58 Fad saat pembelajaran dalam kelompok di siklus 2 mendapat kesempatan
dari teman-temannya untuk membacakan puisi di depan kelas. Dia ditunjuk- tunjuk oleh teman-temannya untuk mewakili kelompoknya membacakan puisi di
depan kelas. Ketika Fad membaca di depan kelas semua teman-temannya memperhatikan dan terkadang tertawa karena Fad salah dan kesusahan dalam
membaca, namun Fad tidak merasa malu dan terus membacakan hasil kerja kelompoknya. Melihat perjuangan dan kegigihan Fad peneliti merasa terharu
sekaligus bangga sebab walaupun dia merupakan ABK tetapi dia ingin memperlihatkan bahwa dia bisa seperti teman-teman yang lainnya Di akhir
pembacaan puisi tersebut semua teman-temannya memberikan tepuk tangan dan menyoraki dengan gembira karena Fad mau membacakan hasil karya
kelompoknya dengan baik di depan kelas. Ini merupakan sebuah penghargaan dari teman-temannya kepada siswa tersebut atas perjuangan dan kegigihannya dalam
membacakan puisi di depan kelas. Perlakuan yang seperti itu terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah bisa memberikan pelayanan yang sama terhadap
ABK. Peneliti menganalisis bahwa sikap toleransi siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta sudah semakin jelas perubahannya, terlihat dengan cara para siswa
memberikan pelayanan yang sama terhadap ABK.
4.4.3 Bekerja dalam Kelompok
Berdasarkan analisis peneliti pada keadaan awal melalui wawancara dan pengamatan, siswa sudah bisa bekerja sama dalam kelompok, namun di dalam
pemilihan teman dalam kelompok mereka masih memilih teman yang mereka suka. Apabila dalam satu kelompok terdapat teman yang tidak disukai maka siswa
tidak semangat dalam mengerjakan dan bahkan tidak mau ikut bekerja dalam kelompoknya. Ketika siswa bekerja dalam kelompok tidak semua ikut
berpartisipasi, hanya siswa tertentu saja yang mau berpendapat dan ikut belajar dalam kelompok. Sebagian besar siswa lebih suka berbicara dengan teman lain
yang ada dalam kelompoknya. Selain itu saat temannya berpendapat ada siswa yang tidak mau mendengarkan dan mengacuhkan pendapat teman tersebut. Dalam
belajar di kelompok ada juga siswa yang terlihat memaksakan kehendak kepada teman yang lain. Berdasarkan data tersebut peneliti melihat bahwa siswa belum
59 menunjukkan perilaku toleran dengan temannya. Dengan perilaku siswa tersebut,
peneliti akan memberikan tindakan untuk merubah perilaku toleran dengan mau bekerja sama dalam kelompoknya tanpa membeda-bedakan.
Data yang didapatkan peneliti melalui catatan anekdot, wawancara dengan guru dan juga pengamatan melalui video, menunjukkan bahwa siswa sudah
belajar untuk mau berpatisipasi dalam kelompoknya. Dalam pengamatan peneliti sebagian besar siswa terlihat aktif bekerja dalam kelompok. Mereka terlihat asyik
bekerja dalam kelompok dengan saling memberikan masukan dalam hal ide atau pendapat. Selain itu siswa juga terlihat memperhatikan teman yang sedang
mengeluarkan pendapat, dan dalam mengeluarkan pendapat mereka terlihat sopan saat berbicara serta tidak memaksakan kehendaknya. Dalam kelompok ada
beberapa siswa yang secara suka rela membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Dengan demikian pembelajaran dalam kelompok terlihat lancar dan
teratur. Saat mengamati pembelajaran dalam kelompok-kelompok, peneliti juga melihat Yul yang masih memilih-milih teman dalam kelompoknya karena Yul
mendapat kelompok dengan siswa yang berinisial Tad dia minta berganti kelompok. Saat itu peneliti kebingungan karena siswa tidak mau belajar bersama
dengan kelompoknya karena YUL tidak suka dengan Tad dan berkata pada peneliti “lha Tad bau nggak enak kok Bu…”. Tetapi dengan kerja keras peneliti
memberikan nasihat dan mendekatiYul agar mau bekerja dalam kelompok walaupun terkesan terpaksa dan menjauhi Tad.
Selain itu terlihat Viv tidak ikut belajar dalam kelompok dan hanya diam karena dia sedang tidak enak badan. Melihat Viv yang sakit tersebut peneliti juga
sudah menawarkannya untuk tidak ikut belajar di kelompok dan beristirahat di UKS namun Viv tidak mau dan menginginkan untuk ikut dalam pembelajaran.
Peneliti merasa Viv sebenarnya sangat tertarik ikut dalam pembelajaran namun badannya yang tidak sehat membuatnya menjadi lemas dan terlihat hanya diam.
Dalam pengamatan peneliti ada dua siswa yaitu Nug dan Feb dalam kelompok tampak lebih suka berbicara dengan temannya daripada ikut belajar
bersama. Menurut informasi dari guru kelasnya Nug dan Feb merupakan siswa yang susah untuk diatur. Dua siswa ini merupakan siswa yang “super” sebab
selalu membuat ulah dan menganggu temannya. Terkadang peneliti juga merasa
60 terganggu dan bingung menghadapi dua siswa tersebut. Bahkan oleh peneliti,
tempat duduk mereka sudah diatur di depan sendiri namun mereka hasilnya sama saja. Setelah peneliti tayangkan video didepan kelas mereka terdiam dan
memperhatikan dengan seksama. Begitu pula ketika bekerja dalam kelompok, mereka terlihat asyik dan senang saat aktivitas di kelompoknya. Dengan demikian
menurut analisis peneliti terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta sudah merubah perilaku toleransinya walaupun belum
terlalu tampak. Dalam pengamatan peneliti mendapati perilaku siswa saat pembelajaran
dalam kelompok sudah terlihat semakin jelas perubahannya. Terlihat saat siswa kompak dan saling membantu satu dengan yang lain di dalam kelompoknya.
Semua siswa juga terlihat aktif dalam mengeluarkan pendapatnya. Dalam berpendapat siswa sudah bisa bersikap baik dan tidak memaksakan kehendaknya.
Fir yang biasanya ingin menguasai kelompoknya dalam siklus 2 tidak terlihat seperti itu lagi. Mereka sangat menikmati dan terlihat senang dengan aktivitas
pembelajaran dengan temannya di kelompok. Pada pembelajaran siklus 2 terlihat kejadian dua siswa berinisial Ris dan Feb yang tidak mau dipasangkan karena
mereka mendapat ejekan dari temannya sehingga mereka merasa malu. Peneliti mencoba mendekati dan memberikan nasihat bahwa kita tidak boleh membeda-
bedakan teman dan harus saling menghargai. Peneliti juga menjelaskan dalam permaianan berpasangan ini kalian akan mengerti makna dari menghargai orang
lain. Setelah mendengarkan nasihat dari peneliti kedua siswa tersebut mau menjadi pasangan. Peneliti sangat senang karena pada pembelajaran akhir ini
siswa-siswa terlihat sangat mudah diatur, tidak semaunya sendiri serta cenderung untuk lebih toleran kepada orang lain. Melihat data-data yang didapat dari
pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta sudah tampak keberhasilannya dalam belajar untuk lebih toleran
terhadap temannya dengan mau bekerja dalam kelompok.
4.4.4 Menghargai Orang yang Sedang Berbicara