PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN DAMPAK TERRHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANGKATAN 2013.

(1)

i

PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN DAMPAK TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANGKATAN 2013

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Stevi Gilar Hervani NIM 11104244042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Waktu untuk bertindak adalah saat ini. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu

(Carl Sandburg)

Daripada mencemaskan masa depan

lebih baik kita bekerja keras untuk mewujudkannya. (Hubbert H. Humprey)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak, Ibu, Kakak-kakakku yang selalu mendo‟akanku.

2. Almamater, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa dan Bangsa.


(7)

vii

PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN DAMPAK TERRHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANGKATAN 2013 Oleh

Stevi Gilar Hervani NIM 11104244042

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa pengguna sosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prokrastinasi akademik pada pengguna sosial media studi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random samplingdengan jumlah sampel sebesar 360 mahasiswa. Alat pengumpulan data berupa skala prokrastinasi akademik dan angket terbuka intensitas penggunaan Sosial Media. Uji validitas instrumen menggunakan validitas isi dengan expert judgment sedangkan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan nilai koefisien 0,930 pada skala prokrastinasi akdaemik. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan inferensial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya sebanyak (45,7%) prokrastinasi mahasiswa berada pada kategori sedang. Indikator yang dominan dilakukan oleh mahasiswa adalah melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan. Rata-rata mahasiswa memiliki lima akun sosial media yang aktif dengan intensitas penggunaan selama 4 jam per harinya, untuk sosial media yang paling diminati dan sering dikunjungi adalah Facebook dengan aktivitas yang paling sering dilakukan adalah Chatting. Mayoritas mahasiswa menyatakan bahwa keuntungan dari penggunaan sosial media adalah sebagai hiburan, namun sosial media juga menyebabkan kemalasan bagi para penggunanya. Berdasarkan uji inferensial dengan menggunakan uji regresi sederhana,terdapat pengaruh antara variabel intesitas penggunaan Sosial Media dengan prokrastinasi akademik dengan nilai p (0,000) < 0,05. Dengan demikian, variabel perilaku prokrastinasi akademikdapat dipengaruhi oleh intensitas penggunaan Sosial Media. Terdapat sumbangan efektif variabel intensitas penggunaan sosial media terhadap perilaku prokrastinasi akademik sebesar 86,20%.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, inayah dan rizki-Nya, sehingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan dengan

lancar. Tugas Akhir Skripsi ini berjudul “Penggunaan Sosial Media dan Dampak Terhadap

Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2013” Tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin melakukan penelitian ini.

2. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi.

3. Ibu Dr. Farida Agus Setiawati,M.Si selaku Pembimbing yang dengan kesabarannya selalu memberikan saran, kritik, dan masukan yang mendukung terselesainya Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Bapak A. Ariyadi Warsito, M. Si, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu sabar mengarahkan dan mendukung setiap langkah dari semester awal sampai akhir. 5. Bapak dan Ibukku, serta kakak-kakakku yang selalu memberikan doa dan semangat

dalam penyelesaian studi.

6. Keluarga Bimbingan dan Konseling Kelas C yang telah memberikan motivasi dalam pengerjaan Tugas Akhir Skripsi.


(9)

(10)

x DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikas Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN TEORI A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik ... 13

2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik ... 16

3. Jenis-jenis Tugas Prokrastinasi Akademik ... 18

4. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik ... 20

5. Faktor-faktor Prokrastinasi Akademik ... 22


(11)

xi B. Sosial Media

1. Pengertian Sosial Media ... 27

2. Intensitas Penggunaan Sosial Media ... 29

3. Aspek-aspek Penggunaan Sosial Media ... 30

4. Macam-macam Sosial Media ... 33

5. Dampak Penggunaan Sosial Media ... 37

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Pertanyaan Penelitian ... 44

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 45

B. Jenis Penelitian ... 45

C. Setting Penelitian ... 46

D. Variabel Penelitian ... 46

E. Defiinisi Operasional ... 47

1. Prokrastinasi Akademik ... 47

2. Penggunaan Sosial Media ... 47

F. Populasi dan Sampel ... 48

G. Teknik Pengumpulan Datadan Instrumen ... 50

1. Teknik Pengumpulan Data... 51

2. Instrumen Penelitian ... 52

a. Skala Prokrastinasi Akademik... 52

b. Angket Terbuka Penggunaan Sosial Media ... 55

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

1. Uji Validitas Instrumen ... 56

a. Skala Prokrastinasi Akademik... 56

b. Angket Terbuka Penggunaan Sosial Media ... 58

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 60

I. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 65

1. Deskripsi Hasil Penelitian Prokrastinasi Akademik ... 65


(12)

xii

3. Pengaruh Antara Intensitas Penggunaan Sosial Media dengan

Prokrastinasi Akademik ... 79

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

C. Keterbatasan Penelitian... 83

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Jumlah Sampel... 50

Tabel 2. Kisi-kisi Skala Prokrastinasi Akademik ... 53

Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Perilaku Prokrastinasi Akademik... 54

Tabel 4. Kisi-kisi Angket Penggunaan Sosial Media... 55

Tabel 5. Uji Kualitiatif Skala Prokrastonasi Akademik... 57

Tabel 6. Uji Kualitatif Angket Penggunaan Sosial Media... 58

Tabel 7. Deskripsi Data Prokrastinasi Akademik ... 66

Tabel 8. Kategorisasi Prokrastinasi Akademik ... 66

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Prokrastinasi Akademik ... 67

Tabel 10. Rata-rata Jam Penggunaan Sosial Media... 69

Tabel 11. Sosial Media yang dimiliki ... 70

Tabel 12. Sosial Media yang Sering dikunjungi ... 72


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Diagram Distribusi Frekuensi Kategorisasi Prokrastinasi Akademik... 68 Gambar 2. Diagram Hasil Data Perasaan Saat Mengakses Sosial Media... 73 Gambar3. GrafikAktivitas yang sering dilakukan Mahasiswa saat Mengakses

Sosial Media... 74 Gambar 4. Diagram Kapan Mahasiswa Ingin Mengakes Sosial Media... 75 Gambar 5. Grafik Hasil Data Perasaan Jika Sehari Tidak Mengakses Jejaring

Sosial... 76 Gambar 6. Grafik Hasil Data Keuntungan dari Sosial Media... 77 Gambar 7. Grafik Hasil Data Kerugian dari Sosial Media... 78


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi semakin

berkembang dari masa ke masa sehingga memberikan manfaat serta kemudahan yang diperlukan dalam kebutuhan hidup manusia dimuka bumi ini.Salah satu yang dihasilkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi ialah internet. Internet merupakan jaringan komputer yang diciptakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 melalui proyek ARPA yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network).

Internet pada awal diciptakan digunakan untuk keperluan militer, namun dalam perkembangan internet yang begitu pesat kini internet dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan semua orang yang ada di dunia tanpa batas. Sekarang ini setiap orang dapat dengan mudah mengakses internet melalui berbagai cara seperti warung internet (warnet), jaringan internet melalui telepon rumah, tempat-tempat yang menyediakan fasilitas hotspot, serta jaringan internet melalui telepon seluler yang dilengkapi dengan berbagai macam fitur koneksi internet. Dengan kemudahan akses internet tersebut, maka internet dapat diakses oleh siapa saja, kapanpun dan dimanapun dengan praktis.

Kemunculan layanan sosial media adalah salah satu dari


(16)

2

bagipengguna internet. Sosial media adalah sebuah website bidang sosial yang menghubungkan antar manusia untuk berkomunikas, J.A Barnes (dalam Resti Afrianingrum, 2010: 41). Sebagian besar pengguna sosial media menggunakan layanan tersebut untuk menjalin hubungan dengan orang lain yang berada ditempat berbeda, saling berkenalan, bahkan dapat saling bertukar pikiran. Pada era modern ini, hampir semua remaja memiliki akun sosial media yang sedang populer di Indonesia seperti Facebook, Twitter, BBM, Path, Instagram, Line, WhatsApp dan lain-lain yang dikutip dari www.invonesia.com (2013). Sosial media mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi, foto, video maupunlokasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses sosial media. Direktur Pelayanan Informasi Internasional, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring mengatakan, situs sosial media yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter dilansirdari Media PewartaTeknologi Infomasi Indonesia (HarianTI.com 15 November 2013). Indonesia menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India. Selain Twitter, sosial media lain yang dikenal di Indonesia adalah Path dengan jumlah pengguna 700.000 di Indonesia. Line sebesar 10 juta


(17)

3

pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna (HarianTI.com 15 November 2013). Fitur-fitur yang diberikan oleh situs sosial media yang berbeda-beda membuat para pengguna menjadi bebas untuk memilih situs mana yang akan digunakan, namn pada dasarnya fungsi sosial media adalah sama yaitu sebagai sarana komunikasi yang cepat dan praktis untuk para penggunanya. Kemudahan berkomunikasi pada masa kini membuat orang dapat dengan mudah berkomunikasi tanpa mengenal batas ruang dan waktu.

Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan situs sosial media yang dikemukakan oleh Mulyana Hadi (dalam Karina Ayu Ningtyas, 2012: 16) seperti untuk berkomunikasi dengan saudara atau teman jauh, sarana jual beli, media untuk bertukar informasi bahkan untuk mencari kenalan dan teman dekat, media untuk eksplorasi diri, mencari pekerjaan, sarana komunikasi menjadi lebih praktis dan beragam, dan masih banyak manfaat lainya, namun apabila dalam penggunaan situs sosial media tidak bijak misalkan untuk cybercrime (kejahatan dunia maya), menipu, dan kecanduanuntukmenggunakan sosial media, dapat berdampak negatif pada si pengguna sosial media. Survey yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2012, dilihat dari

penggunaannya sosial media mencapai 90% seseorang dapat

menghabiskan waktu untuk mengakses akun sosial media yang mereka miliki. Selain itu APJII menyatakan masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan waktu tiga jam sehari untuk berselancar didunia maya


(18)

4

dengan aktivitas yang dilakukan seperti mengakses sosial media (90%), mencari informasi (75%), hiburan (58%), surat elektronik (47,3%), permainan (44%) dan belanja (44,5%).

Hal-hal yang telah diungkapkan diatas bukan tidak mungkin menyebabkan pengguna sosial media melakukan penundaan kegiatan lain yang seharusnya dilakukan seperti kegiatan akademis yang seharusnya rutin dilakukan oleh para mahasiswa seperti belajar, membuat makalah, mengerjakan tugas, membaca materi dan sebagainya guna menunjang prestasi akademik yang harus ditempuh oleh mahasiswa, pendapat tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhella Mega Permatahati (2012) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan situs sosial media Facebook dengan prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, dimana penggunaan situs sosial media facebook yang terlalu lama menyebabkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang menggunakan facebook. Ketimpangan waktu antara aktivitas akademik dan penggunaan situs sosial media memungkinkan mahasiswa menjadi prokrastinator.

Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Aryn Karpinskiseorang peneliti dari Ohio State University pada 24 April 2009, dengan hasil peneletiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif menggunakan sosial media facebook memiliki nilai prestasi yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki akun facebook, facebook menyebabkan waktu belajar para mahasiswa tidak efektif karena


(19)

5

waktunya banyak digunakan untuk mengakses sosial media yang sedang populer pada masa itu. Aryn menyebutkan bahwa mahasiswa pengguna sosial media facebook kehilangan waktu antara 1-5 jam sampai 11-15 jam waktu belajarnya per minggu untuk mengakses sosial media facebook, penelitian tersebut menyatakan adanya prokrastinasi akademik yang terjadi pada hasil penelitiannya.

Prokrastinator adalah sebutan bagi seseorang yang menunda-nunda tugas yang penting dengan melakukan aktivitas yang dirasa lebih nyaman terlebih dahulu, seperti tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor, dan aktivitas lainnya. Sebenarnya ada manfaat positif dari sosial media yaitu memudahkan siapa saja mencari tahu informasi atau ilmu dari dunia luar, namun jika hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik, kegunaan situs sosial media bagi mahasiswa hanyalah sekedar sarana hiburan penghilang penat.

The Center for Internet Addiction(dalam Arihdya Caesar Pratikta, 2013: 3) melaporkan lebih dari 50% individu yang mengalami adiksi internet juga mengalami adiksi pada hal-hal yang ilegal seperti obat-obatan terlarang, alkohol, rokok dan seks.Selain itu, menurut penelitian Gadgetology menyatakan bahwa orang-orang di bawah usia 25 tahun lebih banyak kehilangan waktu tidurnya hanya untuk melihat timeline pada saat mengakses sosial media yang mereka miliki (PTI, 2010: Online). Selain itu penelitian berdasarkan penelitian Chicago Booth School of Business University menyatakan bahwa kecanduan pada sosial media melebihi


(20)

6

kecanduan terhadap rokok maupun narkoba, keinginan mengakses sosial media dapat mengalahkan keinginan untuk istirahat maupun tidur (The Telegraph, 2012: Online)

Memang tidak salah menggunakan situs sosial media, namun efek

yang ditimbulkan dari penggunaan situs sosial media menyita banyak waktu mahasiswa hanya untuk bermain situs sosial media. Akibatnya banyak mahasiswa yang mengerjakan tugas mendekati batas waktu mengumpulkan tugas serta belajar kebut semalam apabila mendekati ujian. Hal tersebut tentu membuat tugas yang dihasilkan tidak maksimal dan proses belajar yang tidak penuh konsentrasi.

Kerugian lain yang dihasilkan dari perilaku prokrastinasi menurut Solomon dan Rothblum (1984: 81) adalah tugas tidak terselesaikan, atau terselesaikan namun hasilnya tidak maksimal, karena dikejar deadline, menimbulkan kecemasan sepanjang waktu pengerjaan tugas, sehingga jumlah kesalahan tinggi karena individu mengerjakan dalam waktu yang sempit. Disamping itu, sulit berkonsentrasi karena ada perasaan cemas, sehingga motivasi belajar dan kepercayaan diri menjadi rendah.

Solomon & Rothblum (1984: 102) menyatakan bahwa mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas membaca sebanyak 30,1%, belajar untuk ujian 27,6%, menghadiri pertemuan (kuliah) 23%, tugas administratif 10,6%, dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2%. Prokrastinasi akademik pada dasarnya banyak


(21)

7

memberikan efek negatif, karena waktu yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas akademik justru terbengkalai dan waktu yang diberikan oleh dosen untuk mengerjakan tugas dengan maksimal terbuang percuma.

Peneliti melakukan wawancara pada beberapa mahasiswa sebagai salah satu langkah untuk mendapatkan data mengenai ada atau tidaknya prokrastinasi akademik oleh pengguna sosial media pada kalangan mahasiswa Universitas negeri Yoyakarta angkatan 2013. Menurut beberapa mahasiswa dari prodi Bimbingan dan Konseling, Administrasi Negara, dan Sastra Inggris Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013 yang telah saya wawancara sebagai salah satu cara observasi yaitu narasumber berinisial “A”, “N”, “A”, “E, “D” dan “N” aktivitas penggunaan situs sosial media dikelas sangat sering dilakukan, terlihat saat dosen sedang memberikan materi mahasiswa banyak yang tidak memperhatikan dosen lalu memainkan smartphone atau laptopnya untuk lihat-lihat Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, Bbm, Path atau Line karena merasa suntuk.

Beberapa narasumber menyebutkan bahwa mereka mengaku sering

menunda mengerjakan tugas karena terlalu sering meng “scroll”

smartphonenya untuk melihat aktivitas teman-temannya pada situs sosial media, saat mengerjakan tugas sehingga tugas terbengkalai dan waktu untuk mengerjakan tugas digunakan untuk bermain sosial media.


(22)

8

Mereka menuturkan bahwa waktu mereka banyak dihabiskan hanya untuk menggunakan sosial media yang mereka gunakan untuk melihat aktivitas atau update-an dari teman-temannya, chatting, update status, serta

untuk “kepo” atau dengan kata lain mencari tahu keberadaan dan keadaan

seseorang yang ingin mereka pantau (teman, pacar, saudara) melalui sosial

media. Selain menyebabkan penundaan tugas, mereka juga

mengungkapkan mengalami insomnia karena tidak bisa membatasi waktu ketika sedang mengkases sosial media yang mereka miliki.

Dari hasil wawancara beberapa mahasiswa di atas, timbul permasalahan dalam penggunaan sosial media yang berdampak pada prokrastinasi akademik, namun apabila dinilai dari pengamatan serta wawancara saja belum cukup membuktikan adanya prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh pengguna sosial media pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013, sehingga diperlukan

penilaian serta penelitian yang lebih objektif untuk dapat

membuktikannya.

Dari beberapa masalah diatas, maka peneliti menganggap perlu untuk meneliti tentang penggunaan sosial media dan dampak terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013.


(23)

9 B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang timbul yaitu:

1. Terdapat beberapa mahasiswa yang memiliki permasalahan akademik, yaitu tidak bisa menahan diri untuk menggunakan sosial media saat mahasiswa tersebut harus menyelesaikan tugas-tugas akademiknya. 2. Penyelesaian tugas-tugas akademik yang tertunda dapat mengganggu

tujuan akademik yang akan dicapai oleh mahasiswa.

3. Ketidakmampuan mahasiswa dalam membagi waktu untuk

penyelesaian tugas akademik dan penggunaan sosial media.

4. Prokrastinasi akademik yang disebabkan oleh penggunaan sosial media sudah sedikit terlihat namun belum diketahui secara pasti serta belum ada penelitian sebelumnya tentang prokrastinasi akademik pada pengguna sosial media studi mahasiswa UNY angkatan 2013.

C. Batasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah yang ada, penulis membatasi penelitian pada belum diketahui secara pasti adanya prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh pengguna sosial media pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013. Pembatasan dilakukan agar penelitian lebih fokus serta mendapatkan hasil yang optimal.


(24)

10 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013?

2. Bagaimana penggunaan sosial media pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013?

3. Bagaimana pengaruh antara intensitas penggunaan sosial media dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai:

1. Mengetahui tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013.

2. Mengetahui bagaimana penggunaan sosial media terkait dengan intensitas penggunaannya, sosial media yang dimiliki, aktivitas dalam penggunaan sosial media, perasaan saat sedang mengakses sosial media serta manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sosial media pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.


(25)

11

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari intensitas penggunaan sosial media terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013.

F. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian tercapai dan rumusan masalah terjawab secara akurat, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan kajian ilmu khususnya di bidang Bimbingan dan Konseling menyangkut permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mahasiswa terutama mengenai prokrastinasi akademik.

2. Manfaat Praktis a. Mahasiswa

Memberikan gambaran mengenai prokrastinasi akademik sehingga melalui perbaikan dapat terhindar dari prokrastinasi akademik. b. Pembaca dan Masyarakat

Dengan penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan kepada pembaca mengenai dampak baik dan buruk menggunakan situs sosial mediaserta dampak negatif dari prokrastinasi akademik sehingga pengguna situs sosial media dapat menggunakan situs sosial media secara bijak.


(26)

12 c. Peneliti lainnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membuat penelitian selanjutnya untuk mencari faktor lain penyebab prokrastinasi akademik diluar penggunaan sosial media, serta menemukan upaya untuk mengurangi perilaku prokrastinasi akademik.


(27)

13 BAB II KAJIAN TEORI

A. Prokrastinasi Akademik

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan

awalan „pro’ yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran

crastinate’ yang berarti kepunyaan hari esok. Atau jika digabungkan maka

artinya menjadi “menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya”. Para

ahli mendefinisikan prokrastinasi pada suatu perilaku yang cenderung menunda untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Istilah prokrastinasi pertama kali digunakan oleh Brown dan Holzman (M. N. Ghufron & Rini Risnawati, 2014: 150)

Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 27) Prokrastinasi akademik dan non akademik adalah istilah yang banyak digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas dalam prokrastinasi. Prokrastinasi non akademik adalah penundaan yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari seperti tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor, dan lain-lain. Sedangkan prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan kegiatan yang formal dan berhubungan dengan pendidikan seperti tugas sekolah maupun tugas kuliah.

Menurut William Knaus (2010: 18) menyatakan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan menunda sebuah kegiatan yang penting dan tepat waktu sampai tertunda dilain waktu. Kondisi dimana seseorang harus segera


(28)

14

menyelesaikan tugas atau pekerjaan, namun mengganti kegiatannya dengan sesuatu yang kurang relevan dan disertai dengan pemikiran akan mengerjakan tugas ketika seseorang tersebut telah merasa siap.

Sedangkan menurut Solomon & Rothbulm (1984: 34) mengartikan bahwa prokrastinasi adalah perilaku atau perbuatan yang memperlambat pekerjaan tanpa alasan yang pasti sampai pada titik ketidaknyamanan yang dialami.

Menurut Burka dan Yuen (2008: 5) mengatakan bahwa prokrastinasi mempunyai pandangan yaitu suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna, sehingga ia merasa lebih nyaman untuk tidak menyelesaikan tugas dengan segera karena jika segera diselesaikan hasilnya tidak akan maksimal, dengan kata lain penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi akademik adalah jika penundaan tersebut adalah merupakan kebiasaan yang menetap yang dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas serta penundaan tersebut disebabkan oleh keyakinan-keyakinan yang tidak rasional.

Dari beberapa definisi prokrastinasi menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku seseorang yang dengan sengaja menunda-nunda suatu tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan namun diganti dengan mengerjakan kegiatan lain yang dirasa lebih menyenangkan dan kurang menunjang kepentingan tugas yang harus diselesaikan.


(29)

15

Prokrastinasi akademik menurut Lay (1986) (dalam Ferrari dkk, 1995: 74) adalah kebiasaan atau kecenderungan secara umum untuk menunda atau menangguhkan sesuatu yang penting untuk mencapai beberapa tujuan.

Menurut Ellis dan Knaus (M. N. Ghufron & Rini Risnawati, 2014:152) mengatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah kebiasaan penundaan yang tidak memiliki tujuan proses penghindaran tugas akademk yang seharusnya tidak perlu untuk dilakukan, hal ini terjadi karena adanya takut akan kegagalan dan pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara sempurna.

Solomon & Rothblum (dalam Febrian Amir 2015: 73&74) mengemukakan bahwa prokrastinasi akademik dapat terjadi pada enam area akademik diantaranya adalah tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, tugas administratif, tugas menghadapi pertemuan dan kinerja akademik secara keseluruhan. Tugas-tugas akademik meliputi:

a. Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban tugas-tugas menulis misalnya menulis makalah, laporan dan tugas-tugas mengarang lainnya.

b. Tugas belajar meliputi menghadapi ujian mencakup penundaan belajar menghadapi ujian seperti ujian harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian nasional, ujian skripsi dan ujian akademik lainnya.


(30)

16

c. Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang wajib dilaksanakan.

d. Tugas administratif meliputi menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar peserta praktikum, dan sebagainya.

e. Menghadiri pertemuan meliputi kehadiran dalam pelajaran, praktikum ujian dan kehadiran lainnya dalam ranah akademik.

f. Tugas akademik secara keseluruhan meliputi menunda untuk memulai mengerjakan maupun menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

Solomon & Rothblum (1984: 14) menyatakan bahwa mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas membaca sebanyak 30,1%, belajar untuk ujian 27,6%, menghadiri pertemuan (kuliah) 23%, tugas administratif 10,6%, dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2%.

Jadi, dapat didefinisikan prokrastinasi dalam akademik yaitu penundaan kegiatan yang berhubungan dengan akademik dan diganti dengan melakukan aktivitas non akademik yang membuat tugas akademik menjadi terbengkalai.

2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Menurut Ferrari (M. N. Ghufron, 2003: 22), mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan prokrastinasi akademik dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu yang ditentukan sebagai berikut:


(31)

17

a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas.

Semua pelaku prokrastinasi paham bahwa tugas akademik yang telah menjadi kewajibannya dan harus segera diselesaikan, namun mereka memilih untuk menunda tugas akademik tersebut.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.

Prokrastinator membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan suatu tugas akademik, mereka menghabiskan waktu untuk hal-hal lain yang kurang berguna untuk menunjang penyelesaian tugas

akademiknya, sehingga tindakannya tersebut menyebabkan

keterlambatan untuk menyelesaikan tugasnya secara tepat waktu.

c. Kesenjangan waktu antara recana dan kinerja actual

Seorang prokrastinator memiliki kelemahan dalam melakukan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh individu lain atau ditetapkan oleh dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena prokrastinator tidak kunjung mengerjakan tugasnya walau mereka telah menentukan deadline yang dibuatnya sendiri.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada

mengerjakan tugas.

Prokrastinator cenderung sengaja menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan tugas akademiknya dengan melakukan kegiatan lain yang dirasa lebih menyenangkan dan


(32)

18

mendatangkan hiburan sehingga merasa lebih nyaman daripada untuk segera menyelesaikan tugas akademik yang harus dihadapinya. Oleh karena itu banyak waktu yang terbuang percuma untuk melakukan kegiatan yang tidak menunjang penyelesaian tugas akademik tersebut.

Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai mengerjakan tugas akademik, keterlambatan dalam mengerjakan tugas akademik, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual serta melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas akademik.

3. Jenis-jenis Tugas Prokrastinasi Akademik

Perilaku prokrastinasi akademik menurut Ferrari adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah ataupun tugas kursus. Sedangkan prokrastinasi non-akademik adalah perilaku penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal seperti tugas sehari-hari, seperti tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor, dsb (dalam M. Nur Ghufron. 2003:20)

Menurut Solomn dan Rothblum (1984:74) menyebutkan enam area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh para pelajar, yaitu: tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, kinerja administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Berikut penjeleasan dari jenis-jenis tugas prokrastinasi akademik:


(33)

19

a. Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban tugas-tugas menulis, misalnya tugas-tugas menulis makalah, laporan, atau tugas-tugas mengarang lainnya.

b. Tugas belajar menghadapi ujian meliputi penundaan belajar untuk persiapan menghadapi ujian akhir semester,ujian akhir semester atau ulangan mingguan.

c. Tugas membaca meliputi penundaan pada kewajiban untuk membaca buku atau referensi lain yang berkaitan dengan tugas akademik.

d. Kinerja tugas administratif, meliputi menyalin catatan, mengisi daftar presensi hadir, daftar praktikum, dsb.

e. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan dalam menghadiri pelajaran atau praktikum sehingga menyebabkan pelaku menjadi terlambat, misalnya terlambat masuk sekolah atau kursus.

f. Penundaan dalam kinerja akademik secara keseluruhan yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, jenis-jenis tugas prokrastinasi akademik yaitu jenis tugas formal dan non formal, kemudian menurut Solomon dan Rothblum tugas prokrastinasi akademik dibagi menjadi enam tugas yang sering ditunda oleh pelajar yaitu tugas mengarang, belajar untuk menghadapi ujian, membaca, kinerja administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan.


(34)

20

4. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik

Menurut Ferrari dalam (Rizki Kurniawan, 2013: 39-41) teori perkembangan prokrastinasi akademik dibagi menjadi tiga, dapat dijelaskan sebagi berikut:

a. Psikodinamik

Penganut psikodinamik beranggapan bahwa masa kanak-kanak mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika beranjak dewasa, terutama apabila mengalami trauma. Seseorang yang pernah mengalami trauma akan tugas tertentu di masa lalu seperti gagal mengerjakan tugas matematika, maka ia akan cenderung melakukan prokrastinasi pada suatu tugas yang sama. Seseorang tersebut akan slalu teringat pada pengalaman serta perasaan tidak menyenangkan yang pernah di alaminya sehingga ia memilih menunda mengerjakan tugas daripada mendatangkan perasaan yang tidak menyenangkan menurut persepsi yang ia pikirkan.

b. Behavioristik

Penganut psikologi behavioristik beranggapan bahwa perilaku prokrastinasi akademik muncul akibat dari proses pembelajaran. Seseorang melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah mendapatkan kesuksesan atas penundaan tersebut. Seseorang yang melakukan prokrastinasi akademik dan mendapatkan hasil kesuksesan, ia akan cenderung mengulanginya lagi pada masa yang akan datang dengan


(35)

21

persepsi ia akan kembali mengulang kesuksesan berkat perilaku penundaan tugas yang pernah ia lakukan sebelumnya.

c. Kognitif Behavior.

Prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan irrasional yang dimiliki oleh seseorang yang melakukan perilaku tersebut.

Keyakinan irrasional muncul karena suatu kesalahan dalam

mempersepsikan tugas. Seseorang memandang tugas tersebut sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan padahal belum pernah mencoba untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, seseorang yang berpikiran irrasional terhadap tugas yang dihadapkan untuknya merasa tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara memadai, sehingga seseorang lebih memilih untuk melakukan penundaan dalam menyelesaikan tugas tersebut. Selain itu, penundaan tugas yang disebabkan oleh pemikiran yang mengalami ketakutan yang sangat tinggi terhadap kegagalan akan menunda-nunda tugas tersebut, hal ini dapat terjadi karena orang dengan tipe penundaan karena rasa takut yang begitu tinggi akan takut dipandang negatif dan dinilai tidak mampu oleh orang lain.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadinya prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dengan tiga teori perkembangan yaitu psikodinamik dimana seseorang menunda tugas karena trauma terhadap suatu tugas di masa lalunya, behavioristik yaitu prokrastinasi akademik yang terjadi karena pernah sukses dalam penundaannya, kemudian


(36)

22

yang ketiga ialah kognitif behavior yaitu prokrastinasi akademik yang terjadi dikarenakan seseorang memandang tugas yang diberikan berat, tidak menyenangkan dan takut mengalami kegagalan.

5. Faktor-faktor Prokrastinasi Akademik

Burka dan Yuen (2008: 11) mengatakan bahwa perilaku tercipta oleh faktor-faktor diantaranya adalah kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan serta kesulitan dalam mengambil keputusan-keputusan. Factor lainnya yaitu berupa pemberontakan terhadap kontrol diri, kurangnya tuntutan tugas dan standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu.

Solomon dan Rothblum (1984: 35) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah:

a. Sulit mengambil keputusan

Seseorang terkadang mengalami kesulitan dalam memutuskan tugas mana yang harus lebih dulu diselesaikan. Kesulitan mengambil keputusan ini membuat seseorang terdorong untuk melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan dan kurang bermanfaat.

b. Membelot

Perasaan tidak mau untuk memulai atau menyelesaikan suatu tugas secara sadar dan tahu akibat dari penundaan yang dilakukan oleh prokrastinator.


(37)

23 c. Kurang asertif

Ketika prokrastinator dihadapi dengan kesulitan, maka ia tidak mau mencari bantuan kepada orang lain dan membiarkan tugas menjadi terbengkalai saat batas waktu penyelseaian tugas berakhir.

d. Takut gagal

Perasaan takut gagal adalah pikiran prokrastinator yang tidak rasioanal, individu yang takut gagal melampiaskannya dengan cara melakukan prokrastinasi sebagai dari perasaan cemas.

e. Menginginkan kesempurnaan

Seorang prokrastinator melakukan penundaan karena ingin

memanfaatkan waktu untuk melengkapi tugasnya secara sempurna.

f. Ketakutan dan kebencian terhadap tugas atau malas

Ketakutan dan kebencian yang dirasakan oleh prokrastinator adalah pikiran tidak rasional. Seseorang meragukan dirinya sendiri dalam penyelesaian suatu tugas sehingga menjadi merasa benci serta tidak suka dan menyebabkan seseorang memilih untuk menunda tugas akademik.

Sedangkan menurut Bernard (dalam Rizki Kurniawan, 2013: 41-43) menyatakan bahwa faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut:


(38)

24 1) Kecemasan (Anxiety)

Kecemasan tinggi yang berinteraksi dengan tugas-tugas yang diharapkan dapat diselesaikan menyebabkan seseorang menunda-nunda tugs tersebut.

2) Pencelaan terhadap Diri Sendiri (Self-Depreciation)

Pencelaan terhadap diri sendiri dengan selalu menyalahkan diri sendiri ketika terjadi kesalahandan rasa tidak percaya diri untuk mendapat masa depan yang cerah menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi. 3) Rendahnya Toleransi terhadap Ketidanyamanan (Low Discomfort

Tolerance)

Kesulitan terhadap tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami kesulitan untuk bertoleransi terhadap rasa frustasi dan kecemasan, sehingga mereka mengalihkan diri kepada tugas-tugas yang dapat mengurangi ketidaknyamanan dalam diri mereka.

4) Pencari Kesenangan (Pleasure-seeking)

Seorang pencari kenyamanan cenderung tidak mau lepas dengan situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika seseorang memilliki kecenderungan tinggi dalam mencari situasi nyaman, maka orang tersebut akan memiliki hasrat yang begitu kuat untuk bersenang-senang dan memiliki kontrol diri yang rendh.

5) Tidak Teraturnya Waktu (Time Disorganization)

Mengatur waktu berarti bisa memperkirakan dengan baik berapa lama seseorang mampu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Lemahnya


(39)

25

pengaturan waktu disebabkan sulitnya seseorang memutuskan mana yang lebih penting untuk dikerjakan terlebih dahulu.

6) Tidak teraturnya lingkungan (Environmental Disorganization)

Lingkungan sekitar yang berantakan atau tidak teratur dengan baik, seperti kertas bertebaran dimana-mana, alat-alat yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tidak tersedia pada tempatnya akan menyebabkan seseorang malas untuk memulai suatu pekerjaan apalagi untuk menyelesaikannya karena sulit untuk berkonsentrasi dan tidak nyaman dalam menyelesakan tugas atau pekerjaan tersebut.

7) Pendekatan yang Lemah terhadap Tugas (Poor Task Approach)

Seseorang yang sulit untuk memulai tugas yang dihadapinya akan merasakan tidak tahu harus dari mana ia harus melakukan dan memulai suatu pekerjaan karena tertahan oleh ketidaktahuan serta bagaimana harus memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

8) Kurangnya Pernyataan yang Tegas (Lack of Assertion)

Kurangnya pernyataan yang tegas disebabkan seseorang yang mengalami

kesulitam untuk berkata “tidak” terhdapa permintaan yang ditujukan

kepadanya ketika banyak tugasnya sendiri yang harus diselesaikan olehnya. Hal ini bisa terjadi karena mereka kurang memberikan rasa hormat dan semua komitmen serta tanggung jawab yang dimiliki.

9) Permusuhan terhadap orang lain (Hostility with others)

Kemarahan yang terus menerus bisa menimbulkan dendam dan sikap bermusuhan sehingga bisa menuju sikap menolak atau menentang


(40)

26

apapun yang dikatakan oleh orang tersebut, misalnya Ani bermusuhan dengan Eni, suatu ketika Eni memerintahkan sebuah tugas untuk Ani dimana itu adalah tugas kelompok, namun karena Ani menganggap Eni adaalh musuh bebuyutannya, Ani merasa tidak perlu dan tidak mau untuk mengerjakan perintah dari Eni yang sudah dianggap musuh olehnya. 10)Stres dan Kelelahan (Stress and fatigue)

Stres adalah hasil dari sejumlah intensitas tuntutan agresif dalam hidup yang digabung dengan gaya hidup serta kemampuan mengatasi masalah pada diri sendiri. Semakin banyak tuntuan, semakin lemah sikap seseorang dalam memecahkan masalah, ditambah dengan gaya hidup yang kurang baik, maka tingkat stres seseorang akan lebih tinggi.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpukan bahwa faktor penyebab dari prokrastinasi akademik ada yang berasal dari luar dan dari dalam diri seseorang seperti kesulitan untuk mengambil keputusan, takut gagal, kurang asertif, menginginkan kesempuraan, pencari kesenangan, lingkungan yang tidak teratur kelelahan dan stres.

6. Dampak Prokrastinasi Akademik

Menurut Burka & Yuen (2008: 165) prokrasinasi akademik dapat menyebabkan terganggunya dua hal, yaitu:

a. Prokrastinasi akademik menciptakan masalah eksternal, seperti menunda mengerjakan tugas membuat kita tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik serta mendapat teguran dari guru.


(41)

27

b. Prokrastinasi akademik menimbulkan masalah internal seperti

munculnya perasaan bersalah atau perasaan menyesal.

Menurut Mancini (Mela Rahmawati, 2011: 24) membagi dampak prokrastinasi akademik menjadi dampak internal dan dampak eksternal. Dampak tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1) Saat seseorang melakukan prokrastinasi, akan timbul perasaan takut gagal, menganggap semua tugas tidak menyenangkan dan tidak yakin bahwa ia mampu menyelesaikannya sehingga memilih untuk menunda tugas maupun pekerjaannya tersebut.

2) Tugas yang kurang menyenangkan membuat seseorang menunda tugas tersebut karena dianggap sulit dan menjadi beban pada pikirannya. Berdasarkan paparan diatas, dampak prokrastinasi akademik dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak eksternal dan internal, dampak eksternal dapat peringatan dari guru kemudian untuk dampak internal timbulnya rasa menyesal dan bersalah.

B. Sosial media

1. Pengertian Sosial media

Dan Zarela (dalam Resti Afrianingrum Sri Mulyono, 2010: 18) menuturkan bahwa sosial media adalah situs yang menjadi tempat orang-orang berkomunikasi dengan teman-teman maupun sanak saudara yang mereka kenal di dunia nyata dan dunia maya. Menurut Boyd dan Ellison (dalam Karina Ayu Ningtyas, 2012: 34) adalah layanan berbasis web yang


(42)

28

mengizinkan individu untuk mengkonstruksikan profil public atau semi-publik di dalam system terikat, menghubungkan sekelompok pengguna yang saling berbagi dan terkoneksi dalam sebuah system.

J.A. Barnes 1954 (dalam Resti Afrianingrum Sri Mulyono, 2010: 10) adalah orang yang memperkenalkan istilah Sosial media atau Sosial Network, sosial media merupakan internet yang mengalami pertumbuhan sangat pesat dan cepat. Sosial media adalah struktur yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Sosial media ini menunjukkan jalan dimana pengguna dapat berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

Dari beberapa pengertian sosial media diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial media adalah sebuah web berbasis internet, dimana pengguna sosial media dengan mudah dapat terhubung antara pengguna satu dengan yang lain serta pengguna sosial media sdapat membuat profile, melihat anggota pengguna sosial media lain, chatting, e-mail, berbagi pesan/tautan, berbagi video, foto, mejadikan sebagai forum diskusi, serta dapat mengundang dan menerima teman untuk bergabung dalam situs sosial media.

Pengertian intensitas dan sosial media yang telah disampaikan menurut beberapa sumber yang telah ditulis diatas, dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan sosial media adalah tingkat seberapa sering seseorang menggunakan waktunya untuk menggunakan sosial media yang didasari rasa senang maupun semangat dalam penggunaan sosial media


(43)

29 2. Intensitas Penggunaan Sosial media

Dalam penggunaan sosial media, tentunya seseorang tidak terlepas dari penggunaan jaringan internet sebagai penghubung akses situs sosial media. Menurut Horrigan (2002: 21), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas seseorang dalam menggunakan internet yaitu frekuensi internet yang sering digunakan dan lama penggunaan tiap kali mengakses interenet yang dilakukan oleh para pengguna internet.

Menurut The Graphic, Vizualitation & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (dalam Qomariyah Nur Astutik, 2009: 46) pengguna internet menjadi tiga kategori berdasarkan intensitas internet yang digunakan:

a. Heavy Users (pengguna berat) lebih dari 40 jam per bulan

b. Medium Users (pengguna sedang) antara 10 sampai 40 jam per bulan c. Light Users (pengguna ringan) kurang dari 10 jam per bulan

Intensitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 438), adalah tingkatan atau seberapa sering melakukan suatu aktivitas. Kemudian menurut Wikipedia definisi dari intensitas adalah ukuran kekuatan, keadaan tingkatan serta ukuran intensnya.

Sedangkan menurut Kaloh (Christanti: 2011: 24) intensitas didefinisikan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu berdasarkan perasaan senang dalam melakukan kegiatan yang dilakukan tersebut.


(44)

30

Menurut Chaplin (2011: 254) Intensitas adalah: 1) suatu sifat kuantitatif dari suatu penginderaan yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya, 2) kekuatan tingkah laku atau pengalaman seperti intensitas suatu reaksional, 3) kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap.

Dari beberapa definisi mengenai pengertian intensitas yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa intensitas adalah besarnya tingkatan waktu seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.

3. Aspek-aspek Penggunaan Sosial media

Aspek-aspek intensitas menurut Siahan (dalam Christanti, 2013) menjelaskan aspek-aspek dalam intensitas adalah :

a. Perhatian

Perhatian adalah ketertarikan terhadap sesuatu yang menjadi target perilaku.

b. Penghayatan

Pengahayatan diartikan sebagai pemahaman dalam informasi yang disajikan.

c. Durasi


(45)

31 d. Frekuensi

Banyaknya pengulangan perilaku dalam mengkonsumsinya atau seberap sering dalam melakukannya

Sedangkan aspek-aspek intensitas peggunaan sosial media berdasarkan pengertian intensitas menurut Chaplin (dalam Mitta Kurniasari, 2014: 19) adalah:

a. Frekuensi

Frekuensi adalah kekerapan, dapat diartikan seberapa sering seseorang melakukan aktivitas penggunaan sosial media (dalam bentuk frekuensi 1 jam, 2 jam, 3 jam dan seterusnya dalam waktu yang ditentukan)

b. Lama Waktu

Lama waktu yang digunakan untuk penggunaan sosial media, semakin banyak waktu yang digunakan dalam penggunaan sosial media, maka akan menunjukkan bahwa seseorang semakin lama mengahbiskan waktu dalam penggunaan sosial media.

c. Perhatian Penuh

Perhatian penuh adalah mengkonsentrasikan diri pada suatu hal, sehingga mengesampingkan hal-hal lain seperti makan, mandi, sekolah, dan seterusnya yang ada disekelilingnya.


(46)

32 d. Emosi

Emosi meliputi rasa senang, sedih, takut, harapan, marah dan putus asa (Lewis dan Granic). Jadi emosi dalam pengertian ini yang meliputi perasaan senang, suka maupun gembira saat menggunakan sosial media atau marah, sedih dan benci saat sedang menggunakan situs sosial media.

Sedangkan aspek-aspek intensitas penggunaan sosial media berdasarkan intensitas penggunaan sosial media menurut Young Tan (dalam Pipiet Shatuti, 2012: 21) yaitu:

a. Adanya perasaan tidak menyenangkan ketika sedang offline dari situs sosial media seperti gelisah, kesepian, cemas, frustasi, sedih dan tidak puas.

b. Adanya perasaan menyenangkan ketika online sosial media seperti bergairah, bersemangat, gembira, lebih interaktif dan merasa menyenangkan.

c. Perhatian hanya tertuju dan terkonsentrasi pada penggunaan sosial media. d. Adanya penambahan derajat penggunaan sosial media, baik waktu,

menambah akun sosial media maupun tingkat kepuasan lainnya.

e. Ketidakmampuan untuk mengatur aktivitas penggunaan sosial media seperti mengontrol, mengurangi, bahkan memberhentikan intensitas waktu penggunaan sosial media.


(47)

33

f. Berani mengambil resiko kehilangan karena penggunaan sosial media seperti mengorbankan hubungan orang-orang terdekat pada dunia nyata, pekerjaan, pendidikan, dan kesempatan berkarir.

g. Menggunakan sosial media sebagai cara untuk menghibur diri, melarikan diri dari masalah seperti menghilangkan rasa tidak berdaya, rasa bersalah, cemas maupun depresi.

Dari beberapa pernyataan diatas, aspek-aspek dalam penggunaan sosial media adalah perhatian, penghayatan, durasi serta frekuensi, selain itu terdapat perhatian penuh serta emosi dalam penggunaan sosial media

4. Macam-macam Sosial media

Situs sosial media pada era sekarang sudah semakin beragam serta berkembang dengan memiliki fitur masing-masing yang berbeda pada tiap situsnya. Walaupun dalam tiap-tiap situs sosial media memiliki fitur yang berbeda, namun pada dasarnya sosial media diciptakan dengan fungsi yang sama yaitu untuk dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain di dunia maya. Fitur-fitur yang ditawarkan berbeda pada sosial media membuat pengguna memilih situs sosial media yang mana yang mudah dan menarik untuk digunakan.

Menurut beberapa situs internet seperti sidomi.com (2012) dan www.invonesia.com (2013), sosial media yang paling popular di Indonesia saat ini adalah:


(48)

34

a. Facebook, sebuah web yang dibuat oleh Mark Zuckerberg yang membuat situs sosial media ini dengan idenya sendiri. The Facebook adalah nama awal Facebook ini sekarang memiliki pengguna yang berjumlah spektakuler sehingga situs ini masih menjadi situs sosial media yang paling terkenal dan hampir dimiliki semua orang.

b. Twitter, yaitu media sosial yang sangat cepat dalam update informasi, karena memang twitter berfokus pada layanan blogging mikro (microblogging) dan RSS untuk persebaran informasi. Namun jumlah pengguna twitter masih belum bisa mengalahkan jumlah pengguna facebook.

c. Google+, situs sosial media yang diluncurkan pada 28 Juni 2013 yang kini pengguna Google+ sudah mencapai 170 juta orang. Fitur Circle dan Hangout yang memudahkan orang mengatur komunikasi dan berinteraksi dengan video. Namun menurut survey Mashable pada Februari tahun 2014, rata-rata orang tinggal di Google+ hanya sekitar 3 menit per bulan dibanding situs Facebook dengan rata-rata 7,5 jam per bulan.

d. Myspace, merupakan situs nenek moyang yang mempopulerkan layanan sosial media masa kini. Myspace pernah menjadi situs sosial media yang paling popular pada tahun 2006, namun sekarang kondisi Myspace sangat buruk bahkan jumlah pengunjung bulanannya lebih rendah dari sosial media yang kurang terkenal. Jumlah pengguna Myspace kini hanya sekitar 100 juta pengguna saja.


(49)

35

e. Linkedln, yaitu situs sosial media yang fokus pada relasi professional. Situs ini memiliki 120 juta pengguna didalamnya. Situs Linkeldn didirikan oleh Reid Hoffman, dkk ditahun 2003. Dalam situs sosial media ini, kita bisa juga mencari relasi atau bahkan pekerjaan. Linkeldn telah menjadi kakas utama de facto untuk jaringan professional.

f. Path, adalah sosial media dimana pengguna dapat berbagi informasi yang dapat berupa status, foto, maupun video. Path dirancang sebagai media sosial untuk berbagi informasi kepada orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman. Pengguna Path di Indonesia terbilang banyak, satu perlima pengguna Path dunia adalah masyarakat Indonesia dan lebih dari setengah aktivitas Path datang dari Indonesia.

g. Instagram, situs sosial media yang khusus digunakan untuk berbagi foto dan video yang telah diberhubungan dengan facebook. Foto yang akan disebarkan oleh pengguna dapat memfilter atau mengeditnya sebelum diunggah pada situs sosial mediaInstagram dan dapat dibagikan keberbagai macam sosial media seperti Facebook dan Twitter. Jumlah pengguna Instagram di Indonesia juga termasuk yang terbesar.

h. Foursquare, adalah situs sosial media yang digunakan oleh penggunannya untuk mendapatkan dan berbagi informasi seputar lokasi tempat makan, wisata, karaoke, tempat liburan, perpustakaan, dan lain-lain. Foursquare ini dapat diakses melalui PC, laptop, tablet dan smartphone.


(50)

36

i. Kaskus, adalah sosial media berbasis forum yang dibuat oleh orang tiga mahasiswa dari Indonesia. Dalam situs sosial mediaKaskus ini, penggunanya dapat saling berbagi informasi, berbagi cerita, berkenalan dan juga dapat berdiskusi dalam forum tersebut. Pengguna Kaskus ini tidak hanya ada di Indonesia saja, bahkan penggunanya juga dari Negara-negara lain.

j. Soundcloud adalah situs sosial media yang penggunanya dapat memberikan informasi, maupun berbagi rekaman melalui media audio. k. Line adalah situs sosial media untuk layanan chatting yang disertai

emoticon yang menarik didalamnya sehingga saat chatting dengan teman menjadi lebih menyenangkan.

l. BBM (BlackBerry Messenger) adalah program pengirim pesan instan yang disediakan untuk para pengguna perangkat BlackBerry. Namun saat ini aplikasi BBM dapat diaplikasikan dalam smartphone berbasis Android. Cara menggunakan BBM ini adalah dengan penghubung nomor PIN yang dimiliki oleh setiap pengguna BBM.

m. WhatsApp adalah aplikasi pesan untuk smartphone,aplikasi ini hampir mirip dengan BBM. Aplikasi pesan ini menguntungkan penggunanya untuk dapat bertukar pesan tanpa biaya SMS karena menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing, web, dan lain-lain.

n. Wechat adalah layanan komunikasi pesan suara dan teks yang dikembangkan oleh Tencent di Cina. Aplikasi ini dapat digunakan dalam


(51)

37

beberapa OS seperti iPhone, Android, BlackBerry, Windows Phone, dan Platform Symbian.

Dari beberapa pengertian tentang macam-macam sosial media, dapat disimpulkan bahwa situs sosial media adalah serangkaian web dengan berbagai fitur yang berbeda namun memiliki dasar fungsi utama yang sama dalam pembuatannya yaitu sebagai sarana komunikasi bagi para penggunanya.

5. Dampak-dampak Penggunaan Sosial media

Dalam penggunaan sosial media, pastinya terdapat manfaat yang diperoleh dari penggunaan sosial media, maupun kerugian yang dapat ditimbulkan dari penggunaan sosial media. Apabila dalam penggunaan bijak dan benar maka kita tentu saja akan mendapatkan manfaatnya, namun apabila penggunaan disalahgunakan dan tidak digunakan secara baik, maka dampak yang ditimbulkan akan buruk oleh pengguna sosial media.

Menurut Ikhwan (2013) (dalam Yanica Nur Laila, 2014: 58-59) dampak positif dari penggunaan sosial media adalah sebagai berikut:

a. Pengguna sosial media dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang sangat di butuhkan pada era modern ini. Dengan adanya sosial media, pengguna akan belajar bagaimana berkomunikasi, bersosialiasi, beradaptasi dan mengelola sosial media yang mereka gunakan.


(52)

38

b. Memperluas jaringan pertemanan, pengguna sosial media tentunya akan mempunyai banyak teman yang mereka temui melalui dunia maya tersebut karena mudahnya berinteraksi dengan orang lain baik didalam negeri maupun diluar negeri, yang sudah pernah dikenal maupun belum pernah bertemu.

c. Individu akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai di sosial media yang mereka punya, dan mereka saling berinteraksi dan menerima maupun umpan balik satu sama lain.

d. Sosial media membuat penggunanya lebih bebas mengekspresikan diri dan menjadi lebih terbuka melalui dunia maya, selain itu dapat membuat penggunanya menjadi lebih perhatian, empati, dan lebih bersahabat meski tidak bertemu langsung secara fisik.

e. Interenet sebagai media komunikasi, sudah jelas fungsi utama internet adalah untuk menghubungkan antara seseorang dengan orang yang lain dengan cara yang mudah dan praktis.

f. Sebagai media pertukaran data, penggunaan fasilitas e-mail, newsgroup, ftp dan www (world wide web) membuat para pengguna sosial media dapat bertukar data maupun informasi secara cepat dan mudah.

g. Sebagai pencarian informasi, informasi yang telah tersedia pada internet banyak memberikan manfaat kepada manusia sehingga manusia tahu apa saja yang sedang terjadi maupun yang sedang trend pada masa kini.


(53)

39

h. Memudahkan pengguna untuk melakukan transaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan. Kemudahan yang diberikan membuat pengguna dapat bertransaksi secara cepat dan mudah tanpa harus bertemu antara secara fisik utuk melakukan transaksi

Selain dampak positif yang dapat kita manfaatkan dari sosial media, adapun dampak negatif yang harus diwaspadai dan dihindari agar penggunaan sosial media sesuai aturan dan berdampak baik bagi penggunanya. Dampak negatif yang diungkapkan oleh Mulyana Hadi (dalam Karina Ayu Ningtyas, 2012: 16) diantaranya yaitu mengurangi kinerja remaja untuk melakukan aktivitas belajar dan aktivitas lainnya karena terpaku untuk berinteraksi dengan teman-teman dunia maya. Selain itu privasi seseorang menjadi terganggu karena data profil dapat dibuka secara bebas oleh pengguna sosial media lain secara bebas sehingga hal ini dapat membuat data-data penting yang tidak semestinya orang tahu menjadi konsumsi publik yang rawan akan tindak kejahatan.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari sosial media menurut Rendi Lesmana (2013) (dalam Yanica Nur Laila, 2014: 62-63) yaitu:

a. Seorang pelajar biasanya akan menjadi lebih malas belajar

Sosial media dapat membuat kecanduan oleh penggunanya, termasuk kalangan pelajar. Pelajar yang sudah kecanduan menggunakan sosial media akan cenderung lebih malas belajar karena keinginannya untuk terus mengakses sosial media.


(54)

40 b. Bahaya kejahatan

Dalam dunia sosial media yang sejatinya adalah dunia maya, tidak dipungkiri didalam sosial media dapat terjadi kejahatan yang dapat terjadi. Banyak oknum-oknum yang menggunakan sosial media sebagai tempat mencari target yang akan dijadikan korban kejahatan seperti penculikan, penipuan cybercrime, pencemaran nama baik, dan lain-lain.

c. Tidak semua pengguna sosial media bersifat baik dan sopan

Banyaknya pengguna sosial media masa kini, tidaklah semua pengguna memiliki sifat yang baik dan sopan, terdapat pengguna yang mempunyai sifat yang kasar maupun tidak sopan dalam penggunaan sosial media yang dapat membahayakan pengguna lain apalagi jika pegguna lainnya adalah remaja dan kanak-kanak yang bisa saja meniru kalimat atau kata-kata yang dipostingkan pada dunia maya tersebut.

d. Mengganggu kehidupan

Sosial media dapat mengurangi komunikasi pengguna dengan dunia nyata, karena pengguna menganggap lebih bebas membuka diri pada dunia maya.

Sedangkan menurut Luppicini & Adel (dalam Karina Ayu Ningtyas, 2012: 6) mengatakan bahwa banyak kejahatan yang dapat terjadi dalam dunia maya sebagai berikut:


(55)

41

a. Cyber Identity Theft, yaitu pencurian yang dilakukan dalam lingkup internet.

b. Cyber Fraud, yaitu penggelapan, penipuan serta pencurian yang biasanya uang dijadikan targetnya, yang dilakukan oleh pengguna internet yang tidak dikenal.

c. Cyber Sex, yaitu seks online atau segala sesuatu yang berhubungan dengan seks.

d. Cyber Victimization, yaitu viktimasi via intenet adalah perilaku yang dilakukan untuk mempermalukan, mengintimidasi maupun untuk menyerang korban

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial media selain memliki dampak yang positif, terdapat juga faktor negatif yang bisa terjadi apabila pengguna sosial media menggunakannya dengan cara yang salah dan memang dilakukan untuk kegiatan kejahatan.

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan mahasiswa dapat berupa aktivitas akademik dan non-akademik, sebagai seorang siswa sudah semestinya disibukkan dengan kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan agar memperoleh nilai yang maksimal, akan tetapi tidak dipungkiri padatnya kegiatan akademik yang dibebankan oleh mahasiswa membuat mahasiswa malas menyelesaikan tugasnya dan menunda tugas mereka dengan kegiatan yang lebih menyenangkan.


(56)

42

Salah satu kegiatan menyenangkan adalah menggunakan sosial media, hal ini dilakukan sebagai sarana hiburan bagi siswa yang merasa penat dengan segala aktivitas akademik yang harus dilakukannya. Banyaknya waktu yang tersita untuk menggunakan sosial media yang dapat menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Penundaan dalam kegiatan akademik diantaranya adalah tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, tugas administratif, tugas menghadapi pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan.

Prokrastinasi akademik bisa terjadi dikarenakan faktor internal maupun eksternal seperti tugas yang diberikan tidak disukai, terlalu berat serta takut akan gagal, kelelahan ataupun jenuh sehingga siswa melakukan penundaan dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam mengisi waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk mengerjakan tugas, para prokrastinator biasanya melakukan kegiatan-kegiatan yang sama sekali tidak mendukung penyelesaian tugas-tugas akademik seperti asyik mengakses sosial media hingga lupa waktu untuk mengerjakan tugasnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhella Mega Permatahati (2012) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan situs sosial media Facebook dengan prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, dimana penggunaan situs sosial media facebook yang terlalu lama menyebabkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang menggunakan facebook. Ketimpangan waktu antara aktivitas akademik dan penggunaan situs sosial media memungkinkan


(57)

43

mahasiswa menjadi prokrastinator. Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Aryn Karpinski seorang peneliti dari Ohio State University pada 24 April 2009, dengan hasil peneletiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif menggunakan sosial media facebook memiliki nilai prestasi yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki akun facebook, facebook menyebabkan waktu belajar para mahasiswa tidak efektif karena waktunya banyak digunakan untuk mengakses sosial media yang sedang populer pada masa itu. Aryn menyebutkan bahwa mahasiswa pengguna sosial media facebook kehilangan waktu antara 1-5 jam sampai 11-15 jam waktu belajarnya per minggu untuk mengakses sosial media facebook, penelitian tersebut menyatakan adanya prokrastinasi akademik yang terjadi pada hasil penelitiannya.

Peneliti dalam melakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013 menemukan hasil sementara bahwa semua anak yang menjadi narasumber pada saat tahap observasi mengaku melakukan prokrastinasi akademik karena menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengakses akun sosial media yang dimilikinya. Namun dari beberapa mahasiswa saja tentunya belum cukup, masih harus dibutuhkan mahasiswa lain dari berbagai fakultas dengan jumlah yang lebih

banyak serta menggunakan instrumen yang valid agar dapat

membuktikannya, sehingga peneliti merasa perlu ada penelitian tentang penggunaan sosial media dan dampak terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013.


(58)

44 D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan serta kajian teori yang ada, maka untuk lebih mempertajam hasil penelitian maka peneliti membentuk pertanyaan penelitian.

Pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013?

2. Bagaimana penggunaan sosial media yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013?

3. Berapa besar pengaruh intensitas penggunaan sosial media terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013?


(59)

45 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian pada penelitian ini adalah metode kuantitatif menurut Sugiyono (2007: 14) Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan data-data yang terkumpul berupa angka-angka yang kemudian dianalisis menggunakan analisis statistika.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey, menurut Moh. Nazir (2005: 56) penelitian survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan sampel.Penelitian ini memandang pada fenomena yang terjadi pada populasi dari gejala bersifat sebab akibat. Hasil penelitian yang diperoleh berbentuk


(60)

46

data kuantitaif yang dideskripsikan dan diharapkan dapat mengukur besarnya fakta lapangan yang ada mengenai prokrastinasi pada pengguna sosial media studi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013.

C. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2015 2. Lokasi Penelitian

Penelitiandilaksanakan di Universitas Negeri Yogyakarta yang beralamat di Jl. Colombo No. 1 Karangmalang, Yogyakarta

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2011:61) adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel 1

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah prokrastinasi akademik. Pada penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013


(61)

47 2. Variabel 2

Variabel kedua dalam penelitian ini adalah sosial media. Pada penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan mengenai penggunaan sosial media yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013

E. Definisi Operasional 1. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik yaitu penundaan pada kegiatan yang berhubungan dengan akademik dan diganti dengan melakukan aktivitas non akademik yang kurang mendukung dengan tugas akademik yang ditunda tersebut.

2. Sosial media

Penggunaan sosial media adalah bagaimana seseorang dalam menggunakan sosial media yang dimiliki, terkait dengan seberapa sering mereka mengakesesnya, kegiatan apa yang mereka lakukan saat mengakses sosial media, bagaimana perasaan mereka saat mengakses sosial media serta dampak apa yang mereka rasakan baik itu positif maupun negatif.


(62)

48 F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Sugiyono, (2011: 117) mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generealisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan ole peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, mengambil populasi mahasiwa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013 mengenai prokrastinasi akademik pada pengguna sosial media. Populasi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013 berjumlah 5.646 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013, namun tidak melibatkan populasi melainkan dengan mengambil sampel tertentu (Sugiyono, 2011: 118). Pengambilan sampel dilakukan dikarenakan jumlah mahasiswa yang sangat banyak, keterbatasan tenaga, dana, serta waktu peneliti, namun peneliti tetap mengambil sampel dari populasi yang representatif (mewakili).

Penelitian ini menggunakan cluster random sampling. Cluster Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau wilayah (Suharsimi Arikunto, 2011: 182). Cluster


(63)

49

Sampling atau teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk, negara, provinsi atau kabupaten (Sugiyono, 2011: 121). Teknik sampling ini digunakan untuk menentukan objek penelitian dalam populasi besar secara seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek pada masing-masing wilayah. Populasi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013 tersebar dalam beberapa fakultas dengan program studi yang berbeda-beda, serta tidak homogen membuat teknik sampling ini yang paling tepat dilakukan untun mewakilinya.

Penelitian ini akan mengambil sub-sub populasi yang ada dikarenakan Universitas Negeri Yogyakarta mempunyai tujuh fakultas yang memiliki beberapa prodi didalamnya. Dalam pengambilan sampel, peneliti hanya akan mengambil satu samapai dua kelas yang akan menjadi sampel pada tiap-tiap fakultas, sehingga semua fakultas memiliki wakil dalam penelitian ini.

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013 yang berjumlah 5.646. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan tabel penentuan jumlah sampel Krecjie dan Morgandengan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan tabel Krecjie dan Morgan,sampel dalam penelitian ini adalah 360 mahasiswa dari 5.646mahasiswa,yang nantinya tersebar pada tujuh fakultas yang kemudian dijadikan sampel dalam penelitian ini, diambil dengan cara acak. Peneliti memilih sampel dari semua fakultas agar tiap fakultas terwakili, kemudian


(64)

50

dipersempit memilih dari beberapa prodi, dan akhirnya memilih pada kelas-kelas yang memiliki kategori yang sesuai untuk penelitian.Adapun proses pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut

:

Pertama, seluruh fakultas dipilih karena peneliti menginginkan setiap fakultas ada yang mewakili,

kedua peneliti memilih acak 1 atau 2 jurusan dari setiap

fakultas,ketigamemilih acak 1 atau 2 kelas yang berasal dari angkatan tahun 2013 dari setiap jurusan yang terpilih, mahasiswa inilah akan menjadi responden penelitian.Berikut ini sebaran sampel:

Tabel 1. Jumlah Sampel

No Fakultas Prodi Kelas Jumlah

1 Ekonomi Manajemen A 32

2 Sosial Pendidikan

kewarganegaraan

A 47

3 MIPA Pendidikan Kimia A 38

4 MIPA Pendidikan Fisika A 23

5 Pendidikan Bimbingan Konseling A 40

6 Pendidikan Manajemen Pendidikan B 38

7 Bahasa dan Seni Sastra Inggris A 28

8 Bahasa dan Seni Sastra Indonesia A 20

9 Keolahragaan POR A 48

10 Teknik Teknik Elektro A 23

11 Teknik Boga (pattiseri) A 26

Jumlah 360

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Dalam memperoleh data hasil penelitian, terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 193), kedua hal tersebut akan dibahas dibawah ini:


(65)

51 1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam riset ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan reliabel (Sutrisno Hadi, 2004: 97). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan angket dengan menggunakan Rating Scaleuntuk

memperoleh data mengenai prokrastinasi akademik dan angket terbuka untuk memperoleh data mengenai penggunaan sosial media pada mahasiswa. Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (Suharsimi Arikunto, 2011: 28). Peneliti akan menyebarkan dua angket kepada sampel yang mewakili, yakni mengenai prokrastinasi akademik dan penggunaan sosial media. Angket yang akan diberikan terbagi menjadi dua jenis yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih (Suharsimi Arikunto, 2011:28). Angket tertutup digunakan untuk memperoleh data mengenai prokrastinasi akademik mahasiswa. Angket terbuka yaitu angket yang memberikan kesempatan penuh untuk responden dalam menjawab pertanyaan yang ada pada angket sesuai dengan kalimatnya sendiri dan keadaan responden sebenarnya, Suharsimi Arikunto (2006: 152). Angket terbuka digunakan untuk memperoleh data mengenai penggunaan sosial media. Kedua angket yang diberikan kepada mahasiswa yang menjadi objek menggunakan uji coba terpakai.


(66)

52 2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data yang digunakan untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2011: 194). Instrumen penelitian berupa angket atau biasa disebut angket, kemudian dikirim secara langsung dan diberikan kepada sampel yang mewakili bergantung pada hal yang dialaminya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket berskala modifikasi Rating Scaledan angket terbuka. Skala menurut Suharsimi Arikunto (2011: 140) adalah menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang berbentuk kolom-kolom berisi pertanyaan dan kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Angket terbuka ialah angket yang memberikan kesempatan penuh untuk responden dalam menjawab pertanyaan yang ada pada angket sesuai dengan kalimatnya sendiri dan keadaan responden sebenarnya, Suharsimi Arikunto (2011: 152). Angket yang dibagi menggunakan uji terpakai.

a. Spesifikasi Instrumen Skala Prokrastinasi Akademik

Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang terdapat dalam prokrastinasi akademik yang terdiri dari 31 item yang dapat dijabarkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Kisi-kisi Skala Prokrastinasi Akademik

No Indikator No Item Total

F UF


(67)

53 memulai maupun

menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi

17,22,25,31

2. Keterlambatan dalam

mengerjakan tugas

2,11,18,28 7, 14, 21 7

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

4,13,20,27 8,16,24,30 8

4. Melakukan aktivitas lain yang menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan

6,15,23,26 3,10,29 7

Jumlah 17 14 31

Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelitian sesuai dengan metode yang digunakan (Suharsimi Arikunto, 2011: 192). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah rating scale dengan 4 gradasi.Rating scale digunakan untuk scaling (penskalaan) pada skala prokrastinasi akademik.

Saifuddin Azwar (2012: 9) menyatakan bahwa respon terhadap skala psikologi, diberi skor melalui proses scaling (penskalaan). Pemberian skor, setiap respon positif terhadap aitem favorabel (positif) akan diberi bobot yang lebih tinggi daripada respon negatif. Sebaliknya untuk aitem unfavorable (negatif), respon positif akan diberi skor yang bobotnya lebih rendah daripada respon negatif. Aitem favorable diberi skor 4 untuk SL (Selalu), skor 3 untuk SR (Sering), 2 untuk KD (Kadang-kadang), dan 1 untuk TP (Tidak Pernah). Aitem unfavorable diberi skor 1 untuk SL (Selalu), 2 untuk SR (Sering), 3 untuk KD (Kadang-Kadang), dan 4 untuk TP (Tidak Pernah).


(68)

54

Tabel 3.Skor Alternatif Jawaban Perilaku Prokrastinasi Akademik

Untuk butir-butir favorable, pilihan jawaban Sangat Sering adalah bernilai 4, pilihan jawaban Sering adalah bernilai 3, pilihan jawaban Kadang-kadang adalah bernilai 2, dan pilihan jawaban Tidak Pernah adalah bernilai 1. Sedangkan untuk butir-butir unfavorable, pilihan jawaban Sangat Sering adalah bernilai 1, pilihan jawaban Sering adalah bernilai 2, pilihan jawaban Kadang-kadang adalah bernilai 3, dan pilihan jawaban Tidak Pernah adalah bernilai 4. Berdasarkan skor tersebut, maka akan diketahui tinggi rendahnya tingkat prokrastinasi akademik, semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa, kemudian jika semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa.

b. Angket Terbuka Penggunaan Sosial media No Alternatif Respon Skor Favorable

(F)

Skor Unfavorable

(UF)

1. SS 4 1

2. S 3 2

3. KK 2 3


(1)

189

284 MOK

1

285 GEN

1

286 ANP

1

287 SDC

1

288 RC

1

289 SFVT

1

290 MNY

1

291 AA

1

292 AML

1

293 LYA

1

294 ERS

1

295 WPN

1

296 RON

1

297 SKA

1

298 DV

1

299 FER

1

300 TFE

1

301 IL

1

302 PEM

1

303 GNE

1

304 FEW

1

305 SUM

1

306 LIO

1

307 HHN

1

308 LE

1

309 HEK

1

310 IRN

1

311 FDLH

1

312 NR

1

313 OP

1

314 ASTR

1

315 SWV

1

316 BLG

1

317 RRD

1

318 ECN

1

319 JW

1

320 RD

1

321 TTU

1

322 SET

1

323 CBTR

1


(2)

190

325 SO

1

326 HGC

1

327 DHN

1

328 FG

1

329 TI

1

330 EIP

1

331 OUM

1

332 MRO

1

333 SET

1

334 DD

1

335 GS

1

336 LPE

1

337 SWI

1

338 ASM

1

339 CIL

1

340 MKA

1


(3)

191

Lampiran 13. Hasil Data Uji Regresi

Frequencies

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Prokrastinasi 339 57.00 59.00 116.00 84.2566 11.50054 Valid N (listwise) 339

Regression

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Jam_aksesa . Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Prokrastinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .928a .862 .861 .13803 a. Predictors: (Constant), Jam_Akses

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 40.031 1 40.031 2.101E3 .000a

Residual 6.421 337 .019 Total 46.452 338


(4)

192

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.404 .030 47.405 .000 Jam_Akses .324 .007 .928 45.838 .000 a. Dependent Variable: Prokrastinasi


(5)

193

Lampiran 14. Hasil Data Kategorisasi

kategori

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 31 9.1 9.1 9.1

Sedang 155 45.7 45.7 54.9

Tinggi 124 36.6 36.6 91.4

Sangat

Tinggi 29 8.6 8.6 100.0


(6)

194


Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR Pemaknaan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Semester Akhir Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 20

PEMAKNAAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR Pemaknaan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Semester Akhir Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan Antara Penggunaan Jejaring Sosial Twitter Dengan Efikasi Diri Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muham

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Penggunaan Jejaring Sosial Twitter Dengan Efikasi Diri Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan Antara Penggunaan Jejaring Sosial Twitter Dengan Efikasi Diri Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muham

0 3 15

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS ORGANISASI Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Aktivis Organisasi.

1 4 15

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 1 142

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2008 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

1 19 153

Hubungan Antara Self Esteem Dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Surabaya - Ubaya Repository

0 0 1

Kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 136