Studi Penerapan Concurrent Engineering Tools dalam Perbaikan Rancangan Produk dengan menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Value Engineering

(1)

STUDI PENERAPAN

CONCURRENT

ENGINEERING

TOOLS

DALAM PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE

QUALITY

FUNCTION

DEPLOYMENT

DAN

VALUE

ENGINEERING

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh ARIE HANDOKO

1 0 0 4 0 3 0 3 9

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

STUDI PENERAPAN

CONCURRENT

ENGINEERING

TOOLS

DALAM PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE

QUALITY

FUNCTION

DEPLOYMENT

DAN

VALUE

ENGINEERING

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh ARIE HANDOKO

1 0 0 4 0 3 0 3 9

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir. Rosnani Ginting, MT) (Erwin Sitorus, ST, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Studi Penerapan Concurrent Engineering Tools dalam Perbaikan Rancangan Produk dengan menggunakan Metode Quality Function Deployment dan ValueEngineering”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Januari 2015

Penulis


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Erwin Sitorus, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Atak selaku direktur dan pembimbing lapangan yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.


(5)

5. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Kak Dina, Bang Ridho, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

6. Orang tua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

7. Teman-teman TITEN 2010 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

8. Teman-teman asisten Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri USU: Andy, Ayu, Cici, Fina, Novri, Suryadi dan Utomo.

9. Adik-adik asisten Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri USU: Andy, Ayu, Fitri, Hendro, Ifra, Julius, Rizki dan Wahyuni.

10.Teman-teman bimbingan: Adel, Lisa, Rini dan Rois

11.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2015


(6)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

ABSTRAK ... xx

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-4 1.3 Tujuan Penelitian ... I-5 1.4 Manfaat Penelitian ... I-5 1.5 Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-6


(7)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1 Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3 Lokasi Perusahaan ... II-1 2.4 Daerah Pemasaran ... II-1

2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2 2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab ... II-3 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja ... II-6 2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-6 2.5.3.2. Jam Kerja ... II-6

2.5.4. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya ... II-7 2.6. Proses Produksi ... II-8

2.6.1. Bahan yang Digunakan ... II-8 2.6.1.1. Bahan Baku ... II-8 2.6.1.2. Bahan Tambahan ... II-9 2.6.1.3. Bahan Penolong ... II-10 2.6.2. Uraian Proses ... II-10

2.7. Mesin dan Peralatan ... II-12 2.7.1. Mesin Produksi ... II-12


(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 2.7.2. Peralatan ... II-13

2.8. Utility ... II-13 2.9. Safety and Fire Protection ... II-14 2.10. Limbah ... II-14

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Perancangan Produk ... III-1 3.2 Concurrent Engineering ... III-2

3.2.1 Definisi dan Karakteristik Concurrent Engineering ... III-2 3.2.2 Tahap-tahap Concurrent Engineering ... III-4 3.2.3. Empat Dimensi Implementasi Concurrent Engineering .. III-5

3.2.3.1. Dimensi Organisasi ... III-5 3.2.3.2. Dimensi Infrastruktur Komunikasi ... III-6 3.2.3.3. Dimensi Kebutuhan ... III-6 3.2.3.4. Dimensi Pengembangan Produk ... III-6 3.3 QFD (Quality Function Deployment) ... III-7 3.4 Value Engineering ... III-17 3.5 Kebutuhan Konsumen ... III-19 3.6 Pembuatan Kuesioner ... III-20 3.7 Teknik Sampling ... III-21


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 3.7.1 Probability Sampling ... III-22

3.7.2 Nonprobability Sampling ... III-25 3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... III-26 3.8.1.Uji Validitas ... III-26 3.8.2.Uji Reliabilitas ... III-27

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 Rancangan Penelitian ... IV-1 4.4 Objek Penelitian ... IV-4 4.5 Variabel Penelitian ... IV-4 4.6 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4 4.7 Defenisi Variabel Operasional ... IV-5 4.8 Pengumpulan Data ... IV-6

4.8.1 Sumber Data ... IV-6 4.8.2 Metode Pengumpulan Data ... IV-8 4.8.3 Instrumen Penelitian ... IV-8 4.8.3.1.Variabel Kuesioner ... IV-8 4.8.3.2.Bentuk Kuesioner ... IV-9


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 4.8.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-10

4.9 Rancangan Prosedur Penelitian ... IV-12 4.10. Pengolahan Data ... IV-13 4.10.1. Tahap 1 Concurrent Engineering: Project Planning ... IV-13 4.10.2.Tahap 2 Concurrent Engineering: Conceptual Design .... IV-14 4.11. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-16 4.12. Kesimpulan dan Saran ... IV-16

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1 Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1 5.1.2 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.3 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-4 5.2 Pengolahan Data ... V-5

5.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-5 5.2.1.1. Pengujian Validitas ... V-5 5.2.1.2.Uji Reliabilitas Data ... V-10

5.2.2. Desain Produk Blender dengan Pendekatan

Concurrent Engineering ... V-11 5.2.2.1.Tahap Project Planning ... V-11


(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN 5.2.2.2.Tahap Conceptual Design ... V-25

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1 6.1 Analisis Hasil Kuesioner ... VI-1 6.2 Analisis Perancangan Desain Produk dengan Pendekatan

Concurrent Engineering ... VI-2

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-1 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 1.1 Data Penjualan Alat Elektronik ... I-1

2.1 Bahan Baku Perakitan Produk Blender ... II-8 2.2 Bahan Tambahan Perakitan Produk Blender ... II-9 4.1 Defenisi Operasional Penelitian ... IV-5 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-4 5.3 Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden ... V-6 5.4 Proporsi, Proporsi Kumulatif dan Nilai Z ... V-7 5.5 Nilai Densitas untuk Masing-masing Nilai Z ... V-7 5.6 Nilai Scale Value untuk Masing-masing Skala ... V-8 5.7 Hasil Perhitungan Validitas Derajat Kepentingan ... V-9 5.8. Perhitungan Varians Tiap Butir ... V-10 5.9. Daftar Kebutuhan Konsumen Blender ... V-11 5.10. Tingkat Kepentingan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-12 5.11. Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-13 5.12. Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V-14 5.13. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-16 5.14. Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-16


(13)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN 5.15 Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-17

5.16 Karakteristik Teknis yang Dibutuhkan untuk Memenuhi Kebutuhan Konsumen ... V-18 5.17 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan

Biaya ... V-23 5.18 Prioritas Karakteristik Teknis ... V-25 5.19 Karakteristik Part ... V-26 5.20 Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan Perkiraan Biaya

Part Kritis ... V-30 5.21 BoundarySystem Karakteristik Part Blender ... V-32 5.22 Hubungan antar Karakteristik Teknis ... V-33 5.23 Model’s Granularity ... V-34 5.24 Bahan Baku Blender ... V-37 5.25 Kelebihan dan Kelemahan Alternatif Bahan Penyusun Produk

