKU BIMA JN
Variasi komposisi dan rasa
KUKU BIMA GINSENG Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA GINSENG CAIR Variasi kemasan
KUKU BIMA GINSENG INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
KUKUBIMA GINSENG KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
KAPSUL KUKU BIMA GINSENG Variasi kemasan
KUKU BIMA TL Variasi rasa dan aroma
KUKUBIMA TL FORMULA JAMU Variasi rasa dan aroma
KUKUBIMA TL KAPSUL FORMULA Variasi kemasan
KUKU BIMA TL CAIR Variasi kemasan
KUKU BIMA TL KOMPLIT Variasi komposisi
KUKU BIMA TL KAPSUL Variasi kemasan
KUKUBIMA TL TRIBULUS CAIR Variasi kemasan
KUKUBIMA TRIBULUS KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
KUKU BIMA TRIBULUS INSTAN Variasi komposisi
PIL KUKU BIMA Variasi kemasan
39
No. Nama Produk Induk Kategori Lini Produk Strategi Perluasan Lin
9 KUKU BIMA ENERGI
Minuman
Kesehatan KBE ORIGINAL CAIR BOTOL Variasi kemasan
KUKUBIMA ENERGI GINSENG Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA ENERGI ANGGUR Variasi rasa dan aroma
KBE ANGGUR CAIR BOTOL Variasi kemasan
KUKU BIMA ENERGI JAMBU Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA ENERGI JERUK Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA ENERGI KOPI Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA ENERGI SUSU SODA Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA ENERGI TEA Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA ENERGI NANAS Variasi rasa dan aroma
(47)
10 MADU KEMBANG
Minuman
Kesehatan MADU GINSENG Variasi rasa dan aroma
MADU KEMBANG JERUK NIPIS Variasi rasa dan aroma
11 STMJ
Minuman
Kesehatan STMJ COKLAT Variasi rasa dan aroma
KOPI STMJ Variasi kemasan
STMJ SUSU Variasi rasa dan aroma
12 JAHE WANGI
Minuman
kesehatan JAHE WANGI PERMEN Variasi kemasan
13
VITAMIN C1000
SERBUK Suplemen SM VIT C LEMON/150 ML Variasi rasa dan aroma
SM VIT C JERUK/150 ML Variasi rasa dan aroma
14 ANAK SEHAT Suplemen ANAK SEHAT ANGGUR Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT COKLAT Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT JAMBU Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT JERUK Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT STRAWBERY Variasi rasa dan aroma
(48)
PT Mulia Utama Mandiri seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah perusahaan distributor, yaitu perusahaan yang kegiatannya mendistribusikan produk yang tersedia dalam hal ini produk-produk PT Sidomuncul. Oleh karena itu, secara langsung sebenarnya perusahaan tidak dapat menentukan kualitas dan kuantitas produk tersebut.
Pihak perusahaan dalam memasarkan produk-produk PT Sidomuncul mengandalkan hubungan baik yang telah dibina perusahaan dengan outlet baik secara langsung maupun dengan perantara salesman. Salesman secara rutin melakukan kunjungan (Effective Call) ke outlet-outlet yang telah menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan. Outlet itu sendiri adalah pelanggan perusahaan seperti toko, grosir, warung, swalayan, apotik atau outlet-outlet khusus yang diadakan pada event-event tertentu. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelanjutan hubungan bisnis antara perusahaan dengan outlet, menjalin hubungan emosional dan interaksi bisnis yang berkesinambungan, memperkenalkan produk, program dan berbagai informasi terkait dengan produk yang dipasarkan, dan juga untuk melakukan kontrol berkala terhadap produk-produk yang mengalami kerusakan dan kadaluarsa untuk ditarik dari peredaran.
(49)
D. Perkembangan Penjualan Produk Tolak Angin dan Lini Produknya
Produk Tolak Angin telah telah diluncurkan dalam berbagai lini produk yang berbeda. Tanggapan positif dari masyarakat telah membuat produk ini bertahan dalam kurun waktu yang relatif lama.
Memenangkan hati dan mempertahankan loyalitas konsumen bukanlah hal yang mudah. Upaya yang serius dalam memberikan kepuasan maksimal dan inovasi yang berkelanjutan merupakan salah satu kunci utama dalam memenangkan persaingan dan bertahan dalam pasar.
Hasil yang diperoleh dari usaha yang terus menerus dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat dari tingkat penjualan yang cenderung stabil bahkan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah trend penjualan produk Tolak Angin dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir:
Tabel 3.2
Data Penjualan Produk Tolak Angin Tahun penjualan 2007-2009
No. N a m a P r o d u k Penjualan (Karton)
2007 2008 2009
1 T O L A K A N G I N I S T I M E W A 998 1,017 884
2 T O L A K A N G I N K O M P L I T 2,723 3,474 3,329
3 JAMU KOMPLIT TOLAK ANGIN TELOR 360 458 468
4 J A M U K O M P L I T T O L A K A N G I N J N 26 45 36
5 T O L A K A N G I N C A I R 5,741 7,692 7,886
6 T O L A K A N G I N C A I R A N A K 323 298 407
7 T O L A K A N G I N C A I R F L U 146 395 287
8 T O L A K A N G I N F L U S E R B U K 7 7 13
9 T O L A K A N G I N P E R M E N 304 748 1,441
10 T O L A K A N G I N T A B L E T 292 225 400
11 T O L A K A N G I N B A L S E M 1 - - Sumber: PT Mulia Utama Mandiri 2010
(50)
Data di atas memperlihatkan bahwa Produk Tolak Angin Permen, Jamu Komplit Tolak Angin Telor dan Tolak Angin Cair mengalami kenaikan penjualan dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Sedangkan lini produk lainnya mengalami fluktuasi penjualan dalam jumlah yang tidak terlalu signifikan dan cenderung stabil. Hal ini memperlihatkan bahwa produk Tolak Angin dan lini produknya masih memiliki daya jual yang tinggi di mata konsumen. Loyalitas konsumen juga dapat terukur dari trend penjualan yang cenderung stabil sejak tahun 2007 hingga tahun 2009.
(51)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software SPSS 14 for windows.
Syarat sebuah instrumen dapat dinyatakan valid menurut Sugiyono (2004:125), adalah:
a. Korelasi tiap faktor positif b. Nilainya ≥ 0.361
Instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik jika telah memenuhi syarat di atas. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan. Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk dijadikan kuesioner penelitian.
Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 27 (dua puluh tujuh) pertanyaan yang menyangkut variabel Daya Tarik Visual, Daya Tarik Praktis dan Minat Beli.
(52)
Tabel 4.1
Ite m-Tota l Sta tistics
107.45 123.777 .525 . .928
107.48 123.203 .496 . .929
107.45 122.930 .563 . .928
107.50 121.949 .568 . .928
107.60 122.583 .471 . .929
107.73 121.046 .532 . .928
107.57 121.606 .591 . .927
107.75 121.072 .538 . .928
107.55 120.997 .657 . .927
107.47 123.134 .625 . .927
107.82 116.559 .681 . .926
107.87 117.033 .681 . .926
108.00 115.458 .603 . .928
107.92 117.739 .607 . .927
107.73 122.877 .640 . .927
107.42 123.162 .509 . .928
107.63 121.423 .610 . .927
107.68 121.034 .641 . .927
107.80 120.163 .605 . .927
107.52 123.034 .495 . .929
107.93 120.572 .423 . .931
107.65 121.655 .602 . .927
107.93 118.572 .586 . .927
107.75 122.530 .481 . .929
107.63 124.134 .458 . .929
107.45 124.387 .506 . .929
107.52 122.661 .576 . .928
v1 v2 v3 v4 v5 v6 v7 v8 v9 v10 v11 v12 v13 v14 v15 v16 v17 v18 v19 v20 v21 v22 v23 v24 v25 v26 v27
Sc ale Mean if Item Delet ed
Sc ale Variance if Item Delet ed
Correc ted Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Scale Sta tisti cs
111.80 130.468 11.422 27
Mean Variance St d. Deviation N of Items
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)
Pengujian validitas di atas, memperlihatkan bahwa seluruh butir pertanyaan yang diajukan valid. Artinya pertanyaan tersebut memiliki konstruksi yang baik, dimana
(53)
di atas 0.361, sehingga dari hasil uji validitas dinyatakan bahwa instrumen valid dan layak sebagai kuesioner penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat dari output yang muncul bersamaan dengan uji validitas menggunakan program SPSS 14 for windows. Hasil analisis dapat digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen.
