Tujuan Langkah-langkah Konferensi Kasus a. Pengertian

Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 77

11. Konferensi Kasus a. Pengertian

Konferensi kasus adalah suatu pertemuan untuk memahami dan membahas suatu kasus secara komprehensif guna menemukan penyelesaian terbaik atas masalah yang dihadapi peserta didikkonseli berdasarkan pertimbangan dari berbagai pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan batuan yang diperlukan. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup rahasia, setiap pembicaraan yang terjadi hanya untuk diketahui oleh para peserta konferensi. Forum konferensi kasus harus berlangsung dalam suasana yang rasional dan etis sehingga menemukan solusi yang terbaik dan maslahat. Dalam pelaksanaan konferensi, guru bimbingan dan konseling atau konselor perlu menyusun kelengkapan berupa rencana pelaksanaan konferensi kasus contoh format rencana pelaksanaan konferensi kasus terdapat pada Lampiran 19.

b. Tujuan

1 Memperoleh pemahaman yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang masalah yang dihadapi peserta didik konseli. 2 Menemukan cara yang terbaik bagi pemecahan masalah yang dialami peserta didikkonseli. 3 Mendapatkan konsistensi, apabila antara datainformasi yang didapat oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor saling bertentangan sehingga dibutuhkan klarifikasi. 4 Mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan, dan komitmen peran dari para peserta konferensi tentang masalah yang dihadapi peserta didikkonseli. 5 Menemukan keterkaitan setiap aspek sehingga dapat dipahami semua pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan jalan keluar terbaik dan penangan masalah sampai tuntas.

c. Langkah-langkah

1 Persiapan a Menentukan kasus yang akan dibahas beserta data yang ada b Mengidentifikasi orang yang dapat menjelaskan dan melengkapi data informasi yang diperlukan Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 78 c Guru bimbingan dan konseling atau konselor mengajukan permohonan kepada kepala sekolah mengundang peserta konferensi kasus. d Menentukan notulis yang mampu merekam dan mencatat setiap pendapat peserta konferensi 2 Pelaksanaan a Guru bimbingan dan konseling atau konselor membuka acara pertemuan dengan menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan konferensi kasus dan permintaan komitmen, terutama tentang kerahasiaan, dari para peserta konferensi untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi peserta didikkonseli. b Guru bimbingan dan konseling atau konselor mendekripsikan masalah yang dihadapi peserta didikkonseli, dengan terlebih dahulu menyampaikan hal-hal positif dari peserta didikkonseli, selanjutnya disampaikan berbagai gejala masalah dan datainformasi yang ada, serta upaya-upaya pengentasanyang telah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor. c Mengatur giliran pemberian tanggapan, masukan, pendapat tentang alternatif pemecahan masaah dan memilih alternatf terbaik d Merumuskan dan persetujuan serta penerimaan tugas dan peran masing- masing peserta konferensi dalam mengupayakan pengentasan masalah yang dihadapi peserta didikkonseli. 3 Penutupan a Membacakan kembali raangkuman atau kesimpulan dari hasil konferensi kasus berupa rekomendasikeputusan alternatif jalan keluar terbaik yang telah dipertimbangkan bersama oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor dan para peserta konferensi kasus serta disetujui oleh peserta didikkonseli. b Menegaskan kembali pembagian tugas dan peran yang harus dilakukan oleh para pihak serta kerahasiaan dan pembahasan kasus 4 Tindak lanjut a Menyusun dan melaporkan proses dan hasil konferensi kasus kepada pimpinan sekolah secara tertulis dan lisan b Memantau implementasi hasil konferensi kasus serta akibat yang terjadi Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 79

C. Layanan Melalui Media

Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui media, baik media informasi, media cetak, maupun media digital. Media membantu guru bimbingan dan konseling atau konselor menyajikan informasi lebih menarik, menerima informasi keluhan kebutuha bantuan lebih cepat serta menjangkau peserta didikkonseli lebih banyak. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat mengembangkan berbagai media layanan bimbingan dan konseling secara kreatif dan inovatif sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik serta perkembangan teknologi dan informasi.

1. Papan Bimbingan dan Konseling a. Pengertian

Papan bimbingan dan konseling merupakan sarana dan prasarana untuk memberikan informasi dan melakukan komunikasi interaktif melalui tulisan atau yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didikkonseli.

b. Tujuan

Penggunaan papan bimbingan bertujuan untuk: 1 Memberikan informasi tentang kekeberadaan layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari layanan pendidikan, meliputi kualifikasi dan kompetenasi personilnya, jenis dan bentuk serta metode layanan, program kerja dan cara pemanfaatannya 2 Memberikan informasi tentang aktivitas layanan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk dan dapat dimanfaatka oleh peserta didik atau konseli untuk mencapai kesuksesan dalam belajar, sosial-pribadi dan karir 3 Menyediakan ruang bagi peserta didikkonseli untuk untuk memanfaatkan papan bimbingan sebagai wahana mengkomunikasikan atau megekspresikan dirinya secara kreatif.

c. Langkah-langkah

1 Menyediakan papan bimbingan dan konseling yang representatif dan ditempatkan pada tempat yang strategis 2 Menyiapkan bahan informasi terkait perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara proporsional.