Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian
Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia SDM Unit Kebun Tanah Itam Ulu, Data diolah 2012
Kemudian untuk menentukan siapa yang akan dijadikan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Dikatakan simple sederhana karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Sugiyono, 2008:118.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara interview yaitu teknik pengumpulan data apabila ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan
No Bagian
Populasi Proporsi Sampel
1. Afdeling -1
59
59 278
× 164 = 35 �����
2. Afdeling-2
69
69 278
× 164 = 41 �����
3. Afdeling-3
60
60 278
× 164 = 35 �����
4. Tanaman
1
1 278
× 164 = 1 �����
5. KTU
14
14 278
× 164 = 8 �����
6. SDMUmum
14
14 278
× 164 = 8 �����
7. Polikbun
4
4 278
× 164 = 2 �����
8. Pengamanan
20
20 278
× 164 = 12 �����
9. Gudang
4
4 278
× 164 = 2 �����
10. Bengkel
25
25 278
× 164 = 15 �����
11. Transport
8
8 278
× 164 = 5 �����
Jumlah 278
Orang 164
Orang
Universitas Sumatera Utara
diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
2. Daftar pertanyaan questionaire, diberikan kepada karyawan PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu yang menjadi sampel dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran
kemampuan komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja karyawan. 3.
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dan mempelajari data-data pendukung dari perusahaan.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya melalui wawancara interview dan daftar pertanyaan
questionaire yang diberikan kepada responden yang dijadikan sampel. 2.
Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui studi dokumentasi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit
Kebun Tanah Itam Ulu.
3.6. Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel 3.6.1. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas independent variable adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya perubahan pada variabel terikat, yaitu
kinerja karyawan. Variabel bebas independent variable terdiri atas dua
Universitas Sumatera Utara
variabel yang dinotasikan dengan X yaitu: kemampuan komunikasi X
1
, kecerdasan emosional X
2
.
Kemampuan komunikasi X
1
1. Bijaksana dan kesopanan merupakan sikap seseorang dalam mengambil
tindakan atau keputusan yang objektif. Diukur dengan dua indikator yaitu: adalah keterampilan karyawan dalam
menyampaikan pesan kepada orang lain untuk memberitahu dan mengubah sikap, pendapat, atau perilaku secara keseluruhan baik secara langsung dengan lisan
maupun tidak langsung. Adapun dimensi yang terdapat pada variabel kemampuan komunikasi adalah:
1 Memiliki etika yang baik saat berkomunikasi
2 Sikap untuk menempatkan diri.
2. Penerimaan umpan balik merupakan kesiapan diri dalam menerima umpan
balik dari bawahan, atasan, dan rekan kerja. Diukur dengan dua indikator yaitu:
1 Menerima dan menafsirkan pesan
2 Kebutuhan umpan balik
3. Berbagi informasi merupakan kemauan seseorang memberi dan menerima
informasi dari berbagai pihak. Diukur dengan dua indikator yaitu: 1
Pihak-pihak yang akan diberikan informasi 2
Penggunaan informasi 4.
Maskulinitas merupakan cara seseorang menunjukkan perilaku sehari-hari sebagai pola perilaku dalam kelompok dalam berbagai hal. Diukur dengan
dua indikator yaitu: 1
Sikap ketika sukses
Universitas Sumatera Utara
2 Perilaku di lingkungan pekerjaan
Indikator - indikator dalam variabel kemampuan komunikasi diukur berdasarkan tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner yang direspon dengan menggunakan skala likert berdasarkan rentang skala 1 – 5 5 = sangat setuju sekali, 1 = sangat tidak setuju .
Kecerdasan emosional X
2
1. Kesadaran diri yaitu mengetahui apa yang dirasakan oleh diri sendiri pada
suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri.