Tabel 4.2
Re liability Statistics
.93 0 .93 4 27
Cronba ch's Alp ha
Cronba ch's Alp ha Base d
on Sta nda rdize d
Ite ms N of Ite ms
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)
r alpha sebesar 0.930 pada kolom Cronbach’s Alpha menunjukkan bahwa instrumen dapat dinyatakan reliabel karena 0.930 > 0.3 sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan pada kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya sebanyak 27 butir, dengan rincian 8 butir pernyataan untuk variabel X1, 13 butir pernyataan untuk variabel X2 dan 6 butir pernyataan untuk variabel Y, dimana seluruh pernyataan dinyatakan valid, memiliki konstruksi yang baik dan layak sebagai kuesioner penelitian.
(54)
Responden dalam penelitian ini adalah pembeli Tolak Angin Permen yang juga pernah membeli produk Tolak Angin dalam kemasan lain, yang berbelanja ke outlet-outlet yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Dari kuesioner yang disebarkan, terdapat beberapa responden yang hanya membeli Tolak Angin Permen tetapi tidak pernah membeli produk Tolak Angin dalam kemasan berbeda, untuk responden tersebut tidak diikutsertakan sebagai sampel penelitian. Responden yang memenuhi persyaratan (N) sebanyak 60 (enam puluh) responden. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0 Excluded(a) 0 .0
Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)
Penelitian ini akan menjelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian mengenai efektivitas kemasan dalam mempengaruhi minat beli Tolak Angin Permen Sidomuncul, dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : Skor 5
Setuju (S) : Skor 4
Kurang Setuju (KS) : Skor 3 Tidak Setuju (TS) : Skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1
(55)
1. Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya Tarik Visual (X1)
Tabel 4.4 di bawah ini adalah respon dari kuesioner yang disebarkan.
Tabel 4.4
Distribusi Tanggapan Responden terhadap Variabel daya tarik Visual ( X1)
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (data diolah)
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing pernyataan pada variabel daya tarik visual (X2):
a.Pernyataan pertama ” Kemasan Tolak Angin Permen yang berwarna kuning dapat menarik perhatian”, 23 responden (38,3 %) menyatakan Sangat Setuju, 35 responden (58,3 %) Setuju dan 2 (dua) responden (3,3 %) menyatakan Kurang Setuju.Tidak ada responden yang menyatakan Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Secara umum responden Setuju bahwa warna kuning pada kemasan menarik perhatian konsumen. b.Pernyataan ke dua ” Bentuk kemasan Tolak Angin Permen simpel”, sebanyak 23
responden (38,3 %) menyatakan Sangat Setuju, 34 responden (56,7 %) Setuju, 2 responden (3,3 %) Kurang Setuju dan 1 responden (1,7% ) Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Item Pernyataan
STS (1) TS(2) KS S SS
Jumlah Responden %
Jumlah
Responden %
Jumlah
Responden %
Jumlah Responden %
Jumlah
Responden %
1.Warna 0 0 0 0 2 3,3 35 58,3 23 38,3
2. Bentuk 0 0 1 1,7 2 3,3 34 56,7 23 38,3
3. Bentuk 0 0 0 0 3 5 33 55 24 40
4. Bentuk 0 0 0 0 6 10 30 50 24 40
5. Merek 0 0 1 1,7 7 11,
7
31 51,7 21 35
6. Ilustrasi 0 0 2 3,3 9 15 32 53,3 17 28,3
7. Huruf 0 0 0 0 7 11,
7
32 53,3 21 35
(56)
Secara umum responden Setuju bahwa Bentuk kemasan Tolak Angin Permen simpel menarik minat beli konsumen.
c.Pernyataan ke tiga ”Ukuran kemasan Tolak Angin Permen sesuai dengan isinya” direspon dengan Sangat Setuju oleh 40 % responden (24 orang), 55 % Setuju (33 orang) dan 3 (tiga) orang (5 %) Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.