Blender ... V-40 5.26 Daftar Harga Material yang digunakan sebagai Alternatif ... V-41 5.27 Pembobotan Kriteria Alternatif ... V-42 5.28 Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Daya Tahan ... V-43 5.29. Penilaian matriks untuk Kriteria Daya Tahan ... V-44 5.30. Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Biaya Bahan ... V-44


(14)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN 5.31 Penilaian matriks untuk Kriteria Biaya Bahan ... V-45

5.32 Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Berat Bahan ... V-45 5.33 Penilaian matriks untuk Kriteria Berat Bahan ... V-46 5.34 Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Kemudahan mendapatkan

Bahan Baku ... V-46 5.35 Penilaian matriks untuk Kriteria Kemudahan mendapatkan Bahan

Baku ... V-46 5.36 Penganalisaan Matriks ... V-46 5.37. Rancangan Harga Usulan Blender ... V-49 6.1. Hasil Uji Validitas ... VI-1 6.2. Kebutuhan Konsumen ... VI-2 6.3. Rasio Perbaikan ... VI-3 6.4. Kinerja QFD Fase I ... VI-4 6.5. Kinerja QFD Fase II ... VI-5 6.6. Hasil Evaluasi Konsep Blender ... VI-6


(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN 1.1 Blender ... I-2

2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2 3.1 Skema ProsesConcurrent Engineering ... III-3 3.2 Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering ... III-4 3.3 House of Quality ... III-9 3.4 Jenis Konsumen ... III-19 4.1 Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-3 4.2 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-12 4.3 Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-12 4.4 Diagram Alir Pembangunan House Of Quality ... IV-14 4.5 Diagram Alir Pembangunan House Of Quality QFD FaseII ... IV-15 4.6 Diagram Alir Value Engineering ... IV-16 5.1 Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Blender ... V-20 5.2 Hubungan Keinginan Konsumen dengan Karakteristik Teknis ... V-21 5.3 QFD Fase I Produk Blender ... V-24 5.4 Karakteristik Teknis Part Kritis ... V-27 5.5. Matriks Antara Karakteristik Part Produk Dengan Karakteristik

Teknis ... V-28 5.6. QFD Fase II Blender ... V-31


(16)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN 5.7. Matriks Blender ... V-35

5.8. Hasil Clustering ... V-35 5.9. Product Platform Blender ... V-36 5.10. Virtual Modelling Blender ... V-37 5.10. Diagram FAST Blender ... V-39 6.1. ModuleBlender Awal ... VI-5 6.2. ModuleBlender Usulan ... VI-6 6.3. Rancangan Usulan Blender ... VI-8


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Terbuka ... L.1 2. Kuesioner Tertutup ... L.2 3. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik dan Hubungan .... L.3 4. Kuesioner Wawancara Part Kritis dan Hubungan ... L.4 5. Tabel Product Moment ... L.5 6. Tabel Normal ... L.6 7. Form Tugas Akhir ... L.7 8. Surat Penjajakan ... L.8 9. Surat Balasan ... L.9 10. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.10 11. Lembar Asistensi Dosen ... L.11 11. Lembar Asistensi Pembimbing Lapangan ... L.11


(18)

ABSTRAK

Abstrak. Produk blender adalah salah satu alat rumah tangga yang umum digunakan. Jumlah kebutuhan rumah tangga yang terus mengalami peningkatan dipengaruhi oleh permintaan terhadap produk blender yang mengalami peningkatan jumlah produksi setiap tahunnya. PT. Cakrawala Elecorindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur alat elektronik. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah tidak terintegrasinya bagian desain dengan bagian lain perusahaan sehingga menyebabkan desain komponen harus mengalami penyesuaian pada stasiun kerja berikutnya. Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki rancangan produk dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang dihubungkan dengan karakteristik teknis produk blender. Karakteristik teknis produk dengan nilai tertinggi menunjukkan bahwa karakteristik teknis tersebut menjadi fokus permasalahan yang dihadapi PT Cakrawala Elecorindo, sedangkan atribut kebutuhan konsumen dengan nilai tertinggi merupakan hal-hal yang harus diperbaiki untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hasil pendekatan dengan metode QFD menunjukan bahwa kinerja karakteristik teknik dengan nilai tertinggi adalah karakteristik teknik ukuran komponen dengan nilai derajat kepentingan sebesar 20%, sedangkan dari enam atribut kebutuhan konsumen yang memperoleh nilai relative weight tertinggi adalah variabel tinggi blender dengan nilai relative weight 20,432.

Kata Kunci: Concurrent Engineering, QFD, Value Engineering, Perancangan Produk


(19)

ABSTRAK

Abstrak. Produk blender adalah salah satu alat rumah tangga yang umum digunakan. Jumlah kebutuhan rumah tangga yang terus mengalami peningkatan dipengaruhi oleh permintaan terhadap produk blender yang mengalami peningkatan jumlah produksi setiap tahunnya. PT. Cakrawala Elecorindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur alat elektronik. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah tidak terintegrasinya bagian desain dengan bagian lain perusahaan sehingga menyebabkan desain komponen harus mengalami penyesuaian pada stasiun kerja berikutnya. Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki rancangan produk dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang dihubungkan dengan karakteristik teknis produk blender. Karakteristik teknis produk dengan nilai tertinggi menunjukkan bahwa karakteristik teknis tersebut menjadi fokus permasalahan yang dihadapi PT Cakrawala Elecorindo, sedangkan atribut kebutuhan konsumen dengan nilai tertinggi merupakan hal-hal yang harus diperbaiki untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hasil pendekatan dengan metode QFD menunjukan bahwa kinerja karakteristik teknik dengan nilai tertinggi adalah karakteristik teknik ukuran komponen dengan nilai derajat kepentingan sebesar 20%, sedangkan dari enam atribut kebutuhan konsumen yang memperoleh nilai relative weight tertinggi adalah variabel tinggi blender dengan nilai relative weight 20,432.

Kata Kunci: Concurrent Engineering, QFD, Value Engineering, Perancangan Produk


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Produk blender adalah salah satu alat rumah tangga yang umum digunakan. Blender sering digunakan untuk menggiling atau menghaluskan makanan. PT Cakrawala Elecorindo adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan produk elektronik. Salah satu produk yang diproduksi adalahblender. Blenderyang diproduksi memiliki beberapa spesifikasi seperti jumlah wadah, warna, pisau dan lainnya. Penelitian dilakukan pada blender karena blender merupakan produk perusahaan yang memiliki jumlah penjualan tertinggi.Data penjualan produk elektronik PT. Cakrawala dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Penjualan Alat Elektronik

Jenis Produk Penjualan Periode 2013 (unit)

RiceCooker 17.326

Blender 26.254

Dispenser 22.085

Sumber: PTCakrawala Elecorindo

Tabel 1.1. menunjukkan bahwa blender merupakan produk perusahaan yang memiliki jumlah penjualan tertinggi sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap rancangan dan nilai dariblender. Contoh gambar blender dapat dilihat pada Gambar 1.1.


(21)

Pe dapat me suatu p menghad bagian pr dibuat p

(Acceptab

pengirim mengalam menerapk produk m masalah yang dira

rancangan enghadapi p

erusahaan dapi persain

roduksi dar perusahaan

ble Produc

an (Timelin

mi perubah kan pendek mengikuti

seperti red

ancang oleh

produk me persaingan.

berpengaru ngan. Oleh k i perusahaa

dapat me

ct Quality),

ness of Del

hankarena katan serial

penyelesaia

design karen bagian des Gambar erupakan sa Tahap des uh terhad karena itu, an memiliki emenuhi 3 harga (Re livery).Prose

dalam pera

l dimana se an dari la na produk sain perusah

1.1.Blende

alah satu ku sain pada p ap kemam integrasi an i peran yang kriteria

asonable P

es desainbl

ancangan p etiap langka angkah seb yang dipro haan.

er

unci bagi p proses pera mpuan per ntara bagian g penting ag persaingan

Price) dan k

ender di pe produk, pe ah dari pros belumnya s oduksi tidak

erusahaan u ancangan pr

rusahaan d an desain de agar produk yaitu ku ketepatan w erusahaan s erusahaan m

ses peranca sehingga te k sesuai de

untuk roduk dalam engan yang ualitas waktu sering masih angan erjadi engan


(22)

Concurrentengineeringadalah suatu metode yang digunakan untuk

memperbaiki desain produk secara serempak.

Concurrentengineeringdiimplementasikan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut dengan metode qualityfunctiondeployment dan

valueengineering. Implementasi concurrentengineering bertujuan untuk mengintegrasikan departemen yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan produk.

1

Pada kondisi pasar sekarang, sangatlah penting untuk mengembangkan produk yang dapat diterima oleh pelanggan dari segi mutu dan harga. Pendekatan

Value Engineering dapat digunakan untuk memenuhi kondisi tersebut pada tahap desain produk bersama dengan QFD yang mampu menerjemahkan keinginan pelanggan ke dalam bentuk matriks kebutuhan.

2

Integrasi antara QFD dengan valueengineering juga sering digunakan oleh perusahaan yang bersaing dengan cara melakukan studi dan perencanaan sistem produksi dimana valueengineering digunakan untuk mencapai tujuan dengan cara mengurangi biaya dan meningkatkan nilai produk bagi pelanggan dan QFD digunakan untuk memenuhi seluruh aspek kebutuhan pelanggan terhadap suatu produk.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tidak adanya integrasi antara bagian desain dan bagian produksi sehingga menyebabkan rancangan produk

1

K.G. Durga Prasad dkk. 2011. Cost Engineering with QFD: A Mathematical Approach. h.1

2


(23)

yang diproduksioleh departemen produksi tidak sesuai dengan spesifikasi dari departemen desain.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah melakukan perbaikan terhadap rancangan produk dan mengintegrasikan bagian desain dan bagian produksi melalui pendekatan concurrent engineering tools dengan metode QFD dan value engineering.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Mengidentifikasi atribut rancangan produkdalamlangkah projectplanning

pendekatan concurrent engineering.

2. Membuat rancangan konseptual produkberdasarkan integrasi antara bagian desain dan produksi dalamconceptualdesign pendekatan

concurrentengineering

3. Melakukan inovasi nilai pada rancangan konseptual produk dengan metode

valueengineering dalam pendekatan concurrent engineering.

4. Memberikan informasi integrasi komponen produk kepada departemen desain dan produksi untuk kebutuhan perancangan

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(24)

Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah dan dari laboratorium di lapangan kerja sehingga mahasiswa dapat menganalisa dan mengevaluasi setiap permasalahan yang terjadi sebelum mahasiswa memasuki dunia kerja khususnya dalam hal perancangan danperbaikan rancangan produk dengan pendekatan concurrent engineering tools.

2. Manfaat bagi perusahaan

Memberikan masukan kepada perusahaan berupa:

1. Mengetahui atribut rancangan produk yang diinginkan responden 2. Mengetahui atribut yang menjadi prioritas melalui bobot prioritas

3. Memperoleh rancangan konseptual, bahan alternatif perancangan blender dan informasi integrasi untuk departemen desain dan produksi.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

1.5.Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian hanya dilakukanpada produk blender di PT. Cakrawala Elecorindo 2. Tahapan implementasi concurrent engineering adalah dari fase

projectplanning sampai conceptual designyang berhubungan dengan desain produk.

3. Metode yang digunakan adalah QFD dan value engineering untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang terkait mengenai keinginan konsumen


(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT . Cakrawala Elecorindo adalah sebuah perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang manufaktur barang elektronik dan berdomisili di Jl. Pancing No.8 Blok C Komplek Pergudangan MMTC. Perseroan terbatas ini didirikan oleh Bapak Atak selaku direktur.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Cakrawala Elecorindoadalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi industri elektronika yang memproduksi alat-alat untuk kebutuhan rumah tangga diantaranya : Rice Cooker,Mixer,Blender dan Setrika.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Cakrawala Elecorindo adalah sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang berdomisili di Jl. Pancing No.8 Blok C Komplek Pergudangan MMTC.

2.4. Daerah Pemasaran

PT Cakrawala Elecorindomelakukan pemasaran hasil produksi perusahaan berfokus pada wilayah Kota Medan. Tetapi perusahaan ini juga memasarkan produknya di luar Kota Medan.


(26)

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Cakrawala Elecorindomemiliki bentuk organisasi yaitu fungsional. Struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi. Hubungan fungsional dijumpai pada hubungan manajer pemasaran, manajer pembelian, manajer personalia, dan manajer pabrik.Struktur organisasi dari PT Cakrawala Elecorindodapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber: PT. Cakrawala Elecorindo


(27)

2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut saling diintegrasikan (koordinasi). Aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT Cakrawala Elecorindo adalah sebagai berikut:

1. Direktur

a. Menetapkan Tujuan,visi,dan misi perusahaan.

b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan. 2. BagianPerancangan

a. Merancang design produk.

b. Bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan produk. c. Bertanggung jawab terhadap realisasi rancangan produk.

3. Manager Pemasaran

a. Memantau informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan apakah perusahaan telah mematuhi persyaratan pelanggan.

b. Bertanggung jawab dalam penyimpanan serta pemeliharaan dokumen dan rekaman mutu.

c. Bertanggung jawab terhadap realisasi sasaran mutu bagian pemasaran. 4. ManagerKeuangan


(28)

a. Menentukan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan pembelian yang ditentukan.

b. Menilai dan memilih pemasok berdasarkan kemampuannya memasok produk sesuai dengan persyaratan perusahaan.

c. Bertanggung jawab dalam penyimpanan serta pemeliharaan dokumen dan rekaman mutu.

d. Bertanggung jawab terhadap realisasi sasaran mutu bagian pembelian. 5. Bagian Gudang Bahan Baku.

a. Mengimplementasikan prosedur sistem manajemen mutu kepada personil gudang bahan baku.

b. Menjalin dan meningkatkan kerja sama yang baik antar bagian.

c. Mengatur pemakaian bahan, sumber daya manusia, peralatan dan inventaris perusahaan seefisien mungkin.

6. Bagian Gudang ½ Jadi.

a. Mengimplementasikan prosedur sistem manajemen mutu kepada personil gudang ½ jadi.

b. Menjalin dan meningkatkan kerja sama yang baik antar bagian.

c. Mengatur pemakaian bahan, sumber daya manusia, peralatan dan inventaris perusahaan seekfektif dan seefisien mungkin.

7. Bagian Gudang Barang Jadi.

a. Mengimplementasikan prosedur sistem manajemen mutu kepada personil gudang barang jadi.


(29)

b. Bertanggung jawab terhadap realisasi sasaran mutu bagian gudang barang jadi.

c. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan serta pemeliharaan dokumen dan rekaman mutu.

8. Bagian Gudang Sparepart.

a. Mengimplementasikan prosedur sistem manajemen mutu kepada personil gudang sparepart.

b. Menjalin dan meningkatkan kerja sama yang baik antar bagian.

c. Bertanggung jawab terhadap realisasi sasaran mutu bagian gudang sparepart.

9. Manager Produksi.

a. Melaksanakan dan meproduksi produk sesuai dengan design yang dirancang.

b. Memproduksi sesuai dengan permintaan.

c. Bertanggung jawab terhadap produk yang diproduksi 10. Manager Personalia.

a. Menetapkan kemampuan yang diperlukan bagian personil yang melaksanakan pekerjaan yang memenuhi persyaratan produk.

b. Menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk mencapai kemampuan yang diperlukan.

c. Menilai keefektifan tindakan yang dilakukan. 11. Bengkel.


(30)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perancangan Produk3

Manusia hidup dalam lingkungannya dan selalu berupaya memanfaatkan segala sesuatu yang ada di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan mereka yang cepat atau lambat terus mengalami perubahan. Perubahan atau lebih tepat disebut perkembangan kebutuhan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah perkembangan pendidikan dan peningkatan intensitas interaksi sosial/budaya antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut.

4

Perancangan produk merupakan sebuah set pengembangan produk yang menjadi suatu proses dalam pekerjaan bagian pemasaran dan visi bisnis. Set yang termasuk didalamnya yaitu membperbaiki visi ataupun tujuan produk ke dalam spesifikasi teknis, konsep pengembangan baru, dan perwujudan dari rekayasa produk baru. Pengembangan produk ini biasanya tidak memerlukan semua kegiatan bisnis dan manajemen keuangan dan juga kegiatan perluasan pemasaran dan proses pengembangan distribusi.

Perancangan ulang (redesign) merupakan hal yang kita artikan sebagai suatu

kegiatan yang telah disebutkan di atas. Perancangan ulang tidak meliputi didalamnya modifikasi desain (desain varian). Perancangan ulang yang diterapkan kepada produk

3 Sukaria Sinulingga, “Pengantar Teknik Industri”. (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 1. 4 Kevin Otto. Product Design. (Cet. I; New York: Prentice Hall, 2001), h. 5


(31)

yang sudah ada dan dapat diterima untuk beberapa criteria dan dibutuhkan solusi baru. Solusi baru ini data dikembangkan melalui pendekatan-pendekatan di atas.

Penentuan perancangan (design) atau perancangan ulang (redesign) sebenarnya

sangat sulit untuk ditentukan. Salah satu karakteristik manusia adalah selalu berusaha menciptakan sesuatu baik alat maupun benda lain untuk membantu kehidupan mereka. Rancangan atau desain diperlukan untuk mewujudkan benda tersebut. Proses pembuatan tidak akan berjalan baik sebelum kegiatan perancangan diselesaikan. Dari hasil perancangan maka diketahui deskripsi rinci dari benda yang akan dibuat.

Tujuan dari proses perancangan adalah menghasilkan suatu produk yang yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Salah satu caranya adalah perancangan dengan berorientasi terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan.

3.2. Concurrent Engineering

3.2.1. Definisi dan Karakteristik Concurrent Engineering5

Concurrent Engineering (Rekayasa Serempak) adalah suatu pendekatan

sistematis dalam perancangan secara integrasi dan serempak dari produk dan semua

proses yang berkaitan termasuk manufaktur dan pendukungnya. Concurrent

Engineering dimaksudkan untuk menyadarkan dan mengingatkan para tenaga-tenaga

yang terlibat agar memperhatikan secara komprehensif dan terintegrasi semua elemen

5 Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 330


(32)

dalam product life cycle mulai dari konsepsi sampai disposal produk termasuk mutu, biaya, jadwal dan kebutuhan dari pelanggan.

Concurrent engineering terdapat semua area fungsional terintegrasi ke dalam

fase proses design. Concurrent engineering yang terjadi selama proses perancangan

dapat langsung menggambarkan berbagai parameter seperti proses manufaktur,

pengujian dan daya guna. Gambar 3.1 mengilustrasikan pendekatan concurrent

engineering melalui skema. Fungsi perancangan dan rekayasa diintegrasikan secara

berkelanjutan dan didukung dengan pertukaran informasi antar departemen.

Design Verify Review Produksi Pengujian

Kinerja

Pengujian

Manufacturing

Pelayanan

Biaya

Mutu

Sumber : Chanan S. Syan (1994)

Gambar 3.1. Skema ProsesConcurrent Engineering

Proses pengambilan keputusan diambil mengingat adanya batasan dalam

siklus hidup produk (Life Cycle Product). Integrasi dari semua yang ada pada proses

design akan dapat membantu dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan


(33)

akhir dari suatu rancangan yang siap diproduksi, handal, dan tentunya dengan kualitas yang baik.

3.2.2. Tahap-tahap Concurrent Engineering6

Fase pengembangan produk pada Concurrent Engineering terdiri dari

beberapa tahap yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Sumber :Susan Skalak (2002)

Gambar 3.2. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering

Project planning phase terdiri dari tiga langkah pengembangan yaitu

identifikasi kebutuhan, penjelasan spesifikasi produk, dan rencana pengembangan.

