Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran terserap didalam pori-pori partikel atau terbagi dalam sejumlah cairan yang
terikat pada permukaan atau dalam pori Khopkar,1990.
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat – sifat dari fasa diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa diam berupa zat padat disebut
kromatografi serapan, jika berupa zat cair disebut kromatografi partisi. Karena fasa gerak dapat berupa zat cair atau gas maka ada empat macam sistem kromatografi yaitu:
1 Fasa gerak cair–fasa diam padat kromatografi serapan: a.kromatografi lapis tipis
b.kromatografi penukar ion 2 Fasa gerak gas–fasa diam padat, yakni kromatografi gas padat.
3 Fasa gerak cair–fasa diam cair kromatografi partisi, yakni kromatografi kertas. 4 Fasa gerak gas–fasa diam zat cair, yakni :
a. kromatografi gas–cair b. kromatografi kolom kapiler
Semua pemisahan dengan kromatografi tergantung pada kenyataan bahwa senyawa – senyawa yang dipisahkan terdistribusi diantara fasa gerak dan fasa diam dalam
perbandingan yang sangat berbeda – beda dari satu senyawa terhadap senyawa yang lain Sastrohamidjojo, 1985.
2.4.1 Kromatografi Lapis Tipis
Teknik kromatografi lapis tipis TLC menggunakan suatu adsorben yang tersalutkan pada suatu lempeng sebagai fasa stasionernya dan pengembangan kromatogram terjadi
ketika fase mobil melewati adsorben tersebut Bassett,1994.
Universitas sumatera utara
Penjerap yang sering digunakan pada KLT adalah silika dan serbuk selulosa, sementara mekanisme yang utama adalah partisi dan adsorbsi. Lempeng yang digunakan
juga biasanya sudah dimodifikasi. Fase gerak pada KLT dapat dipilih berdasarkan percobaan. Sistem yang paling sederhana adalah dengan menggunakan campuran dua
pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal Rohman,2009.
Pemisahan senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis seperti senyawa organik alam dan senyawa organik sintetik dapat dilakukan dalam beberapa menit dengan alat
yang harganya tidak terlalu mahal. Jumlah cuplikan beberapa mikrogram atau sebanyak 5 g dapat ditangani. Kelebihan KLT yang lain ialah pemakaian jumlah pelarut dan jumlah
cuplikan yang sedikit. Kromatografi Lapis Tipis KLT merupakan salah satu metode pemisahan yang cukup sederhana yaitu dengan menggunakan plat kaca yang dilapisi
silika gel dengan menggunakan pelarut tertentu Gritter,1991.
Nilai utama Kromatografi Lapis Tipis pada penelitian senyawa flavonoida ialah sebagai cara analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit. Menurut Markham,
Kromatografi Lapis Tipis terutama berguna untuk tujuan berikut:
1. Mencari pelarut untuk kromatografi kolom 2. Analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom
3. Identifikasi flavonoida secara ko-kromatografi. 4. Isolasi flavonoida murni skala kecil
5. Penyerap dan pengembang yang digunakan umumnya sama dengan penyerap dan pengembang pada kromatografi kolom dan kromatografi kertas Markham,
1988.
Universitas sumatera utara
2.4.2 Kromatografi Kolom
Kromatografi cair yang dilakukan dalam kolom besar merupakan metode kromatografi terbaik untuk pemisahan dalam jumlah besar lebih dari 1 g. Pada kromatografi kolom,
campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita pada bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam, dan tabung plastik. Pelarut atau fasa gerak
dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Pita senyawa linarut bergerak melalui kolom dengan laju yang
berbeda, memisah, dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari atas kolom Gritter, 1991.
Dengan menggunakan cara ini, skala isolasi flavonoida dapat ditingkatkan hampir ke skala industri. Pada dasarnya, cara ini meliputi penempatan campuran flavonoida
berupa larutan diatas kolom yang berisi serbuk penyerap seperti selulose, silika atau poliamida, dilanjutkan dengan elusi beruntun setiap komponen memakai pelarut yang
cocok. Kolom hanya berupa tabung kaca yang dilengkapi dengan keran pada salah satu ujung Markham, 1988.
Data kromatografi dari suatu noda ditentukan dari harga Rf. Fasa diam menghambat laju perpindahan noda karena adanya adsorpsi. Pergerakan noda berbeda
tergantung kekuatan adsorpsinya. Perbandingan antara jarak yang ditempuh noda dengan jarak yang ditempuh pelarut disebut harga Rf. Harga Rf noda dapat dihitung dengan
mengukur panjang jarak antara pelarut dan noda dari jarak pada titik penotolan.
Jarak pergerakan noda dari titik penotolan Rf =
Jarak pergerakan pelarut dari titik penotolan David,2001
Universitas sumatera utara
2.5 Teknik Spektroskopi