Uji Statistik Deskriptif Uji Kualitas Instrumen dan Data

sebesar 2.2918591. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan perbankan terendah pada penelitian ini terdapat pada Bank Tabungan Negara Persero Tbk dengan total aset sebesar Rp 171.807.592.000 dan ukuran perusahaan perbankan tertinggi terdapat pada Bank Maspion Indonesia Tbk dengan total aset sebesar Rp 4.828.575.431.000.000. Standar deviasi pada variabel ini lebih rendah dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan rendahnya variasi data pada sampel penelitian. Variabel leverage LEV memiliki nilai minimum 0.0009; nilai maksimum 1.0409; nilai rata-rata 0.803684 dan standar deviasi sebesar 0.2036045. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan perbankan dengan leverage terendah terdapat pada bank MNC International Tbk dan perusahaan perbankan dengan leverage tertinggi terdapat pada Bank J Trust Indonesia Tbk. Standar deviasi pada variabel ini lebih rendah dari nilai rata- ratanya, hal ini menunjukkan bahwa rendahnya variasi data pada sampel penelitian. Tabel 4.3 Tabel Frekuensi Reputasi Auditor RA Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 31 32,6 32,6 32,6 1 64 67,4 67,4 100,0 Total 95 100,0 100,0 Sumber : data sekunder yang diolah Tabel 4.3 merupakan paparan dari hasil pengujian untuk varibel dummy yang bernilai 1 dan 0, yaitu variabel reputasi audior RA. sehingga variabel tersebut tidak dapat ditentukan mean, median, maksimum, minimum, ataupun standar deviasinya. Hasil RA pada analisis statistik deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi dapat diketahui perusahaan yang menggunakan jasa auditor big four sebanyak 64 atau 67,4 sedangkan perusahaan yang menggunakan jasa auditor non big four sebanyak 31 atau 32,6, hal ini menunjukkan rata-rata perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI adalah perusahaan yang menggunakan jasa auditor big four. Tabel 4.4 Tabel Frekuensi Risk Management Committe RMC Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 9 9,5 9,5 9,5 1 86 90,5 90,5 100,0 Total 95 100,0 100,0 Sumber : data sekunder yang diolah Tabel 4.4 merupakan paparan dari hasil pengujian untuk varibel dummy yang bernilai 1 dan 0, Risk Management Committee RMC. Hasil RMC pada hasil pengujian di atas dapat diketahui perusahaan yang memiliki RMC sebanyak 86 atau 90,5 sedangkan perusahaan yang tidak memiliki RMC sebanyak 9 atau 9,5. Ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan yang sudah memiliki RMC. Ini menunjukkan bahwa perusahaan perbankan telah membentuk RMC sesuai dengan PBI No.84PBI2006 Tabel 4.5 Rata-rata Dimensi Pengungkapan ERM Dimensi Luas Pengungkapan A Lingkungan Internal Internal Environment 97,34 B Penetapan Tujuan Objective Setting 100 C Identifikasi Kejadian Event Identification 53,26 D Penilaian Risiko Risk Assessment 83,33 E Respon atas Risiko Risk Response 66,35 F Kegiatan Pengawasan Control Activities 65,81 G Informasi dan Komunikasi Information and Communication 68,59 H Pemantauan Monitoring 88,21 Sumber : data sekunder yang diolah Tabel 4.5. menunjukkan nilai rata-rata dimensi pengungkapan item ERM. Dimensi lingkungan internal Internal Environment memiliki tingkat pengungkapan sebesar 97,34, penetapan tujuan objective setting sebesar 100, identifikasi kejadian event identification sebesar 53,26, penilaian risiko risk assessment sebesar 83,3, respon atas risiko risk response sebesar 66,35, kegiatan pengawasan control activities sebesar 65,81, informasi dan komunikasi information and communication 68,59, dan pemantauan monitoring sebesar 88,21. Luas pengungkapan tertinggi terdapat pada dimensi penetapan tujuan objective setting sebesar 100 dan terendah pada dimensi identifikasi kejadian even identification sebesar 53,26

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji regresi terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis regrei linear berganda yang berbasis ordinary least square OLS. Pengujian ini terdiri dari uji multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas.

a. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independen dalam satu model regresi linier berganda. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan software SPSS dengan hasil yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas Model Variabel Independen Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF 1 Constant KI 0,8533 1,1720 Non Multikolinieritas RA 0,7394 1,3524 Non Multikolinieritas RMC 0,7651 1,3070 Non Multikolinieritas KK 0,8505 1,1758 Non Multikolinieritas UP 0,9422 1,0613 Non Multikolinieritas LEV 0,9823 1,0180 Non Multikolinieritas a Dependent Variable: ERM Sumber : data sekunder yang diolah Pada tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai tolerance semua variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai variance inflation factor VIF pada variabel independen tidak ada yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yait korelasi yang terjasi antara residual pada satu pengamatan dan pengamatan lain pada model regresi. Uji autokorelasi berguna untuk mngetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Tabel 4.7 Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,498a ,248 ,197 ,0763771 1,307 a Predictors: Constant, LEV, KI, RMC, UP, KK, RA b Dependent Variable: ERM Sumber : data sekunder yang diolah Tabel 4.7 menunjukkan nilai DW-test yang diperoleh sebesar 1.307. Nilai Durbin Watson sebesar 1.307 berada diantara daerah -2 sampai dengan +2, sehingga tidak terjadi autokorelasi pada model regresi dalam penelitian ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi, dimana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan Uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 0,1849 0,0776 0,0193 KI 0,0108 0,0457 0,0260 0,8130 RA 0,0012 0,0108 0,0132 0,9113 RMC 0,0222 0,0169 0,1518 0,1938 KK -0,0380 0,0257 -0,1627 0,1426 UP -0,0039 0,0020 -0,2063 0,0514 LEV -0,0115 0,0216 -0,0546 0,5951 a Dependent Variable: ABS_RES3 Sumber : data sekunder yang diolah Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas dengan uji glejser utuk variabel independepen komisaris independen KI, reputasi auditor RA, keberadaan RMC RMC, konsentrasi kepemilikan KK, ukuran perusahaan UP, leverage LEV memiliki nilai probabilitas signifikansi diatas α 0,05 yang berarti model regresi tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data berdistribusi normal. Data dinilai normal apabila nilai sig lebih besar dari 5. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut:

Dokumen yang terkait

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Risk Management Committee (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 3 78

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 42

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Risk Management Committee (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 11

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Risk Management Committee (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Risk Management Committee (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 12

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Risk Management Committee (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 16

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Risk Management Committee (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN- PERUSAHAAN NON-FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013: A REVISIT

1 4 17