Diukur dengan dua indikator yaitu: merupakan kemampuan memantau dan
mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan- perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Adapun dimensi yang terdapat
pada variabel kecerdasan emosional adalah:
1 Memiliki pemahaman diri
2 Memiliki tolak ukur
2. Pengaturan diri yaitu menangani emosi pribadi sedemikian sehingga
berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, mampu pulih kembali dari tekanan emosi. Diukur dengan dua indikator
yaitu: 1
Kemampuan mengelola diri 2
Kebutuhan mengekspresikan emosi 3.
Motivasi yaitu menggunakan hasrat pribadi yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu diri
Universitas Sumatera Utara
mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif. Diukur dengan dua indikator yaitu:
1 Sikap optimis
2 Semangat ingin maju
4. Empati yaitu merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami
perspektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Diukur dengan dua
indikator yaitu: 1
Kepekaan terhadap orang lain 2
Pengertian atas masalah orang lain 5.
Keterampilan sosial yaitu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan
jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar menggunakan keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan
perselisihan, dan untuk bekerja sama. Diukur dengan dua indikator yaitu: 1
Jalinan kerjasama 2
Jalinan komunikasi Indikator - indikator dalam variabel kecerdasan emosional diukur
berdasarkan tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang direspon dengan menggunakan skala likert berdasarkan rentang
skala 1 – 5 5 = sangat setuju sekali, 1 = sangat tidak setuju . 2.
Variabel terikat dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya perubahan dari variabel bebas, yaitu kinerja
karyawan Y .
Universitas Sumatera Utara
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Diukur dengan dua indikator yaitu: 1.
Kualitas adalah tingkat yang dicapai dari proses atau hasil yang diperoleh pada suatu kegiatan mendekati kesempurnaan. Diukur dengan dua
indikator yaitu: 1
Penilaian rata-rata karyawan 2
Mengevaluasi pekerjaan 2.
Kuantitas kerja meliputi output perlu diperhatikan juga bukan hanya output rutin tetapi juga cepat bisa menyelesaikan kerja “extra”. Diukur
dengan dua indikator yaitu: 1
Tepat waktu dalam melaksanakan tugas 2
Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan 3.
Keandalan yakni mampu melakukan pekerjaan dan menjaga reputasi perusahaan. Dapat tidaknya diandalkan mengikuti instruksi, inisiatif, hati-
hati dan kerajinan. Diukur dengan dua indikator yaitu: 1
Inisiatif dalam pekerjaan 2
Mengikuti instruksi 4.
Sikap merupakan kesiapan mental untuk merespon sesuatu baik yang negatif maupun yang positif. Meliputi sikap terhadap perusahaan, pegawai
lain dan pekerjaan juga kerja sama. Diukur dengan dua indikator yaitu: 1
Mengutamakan pekerjaan 2
Kerja sama dalam pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
Indikator – indikator dalam variabel kinerja karyawan diukur berdasarkan tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang
direspon dengan menggunakan skala likert berdasarkan rentang skala 1 – 5 5 = sangat setuju sekali, 1 = sangat tidak setuju.
Menurut Sugiyono 2008:86 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian fenomena sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert maka
variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa
pernyataan atau pertanyaan. Untuk pemberian skor skala likert, menurut Sugiyono 2008:87, maka
jawabannya dapat diberi skor, misalnya: 1.
Sangat setujuselalusangat baiksangat positif diberi skor 5 2.
Setujuseringbaikpositif diberi skor 4
3. Ragu-ragukadang-kadangcukup baik netral diberi skor 3
4. Tidak setujuhampir tidak pernahbaiknegatif diberi skor 2
5. Sangat tidak setujutidak pernahbaik negatif diberi skor 1
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel : Definisi Operasional, Dimensi, Indikator,
Skala Ukur
Variabel Definisi Operasional
Dimensi Indikator
Skala Ukur
Kemampuan Komunikasi
X
1
Keterampilan karyawan dalam menyampaikan
pesan kepada orang lain untuk memberitahu dan
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
secara keseluruhan baik secara langsung dengan
lisan maupun tidak langsung.
Bijaksana dan kesopanan
1. Memiliki etika yang
baik saat berkomunikasi.
2. Sikap untuk
menempatkan diri. Likert
Penerimaan umpan balik
1. Menerima dan
menafsirkan pesan 2.
Kebutuhan umpan balik
Berbagi informasi 1. Pihak-pihak yang
akan diberikan informasi
2. Penggunaan
informasi Maskulinitas
1. Sikap ketika sukses
2. Perilaku di
lingkungan pekerjaan
Kecerdasan Emosional
X
2
Kemampuan memantau dan mengendalikan
perasaan sendiri dan orang lain, serta
menggunakan perasaan- perasaan itu untuk
memandu pikiran dan tindakan.
Kesadaran Diri 1.
Memiliki pemahaman diri
2. Memiliki tolak ukur
Likert
Pengaturan Diri 1.
Kemampuan mengelola diri
2. Kebutuhan
mengekspresikan emosi.
Motivasi 1.
Sikap optimis 2.
Semangat ingin maju
Empati 1.
Kepekaan terhadap orang lain
2. Pengertian atas
masalah orang lain Keterampilan
Sosial 1.
Jalinan kerjasama 2.
Jalinan komunikasi
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel: Definisi Operasional, Dimensi, Indikator, Skala Ukur
Variabel Definisi Operasional
Dimensi Indikator
Skala Ukur
Kinerja karyawan
Y Hasil Kerja secara
kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang
karyawan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
Kualitas kerja 1.
Penilaian rata-rata karyawan
2. Mengevaluasi
pekerjaan Likert
Kuantitas kerja 1.
Tepat waktu dalam melaksanakan tugas
2. Jumlah kesalahan
dalam melaksanakan pekerjaan
Keandalan 1.
Inisiatif dalam pekerjaan
2. Mengikuti instruksi
Sikap 1.
Mengutamakan pekerjaan
2. Kerja sama dalam
pekerjaan
Sumber: Purwanto 2006:20, Goleman 2005:513, Mangkunegara 2010:67
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan kepada 30 karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu diluar
dari sampel penelitian.
3.7.1. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur Sugiyono, 2008:172. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Validitas data penelitian ditentukan oleh
proses pengukuran yang akurat. Pengujian dilakukan melalui kriteria:
Universitas Sumatera Utara
Jika r
hitung
≥ r
tabel
, maka pertanyaan dinyatakan valid. Jika r
hitung
r
tabel
, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid Jika nilai Corrected Item Total Corelation setiap pertanyaan lebih besar
dari 0, 30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid.
3.7.1.1. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kemampuan Komunikasi X
1
Uji validitas terhadap instrumen variabel kemampuan komunikasi X
1
memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kemampuan Komunikasi X
1
No Dimensi
Butir Pernyataan r-
hitung r-
tabel Keterangan
Bijaksana dan kesopanan
1
Saya selalu berbicara sopan kepada siapapun pada semua tingkatan
organisasi .503
0,30 Valid
2
Saya mengetahui bagaimana cara menempatkan diri dalam situasi yang
berbeda-beda dengan orang lain yang sedang diajak berkomunikasi
.529
0,30 Valid
Penerimaan umpan balik
3
Saya menerima umpan balik dari atasan
.584 0,30
Valid 4
Saya menerima umpan balik dari bawahan
.517 0,30
Valid 5
Saya menerima umpan balik dari rekan kerja
.585 0,30
Valid 6
Saya sangat membutuhkan umpan balik agar hasil pekerjaan maksimal
.864 0,30
Valid
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kemampuan Komunikasi X
1
No Dimensi
Butir Pernyataan r-
hitung r-
tabel Keterangan
Berbagi informasi
7 Saya bersedia memberikan informasi
tentang perusahaan kepada orang lain atau organisasi lain dengan izin
perusahaan
.448
0,30 Valid
8 Jika
menerima informasi yang berguna bagi orang lain saya
berusaha menyebarluaskannya
.567
0,30 Valid
Maskulinitas
9
Saya sering membicarakan tentang kesuksesan yang dicapai
.616 0,30
Valid 10
Saya mendengarkan informasi yang disampaikan orang lain
.451 0,30
Valid 11
Saya berusaha memahami situasi yang dihadapi
.623 0,30
Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen variabel kemampuan komunikasi memiliki nilai r-
hitung
≥ r-
tabel
0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel
kemampuan komunikasi adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.7.1.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional X
2
Uji validitas terhadap instrumen variabel kecerdasan emosional X
2
memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional X
2
No Dimensi
Butir Pernyataan r-
hitung r-
tabel Keterangan
Kesadaran diri
1
Saya dapat mengenalimengetahui faktor yang menyebabkan emosi saya
meningkat .688
0,30 Valid
2
Saya memahami emosi yang terjadi pada diri saya
.677 0,30
Valid
Pengaturan diri
3
Saya mampu mengendalikan emosi diri sendiri
.513 0,30
Valid 4
Saya dapat mengekspresikan emosi dengan tepat
.599 0,30
Valid
Motivasi
5
Saya selalu optimis dengan karir .593
0,30 Valid
6
Atasan mendorong saya untuk berprestasi
.554 0,30
Valid
Empati
7
Saya dapat merasakan perasaan orang lain
.580 0,30
Valid 8
Saya mengerti apabila orang lain menghadapi masalah
.529 0,30
Valid
Keterampilan Sosial
9
Saya selalu menjalin kerjasama diantara karyawan
.480
0,30 Valid
10
Saya dapat berkomunikasi dengan sesama karyawan secara baik.
.542 0,30
Valid 11
Saya dapat berkomunikasi dengan atasan secara baik
.443 0,30
Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.4 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen variabel kecerdasan emosional memiliki nilai r-
hitung
≥ r-
tabel
0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel
kecerdasan emosional adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.7.1.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan Y
Uji validitas terhadap instrumen variabel kinerja karyawan Y memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan Y
No Dimensi
Butir Pernyataan r-
hitung r-
tabel Keterangan
Kualitas
1
Saya berusaha menjaga kualitas kerja saya
.537
0,30 Valid
2
Semua tugas dapat saya selesaikan dengan teliti
.409 0,30
Valid
Kuantitas
3
Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah diberikan.
.698 0,30
Valid 4
Secara konsisten saya melakukan pekerjaan sampai tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai .534
0,30 Valid
Keandalan
5
Saya selalu memberikan ide baru dalam mengatasi masalah pekerjaan.
.426
0,30 Valid
6
Saya selalu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan
.563 0,30
Valid
Sikap
7
Saya mengutamakan pekerjaan dibandingkan hal-hal lain dalam hidup
saya .515
0,30
Valid 8
Saya menunjukkan antusias kerja dengan kerja sama yang baik.
.587 0,30
Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen variabel kinerja karyawan memiliki nilai r-
hitung
≥ r-
tabel
0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel kinerja
karyawan adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali 2005:75 Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu: 1 Repeated Measure atau pengukuran ulang: disini seseorang akan diberikan
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2 One Shot atau pengukuran sekali saja: disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha α. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
≥ 0.60.
Untuk mempermudah menguji validitas angket dan reliabilitas angket akan dibantu dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service
Solution versi 17.00.
3.7.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Kemampuan Komunikasi X
1
Kecerdasan Emosional X
2
dan Kinerja Karyawan Y
Uji reliabilitas yang dilakukan terhadap penelitian memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Kemampuan Komunikasi X
1
Kecerdasan Emosional X
2
Variabel Cronbachs Alpha Keterangan Kemampuan Emosional .754 Reliabel
Kecerdasan Emosional .752 Reliabel
Kinerja Karyawan .747 Reliabel dan Kinerja Karyawan Y
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.6 diperoleh bahwa hasil pengujian seluruh variabel
penelitian memiliki nilai Cronbachs alpha ≥ 0.60. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel kemampuan komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja karyawan adalah reliabel, sehingga
seluruh item layak dipergunakan dalam penelitian.