Dari data di atas sebagian besar Konsumen beranggapan bahwa ukuran kemasan sesuai dengan isinya
d.Pernyataan ke empat, “Desain kemasan Tolak Angin Permen menarik”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 40 % responden (24 orang), 50 % Setuju (30 orang) dan 6 (enam) orang (10 %)Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlah responden merasa setuju bahwa desain kemasan Tolak Angin Permen menarik minat beli.
e.Pada pernyataan ke lima ”Saya membeli Tolak Angin Permen karena merek pada kemasannya sudah dikenal ”direspon dengan Sangat Setuju oleh 35 % responden (21 orang), 51,7 % Setuju (31 orang), 7(tujuh) orang (11,7 %) Kurang Setuju dan 1(Satu) orang (1,7%) Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden membeli Tolak Angin Permen karena tertarik pada merek yang tertera pada kemasannya.
f.Pernyataan ke enam ”Ilustrasi pada kemasan sudah menggambarkan khasiatnya” direspon dengan Sangat Setuju oleh 28,3 % responden (17 orang), 53,3 % Setuju (32
(57)
orang), 9 (sembilan) orang (15 %) Kurang Setuju dan 2 (dua) orang (3,3%) Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa khasiat Tolak Angin Permen tergambar pada kemasannya.
g.Pernyataan ke tujuh ” Huruf Kapital bercetak tebal bertuliskan TOLAK ANGIN menarik perhatian” direspon dengan Sangat Setuju oleh 35 % responden (21 orang), 53,3 % Setuju (32 orang), 7 (tujuh) orang Kurang Setuju (11,7 %). Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa penggunaan huruf kapital bercetak tebal pasa kemasan mampu menarik perhatian.
h.Pernyataan ke delapan ” Merek yang ditempatkan pada bagian tengah atas kemasan sudah tepat” direspon dengan Sangat Setuju oleh 25 % responden (15 orang), 60 % Setuju (36 orang), 6 (enam) orang (10 %) Kurang Setuju dan 3 (tiga) orang (5%) Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa penempatan merek sudah tepat untuk dapat menarik perhatian dan minat konsumen.
(58)
2. Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya Tarik Praktis (X2)
Hasil penelitian dari kuesioner yang dibagikan terkait dengan variabel Daya Tarik Praktis (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya tarik Praktis(Fungsional X2)
Item Pernyataan STS (1) TS(2) KS S SS
Jumlah
Responden %
Jumlah
Responden %
Jumlah
Responden %
Jumlah
Responden %
Jumlah
Responden % 1. Kemasan tidak
mudah rusak 0 0 0 0 6 10 33 55 21 35
2. Kebersihan isi 0 0 0 0 1 1,7 38 63,3 21 35
3. Kesesuaian isi dan
harga 0 0 5 8,3 9 15 28 46,7 18 30
4. Kesesuaian harga
dan kualitas 0 0 4 6,7 12 20 28 46,7 16 26,7
5. Harga terjangkau 2 3,3 7 11,7 8 13,3 27 45 16 26,7 6. Mudah didapatkan 0 0 4 6,7 16 26,7 23 38,3 17 28,3 7. Citra merek pada
kemasan 0 0 0 0 6 10 44 73,3 10 16,7
8. Mudah,
dibawa,dibuka,diambil 0 0 0 0 4 6,7 29 48,3 27 45
9. Mudah diingat 0 0 0 0 8 13,3 34 56,7 18 30
10.Mudah dikenal 0 0 0 0 9 15 35 58,3 16 26,7
11. Mudah dibedakan 0 0 2 3,3 10 16,7 34 56,7 14 23,3
12. Faktor Promosi 0 0 1 1,7 3 5 34 56,7 22 36,7
13. Faktor
Lingkungan 0 0 8 13,3 8 13,3 28 46,7 16 26,7
(59)
a.Pernyataan pertama ” Kemasan Tolak Angin Permen tidak mudah rusak”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 21 responden (35 %), 33 responden
(55 %) Setuju dan 6 (enam) responden (10 % ) menyatakan Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju.dan Sangat Tidak Setuju.
Lebih dari separuh jumlah responden Setuju bahwa kemasan Tolak Angin Permen tidak mudah rusak
b.Pernyataan ke dua, ”Kebersihan isi terjamin karena kemasannya”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 21 responden (35 %), 38 responden (63,3 %) Setuju dan 1 (satu) responden (1,7 % ) menyatakan Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju.dan Sangat Tidak Setuju.
Mayoritas responden Setuju bahwa kemasan Tolak Angin Permen mampu menjamin kebersihan isinya.
c.Pernyataan ke tiga, ”Jumlah isi (5 buah) dalam 1 (satu) sachet sesuai dengan harganya”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 18 responden (30 %), 28 responden (46,7 %) Setuju, 9 (sembilan) responden (15 % ) menyatakan Kurang Setuju dan 5 (lima) responden (8,3 %) Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju. Secara umum responden tidak terlalu bermasalah dengan harga Tolak Angin dalam kemasan permen.
d. Pernyataan ke empat, ”Harga sesuai dengan kualitas”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 16 responden (26,7 %), 28 responden (46,7 %) Setuju, 12 responden (20 % ) menyatakan Kurang Setuju sedangkan 4 (empat) responden (6,7%) menyatakan Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
(60)
e.Pernyataan ke lima, ”Harga terjangkau oleh konsumen menengah ke bawah”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 16 responden (26,7 %), 27 responden (45 %) Setuju, 8 (delapan) responden (13,3 % ) menyatakan Kurang Setuju, 7 (tujuh) responden (11,7%) menyatakan Tidak Setuju sedangkan 2 (dua) responden (3,3 %) Sangat Tidak Setuju. Jawaban Setuju mendominasi pernyataan keterjangkauan harga oleh konsumen menengah ke bawah.
f.Pernyataan ke enam, ”Tolak Angin Permen mudah didapat”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 17 responden (28,3 %), 23 responden (38,3 %) Setuju, 16 responden (26,7 % ) menyatakan Kurang Setuju, sedangkan 4 (empat) responden (6,7%) menyatakan Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Jawaban Setuju bahwa Tolak Angin Permen mudah untuk didapat lebih dominan dari jawaban lainnya.
g.Pernyataan ke tujuh, ”Citra merek sebagai produk berkualitas tergambar dari kemasannya”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 10 responden (16,7 %), 44 responden (73,3 %) Setuju, dan 6 (enam) responden (10 % ) menyatakan Kurang Setuju. Mayoritas responden menyatakan Setuju bahwa kemasan Tolak Angin Permen mampu menggambarkan citra sebagai merek yang berkualitas.
h.Pernyataan ke delapan, ”Kemasan Tolak Angin Permen mudah dibawa, dibuka dan diambil”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 27 responden (45 %), 29 responden (48,3 %) Setuju, dan 4 (empat) responden (6,7 % ) menyatakan Kurang Setuju. Secara umum responden setuju mengenai pernyataan di atas. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju. dan Sangat Tidak Setuju.
(61)
i.Pernyataan ke sembilan, ”Bentuk kemasan Tolak Angin Permen mudah diingat”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 30 responden (18 %), 34 responden (56,7 %) menyatakan Setuju, dan 8 (delapan) responden (13,3 % ) menyatakan Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju. dan Sangat Tidak Setuju.
Jawaban Setuju terlihat menjadi pilihan dominan responden yang menyatakan bahwa kemasan Tolak Angin Permen mudah untuk diingat.
j.Pernyataan ke sepuluh, ”Bentuk kemasan Tolak Angin Permen mudah dikenali”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 16 responden (26,7 %), 35 responden (58,3 %) menyatakan Setuju, dan 9 (sembilan) responden (15 % ) menyatakan Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju. dan Sangat Tidak Setuju.
Jawaban Setuju terlihat dominan menyatakan bahwa kemasan Tolak Angin Permen mudah untuk dikenali.
k.Pernyataan ke sebelas, ”Bentuk kemasan Tolak Angin Permen dapat dibedakan dengan produk lain”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 14 responden (23,3 %), 34 responden (56,7 %) menyatakan Setuju, 10 responden (16,7 % ) menyatakan Kurang Setuju dan 2 (dua) responden (3,3 %) menjawab Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju. Secara umum responden Setuju bahwa kemasan Tolak Angin Permen dapat dibedakan dengan produk lain.
l.Pernyataan ke dua belas, ”Kemasan Tolak Angin Permen mengingatkan saya pada Tolak Angin cair dan Jamu Tolak Angin”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 22 responden (36,7 %), 34 responden (56,7 %) menyatakan Setuju, 3 (tiga) responden (5 % ) menyatakan Kurang Setuju dan 1 (satu) responden (1,7 %) menjawab Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
(62)
Secara umum responden Setuju bahwa kemasan Tolak Angin Permen mengingatkan mereka pada produk Tolak Angin dalam kemasan yang berbeda.
m. Pernyataan ke tiga belas, ”Saya tertarik karena Tolak Angin Permen merupakan obat alami yang ramah lingkungan”, direspon dengan Sangat Setuju oleh 16 responden (26,7 %), 28 responden (46,7 %) menyatakan Setuju, 8 (delapan) responden (13,3 % ) menyatakan Kurang Setuju dan 8 (delapan) responden lainnya(13,3 %) menjawab Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Jawaban Setuju terlihat lebih dominan dipilih oleh responden bahwa mereka tertarik karena Tolak Angin Permen merupakan obat alami yang ramah lingkungan.
3. Tanggapan Responden terhadap Variabel Minat Beli (Y)
Hasil penelitian dari kuesioner yang dibagikan terkait dengan variabel Minat Beli (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
(63)
Tabel 4.6
Distribusi Tanggapan Responden terhadap Minat beli (Y)
Item Pernyataa
n
STS (1) TS(2) KS S SS
Jumlah Responde
n
% Jumlah Responde
n
% Jumlah Responde
n
% Jumlah Responde
n
% Jumlah Responde n % 1.Motivasi Peningkatan minat beli
0 0 1 1,7 5 8,3 38 63,3 16 26,7
2.Motivasi
mencari tahu 0 0 4 6,7 15 25 26 43,3 15 25
3. Persepsi 0 0 2 3,3 7 11,7 37 61,7 14 23,3
4. Pembelajaran 1 1,7 0 0 0 0 46 76,7 13 21,7
5. Kepribadian
dan sikap yakin 0 0 0 0 1 1,7 37 61,7 22 36,7
6.Kepribadian dan sikap konsisten
0 0 1 1,7 1 1,7 38 63,3 20 33,3
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (data diolah)
a. Pernyataan pertama ”Dengan adanya kemasan permen yang dikeluarkan oleh Tolak Angin Sidomuncul dapat meningkatkan minat beli”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 16 responden (26,7 %), 38 responden (63,3 %) menyatakan Setuju, 5 (lima) responden (8,3 % ) menyatakan Kurang Setuju dan hanya 1 (satu) responden (1,7%) menyatakan Tidak Setuju.
Mayoritas responden Setuju bahwa Tolak Angin yang dikemas beragam dapat meningkatkan minat beli konsumen.
Pernyataan ke dua ”Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai Tolak Angin Permen”,direspon dengan Sangat Setuju oleh 25 responden (15 %), 26 responden
(1)
v26
1 1.7 1.7 1.7
37 61.7 61.7 63.3
22 36.7 36.7 100.0
60 100.0 100.0
KS S SS Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
v27
1 1.7 1.7 1.7
1 1.7 1.7 3.3
38 63.3 63.3 66.7
20 33.3 33.3 100.0
60 100.0 100.0
TS KS S SS Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Uji validitas dan realibilitas
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 60 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 60 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
.930 .934 27
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
(2)
Ite m-Tota l Sta tistics
107.45 123.777 .525 . .928
107.48 123.203 .496 . .929
107.45 122.930 .563 . .928
107.50 121.949 .568 . .928
107.60 122.583 .471 . .929
107.73 121.046 .532 . .928
107.57 121.606 .591 . .927
107.75 121.072 .538 . .928
107.55 120.997 .657 . .927
107.47 123.134 .625 . .927
107.82 116.559 .681 . .926
107.87 117.033 .681 . .926
108.00 115.458 .603 . .928
107.92 117.739 .607 . .927
107.73 122.877 .640 . .927
107.42 123.162 .509 . .928
107.63 121.423 .610 . .927
107.68 121.034 .641 . .927
107.80 120.163 .605 . .927
107.52 123.034 .495 . .929
107.93 120.572 .423 . .931
107.65 121.655 .602 . .927
107.93 118.572 .586 . .927
107.75 122.530 .481 . .929
107.63 124.134 .458 . .929
107.45 124.387 .506 . .929
107.52 122.661 .576 . .928
v1 v2 v3 v4 v5 v6 v7 v8 v9 v10 v11 v12 v13 v14 v15 v16 v17 v18 v19 v20 v21 v22 v23 v24 v25 v26 v27
Sc ale Mean if Item Delet ed
Sc ale Variance if Item Delet ed
Correc ted Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Scale Sta tisti cs
111.80 130.468 11.422 27
Mean Variance St d. Deviation N of Items
Analisis regresi berganda
Pengujian normalitas
(3)
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
te
d
C
u
m
P
ro
b
Dependent Variable: Minat beli responden Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
60 .0000000 1.91935326 .104 .066 -.104 .808 .531 N
Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Res idual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(4)
UJI
HETEROSKASDISITAS
2 1
0 -1
-2
Regression Standardized Predicted Value 3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
R
e
g
re
s
s
io
n
S
tu
d
e
n
ti
z
e
d
R
e
s
id
u
a
l
Dependent Variable: Minat beli responden Scatterplot
Coeffi cientsa
7.447 2.449 3.040 .004
.097 .084 .133 1.156 .252
.267 .049 .631 5.486 .000
(Const ant) Daya Tarik Vis ual Daya Tarik Praktis Model
1
B St d. E rror Unstandardized
Coeffic ient s
Beta St andardiz ed
Coeffic ient s
t Sig.
Dependent Variable: Minat beli responden a.
(5)
Coeffi cientsa
7.447 2.449 3.040 .004
.097 .084 .133 1.156 .252 .642 1.557
.267 .049 .631 5.486 .000 .642 1.557
(Const ant) Daya Tarik Vis ual Daya Tarik Praktis Model
1
B St d. Error Unstandardized
Coeffic ient s
Beta St andardiz ed
Coeffic ient s
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Minat beli responden a.
Pengujian autokorelasi
Model Summaryb
.718a .516 .499 1.953 1.756
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson Predictors: (Constant), Daya Tarik Praktis, Daya Tarik Visual
a.
Dependent Variable: Minat beli responden b.
Analisis Regresi Linier Berganda / Uji t
Coeffi cientsa
7.447 2.449 3.040 .004
.097 .084 .133 1.156 .252
.267 .049 .631 5.486 .000
(Const ant) Daya Tarik Vis ual Daya Tarik Praktis Model
1
B St d. E rror Unstandardized
Coeffic ient s
Beta St andardiz ed
Coeffic ient s
t Sig.
Dependent Variable: Minat beli responden a.
UJI F
ANOV Ab
231.582 2 115.791 30.366 .000a
217.351 57 3.813
448.933 59
Regres sion Residual Total Model 1
Sum of
Squares df Mean S quare F Sig.
Predic tors: (Constant), Day a Tarik P rakt is, Daya Tarik Visual a.
Dependent Variable: Minat beli responden b.
(6)
KOEFISIEN DETERMINAN R
2Model Summ aryb
.718a .516 .499 1.953 .516 30.366 2 57 .000
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Es timate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics
Predic tors: (Constant), Day a Tarik Prak tis, Daya Tarik Visual a.
Dependent Variable: Minat beli responden b.