6 Susan Skalak. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. (Virginia:Marcel Dekker Inc, 2002), hal : 48-78.


(34)

Input dalam tahapan ini yaitu responden. Tujuan dari tahapan ini adalah

mengembangkan dokumen perencanaan proyek pada fase kedua yakni the conceptual

design phase terdiri dari lima langkah dimana fase ini dimulai dengan pendefinisian

produk dan fungsi produk. Perbedaan konsep rancangan dikembangkan, model ditampilkan, konsep dievaluasi, dan rancangan terbaik dipilih untuk pengembangan selanjutnya. Fase ini berakhir dengan penyetujuan konsep akhir dari produk.

Fase ketiga yaitu the design phase yang merupakan inti dari metodologi

pengembangan pada concurrent engineering. Tahap ini memperhitungkan konsep

pada fase sebelumnya secara keseluruhan. Rancangan akan berpindah dari kualitatif ke kuantitatif dan iterasi diharapkan terjadi. Fase ini terdiri dari tujuh langkah yaitu penjelasan spesifikasi teknik, perwujudan rancangan, model virtual, ulasan desain, prototipe, detail rancangan, dan verifikasi rancangan.

3.2.3. Empat Dimensi Implementasi Concurrent Engineering

3.2.3.1.Dimensi Organisasi7

Budaya dan kebijakan organisasi yang telah ada di perusahaan sering bertentangan

dengan concurrent engineering dimana otoritas kesesuaian berpengaruh terhadap

tanggung jawab internal perusahaan. Kesuksesan lingkungan concurrent engineering

hanya dapat terjadi dengan pengaturan organisasi dan kebijakan perusahaan yang mendukung penerapan lingkungan tersebut.

7 Donald E Carter & Barbara Stilwell Baker, Concurrent Engineering : The Product Development


(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Cakrawala Elecorindo yang bergerak dalam bidang produksi manufaktur elektronik. PT Cakrawala Elecorindo berlokasi di Jln. Pancing Komplek Pergudangan No. 8 Blok C MMTC. Penelitian dilakukan dari bulan September 2014 sampai dengan bulan Februari 2015.

4.2. Jenis Penelitian8

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (survey research).

Alasan penelitian survei adalah untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yaitu tidak terintegrasinya bagian desain dengan manufakturing yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran.

4.3. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pada awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi

perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta


(36)

studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.

2. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. Data yang

dikumpulkan ada dua jenis yaitu:

a. Data primer berupa data keinginan konsumen terhadap produk blender yang di

produksi oleh PT. Cakrawala Elecorindo, data kepentingan relatif untuk masing-masing keinginan konsumen terhadap produk blender, data karakteristik teknis dan part kritis produk blender, urutan proses perakitan yang diperoleh melalui proses pengamatan langsung.

b. Data sekunder berupa data yang diperoleh melalui pihak perusahaan dan

karyawan PT. Cakrawala Elecorindo dengan teknik wawancara. Data yang diambil meliputi:

1) Profil perusahaan

2) Struktur organisasi

3) Daya biaya bahan

4) Data permintaan

5) Informasi pemasaran

6) Nama dan spesifikasi mesin dan peralatan

3. Mengolah data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan.

4. Menganalisis terhadap hasil pengolahan data.

5. Menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk penelitian


(37)

(38)

4.4. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah desain awal produk blender dan

perancangan produk blender di PT Cakrawala Elecorindo.

4.5. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

a. Tinggi blender

b. Warna blender

c. Kapasitas blender

d. Jumlah Jar

e. Berat blender

f. Bahan Blender

2. Variabel Intervening

a. Karakteristik teknis yaitu karakteristik teknis yang berhubungan dengan

atribut produk

b. Part kritis yaitu komponen yang berpengaruh dalam proses produksi blender

3. Variabel Moderator

a. Inovasi nilai yaitu perbaikan nilai pada bahan penyusun blender


(39)

a. Rancangan konseptual blender yaitu hasil rancangan dari blender berdasarkan atribut

4.6. Kerangka Konseptual Penelitian

Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah perancangan kerangka konseptual yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka konseptual inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Kapasitas blender

Jumlah jar Karakteristik

Teknis Tinggi blender

Warna blender

Berat blender

Bahan blender

Part Kritis

Inovasi Nilai

Rancangan blender

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

4.7. Defenisi Variabel Operasional

Variabel operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan cara penentuan variabel dan pengukuran suatu variabel. Defenisi variabel operasional yaitu suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan varaibel yang sama.


(40)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner

Kuesioner dibagi dalam 2 tahapan, tahapan pertama yaitu kuesioner terbuka atau kuesioner pendahuluan. Kuesioner terbuka dibagikan kepada 32 responden yang merupakan operator bagian produksi PT. Cakrawala Elecorindo untuk mengetahui

penilaian kebutuhan tentang pengembangan produk blender.

Rekapitulasi modus jawaban responden pada kuesioner pendahuluan ini kemudian dijadikan atribut pertanyaan pada kuesioner tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup menunjukkan derajat kepentingan responden terhadap

atribut blender yang diberikan. Responden pada kuesioner tertutup ini berjumlah 32

orang.

5.1.2. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka

Kuesioner terbuka digunakan untuk mengidentifikasi atribut kebutuhan blender dari responden. Rekapitulasi kuesioner terbuka dapat dilihat pada Tabel 5.1


(41)

Tabel 5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka

No Nama Pertanyaan 1

Tinggi Blender Pertanyaan 2 Kapasitas blender Pertanyaan 3 Warna Blender Pertanyaan 4 Jumlah wadah Pertanyaan 5 Berat blender Pertanyaan 6 Bahan Blender

1 Rizal 25 cm 1000 cc Hijau 2 1 kg Kaca

2 Badu 20 cm 1000 cc Hijau 2 1 kg Kaca

3 Ramli Hadi 30 cm 1200 cc Biru 2 1 kg Plastik

4 Prasetya Hrp. 25 cm 1500 cc Kuning 1 1,5 kg Plastik

5 Caesar Syuhada 25 cm 1200 cc Hijau 1 1,2 kg Plastik Fiber

6 Farina Hayati 25 cm 1500 cc Hijau 2 2 kg Fiber glass

7 Ilham Pratama 30 cm 1500 cc Putih 4 1,5 kg Plastik

8 Fahmi Aulia 25 cm 1000 cc Putih 2 1,2 kg Fiber glass

9 Febriana Andiyanti 35 cm 2000 cc Biru 2 2 kg Kaca

10 Geri Wicaksono 30 cm 1000 cc Hijau 2 1,5 kg Plastik

11 Herdiani 35 cm 1800 cc Putih 3 2 kg Fiber glass

12 Umar 35 cm 2000 cc Hijau 2 2 kg Kaca

13 Jolanda Putri 30 cm 1800 cc Putih 1 2 kg Fiber glass

14 Annisa 20 cm 1200 cc Putih 2 1,5 kg Kaca

15 Hauna 32 cm 1800 cc Biru muda 3 1,5 kg Kaca

16 Linda 32 cm 2500 cc Hijau 3 1,5 kg Kaca

17 Matius Andri 32 cm 1500 cc Kuning 1 1,5 kg Kaca

18 Wawan 25 cm 2500 cc Hijau 2 2,2 kg Plastik

19 Ishadi 20 cm 1000 cc Hijau 1 800 gr Plastik

20 Nidya Putri 28 cm 1500 cc Putih 3 1 kg Plastik

21 Octavia 35 cm 2500 cc Merah muda 2 2 kg Kaca

22 Bangkit 40 cm 2200 cc Hijau 2 2 kg Plastik

23 Desi 30 cm 1500 cc Kuning 2 1,5 kg Plastik


(42)

Tabel 5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka (Lanjutan)

No Nama Pertanyaan 1

Tinggi Blender

Pertanyaan 2 Kapasitas blender

Pertanyaan 3 Warna Blender

Pertanyaan 4 Jumlah wadah

Pertanyaan 5 Berat blender

Pertanyaan 6 Bahan Blender

25 Dea Widya 28 cm 1000 cc Hijau 2 1 kg Kaca

26 Dewi Marbun 30 cm 1000 cc Kuning 2 1,2 kg Fiber glass

27 Indra Kusuma 32 cm 1500 cc Hijau 1 1,2 kg Kaca

28 Marizka 25 cm 2000 cc Jingga 2 1,5 kg Kaca

29 Alief 30 cm 2000 cc Kuning 2 1,5 kg Plastik

30 Yoga Ryan 30 cm 2000 cc Hijau 1 2 kg Fiber

31 Devina 25 cm 1000 cc Putih 3 1 kg Kaca

32 Susanti 33 cm 1200 cc Jingga 2 2 kg Kaca

Modus 30 cm 1000 cc Hijau 2 2 kg Kaca


(43)

5.1.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup

Kuesioner terutup digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan atribut. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup

No Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 Rizal 3 4 5 3 4 3

2 Badu 2 2 4 2 4 3

3 Ramli Hadi 5 4 5 4 5 3 4 Prasetya Hrp. 5 5 3 5 4 1 5 Caesar Syuhada 1 4 4 3 5 3 6 Farina Hayati 3 4 5 5 3 4 7 Ilham Pratama 5 5 3 4 3 5 8 Fahmi Aulia 4 5 5 3 5 4 9 Febriana Andiyanti 5 3 4 2 3 3 10 Geri Wicaksono 5 5 3 4 3 5 11 Herdiani 2 4 4 3 5 5

12 Umar 3 3 5 4 1 4

13 Jolanda Putri 5 3 4 2 5 5

14 Annisa 2 5 5 3 4 3

15 Hauna 5 4 3 4 5 5

16 Linda 4 5 5 3 4 4

17 Matius Andri 2 4 1 3 1 3

18 Wawan 5 3 3 4 5 5

19 Ishadi 4 5 2 5 3 3

20 Nidya Putri 5 2 4 3 4 3 21 Octavia 3 2 5 5 4 5 22 Bangkit 4 4 3 5 5 2

23 Desi 2 3 1 2 3 3

24 Muhario 5 3 4 2 5 4 25 Dea Widya 3 4 2 5 4 5 26 Dewi Marbun 4 3 3 4 5 5 27 Indra Kusuma 5 2 3 4 4 4 28 Marizka 3 2 2 3 2 3

29 Alief 4 4 2 3 5 1

30 Yoga Ryan 3 3 3 4 2 2

31 Devina 4 2 2 5 4 4

32 Susanti 5 4 2 5 3 3


(44)

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang telah disebar harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu untuk memastikan data yang diperoleh telah memiliki keabsahan secara statistik sehingga dapat diolah lebih lanjut.

5.2.1.1.Pengujian Validitas

Data hasil kuesioner untuk penilaian derajat kepentingan terhadap pengembangan produk blender selanjutnya pengujian validitas dari pertanyaan 1 hingga 6 dengan menggunakan persamaan korelasi product moment (Pearson). Skala Likert yang berupa skala ordinal terlebih dahulu diubah menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) sebelum dilakukan pengujian.

Langkah-langkah Method of Successive Interval (MSI) yaitu: 1. Mentabulasi frekuensi jawaban dari responden

Jawaban dari responden yang berbentuk skala ordinal 1, 2, 3, 4 dan 5 akan ditabulasi jumlahnya masing-masing. Tabulasi frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 5.3.


(45)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1. Analisis Hasil Kuesioner

Data yang diperoleh dari kuesioner, diketahui bahwa terdapat 6variabel berdasarkan literatur menurut buku Kevin Otto & Kristin Wood (2001) Product Design dan buku 10 Seconds Recipe Cuisinart Blender tentang penilaian terhadap rancangan produk blender dimana penyebaran kuesioner ditujukan kepada operator PT Cakrawala Elecorindo. Data hasil kuesioner selanjutnya diuji validitas dan reliabilitasnya seperti Tabel 6.1.

Tabel 6.1.HasilUjiValiditas

Atribut 1 2 3 4 5 6 R Hitung 0,5559 0,4174 0,4997 0,3558 0,5746 0,5033 R Tabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Pengolahan Data 9

Hasil perhitungan reliabilitas data kuesioner memperoleh hasil yang reliabel karena nilai koefisiennya yang lebih besar dari nilai batas koefisien reliabel yakni sebesar 0,349. Hasil ini menyatakan bahwa keseluruhan data hasil penyebaran kuesioner representatif untuk pengolahan lebih lanjut.

9


(46)

6.2. Analisis Perancangan Desain Produk dengan Pendekatan Concurrent Engineering10

Tahapan dalam implementasi Concurrent Engineering yang digunakan pada perancangan desain produk blender dengan menggunakan model pengembangan produk sampai fase conceptual design yaitu

1. Perencanaan proyek (Project Planning)

a. Identify Needs : Identifikasi kebutuhan konsumen sebagai input untuk mendapatkan atribut yang sesuai dengan keinginan responden. Kebutuhan responden yang memiliki sales point tinggi adalah warna dan jumlah wadah yang paling sesuai dengan desain produk blender. Selain itu pihak perusahaan juga dapat menentukan sales point sebagai bahan pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan responden.11. Daftar kebutuhan konsumen dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2.KebutuhanKonsumen

No Variabel Kebutuhan

1 Tinggi blender yang dibutuhkan adalah 30 cm 2 Kapasitas blender yang dibutuhkan adalah 1000 cc 3 Warna blender yang dibutuhkan adalah hijau 4 Jumlahwadah yang dibutuhkan adalah 2 unit 5 Berat blender yang dibutuhkan adalah 2 kg 6 Bahan blender yang dibutuhkan adalah kaca

Sumber : Survey Kuesioner

10

Susan Skalak. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. (Virginia:Marcel Dekker Inc, 2002), hal : 48-78.

11


(47)

b. Define Product Specifications : Pembuatan Matriks House of Quality untuk QFD fase I. Nilai rasio perbaikan menunjukkan suatu ukuran upaya perusahaan dalam usaha perbaikan rancangan produk blender pada setiap variabel kebutuhan responden. Perhitungan nilai rasio perbaikan diperoleh dari perbandingan nilai target rancangan produk blender dengan tingkat penilaian responden. Nilai target diperoleh dari tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap setiap variable kebutuhan.

Tabel 6.3.Rasio Perbaikan

No Variabel Kebutuhan RasioPerbaikan

1 Tinggi blender yang dibutuhkan adalah 30 cm 1,541 2 Kapasitas blender yang dibutuhkan adalah 1000 cc 1,617 3 Warna blender yang dibutuhkan adalah hijau 1,690 4 Jumlahwadah yang dibutuhkan adalah 2 unit 1,597 5 Berat blender yang dibutuhkan adalah 2 kg 1,522 6 Bahan blender yang dibutuhkan adalah kaca 1,623

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 6.3. menunjukkan bahwa variable yang memiliki rasio perbaikan tertinggi adalah warna blender dan rasio perbaikan terendah adalah berat

blender

c. Plan Development Task : 12Ukuran kinerja QFD fase I diperoleh setelah menghitung tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya. Karakteristik teknis perancangan produk blender dengan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah ukuran komponen. Hal ini dapat menjadi prioritas pertama pihak perusahaan sebagai acuan perancangan desain produk blender dalam penetapan karakteristik part

12


(48)

pada QFD Fase II. Karakteristik teknis pada QFD Fase I akan menjadi

input kolom “whats” pada matriks Design Deployment QFD Fase II. Bobot tingkat kesulitan dari karakteristik teknis akan menjadi input pada kolom

importance level dari kriteria “whats” pada matriks Design Deployment.13

Karakteristik teknis yang menjadi prioritas pada QFD fase I adalah ukuran komponen. Hasil perhitungan dari kinerja QFD fase I dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Kinerja QFD Fase I

KarakteristikTeknis Durability Easy

Adjustment DimensiProduk UkuranKomponen

Maintainable Design

Tingkat Kesulitan 3 3 4 5 3

DerajatKepentingan 15 16 19 20 18

PerkiraanBiaya 15 15 20 25 15

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 6.4. menunjukkan karakteristik teknis yang menjadi prioritas perbaikan adalah ukuran komponen karena memiliki derajat kepentingan tertinggi yaitu 20.

2. KonseptualRancangan (Conceptual Design)

a. Define Architecture : Karakteristik teknis dari QFD fase I akan menjadi

input kolom “whats” matriks Design Deployment QFD fase II. Kolom “hows” matriks Design Deployment merupakan part kritis yang mempengaruhi perancangan desain produk blender. Part kritis yang menjadi prioritas adalah dimensi tapak gelas yang memiliki tingkat

13


(49)

kepentingan tertinggi. Hasil perhitungan kinerja QFD Fase II dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Kinerja QFD Fase II

Part Kritis Dimensi

Chasing Dimensikincir

Dimensi ring mika

Dimensi

Jar Dimensipisau Dimensitap

Tingkat Kesulitan 2 3 3 4 3 4

DerajatKepentingan 16 14 13 16 16 20

PerkiraanBiaya 10 14 14 19 14 19

Sumber: Pengolahan Data

Part kritis yang menjadi prioritas perbaikan nilai dengan value engineering

adalah dimensi tapak gelas karena memiliki derajat kepentingan terbesar yaitu 20.

b. Generate Concepts : 14Product architecture digunakan untuk menganalisis interaksi komponen desain produk dan aktivita sdesain. Informasi komponen diperoleh dari QFD fase II yaitu karakteristik part

yang terdapat pada bagian atap matriks Design Deployment. Modul perakitan awal dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1. Module Blender Awal

14

Steven D Eppinger&Tyson R Browning, Design Structure Matrix Methods and Applications, (Massachusetts: The MIT Press, 2012), hal :27-31.


(50)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengolahan, analisis data, dan tujuan penelitian yaitu:

1. Atribut produk blender yang diidentifikasi pada tahap project planning concurrent engineering terdiri dari 6 atribut yaitu tinggi blender, kapasitas blender, warna blender, jumlah wadah, berat blender dan bahan blender.

2. Rancangan konseptual blender dibuat berdasarkan modul yang diperoleh dari

product architecture concurrent engineering.

3. Bahan alternatif yang terpilih pada langkah evaluasi konsep concurrent engineering untuk tapak blender adalah Acrylonitrile Butadiene Styrene. 4. Informasi integrasi antara bagian desain dan produksi terdiri dari 2 modul.

Modul 1 berisi informasi tentang integrasi antara dimensi chasing, dimensi sendok gelas, dimensi jar dan modul 2 berisi informasi tentang integrasi antara dimensi kincir, dimensi pisau, dimensi ring mika, dimensi tapak gelas

5. Penerapan concurrent engineering tools dalam perbaikan rancangan blender memberikan hasil berupa modul produk yang ditujukan pada bagian desain dan produksi untuk memberikan informasi mengenai interaksi antar komponen dan integrasi antara bagian desain dengan bagian produksi.


(51)

7.2. Saran

Saran yang dapat diajukan setelah penelitian tugas sarjana yaitu :

1. Perusahaan dapat memfokuskan perhatiannya pada perbaikan arsitektur rancangan produk terhadap penjadwalan pembuatan produk sehingga dapat terjadi koordinasi antar desain dan proses pembuatan produk.

2. Pihak perusahaan disarankan lebih menerima saran dan kritik dari operator untuk pengembangan produk yang dihasilkan perusahann.

3. Penelitian selanjutnya, disarankan agar dapat melanjutkan penelitian sampai pada tahap validasi dari rancangan konseptual produk sehingga dapat rancangan yang dibuat dapat diproduksi oleh perusahaan.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment, How to make QFD Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.

Donald E Carter & Barbara Stilwell Baker. 1992. Concurrent Engineering : The Product Development Enviroment for the 1990s. Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company

Fiorenzo Francheschini. 2002. AdvancedQuality Function Deployment. Washington DC : A CRC Press Company

Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu. Johnson A. Edosomwan. 1995. Customer and Market-Driven Quality

Management. New Delhi, ASQC

Kevin Otto dan Kristin Wood. 2001. Product Design. New York: Prentice Hall Lawrence D. Miles. 1972. Techniques of Value Analysis and Engineering 2nd

Edition. United States of Amerika: McGraw Hill

Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Jogjakarta : Penerbit Andi Ronald G. Day. Quality Function Deployment Milwauke, ASQC Quality Press Sinulingga, Sukaria. 2008. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sinulingga, Sukaria. 2013. Metodologi Penelitian. Edisi 3. Medan : USU Press Skalak, Susan. 2002. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies.


(53)

(1)

pada QFD Fase II. Karakteristik teknis pada QFD Fase I akan menjadi input kolom “whats” pada matriks Design Deployment QFD Fase II. Bobot tingkat kesulitan dari karakteristik teknis akan menjadi input pada kolom importance level dari kriteria “whats” pada matriks Design Deployment.13 Karakteristik teknis yang menjadi prioritas pada QFD fase I adalah ukuran komponen. Hasil perhitungan dari kinerja QFD fase I dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Kinerja QFD Fase I KarakteristikTeknis Durability Easy

Adjustment DimensiProduk UkuranKomponen

Maintainable Design

Tingkat Kesulitan 3 3 4 5 3

DerajatKepentingan 15 16 19 20 18

PerkiraanBiaya 15 15 20 25 15

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 6.4. menunjukkan karakteristik teknis yang menjadi prioritas perbaikan adalah ukuran komponen karena memiliki derajat kepentingan tertinggi yaitu 20.

2. KonseptualRancangan (Conceptual Design)

a. Define Architecture : Karakteristik teknis dari QFD fase I akan menjadi input kolom “whats” matriks Design Deployment QFD fase II. Kolom “hows” matriks Design Deployment merupakan part kritis yang mempengaruhi perancangan desain produk blender. Part kritis yang menjadi prioritas adalah dimensi tapak gelas yang memiliki tingkat

13

Ronald G. Day. Quality Function Deployment: Linking A Company with Its Customers.


(2)

kepentingan tertinggi. Hasil perhitungan kinerja QFD Fase II dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Kinerja QFD Fase II

Part Kritis Dimensi

Chasing Dimensikincir

Dimensi ring mika

Dimensi

Jar Dimensipisau Dimensitap

Tingkat Kesulitan 2 3 3 4 3 4

DerajatKepentingan 16 14 13 16 16 20

PerkiraanBiaya 10 14 14 19 14 19

Sumber: Pengolahan Data

Part kritis yang menjadi prioritas perbaikan nilai dengan value engineering adalah dimensi tapak gelas karena memiliki derajat kepentingan terbesar yaitu 20.

b. Generate Concepts : 14Product architecture digunakan untuk menganalisis interaksi komponen desain produk dan aktivita sdesain. Informasi komponen diperoleh dari QFD fase II yaitu karakteristik part yang terdapat pada bagian atap matriks Design Deployment. Modul perakitan awal dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1. Module Blender Awal

14

Steven D Eppinger&Tyson R Browning, Design Structure Matrix Methods and Applications, (Massachusetts: The MIT Press, 2012), hal :27-31.


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengolahan, analisis data, dan tujuan penelitian yaitu:

1. Atribut produk blender yang diidentifikasi pada tahap project planning concurrent engineering terdiri dari 6 atribut yaitu tinggi blender, kapasitas blender, warna blender, jumlah wadah, berat blender dan bahan blender.

2. Rancangan konseptual blender dibuat berdasarkan modul yang diperoleh dari product architecture concurrent engineering.

3. Bahan alternatif yang terpilih pada langkah evaluasi konsep concurrent engineering untuk tapak blender adalah Acrylonitrile Butadiene Styrene. 4. Informasi integrasi antara bagian desain dan produksi terdiri dari 2 modul.

Modul 1 berisi informasi tentang integrasi antara dimensi chasing, dimensi sendok gelas, dimensi jar dan modul 2 berisi informasi tentang integrasi antara dimensi kincir, dimensi pisau, dimensi ring mika, dimensi tapak gelas

5. Penerapan concurrent engineering tools dalam perbaikan rancangan blender memberikan hasil berupa modul produk yang ditujukan pada bagian desain dan produksi untuk memberikan informasi mengenai interaksi antar komponen dan integrasi antara bagian desain dengan bagian produksi.


(4)

7.2. Saran

Saran yang dapat diajukan setelah penelitian tugas sarjana yaitu :

1. Perusahaan dapat memfokuskan perhatiannya pada perbaikan arsitektur rancangan produk terhadap penjadwalan pembuatan produk sehingga dapat terjadi koordinasi antar desain dan proses pembuatan produk.

2. Pihak perusahaan disarankan lebih menerima saran dan kritik dari operator untuk pengembangan produk yang dihasilkan perusahann.

3. Penelitian selanjutnya, disarankan agar dapat melanjutkan penelitian sampai pada tahap validasi dari rancangan konseptual produk sehingga dapat rancangan yang dibuat dapat diproduksi oleh perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment, How to make QFD Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.

Donald E Carter & Barbara Stilwell Baker. 1992. Concurrent Engineering : The Product Development Enviroment for the 1990s. Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company

Fiorenzo Francheschini. 2002. Advanced Quality Function Deployment. Washington DC : A CRC Press Company

Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu. Johnson A. Edosomwan. 1995. Customer and Market-Driven Quality

Management. New Delhi, ASQC

Kevin Otto dan Kristin Wood. 2001. Product Design. New York: Prentice Hall Lawrence D. Miles. 1972. Techniques of Value Analysis and Engineering 2nd

Edition. United States of Amerika: McGraw Hill

Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Jogjakarta : Penerbit Andi Ronald G. Day. Quality Function Deployment Milwauke, ASQC Quality Press Sinulingga, Sukaria. 2008. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sinulingga, Sukaria. 2013. Metodologi Penelitian. Edisi 3. Medan : USU Press Skalak, Susan. 2002. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies.


(6)

Dokumen yang terkait

Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe

2 71 91

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Perbaikan Rancangan Alat Laryngoscope dengan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD), dan Value Engineering di RSU Dr. Pirngadi Medan

5 54 57

Perbaikan Rancangan Produk Parabola dengan Menggunakan Concurrent Engineering Tools

3 48 59

Pendekatan Concurrent Engineering Tools pada Proses Perancangan Produk dengan Metode Quality Function Deployment dan Design Structure Matrix

17 194 186

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

1 1 14

STUDI PENERAPAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS DALAM PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN VALUE ENGINEERING TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

0 1 18

Perbaikan Rancangan Produk Parabola dengan Menggunakan Concurrent Engineering Tools

0 4 24