3.8. Model Analisis Data
3.8.1. Model Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data dan keterangan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklarifikasikan data
yang diperoleh dan selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai objek penelitian.
3.8.2. Model Analisis Data Regresi Linier Berganda
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari kemampuan komunikasi dan kecerdasan
Universitas Sumatera Utara
emosional terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
Model Regresi Linier Berganda dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
a = Konstanta
b
1
...b
2
3.8.3. Uji Hipotesis
= Koefisien Regresi X1
= Kemampuan Komunikasi X2
= Kecerdasan Emosional e
= Standart error variabel yang tidak diteliti
3.8.3.1. Uji-F Simultan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2005:88.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: 1.
H : b
1 =
b
2 =
2. H
0 artinya kemampuan komunikasi dan kecerdasan emosional, secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
a
: b
1
≠ b
2
≠ 0 artinya kemampuan komunikasi dan kecerdasan emosional
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan nilai F
hitung
F
h
dengan nilai F
tabel
F
t
1 F
pada α = 0,05 apabila hasil perhitungannya
menunjukkan:
hitung
≥ F
tabel
, maka H ditolak dan H
a
2 F
diterima ada pengaruh signifikan. Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan
variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat.
hitung
F
tabel
, maka H diterima dan H
a
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap
variabel terikat. 3.8.3.2. Uji-t Parsial
Uji parsial digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen Ghozali, 2005:88. Untuk menguji t dilakukan dengan menentukan nilai kritis terlebih dahulu, yaitu dengan menentukan nilai t
ditolak tidak ada pengaruh.
hitung
dengan t
tabel
. Tingkat signifikan ditentukan sebesar 5 atau 0,05 dengan tingkat kebebasan
95. Untuk menguji kebenaran hipotesis, langkah pertama yang dilakukan
adalah menentukan koefisien regresi β
i
yang paling besar, selanjutnya dilakukan pengujian secara parsial melalui uji t. Adapun rumusan hipotesis dengan
menggunakan Uji t adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Ho : b1 = 0 artinya kemampuan komunikasi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
Ha : b1 ≠ 0 artinya kemampuan komunikasi secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
2. Ho : b2 = 0 artinya kecerdasan emosional secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
Ha : b2 ≠ 0 artinya kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
Keputusan menerima atau menolak hipotesis dapat dilakukan melalui kriteria- kriteria berikut:
Ho diterima Ha ditolak jika t
hitung
t
tabel
Ho ditolak Ha diterima jika t
hitung
≥ t
tabel
3.8.3.3. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali,
2005:79. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan-kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
3.9. Uji Asumsi Klasik 3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui simetris tidaknya distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel bebas dan variabel terikat, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali 2005:147. Untuk melihat
normalitas residual melalui analisis Grafik adalah dengan melihat grafik Histogram dan Normal Probability Plot.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: a.
Analisis Grafik 1.
Untuk grafik Histogram jika distribusi data residual normal, pola distribusi akan merata disisi kiri dan sisi kanan.
2. Untuk grafik Normal Probability Plot, jika distribusi data residual normal
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
b. Analisis uji statistik, yakni dengan melihat uji statistik Non-Parametrik
Kolmogrov-Smirnov K-S. Apabila hasil atau nilai Kolmogrov-Smirnov K-S dan nilai Asymp.sig 2-tailed atau probabilitasnya di atas 0,05, maka data
telah memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai variance
inflation factor VIF. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi dengan melihat 1 nilai
tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor. Tolerance mengukur variabilitas bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya
kolenieritas yang tinggi. Nilai cut off, yang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki
nilai tolerance lebih dari 0,10 nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi
Ghozali, 2005:96.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak mengalami heteroskedastisitas Ghozali, 2005:125.
Dasar analisis :
Universitas Sumatera Utara
a. Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN