Willebrand vWF dan fibrinogen, dimana keduanya adalah molekul multivalen yang dapat mengikat 2 platelet yang berbeda secara simultan, menghasilkan ikatan silang
platelets dan agrerasi
13
. Kaskade koagulasi di aktivasi oleh tissue factor pada sel endotel yang rusak.
Faktor VII dan X di aktivasi, mengakibatkan konversi protrombin ke trombin dan fribrinogen ke fibrin. Arteri koroner tersebut akan mengalami oklusi oleh trombus
yang terdiri dari agregasi trombosit dan fibrin
. 13
.
2.1.4.3 Infark Miokard Tanpa Elevasi Segmen ST NSTEMI
NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard. NSTEMI juga terjadi karena trombosis akut atau
konstriksi koroner. Trombosis akut diawali dengan ruptur plak yang tidak stabil. Plak ini biasanya
mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos yang rendah ,fibrous cap tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi. Di lokasi ruptur plak dapat dijumpai sel
makrofag dan limfosit T yang mengindikasi proses inflamasi
14
.
2.1.5 Faktor Resiko
Faktor resiko penyakit jantung koroner dapat dibagi kepada dua faktor resiko utama dan faktor resiko pendukung
15
. Faktor resiko utama adalah faktor yang sering menyebabkan penyakit jantung koroner.
Faktor resiko utama dapat dibagi lagi kepada dua yaitu faktor resiko utama yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko utama yang dapat dimodifikasi.
2.1.5.1 Faktor Resiko Utama
1. Faktor risiko utama yang tidak dapat dimodifikasi :-
Universitas Sumatera Utara
a Usia Pertambahan usia berkait rapat dengan perubahan pada arteri koroner.
Perubahan utama yang terjadi adalah penebalan tunika intima disertai tunika media yang mengalami fibrosis
16
. Umur dapat mempengaruhi faktor lain untuk meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung koroner. Faktor lain seperti tekanan
darah tinggi, obesitas dan peningkatan kadar lemak. Gangguan dalam profil lemak, seperti nilai total kolesterol dan peningkatan LDL disertai penurunan HDL, juga
berhubung dengan pertambahan umur
17
.
b Jenis kelamin Pria mempunyai risiko lebih besar dan kecenderungan mendapat serangan lebih
awal dalam kehidupannya kalau dibandingkan wanita
18
. Setelah menopause, estrogen tidak melindungi wanita, maka angka kematian pada wanita akibat penyakit jantung
koroner meningkat
19
. Wanita mempunyai faktor resiko tambahan yang berperan meningkatkan
kejadian terjadinya penyakit jantung koroner. Faktor resiko tambahan adalah seperti sindrom ovarium polikistik, preeklampsia, menopause, penggunaan obat kontrasepsi
oral dan terapi hormonal
20
. Wanita dengan sindrom ovarium polikistik menyebabkan peningkatan resiko
terjadinya sindroma metabolik dan faktor resiko penyakit jantung koroner
21
. Wanita hamil dengan preeklampsia ditandai dengan hipertensi 14090 mmHg
dan proteinuria 0,3g24 jam masa kehamilan 20 minggu berisiko 2 kali terkena penyakit jantung koroner dibanding dengan wanita normotensi selama masa kehamilan
22
. Menopause awal pada wanita meningkatkan resiko terkena penyakit jantung
koroner atau stroke dibanding dengan wanita yang dapat menopause pada waktu normal
23
.
Universitas Sumatera Utara
c Genetik Studi mengenai genom berhasil mengidentifikasi SNPs single nucleotide
polymorphism berkaitan dengan peyakit jantung koroner, infark miokard atau keduanya
24
. Gen Ch9p21 SNP adalah gen yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung koroner dan infark miokard
25
. Anak dari orang tua dengan penyakit jantung koroner lebih berpotensi terkena
penyakit jantung
19
. Baik pria atau wanita yang memiliki minimum satu orang tua yang memiliki penyakit jantung koroner beresiko 1,4 - 1,6 kali untuk terkena penyakit
jantung koroner
26
.
2. Faktor resiko utama yang dapat dimodifikasi :-
a Merokok Rokok mengandung zat kimia seperti nikotin, karbon monoksida, ammonia,
formaldehida, tar dan lain-lain. Bahan aktif utama adalah nikotin yang memberi efek akut dan tar memberi efek kronis. Nikotin menyebabkan efek simpatomimetik pada
sistem kardiovaskuler seperti takikardi, kontraksi ventrikuler di luar sistol, meningkatkan noradrenalin dalam plasma, meningkatkan tekanan darah, cardiac
output naik, dan meningkatkan konsumsi oksigen sehingga menyebabkan penyempitan aterosklerotik, penempelan platelet dan menurunkan HDL
27
. Merokok dapat meningkatkan oksidasi dari LDL yang dapat meningkatkan faktor
lain seperti hiperlipidemia, hipertensi, dan diabetes melittus
28
. Merokok meningkatkan resiko penyakit jantung koroner sebanyak 2-4 kali dari orang
yang tidak merokok. Orang yang merokok satu bungkus rokok setiap hari resiko serangan jantung berlipat 2 kali dari orang yang tidak merokok
19
. Wanita yang merokok mempunyai resiko 25 lebih besar terkena penyakit jantung koroner
dibanding dengan pria yang merokok
29
.
Universitas Sumatera Utara
b kadar lemak yang abnormal kolestrol dan trigliserida Kolesterol adalah salah satu komponen lemak tubuh yang sangat penting bagi sel
yang sehat. Bila tubuh mengakumulasikannya dalam jumlah banyak, maka kolesterol akan deposit ke dinding pembuluh darah dan menghambat aliran darah. Ini akan
meningkatkan resiko serangan jantung
30
. Kolesterol terdiri dari HDL high density lipoprotein dan LDL low density
lipoprotein. HDL berperan membawa kadar lemak yang tinggi ke dalam jaringan hati untuk dimetabolisme dan diekskresi dari tubuh. LDL berperan membawa kolesterol ke
jaringan, termasuk arteri koroner
18
. Komponen lain adalah trigliserida. Kadarnya selalu berpasangan dengan kadar
HDL yang rendah
30
. Rasio non-HDL kolesterol, trigliserida dan total kolesterol dengan HDL kolesterol lebih berhubungan dengan resiko penyakit jantung koroner
dibandingkan dengan hanya LDL kolesterol
31
.
c Tekanan darah tinggi Tekanan darah tinggi meningkatkan kerja jantung dan menyebabkan dinding
jantung menjadi kaku dan tebal yang menyebabkan jantung tidak bekerja dengan baik dan meningkatkan resiko serangan jantung, stroke dan gagal ginjal
18
. Terdapat dua patofisiologi bagaimana hipertensi menyebabkan penyakit jantung
koroner. Teori pertama adalah, hipertensi menyebabkan kerusakn pada endotel yang menybabkan senyawa vasodilator tidak keluar dan membuat penumpukan oksigen
reaktif serta penumpukan faktor -faktor inflamasi yang mendukung aterosklerosis, trombosis dan penyumbatan pembuluh darah. Teori kedua, hipertensi menyebabkan
peningkatan afterload yang mengakibatkan hipertropi dari ventrikel kiri yang menybabkan meningkatnya kebutuhan oksigen miokardium dan penurunan aliran
darah koroner
32
. Orang dengan hipertensi memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk terkena
Universitas Sumatera Utara
penyakit jantung koroner dibanding dengan orang yang normotensi
32
.
d Aktivitas fisik yang kurang Aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner
sebanyak 2 kali lipat dan dapat memperburukkan faktor-faktor resiko yang lain seperti tekanan darah, kadar kolesterol, trigliserida yang tinggi, diabetes dan berat badan
18
. Seseorang dengan aktivitas fisik sedang yang intensif selama 150 menitminggu dan
tambahan 300 menitminggu akan menurunkan resiko penyakit jantung koroner sebesar 14 dibanding dengan orang yang tidak melakukan aktivitas fisik
34
.
e Berat badan berlebihan obesitas dan overweight Obesitas abdominal atau sentral, dapat diukur melalui berat badan dan juga
lingkar pinggang
35
. Obesitas sentral dapat menyebabkan berbagai hal seperti peningkatan kadar insulin dan resistensi insulin diabetes melitus dimana insulin bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan mempengaruhi retensi garam
36
. Berat badan berlebihan akan meningkatkan kerja jantung karena meningkatkan
jumlah tahanan perifer total sehingga tekanan darah menjadi tinggi
18
. Ini menyebabkan penebalan dinding ventrikel sehingga meningkatkan massa pada
ventrikel terutama ventrikel kiri
37
. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida serta menurunkan kadar HDL
18
. Peningkatan 10kg berat badan akan meningkatkan tekanan sistol sebesar
3mmHg dan tekanan diastol sebesar 2,5mmHg Artham, et al., 2009 dan setiap peningkatan IMT sebesar 4kgm² meningkatkan resiko terkena penyakit jantung
iskemik sebesar 26
38
. f Diabetes melitus
Kadar gula dalam darah yang tinggi menyebabkan peningkatan plak ateromatous pada arteri
18
. Kematian pasien diabetes melitus sering disebabkan serangan sindroma koroner akut dibandingkan dengan yang tidak memiliki diabetes melitus
39
. Diabetes
Universitas Sumatera Utara
dapat meningkatkan resiko menjadi penyakit jantung sebesar 2 kali lipat
40
.
2.1.5.2 Faktor Resiko Pendukung
Faktor resiko pendukung adalah faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner, tetapi hasilnya tidak terlalu bermakna. Faktor resiko
pendukung terdiri dari :
a Stress Stress merupakan efek fisik dan emosi yang dapat berefek pada jantung akibat
perlepasan hormon-hormon tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah dan dapat mendorong pembentukan clotting pada arteri. Yang termasuk dalam pemicu stress
adalah isolasi sosial, stress pekerjaan dan peristiwa dalam kehidupan. Stress bisa meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh
darah arteri. Ini bisa menyebabkan peningkatan serangan jantung
18
. Faktor psikologi seperti stress, depresi, dan anxiety secara signifikan kontribusi
dalam onset, gejala klinis dan prognosis penyakit jantung koroner
41
. Orang yang mengalami stres berat beresiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 1,27 kali
dibanding yang mengalami stres ringan
42
. b Alkohol
Alkohol berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sehingga menyebabkan gagal jantung dan memicu stroke
19
. Minum alkohol dalam jumlah sedang dapat menurunkan resiko penyakit jantung
30
. Alkohol dengan dosis 15ghari untuk wanita dan 30ghari untuk pria secara signifikan dapat meningkatkan kadar
HDL, apolipoprotein A1, adiponektin dan tidak berefek pada level trigliserida
43
.
c Diet dan Nutrisi yang tidak sehat Mengkonsumsi daging yang telah diproses berkaitan dengan insidensi yang lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi dari penyakit jantung koroner
44
. Diet yang tidak sehat seperti tinggi gula, lemak, dan garam dapat menyebabkan peningkatan berat badan, tekanan darah, kadar lemak
dalam tubuh dan kadar gula darah sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung koroner
18
. Untuk mencegah penyakit jantung, asam lemak jenuh diganti dengan asam
lemak tidak jenuh rantai jamak daripada asam lemak tidak jenuh rantai tunggal atau karbohidrat
45
dan menghindari konsumsi makanan trans-fatty acid dan makanan tinggi indeks glikemik
46
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang