HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 : Tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran Kooperatif. 19 Tabel 2.2 : Nilai bilangan kuantum utama dan nomor kulit 22 Tabel 2.3 : Nilai bilangan kuantum utama dan nomor kulit 22 Tabel 2.4 : Hubungan nilai l, m dan jumlah orbital dari subkulit 22 Tabel 2.5 : Jumlah elektron maksimum dalam subkulit 23 Tabel 3.1 : Disain penelitian Two – Group pre-test dan post-test 30 Tabel 4.1 : Rekap Analisis Data Instrumen Tes 38 Tabel 4.2 : Deskripsi Model Pembelajaran NHT dalam Struktur Atom 39 Tabel 4.3 : Rata-rata,standart Deviasi dan Varian Data Postes-Pretes 40 Tabel 4.4 : Uji Normalitas 42 Tabel 4.5 : Uji Homogenitas 43 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Urutan Tingkat Energi Beredasarkan Aturan Aufbau 24 Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian 31 Gambar 4.1 Hasil Belajar SMA N1 Silima Pungga-pungga 40 Gambar 4.2 Hasil Belajar SMA N1 Siempat Nempu Hilir 41 Gambar 4.3 Hasil Belajar SMA N1 Lae Parira 41 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 ; Silabus 49 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 50 Lampiran 3 : Tabel Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 68 Lampiran 4 :Instrumen Pra Validitas 70 Lampiran 5 :Kunci Jawaban 80 Lampiran 6 : Iintrumen Validitas 81 Lampiran 7 :Tabel Validitas 87 Lampiran 8 : Data Validitas 88 Lampiran 9 :Tabel Perhitungan Validitas 89 Lampiran 10 :Tabel Reliabelitas 90 Lampiran 11 :Tabel Daya Uji 91 Lampiran 12 :Perhitungan Reabilitas Tes 92 Lampiran 13 :Perhitungan Daya beda dan Tingkat kesukaran 93 Lampiran 14 :Tabel daya Beda 94 Lampiran 15 :Tabel Tingkat Kesukaran Tes 95 Lampiran 16 :Tabulasi Hasil Nilai Kelas Experimen Dan Kontro 96 Lampiran 17 :Perhitungan Rata-rata Skor Kelas Experimen 99 Lampiran 18 : Perhitungan Rata-rata Skor Kelas Kontrol 100 Lampiran 19 :Tabel Uji Normalitas Pretas-Postes Experimen-Kontrol 101 Lampiran 20 :Data Gain ternormalisasi,Ekperimen-Kontrol 104 Lampiran 21 :Uji Normalitas Gain ternnormalisasi Data Penelitian 107 Lampiran 22 :Uji Homogenitas Gain Ternormalisasi 111 Lampiran 23 :Uji Hipotesis 112 Lampiran 24 :Peningkatan Hasil Belajar 114 Lampiran 25 :Evektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 115 Lampiran 26 :Dokumentasi 155 Lampiran 27 :Tabel of r-Product Moment 161 Lampiran 28 :Nilai-nilai Distribusi t 162 Lampiran 29 : Tabel Nilai Kritis Distribusi F 163 Lampiran 30 : Tabel Wilayah Di bawah Kurva Normal 166

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, serta era globalisasi yang telah melanda dunia telah menimbulkan persaingan di antara bangsa- bangsa.Salah satu cara untuk menghadapi hal tersebut adalah dengan meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui bidang pendidikan.Untuk itu peranan dan kreativitas para pendidik dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas pendidikan anak didiknya. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu Negara,maka akan semakin baik taraf hidup masiarakyat di Negara tersebut.Di Indonesia,kualitas pendidikan masih tergolong sangat rendah.Berdasarkan surve yang dilakukan oleh United Nations Education Scientific and Cultural Organization UNESCO,rehadap kualitas pendidikan Indonesia menempati peringkat ke 10 dari 14 negara berkembanghttp:van88.wordpress.commakalah-permasalahan-pendidikan-di- indonesia. Maslah-masalah yang timbul tidak hanya dari guru ataupun peserta didiknya,kualitas dan kuantitas pendidikan juga di pengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada,serta minat belajar peseta didik dan profesionalime tenaga pengajar,serta sistem pembelajaran yang di terapkan termasuk juga kurikulum yang digunakan.Model pembelajaran top-downdari atas ke bawah sangat tidak membebaskan karena para peserta didik murid dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. Otak murid dipandang sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari guru ditransfer kedalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya menampung apa saja yang di sampaikan guru,Jadi hubungannya guru sebagai subjek dan murid sebagai objek. Berbagai upaya telah di lakukan pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia,salah satunya adalah melalui perubahan kurikulim yang telah dilakukan beberapa kali.Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,1968,1975, 1984, 1994, 2004, 2006.dan 2013.Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama,yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengolah proses belajar mengajar. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Oleh sebab itu berbagai media dan metode digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, supaya siswa menjadi manusia yang terampil Nuraidah,2006 Ilmu kimia juga berperan dan tidak bisa terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan zat. Ilmu kimia dibangun melalui perkembangan keterampilan- keterampilan proses sains yang dimulai dari mengobsevasi, menyusun hipotesis, sampai dengan mengkomunikasikannya sehingga sebagian aspek kimia bersifat abstrak yang kebenarannya dapat dibuktikan dengan logika matematika sehingga rasionalitasnya dapat dirumuskandiformulasikan. Salah satu alasan kelemahan pembelajaran kimia adalah pembelajaran yang masih berorientasi pada guru dimana guru sebagai satu- satunya sumber pengetahuan. Siswa seringkali kesulitan untuk memahami materi pelajaran kimia yang bersifat abstrak atau materi kimia yang bersifat mikroskopis. Kesulitan ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa akan konsep- konsep kimia, karena pada dasarnya fakta-fakta yang bersifat abstrak atau mikroskopis merupakan penjelasan bagi fakta-fakta dan konsep kongkrit. Guru IT, 2009 Apabila keseluruhan materi kimia ini diajarkan guru secara konvensional dan tidak ada variasi, siswa tidak akan tertarik pada pelajaran kimia sehingga siswa malas untuk mempelajarinya dan kemungkinan besar siswa tidak akan memahami pelajaran tersebut dengan baik yang dapat menyebabkan hasil belajar kimia rendah. Berdasarkan kondisi diatas, untuk mengantisipasi hal tersebut guru perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dianggap sesuai dan bervariasi sehingga siswa senang dalam mempelajari materi kimia karena rasa senang dalam belajar merupakan kunci sukses dalam menguasi pelajaran secara utuh dan baik, selain itu melalui pendekatan tersebut siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide terhadap suatu konsep kimia. Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai mahasiswa Program Pengalaman Lapangan Terpadu PPLT di SMA Negeri 2 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 20132014, hasil belajar kimia siswa cenderung kurang memuaskan.Hal ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu dalam benak siswa pelajaran kimia sulit, terlalu banyak rumus, unsur dan reaksi-reaksi kimia yang sulit dimengerti oleh siswa sehingga siswa merasa bosan. Selama proses pembelajaran berlangsung, keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran biasanya didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Peneliti juga memperhatikan bahwa tidak adanya kerjasama yang baik antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar kimia adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT Number Head Together. Teknik NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka Lie, 2007. Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini pernah diteliti oleh

Dokumen yang terkait

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh Pembelajaran Koopratif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang

1 12 128

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA PENGAJARAN STRUKTUR ATOM.

0 4 18

PERBEDAAAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STAD TERINTEGRASI PENDIDIDKAN KARAKTER.

1 3 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETGT DIBANDINGKAN TIPE NHT YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MEDIA POWER POINT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 1 19

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM KELAS XI SMA.

0 7 17

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASA STRUKTUR ATOM.

0 1 23

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN KREATIVITAS SISWA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN AKU

0 0 16