Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas Honorarium atau Imbalan lain. -

Penghasilan Kena Pajak dibulatkan 3.724.000,00 PPh Pasal 21 = 5 x 3.724.000,00 186.200 PPh Pasal 21 sebulan = 186.20012 15.516,667

b. Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas Honorarium atau Imbalan lain. -

Ratna Wardika adalah PNS golongan IIId, pada bulan maret 2013 menerima honorarium sebagai narasumber sebuah seminar yang sumber dananya berasal dari APBN sebesar Rp. 5.000.000,00. PPh Pasal 21 Final yang terutang : 5 x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 250.000 a. PPh Pasal 21 atas honorarium sebagai narasumber sebagaimana dimaksud tidak ditanggung pemerintah dan dipotong PPh Pasal 21 bersifat final. b. Bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium wajib : a Memotong PPh Pasal Final dan menyetorkannya ke bank presepsi atau kantor pos. b Membuat bukti pemotongan PPh Pasal Final paling lama akhir bulan dilakukan pembayaran. c Melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 Final melalui penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21. - Ayuk, PNS Golongan IId, pada tanggal 21 maret 2011 menerima honorarium sebagai salah satu anggota Tim Kerja besar Rp. 1.500.000,00, selama 6 bulan. PPh Pasal Final yang terutang : Universitas Sumatera Utara 0 x Rp. 1.500.000,00 = Rp. 0,00 Walaupun PPh Pasal Final yang dipotong Rp. 0,00, Bendahara pemerintah wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 Final paling lama akhir bulan maret 2013. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil

1. PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan Gaji yang

diterima oleh Pegawai Negeri Sipil PNS Tidak banyak yang menyadari bahwa sebenarnya setiap penghasilan PNS yang berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan gaji dikenakan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21. Yang dimaksud dengan tunjangan yang terkait dengan gaji adalah tunjangan yang sifatnya tetap yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil PNS, termasuk tunjangan keluarga, tunjangan structuralfungsional, tunjangan pangan dan tunjangan khusus. Akan tetapi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 2010 tanggal 20 Desember 2010, Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah selaku pemberi kerja. Artinya setiap PNS akan menerima gajiya secara utuh tanpa dipotong PPh Pasal 21. Ketentuan ini berlaku bagi setiap PNS, golongan I sampai IV. Universitas Sumatera Utara