Kelayakan Usahatani Landasan Teori 1. Biaya

baiknya dengan menggunakan faktor produksi dan tenaga kerja secara efisien sehingga akan memperoleh manfaat setinggi-tingginya. Selain sebagai juru tani, petani juga bertindak sebagai manajer yang harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis, sehingga didapatkan hasil yang akan memberikan pendapatan yang maksimal. Agar dapat mengantisipasi perubahan supaya tidak salah pilih dan merugi, petani memerlukan berbagai informasi tentang kombinasi faktor produksi dan informasi mengenai harga, baik harga input maupun output Suratiyah, 2006. Analisis pendapatan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasikegiatan usaha pertanian dalam satu tahun, dengan tujuan untuk membantuperbaikan pengelolaan usahatani. Aspek yang digunakan adalah harga yangberlaku, dan penyusutan akan diperhitungkan pada tahun tersebut untukmemperoleh keuntungan maksimum. Hernanto, 1989.

2.2.4. Kelayakan Usahatani

Menurut Sunarjono 2000 usahatani menguntungkan atau layak diusahakan bila analisis ekonomi menunjukkan hasil layak. Adapun analisis kelayakan yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha adalah RC ratio, produktivitas tenaga kerja dan BEP Break Even Point. Analisis rasio penerimaan dan biaya RC Ratio merupakan ratio antara penerimaan yang diperoleh sebagai pendapatan kotor dan biaya yangdikeluarkan. Efisien tidaknya suatu usaha yang dijalankan berkaitan denganpenggunaan modal, maka digunakan rasio biaya penerimaan Revenue Cost Ratioyang merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biayaproduksi yang Universitas Sumatera Utara dikeluarkan. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui apakah suatu usaha dianggap menguntungkanatau tidak. Hal tersebut berkaitan dengan pertimbangan atas keberlanjutan suatu usaha. Suatu usaha dianggap menguntungkan dan perlu dikembangkan apabilanilai RC ratio lebih dari satu. Suatu usaha hanya mampu menghasilkanpenerimaan yang cukup untuk menutup biaya dikeluarkan berada pada posisitidak untung dan tidak rugi Break Even PointBEP, RC ratio sama dengan satu. Suatuusaha dianggap tidak menguntungkan apabila nilai RC ratio kurang dari satuSoekartawi, 1995. Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan input. Produktivitas dibagi menjadi dua bagian yaitu produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas lahan adalah hasil yang didapat dalam setiap satu hektar lahan usahatani dengan satuan KgHa. Sedangkan produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani dengan satuan RpHKO Suratiyah, 2006. Produktivitas tenaga kerja yang tinggi akan menunjukkan penekanan input produksi yang efisien bagi usahatani karena tingkat produksi yang tinggi akan dicapai tenaga kerja. Efisiensi kerja dipengaruhi oleh luas areal, cara budidaya, pendidikan, keterampilan, dan pola konsumsi. Makin luas usahatani, maka pengelolaan kerja dapat diusahakan seoptimal mungkin Daniel, 2002. Universitas Sumatera Utara Analisis Break EvenPoint merupakan cara untuk mengetahui batas penjualan minimal agar suatuperusahaan tidak menderita kerugian tetapi belum memperoleh laba atau labasama dengan nol.Analisis titik impas atau Break Even Point BEP merupakan suatu metodeyang bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu usaha tani berada pada kondisihasil usaha diperoleh sama dengan yang dikeluarkan atau dengan kata lain usahadijalankan tidak untung dan tidak rugi. Penghitungan yang dilakukan terdiri dariBreak Even Point BEP berdasarkan unit dan rupiah Sutrisno, 2009.

2.3. Penelitian Terdahulu