9 A. Mikroba yang Menguntungkan:
a. Kehadiran plankton fitoplankton zooplankton di dalam air merupakan
makanan utama ikan-ikan kecil, sehingga keberadaanya tanda kesuburan pada perairan.
b. Mikroalga berklorofil dapat berfotosintesis berpotensi menghasilkan oksigen.
Dalam air, kegiatan fotosintesis tersebut akan menambah kadar oksigen di dalamnya, sehingga nilai kerutan oksigen akan naik.
c. Banyak bakteri dan cendawan di dalam badan air berfungsi sebagai
dekomposer, artinya mempunyai kemampuan merombak atau menguraikan senyawa yang berada di dalam badan air Waluyo, 2009.
B. Mikroba yang Merugikan a.
Mikroba penghasil toksin yang berbahaya, misalnya Clostridium anaerob, Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus aerobik.
b. Jasad-jasad renik patogen berbahaya bila ada di dalam badan air, seperti
Salmonella, Shigella, Vibrio, Entamoeba, dan lain sebagainya. c.
Menimbulkan bau busuk pada air, bila air tersebut disimpan. Hal ini disebabkan adanya bakteri balerang, misalnya Thiobacillus yang mempunyai
kemampuan mereduksi sulfat menjadi H
2
S. Kondisi demikian biasanya di pemukiman baru yang asalnya persawahan Waluyo, 2009.
2.2.1 Pencemaran Air
Definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang Lingkungan Hidup yaitu UU No.231997. Dalam PP
No.201990 tentang pengendalian pencemaran air, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi danatau komponen
Universitas Sumatera Utara
10 lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya Sumantri, 2010.
Penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehinnga menyebabkan kualitas air
tercemar. Masukan tersebut berupa buangan bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Indikator pencemaran air salah satunya adalah pengamatan secara
biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri patogen Sumantri, 2010.
Air normal tidak berwarna, tampak bersih, bening, dan jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi air telah
tercemar. Akan tetapi, tidak semua air yang bening dan jernih dapat dipastikan tidak tercemar, karena banyak zat beracun tidak mengakibatkan perubahan warna
Sunu, 2001.
2.2.2 Sumber Pencemaran Air
Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai sumber pencemar air yaitu:
a. Sumber Domestik, merupakan sampah yang sehari-hari dihasilkan akibat
kegiatan manusia secara langsung. Sumber pencemaran domestik berasal dari rumah tangga, perkampungan, pasar, sekolah, pemukiman, rumah sakit, dan
lain sebagainya. b.
Sumber Non Domestik, adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari, tetapi tidak secara langsung. Beberapa contoh dari sampah non
domestik adalah sampah dari pabrik, sampah industri, sampah pertanian,
Universitas Sumatera Utara
11 sampah peternakan, dan lain sebagainya. Baik secara langsung maupun tidak
langsung kedua pencemar tersebut mempengaruhi kualitas air. Pengaruhnya adalah untuk air minum, air industri, dan untuk keperluan lainnya Waluyo,
2009. Pencemaran domestik memasuki badan air sebagian besar diakibatkan
oleh kehadiran jasad renik, contohnnya bakteri koli. Bakteri tersebut dapat dijadikan indikator pencemar biologis dan kehadirannya pada benda yang
berkaitan dengan manusia sangant tidak diharapkan. Bila bakteri jenis tersebut terdapat pada suatu benda menandakan benda telah tercemar oleh materi fekal
tinja, feses manusia. Bakteri koli merupakan salah satu jenis kelompok bakteri yang kehadirannya sangat dihindari pada suatu benda yang berhubungan dengan
manusia Waluyo, 2009.
2.2.5 Penyebaran Mikroba Pencemar Air