Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN

tubuh, kegelisahan, konflik sosial, penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa, kepekaan perasaan, dan mulai timbul minat pada lawan seks Mighwar, 2011: 68. b. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popolasi Sugiyono, 2015: 81. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga maka diambil jumlah minimal. Sugiyono 2015: 91 menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 – 500 orang. Pengambilan sampel digunakan model probability sampling dengan teknik simple random sampling. Probability sampling merupakan teknik sampling yang memberikan kesempatan peluang sama pada setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel Riduwan, 2009: 12. Simple random sampling merupakan cara pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan tingkatan antar anggota populasi karena populasi bersifat homogen Riduwan, 2009: 12.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini di antaranya diperoleh dengan menggunakan: 1. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberi dan menyebar daftar pertanyaan yang harus direspon oleh responden sesuai dengan keadaan responden Sugiyono, 2015: 142. Dalam mengukur keterlibatan pengasuhan ayah dan kecerdasan emosional anak yaitu dengan menggunakan skala ketentuan untuk pernyataan positif: 5 Sangat Setuju, 4 Setuju, 3 Ragu-Ragu, 2 Tidak Setuju, 1 Sangat Tidak Setuju. Sedangkan untuk pernyataaan negatif: 5 Sangat Tidak Setuju, 4 Tidak Setuju, 3 Ragu-ragu, 2 Setuju, 1 Sangat Setuju. 2. Observasi atau pengamatan merupakan suau teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung Sugiyono, 2015: 145. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang bagaimana siswa dapat mengenali emosi diri, dapat mengelola emosi, dapat memotivasi diri sendiri, dapat mengenali emosi orang lain, dan dapat membina hubungan. 3. Wawancara menurut Sugiyono 2015: 137 digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.