PENDAHULUAN Pengaruh intensitas penggunaan media komunikasi : SMS, Instant Messengger, Facebook dan Twitter terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Suatu penundaan adalah sebuah perilaku destruktif dimana membuat kesulitan dalam belajar, karir dan kehidupan personal. Sebagai seorang mahasiswa, penundaan dalam kegiatan belajar sering ditemui. Solomon dan Rothblum 1984 mendeskripsikan kegiatan akademik seperti persiapan dalam menghadapi ujian, pekerjaan makalah, atau kewajiban untuk hadir dikelas adalah bentuk penundaan yang dilakukan oleh pelajar. Milgram dalam Sirin, 2011 juga menjelaskan bahwa seorang mahasiswa yang susah mengatur waktunya memiliki peluang untuk melakukan penundaan dalam kegiatan belajarnya. Contohnya seperti mahasiswa yang mengerjakan tugas dengan cara sistem kebut semalam. Mahasiswa memiliki berbagai alasan untuk menunda pengerjaan tugas-tugasnya. Sikap menunda ini dapat menjadi perilaku yang menghambat, tidak hanya persoalan tugas akademik semata, tetapi bisa menjalar dikehidupan sosial dan menyebabkan stres yang berkepanjangan. Sikap menunda-nunda suatu pekerjaan atau tugas sering dikenal dengan istilah prokrastinasi.Menurut American College Dictionary dalam BurkaYuen, 1983 prokrastinasi berarti menunda suatu aksi,delay, untuk menunda sampai satu hari atau waktu. Dengan demikian, setiap kali mahasiswa atau seseorang mengerjakan sesuatu tetapi tidak mengerjakananya, berarti itu perilaku prokrastinasi atau menunda-nunda, terlepas dari alasan penundaan tersebut. Ferarri, Johnson dan McCown 1995 mengatakan bahwa suatu prokrastinasi dibagi kedalam dua jenis, yaitu prokrastinasi fungsional dan disfungsional. Prokrastinasi fungsional diartikan sebagai penundaan yang memiliki alasan yang kuat dan tujuan yang pasti, sedangkan prokrastinasi disfungsional memiliki arti yang berkonotasi negatif, yaitu penundaan suatu pekerjaan yang tidak memiliki tujuan atau alasan yang pasti dan mengakibatkan suatu masalah. Prokrastinasi juga dibagi menjadi dua bagian berdasarkan pembagian tugasnya, yaitu prokrastinasi akademik dan non- akademik. Prokrastinasi akademik diartikan sebagai penundaan tugas formal yang dihubungkan dengan tugas akademik, sedangkan prokrastinasi non- akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau berhubungan dengan tugas-tugas keseharian. Dalam penelitian ini, jenis prokrastinasi yang digunakan adalah prokrastinasi akademik yang disfungsionalFerarri et al, 1995. Dalam penelitian Ellis dan Knaus dalam Ferrari et al., 1995 ditemukan bahwa lebih dari 70mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Menurut Solomon dan Rothblum 1984 penundaan menjadi masalah yang serius bagi mahasiswa. Dalam studinya kepada 291 mahasiswa di Amerika diketahui bahwa lebih dari 40 mahasiswa sering melakukanpenundaan dalam penyelesaian tugas akademik.Dalam penelitian yang dilakukan Rizvi 1997 ditemukan sebesar 69 mahasiswa Fakultas Psikologi UGM melakukan prokrastinasi akademik, bahkan 11 diantaranya digolongkan pada taraf berat. Burka dan Yuen 1983 mengatakan bahwa seorang prokrastinator sadar dirinya menghadapi tugas –tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya prioritas utama, akan tetapi dengan sengaja menunda dengan berulang –ulang, sehingga berakibat munculnya perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah dalam dirinya. Solomon dan Rothblum dalam Beswick, G., Rothblum, E. D., Mann, L.,1988 menyatakan bahwa prokrastinasi akademik menjadi suatu masalah dikalangan mahasiswa. Mahasiswa yang sulit berkonsentrasi akan membuatnya sulit juga untuk menyelesaikan tugas akademik. Jika seorang mahasiswa sulit memulai ataupun menyelesaikan pekerjaan akademiknya maka mahasiswa tersebut akan memulai sikap prokrastinasi. Menurut Hardjana 1994, ada banyak alasan orang menjadi seorang prokrastinator. Alasan tersebut adalah takut gagal, takut berhasil, memberontak, kurang cakap dalam memecahkan masalah, dan sikap perfeksionistis.Karakteristik tugas juga bisa menjadi masalah seseorang terjebak dalam prokrastinasi. Jika tugas terlalu sulit, kecenderungan orang akan menunda pekerjaan atau tugas tersebut. Karakter individu, seperti kurang percaya diri, moody, dan irasional juga dapat menyebabkan seseorang menjadi prokrastinator. Seseorang akan cenderung menunda pekerjaan jika kurang percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Schouwenburg dalam Ferrari et al., 1995 menjelaskan bahwa salah satu penyebab prokrastinasi itu muncul adalah individu memiliki kesenangan untuk mengerjakan hal lain yang menurut dirinya lebih menarik daripada mengerjakan sesuatu yang tidak ia senangi. Salah satu contoh misalnya disaat mengerjakan tugas kuliah, mahasiswa lebih tertarik untuk mengakses facebook dan melihat timeline twitter. Dalam penelitian Sinaga 2010 menemukan ada hubungan positif antara intensitas mengakses facebookdengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran teknologi dibidang media komunikasi terkadang dapat mengalihkan perhatian kita terhadap sesuatu yang penting. Di era modern ini, sudah ada bermacam-macam teknologi komunikasi yang sudah dikenal oleh banyak orang, misalnya twitter, facebook, instant messengger,atau SMS. Perkembangan media komunikasi saat ini semakin mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama kalangan mahasiswa. Selain mempermudah penyampaian pesan atau informasi secara efektif dan efisien secara waktu, media komunikasi berfungsi untuk menambah daya tarik informasi yang akan disampaikan sehingga semakin meningkatkan, memperbaiki dan memperbaharui taraf hidupnya seiring perkembangan peradaban yang semakin maju Barata, 2003.B erkomunikasi tanpa dibatasi jarak adalah suatu revolusi dibidang komunikasi yang dapat manusia nikmati saat ini. Dulu komunikasi secara lisan berlangsung jarak dekat, akan tetapi saat ini teknologi melengkapi hal tersebut dengan adanya handphone atau telepon rumah yang dapat menjadi media komunikasi secara lisan yang tidak dibatasi oleh jarak. Menurut Suranto 2011, dalam konteks komunikasi interpersonal, meskipun lebih dianjurkan melakukan komunikasi interpersonal secara langsung untuk meminimalisir risiko salah paham, namun penggunaan media dalam komunikasi interpersonal komunikasi tidak langsung, sepertimenggunakan SMS atau jejaring sosial, dirasa tetap efisien dilihat dari situasi dan kondisi tertentu. Transformasi gaya berkomunikasi menggunakan media ini dirasa sangat berpengaruh terhadap kebutuhan berkomunikasi manusia. Nugraha 2012 menuliskan bahwa Indonesia masuk urutan ke-4 pengguna handphone terbanyak di dunia.Jumlah handphone di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 250.100.000 buah handphone dengan jumlah penduduk mencapai 237.556.363 jiwa . Sebuah survei yang dilakukan perusahaan Aweber menemukan bahwa siswa SMA dan para mahasiswa serikat 90 adalah pengguna facebook dan 93 pengguna telepon genggam atau handphonedalam Henson, 2012.Hal ini mengindikasikan bahwa handphone dan kebutuhan untuk berkomunikasi online sudah dikenal baik dan menjadi suatu kebutuhan masyarakat Indonesia, bahkan di lingkup mahasiswa dan hal tersebut menjadi suatu gaya hidup. Media komunikasi adalah wadah atau sarana yang digunakan sebagai perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Suranto 2011 mengatakan cara komunikasi interpersonal bermedia tidak langsung pada situasi tertentu dapat saja menjadi pilihan, misalnya dalam bentuk percakapan melalui telepon, e-mail, surat menyurat, SMS, dan sebagainya. Penggunaan media komunikasi di era globalisasi saat ini membuat komunikasi pada situasi dan kondisi tertentu menjadi efisien dan memberikan latar belakang yang penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak muda, terhitung pada sebagian besar waktu mereka Pempek,Yermolayeva, dan Calvert, 2009 Penggunaan pesan singkat melalui perangkat telepon genggam atau dikenal dengan istilah handphone adalah gaya berkomunikasi yang populer di era globalisasi ini. Sebuah penelitian yang dikutip dariwww.vemale.com “remaja lebih suka komunikasi jempol daripada bicara”, 2012 mengatakan bahwa rata-rata remaja mengirim pesan tertulis sebanyak 3.417 kali dalam satu bulan, atau rata-rata 7 kali setiap satu jam. Remaja putri lebih banyak menggunakan pesan tertulis, rata-rata mereka mengirim pesan sebanyak 3.952 kali setiap bulan, sedangkan remaja putra hanya mengirim pesan tertulis sebanyak 2.815 kali dalam satu bulan.Kegiatan mengirim pesan singkat dapat memenuhi kebutuhan kita untuk berkomunikasi kepada orang lain. Selain layanan pesan singkat atau SMS, baru-baru ini kemajuan teknologi komunikasi yang populer dikalangan masayarakat adalah pesan instan atau dikenal dengan sebuatan IM Instant Messengger. Pesan instan adalah sebuah teknologi internet yangmemungkinkan para pengguna dalam jaringan internet untuk mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada saat yang bersamaan real time dengan menggunakan teks kepada pengguna lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama http:id.wikipedia.orgwikiPesan_instan. Aplikasimessengger yang sudah banyak dikenal, yaitu seperti Blackberry Messengger, Whatsapp, Yahoo Mesengger, Gtalk, AOL, Skype, dll. Penggunaan pengirim pesan instan kemudian berkembang dari hanya bisa diakses melalui komputer menjadi dapat diakses juga melalui telepon genggam sehinggamemungkinkan para penggunanya mengakses layanan ini kapan saja dan di mana saja. Facebook dan twitteradalah sebuah layanan jejaring sosialdan situs web yang memungkinkan terjadinya interaksi antar penggunanya dan dipergunakan untuk berkomunikasi. Facebookdan twitter menawarkan cara berkomunikasi non-tatap muka yang lebih menarik untuk penggunanya. Pengguna dapat membuat profil sebagai identitasnya di situs tersebut dan dapat dilihat oleh banyak orang. Pengguna juga bisa membuat diary online, bentuknya seperti status pada facebook dan twettpada twitter, dan memungkinkan adanya feedback atau komentar dari sesama pengguna situs tersebut. Tidak hanya disitu, pengguna bahkan bisa berbagi video, musik, foto dan notes yang bisa diunggah ke facebook atau twitter.Bagi penggunanya, bentuk media komunikasi seperti ini memberikan rasa berkomunikasi yang berbeda. Terkadang pengguna bisa menjadi pecandu situs-situs tersebut karena facebook dan twitter tidak hanya menawarkan fitur berkomunikasi tetapi dapat menghibur penggunanya melalui aplikasi yang terdapat dalam layanan komunikasi tersebut. Kebutuhan berkomunikasi menggunakan suatu media sangatlah diperlukan. Selain dilihat dari sisi efisien, menggunakan media komunikasi untuk berkomunikasi bisa menjadiefektif karena berkomunikasi bisa jadi sangat mudah,murah dan tanpa ada batasan jarak dalam berkomunikasi. Pada zaman sekarang Teknologi Informasi sudah masuk dalam kehidupan manusia seiring pesatnya perkembangan zaman. Robert dalam Pempek et al., 2009 mengatakan bahwa media memberikan pengaruh banyak dalam perkembangan anak muda, karena 8-18 tahun anak muda Amerika menginvestasikan sekitar 6,5 jam per hari bersama media. Cara berkomunikasi melalui pesan singkat, instant messengger, facebook dan twitterini menjadi trend yang diminatianak muda saat ini. Trend tersebut tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sudah menjadi media utama generasi muda saat ini untuk berkomunikasi dengan sesama atau orang lain yang lebih dewasa. Schouwenburg dalam Ferarri et al., 1995 menyatakan bahwa individu memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Saat ini, berbagai media komunikasi sebagai sesuatu yang baru seharusnya bisa disikapi secara bijaksana bagi para pengguna. Segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi sebaiknya juga dipelajari dan dipahami secara mendalam agar menguntungkan dan tidak merugikan pengguna. Salah satu pengaruh media seperti SMS,email,chatting,facebook,dantwittertelah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri, membuat orang melalaikan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, membuat orang malas dan menunda pekerjaan. Penggunaan media komunikasi tanpa disadari akan menarik diri kita untuk melupakan kewajiban yang harus dikerjakan. Prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa dapat mempunyai dampak psikologis pada dirinya. Mahasiswa yang terbiasa dengan penundaan tugasakan merasa menyesal, memiliki perasaan bersalah, kekecewaan terhadap diri sendiri dan emosi-emosi lainnya yang berkaitan dengan dirinya sendiri Van Eerde, 2000. Kesemua hal itu akan menyulitkan mahasiswa untuk bangkit mengerjakan pekerjaan tersebut. Penelitian ini ingin menunjukkan bahwa penggunaan media komunikasi dapat berpengaruh dalam membuat suatu perilaku prokrastinasi dikalangan mahasiswa. Dalam penelitiannya, Sinaga 2010 menemukan adanya hubungan yang positif antara intensitas mengakses facebook dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Dari hasil penelitian tersebut serta uraian yang telah dikemukakan, timbul pertanyaan “Bagaimana dengan media komunikasi yang lainnya yang dapat menyebabkan prokrastinasi pada mahasiswa? dan bagaimana pengaruhnya media komunikasi tersebut dengan prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa?” Hal tersebut menimbulkan suatu rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, apakah ada pengaruh antara intensitas penggunaan SMS, instant messengger, facebook dan twitter sebagai media komunikasi dengan prokrastinasi akademik mahasiswa? B. Rumusan masalah Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas penggunaan SMS, instant messengger, facebook dan twitter sebagai media komunikasi terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan SMS, instant messengger, facebook dan twittersebagai media komunikasi terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan sumbangan temuan ilmiah bagi psikologi pendidikan dan psikologi komunikasi dengan memberikan data empiris mengenai pengaruh intensitas penggunaan media komunikasi terhadap prokrastinasi mahasiswa. Disamping itu diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi para mahasiswa agar menggunakan media komunikasi sesuai dengan tujuannya.Mahasiswa dapat mengurangi atau menghindari perilaku prokrastinasi yang disebabkan oleh penggunaan media komunikasi. Apabila penggunaan media komunikasi tidak menyebabkan prokrastinasi pada mahasiswa, maka hasil penelitian dapat menjadi informasi tambahan mengenai bagaimana seharusnya menyikapi perkembangan teknologi secara wajar agar tidak menggangu prestasi akademis diperkuliahan. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA