Pengaruh Kualitas Bahan Baku terhadap Efisiensi Biaya Produksi Pengaruh Kualitas Produk terhadap Efisiensi Biaya Produksi

akan mempunyai aspek, dimana antara suatu produk dengan produk yang lainnya akan mempunyai titik berat yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dari masing- masing produk tersebut. Jadi kualitas produk adalah sesuai nilai lebih yang dimiliki oleh suatu produk untuk memenuhi keinginan konsumen.

2.2.10 Pengaruh Kualitas Bahan Baku terhadap Efisiensi Biaya Produksi

Dalam perusahaan industri bahan baku merupakan salah satu input untuk menghasilkan otput tertentu, dalam teori produksi yang merupakan pengembangan teori harga oleh Keyness manyatakan bahwa “input dikombinasikan dengan kuantitas dan kualitas tertentu untuk menghasilkan output tertentu secara ekonomis dan efisien pada tingkatan teknologi tertentu”. Artinya semakin maju teknologi yang digunakan akan semakin meningkatkan output yang diproduksi dan menurunkan biaya produksi. Ada tiga jenis perubahan teknologi yang cenderung mendominasi produksi dan biaya, yaitu: a. Teknik-teknik baru Sekitar abad ke-20 jalan dan rel kereta api dibangun dengan tenaga kerja yang sangat banyak dengan peralatan sederhana, dewasa ini bulldozer, sekop uap, truk raksasa dan peralatan khusus lainnya telah mengantikan kuda menarik bahan dari lokasi kontruksi dan telah banyak mengantikan buruh kasar. Modal telah disubstitusikan untuk mengantikan tenaga kerja. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Produk baru. Berbagai jenis barang dan jasa bar uterus diciptakan dan dipasarkan untuk memenuhi permintaan konsumen. c. Perbaikan Input. Input dapat berupa tenaga kerja, bahan baku, dan modal. Perbaikan kualitas tenaga kerja missal para pekerja dan manajer memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik ketimbang tempo dulu, demikian pula dalam hal perbaikan kualitas bahan baku karena perbaikan kualitas bahan baku perlu dilakukan karena dengan adanya bahan baku dengan kualitas yang baik dan terhindar dari cacat akan memberikan keluaran yang berkualitas juga dan juga akan menghemat biaya produk karena tidak perlu ada sisa dan pengerjaan ulang. Iswardono, 1985:30.

2.2.11 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Efisiensi Biaya Produksi

Jumlah produk yang tersedia ditawarkan produsen selama periode waktu tertentu adalah tergantung pada harga produk itu dan biaya produksi untuk produsen tersebut. Sesuai dengan hokum penawaran, “jika harga suatu barang naiktinggi maka barang yang ditawarkan juga akan semakin banyak”. Barang yang akan ditawarkan adalah jumlah yang akan ditawarkan perusahaan untuk dijual, tidak harus merupakan jumlah yang berhasil dijual oleh perusahaan. Jumlah yang ditawarkan merupakan suatu arus, yaitu banyaknya persatuan waktu. Seorang produsen berani menawarkan produknya dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pesaing, karena mereka menawarkan produk yang lebih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berkualitas daripada produk pesaing. Dengan harga yang relatif lebih tinggi maka dianggap memiliki nilai yang relatif lebih tinggi, nilai relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar. Efektivitas ini menghasilkan penurunaan biaya, yaitu dengan memproduksi produk yng dibutuhkan secara benar sejak pertama kali. Gabungan dengan keunggulan dibidang harga, pangsa pasar dan biaya digunakan untuk menciptakan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan Nasution, 2001:39. Banyaknya produk yang tersedia di produksi dan ditawarkan untuk dijual perusahaan dipengruhi oleh beberapa variabel penting, yaitu: 1. Harga produk itu sendiri. Tingginya harga produk akan mengakibatkan semakin banyaknya jumlah produk yang ditawarkan. 2. Harga Input. Tingginya harga setiap input usaha akan mengakibatkan semakin kecil keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk tersebut, oleh karena itu, kita dapat memperkirakan bahwa semakin tinggi harga tiap input yang digunakan perusahaan, semakin rendah jumlah produk yang akan diproduksi dan ditawarkan oleh perusahaan pada tiap tingkat harga produk itu. 3. Tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan umumnya adalh memaksimalkan laba, akan tetapi, perusahaan bisa saja memiliki tujuan lain yaitu citra masyahrakat artinya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan mengutamakan kualitas produknya dengan begitu perusahaan akan memperoleh kepercayaan dan citra yang baik dari masyahrakat. 4. Tahap Perkembangan teknologi. Perubahan teknologi apapun yang menurunkan biaya produksi akan menaikkan keuntungan yang dapat dihasilkan pada harga tertentu dari produk itu. Perkembangan teknologi misal dalam perbaikan input, contohnya jenis dan mutu logam telah berubah. Baja mengantikan besi dan aluminium mengantikan bahan dalm proses yang membuat kategori statistik seperti “logam utama” tampaknya tidak memuaskan dan sudah usang. Misal baja dewasa ini sudah semakin ringan, lebih kuat dan lebih flesibel daripada produk yang dihasilkan 15 thun yang lalu. Kualitas produk dapat dijelaskan bahwa dengan mengurangi cacat yang dihasilkan, maka akn menghindari adanya pengerjaan ulang yang berarti adanya pengerjaan ulang yang berarti adanya penghematan biaya produksi. 2.2.12 Teori yang Melandasi antara Kualitas Bahan Baku dan Kualitas Produk terhadap Efisiensi Biaya Produksi Teori Marginal Efficiency of Capital, dikemukakan oleh John. M. Keynes. Keynes mendefinisikan “Marginal Efficiency of Capital sebagai tingkat diskonto yang memberikan nilai konstan kepada hasil – hasil yang akan dicapai pada masa yang akan datang yang sama dengan biaya – biaya produksi benda modal yang bersangkutan”. Keynes dalam Winardi 1975:81 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Keynes dalam Winardi 1975:80, efisiensi marginal modal pada umumnya adalah tingkatan hasil bersih tertinggi yang diperoleh dari semua benda – benda modal yang dapat menghasilkan keuntungan. Keynes dalam Winardi 1975:80, berpendapat ada sebuah dalil penting yang menyatakan bahwa investasi – investasi akan diperluas sedemikian rupa sehingga efisiensi marginal modal akan sama dengan suku bunga. Dalil tersebut didasarkan atas asumsi bahwa para pengusaha serta pemilik harta kekayaan lainnya akan selalu berusaha untuk mencapai hasil semaksimal mungkin dari investasi – investasi yang mereka keluarkan. Maksudnya adalah suatu produk yang telah dinyatakan berkualitas atau bebas dari catat atau kerusakan pada saat proses produksi dapat dipastikan bahwa efisiensinya tinggi sehingga produk yang berkualitas tinggi dapat menarik banyak konsumen untuk membeli produk tersebut. Maka banyak pengusaha akan menanamkan modalnya yang berupa investasi jika investasi yang ditanamkan tersebut memiliki efisiensi yang tinggi, sama halnya dengan konsumen yang akan menanamkan investasinya jika produk yang menjadi investasi tersebut berkualitas dan memiliki efisiensi yang tinggi. Sesuatu yang efisiensi pasti akan banyak diminati.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.