Akuntabilitas Layanan Bimbingan dan Konseling

Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 111 Bimbingan dan Konseling Indonesia ABKIN dalam bentuk seminar, lokakarya, penataran dan kegiatan lainnya. b Mendorong guru bimbingan dan konseling atau konselor berkreasi dalam bentuk penulisan karya ilmiah dalam bidang bimbingan dan konseling. c Memberikan kesempatan dan fasilitas kepada guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk melanjutkan studi dalam bidang bimbingan dan konseling.

2. Akuntabilitas Layanan Bimbingan dan Konseling

Akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling secara khusus sangat ditentukan oleh mutu pelayanannya terhadap sasaran pelayanan yaitu semua peserta didik yang menjadi tanggung jawab asuhan guru bimbingan dan konseling atau Konselor, dalam rangka implementasi segenap program pelayanan sepanjang tahun ajaran. Tercapainya mutu pelayanan yang tinggi sebagaimana diharapkan itu ditentukan oleh hal-hal pokok berikut. a. Kemampuan guru bimbingan dan konseling atau konselor guru bimbingan dan konseling atau konselor sebagai pelaksana utama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan wajib menguasai spektrum pelayanan bimbingan dan konseling, sebagai berikut. 1 konsep dasar bimbingan dan konseling pengertian, tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan misi pelayanan bimbingan dan konseling profesional. 2 Bidang dan materi pelayanan bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya materi pendidikan karakter dan arah peminatan siswa. 3 Jenis layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan bimbingan dan konseling. 4 Pendekatan, metode, teknik dan media pelayanan bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya pengubahan tingkah laku, penanaman nilai-nilai karakter dan peminatan peserta didik. 5 Penilaian hasil dan proses layanan bimbingan dan konseling. 6 Penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling. 7 Pengelolaan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling. 8 Penyusunan laporan pelayanan bimbingan dan konseling. 9 Kode etik profesional bimbingan dan konseling. 10 Peran organisasi profesi bimbingan dan konseling. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 112 11 Pengembangan jejaring kerja. 12 Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan. b. Kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor Guru bimbingan dan konseling atau konselor merumuskan dan menjelaskan kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, guru mata pelajaran, dan orang tua berkenaan dengan kinerja bimbingan dan konseling dalam aktivitas sebagai berikut. 1 Sejak awal bertugas di satuan pendidikan, guru bimbingan dan konseling atau konselor merumuskan secara konkrit dan jelas tugas dan kewajiban profesionalnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, meliputi: a struktur pelayanan bimbingan dan konseling. b program pelayanan bimbingan dan konseling. c pengelolaan program pelayanan bimbingan dan konseling. d evaluasi hasil dan proses pelayanan bimbingan dan konseling. e tugas dan kewajiban pokok guru bimbingan dan konseling atau Konselor. 2 Kemampuan guru bimbingan dan konseling dan konselor menjelaskan kepada siswa, pimpinan, dan sejawat pendidik Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas pada satuan pendidikan, dan orang tua secara profesional dan proporsional. 3 Kerjasama Kemampuan guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam menjalin kerjasama mencakup: a Kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan di luar satuan pendidikan untuk suksesnya layanan bimbingan dan konseling. b Kerjasama dalam rangka manajemen bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari manajemen satuan pendidikan secara menyeluruh. 4 Kelengkapan data Akuntabilitas kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor harus ditunjukkan dengan bukti-bukti yang lengkap, otentik yang valid, baik menyangkut data primer maupun sekunder. Data primer merupakan data hasil layanan yang berkenaan langsung dengan komponen, bidang dan jenis layanan yang diberikan. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 113 Data sekunder adalah data yang menunjukkan dampak layanan pada peserta didikkonseli maupun institusi sekolah. 5 Kesuksesan Peserta Didik a Kesuksesan peserta didik merupakan indikator terfasilitasinya potensi sehingga teraktualisasikan dalam bentuk prestasi baik akademik maupun non akademik. b Kesuksesan juga berarti kemampuan peserta didik untuk menangani permasalahan yang dihadapi. c Kesuksesan merupakan kepuasan peserta didikkonseli dan orang tua terhadap layanan bimbingan dan konseling khususnya dan layanan pendidikan sekolah pada umumnya c. Supervisi Supervisi terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah dilakukan oleh pengawas, pimpinan sekolah, serta pengawasan melekat oleh personil bimbingan dan koseling sendiri self supervision sebagai proses akuntabilitas bahwa kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ada di sekolah kongruen dangan standar kinerja profesional yang telah ditetapkan. Sebagai suatu proses akuntabilitas kerja profesional, supervisi terhadap guru bimbingan dan konseling atau konselor harus dilakukan secara terencana, terbuka, komprehensif dan bersinambungan sehingga memberi manfaat yang signifikan yaitu kepuasan pihak-pihak yang dilayani oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor peningkatan di satu sisi, dan peningkatan mutu pribadi dan kompetensi profesional konselor atau guru bimbingan yang ada di sekolah. Untuk mencapai tujuan hakiki supervisi ini, maka supervisi harus dilakukan oleh supervisor yang kompeten. Supervisi terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah harus mencakup supervisi administratif, supervisi klinis dan supervisi pengembangan dan dilakukan secara seriius dan terintegrasi. 1 Supervisi administratif dilakukan untuk menemukan bukti-bukti yang otentik, lengkap dan valid terkait dengan apa yang telah dikerjakan oleh guru bimbingan dan Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan . 114 konseling atau konselor dalam keseluruhan tugas dan tanggung jawabnya. Fokus supervisi administratif adalah bukti-bukti kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor yang otentik, lengkap dan valid. 2 Supervisi klinis dilakukan untuk memastikan bahwa pihak yang dilayani oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor mendapatkan pelayanan sebagaimana semestinya sesuai dengan kaidah keilmuan, etika profesi dan mekanisme standar yang telah ditentukan. Fokus supervisi klinis adalah keterampilan profesional professional skills guru bimbingan dan konseling atau konselor. 3 Supervisi pengembangan dilakukan untuk mendorong dan memfasilitasi guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk megembangkan kualitas pribadi dan kompetensi profesionalnya ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan, sehingga pada gilirannya pihak yang dilayani, terutama peserta didik mendapatkan pelayanan yang semakin bermutu. Fokus supervisi pengembangan adalah penigkatan mutu pribadi dan profesionalitas guru bimbingan dan konseling atau konselor dari waktu ke waktu semakin baik.

3. Penyelenggara Layanan Bimbingan dan Konseling dan Pihak yang Dilibatkan