Tujuan Penulisan Panduan Pengguna

Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 8 nilai dan sistem etika yang membimbing tingkahlakunya, dan mencapai tingkahlaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial. Pada penyelenggaraan pendidikan di SMK, guru bimbingan dan konseling atau konselor berperan membantu tercapainya perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didikkonseli. Pada satuan pendidikan ini, guru bimbingan dan konseling atau konselor menjalankan semua fungsi bimbingan dan konseling, yaitu fungsi pemahaman, fasilitasi, penyesuaian, penyaluran, adaptasi, pencegahan, perbaikan, advokasi, pengembangan, dan pemeliharaan. Meskipun guru bimbingan dan konseling atau konselor memegang peranan kunci dalam sistem bimbingan dan konseling di sekolah, dukungan dari kepala sekolah sangat dibutuhkan. Sebagai penanggungjawab pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab terselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain seperti ketua atau koordinator kelompok guru normatif, adaptif, keahlianproduktif, kepala sekolah, dunia usaha dan industri, orangtua, dan pihak-pihak lain yang relevan. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah beserta lampirannya.

D. Tujuan Penulisan Panduan

Panduan ini bertujuan untuk memberi acuan dasar penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan. Secara khusus, panduan ini bertujuan: 1. memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam upaya memahami kebutuhan dan karakteristik perkembangan peserta didik atau konseli sebagai titik tolak layanan bimbingan dan konseling; 2. memfasilitasi guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam pengelolaan program bimbingan dan konseling di sekolah, meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan program bimbingan dan konseling; Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 9 3. memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling dalam uapa membantu peserta didikkonseli mencapai perkembangan secara optimal dalam berbagai aspek kehidupannya; 4. memberi acuan bagi pimpinan satuan pendidikan, dinas pendidikan, pengawas sekolah, lembaga pendidikan calon guru bimbingan dan konseling atau konselor, organisasi profesi bimbingan dan konseling, dan komite sekolah dalam monitoring, mengevaluasi dan mensupervisi penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan.

E. Pengguna

Panduan ini diperuntukkan bagi pemangku kepentingan layanan bimbingan dan konseling, yaitu: 1. Guru bimbingan dan konseling atau konselor; Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan panduan ini. 2. Kepala Sekolah; Kepala Sekolah memfasilitasi terselenggarannya layanan, mensupervisi, dan mengevaluasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah masing-masing. 3. Dinas Pendidikan; Kepala Dinas Pendidikan memberikan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah. 4. Pengawas sekolah; Pengawas sekolah mensupervisi dan membina penyelenggaraan program pendidikan di sekolah, khususnya bimbingan dan konseling berdasarkan panduan ini. 5. Lembaga pendidikan calon guru bimbingan dan konseling atau konselor; Lembaga pendidikan yang menyiapkan calon guru bimbingan dan konseling atau konselor mengembangkan kurikulum dengan mempertimbangkan panduan ini. 6. Organisasi profesi bimbingan dan konseling; Organisasi profesi memberikan dukungan dalam pengembangan profesionalitas anggotanya, sehingga guru bimbingan dan konseling atau konselor yang Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 10 menyelenggarakan program bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan tepat sasaran. 7. Komite Sekolah. Komite sekolah memberikan dukungan bagi penyelenggaraan bimbingan dan konseling. 8. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling PPPPTK Penjas dan BK menggunakan sebagai bahan sosialisasi, pelatihan, dan atau bimbingan teknis. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 11

BAB II PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIKKONSELI