Berdasarkan hasil observasi, fasilitas sanitasi di TPA Terjun terdapat 6 jawaban “ya” dan 3 jawaban “tidak”. Maka dapat diketahui bahwa fasilitas sanitasi di
TPA Terjun tahun 2014 masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat, karena terdapat 3 jawaban “tidak” pada penilaian fasilitas sanitasi.
4.3. Analisis Bivariat
4.3.1. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kulit
Adapun hasil analisis bivariat personal hygiene dengan keluhan kulit yang meliputi pengetahuan tentang personal hygiene, kebersihan kulit, kebersihan tangan,
kaki dan kuku, dan kebersihan rambut dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95 disajikan pada tabel 4.16.
berikut ini.
Tabel 4.16. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kulit Pada Responden di TPA Terjun Tahun 2013
Personal Hygiene Keluhan Kulit
X
2
p-value Ya
Tidak n
n Pengetahuan tentang Personal Hygiene
1. Baik
10 43,5 13 56,5 5,221
0,022 2.
Kurang Baik 37 71,2 15 28,8
Kebersihan Kulit
1. Baik
33 55,0 27 45,0 7,537
0,006 2.
Tidak Baik 14 93,3 1
6,7
Kersihan Tangan, Kaki dan Kuku
1. Baik
16 88,2 2 11,8 6,143
0,013 2.
Tidak Baik 32 55,2 26 44,8
Kebersihan Rambut
1. Baik
47 71,2 19 28,8 17,167
0,001 2.
Tidak Baik 0 0,0 9 100,0
Signifikan pada p-value 0,05
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan proporsi pengetahuan tentang personal hygiene yang baik mengalami keluhan kulit sebesar 43,5, pengetahuan tentang personal
hygiene yang baik yang tidak mengalami keluhan sebesar 56,5, sedangkan pengetahuan tentang personal hygiene yang tidak baik mengalami keluhan kulit
sebesar 71,2, dan pengetahuan tentang personal hygiene yang tidak baik tidak mengalami keluhan kulit sebesar 28,8. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan
pada nilai X
2
=5,221; p=0,022 menunjukkan pengetahuan tentang personal hygiene mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kulit pada responden.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebersihan kulit yang baik mengalami keluhan kulit sebesar 55,0, kebersihan kulit yang baik tidak mengalami keluhan
kulit sebesar 45,0, sedangkan kebersihan kulit yang tidak baik mengalami keluhan kulit sebesar 93,3, dan kebersihan kulit yang tidak baik tidak mengalami keluhan
kulit sebesar 6,7. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan pada nilai X
2
=7,537; p=0,006 menunjukkan kebersihan kulit mempunyai hubungan signifikan dengan
keluhan kulit pada responden. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebersihan tangan, kaki dan kuku yang
baik mengalami keluhan kulit sebesar 88,2, kebersihan tangan, kaki dan kuku yang baik tidak mengalami keluhan kulit sebesar 11,8, sedangkan kebersihan tangan,
kaki dan kuku yang tidak baik mengalami keluhan kulit sebesar 55,2, dan kebersihan tangan, kaki dan kuku yang tidak baik tidak mengalami keluhan kulit
sebesar 44,8. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan pada nilai X
2
=6,143; p=0,013 menunjukkan kebersihan kulit mempunyai hubungan signifikan dengan
keluhan kulit pada responden.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebersihan rambut yang baik mengalami keluhan kulit sebesar 71,2, kebersihan rambut yang baik tidak
mengalami keluhan sebesar 28,8, sedangkan kebersihan rambut yang tidak baik mengalami keluhan kulit sebesar 0, dan kebersihan rambut yang tidak baik tidak
mengalami keluhan kulit sebesar 100. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan pada nilai X
2
=17,167; p=0,001menunjukkan kebersihan rambut mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kulit pada responden.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Reponden
Pemulung sampah merupakan pekerja yang bekerja di tempat pembuangan akhir sampah. Banyak pemulung yang bergantung pada pekerjaan tersebut untuk
menjalankan hidupnya. Berdasarkkan wawancara yang dilakukan disana didapat bahwa lebih banyak laki-laki yang bekerja disana daripada perempuan. Dimana laki-
laki ada sebanyak 38 orang 50,7 sedangkan perempuan ada sebanyak 37 orang 49,3.
Pemulung adalah seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai pencari barang yang sudah tidak dipakai lagi. Orang yang bekerja dalam proses pemulungan atau
sebagai pemulung adalah orang yang bekerja sebagai pencari sampah. Masyarakat pemulung adalah sebuah komunitas yang unik dan berbeda dengan masyarakat umum
lainnya. Pemulung setiap harinya bergelut dengan sampah dari seluruh pelosok daerah. Risiko sebagai pemulung tentunya sangat besar sekali karena sampah
tentunya mengandung banyak sekali bakteri-bakteri patogen akibat pembusukan zat- zat organik yang bisa masuk ke tubuh melalui pori
–pori, kulit dan pernafasan. Jika komponen zat berbahaya pada barang bekas tersebut masuk ke tubuh, maka akan
menyebabkan berbagai macam penyakit Triyanto, 2009. Pemulung bekerja dari pagi sampai sore, dan ada juga yang sampai malam.
Pemulung bekerja dan selalu berhubungan dengan sampah-sampah tersebut paling banyak bekerja selama 8 jam. Pemulung mulai bekerja dari jam 09.00 WIB sampai
Universitas Sumatera Utara