ix
tinggal di sekretariatan walaupun tantangan yang kadang-kadang membuat kita menderita selama kepengurusan kita.
19. Jajarang Pengurus HMI FE UMY 2014-2015 Yunda Yuni, Putri, Ita, Sunaini Rofiah, Femi dan Kanda Luki, Rian, Aginza, Iqbal, Gilang,
Eko, Yunus, Riki, Maulana, Sukma, Musoli, Mahdi, Acong .
Terimaksih banyak sudah membantu mensukseskan kepengurusan selama saya menjadi ketua komisariat.
20. Kanda Muhtar dan Kanda Makruf, masing masing manta ketua Cabang
yang sudah melantik ketua HMI Komisariat dan KORKOM UMY. Terimakasih banyak atas dedikasinya dan selamat atas kesuksesannya
memimpin HMI Cabang Yogyakarta.
21. Bang Yogi dan Bang Danang. Masing masing sebagai alumni HMI
UMY dan yang pernah menjadi perwakilan HMI UMY untuk memimpin HMI Cabang Yogyakarta. Sosok konseptor dan pergerakan HMI,
khususnya HMI UMY. Terimakasih banyak atas kepedulian dan dedikasinya untuk tetap konsisten mengembangkan HMI UMY.
22. Bang Rahim, Bang Alvin dan Bang Ikmal, masing masing mantan ketua
HMI KORKOM UMY. Sosok petarung yang multi kekuatan, keras dalam memimpin dan peduli HMI UMY. Terimakasih banyak atas teori dan
gerakan yang sudah didedikasikan selama adindamu ada di HMI UMY.
23. Bang Anam. Sosok manusia pengader di HMI UMY, manusia kekinian,
sosiabel dan cita cita menjadi Hakim sukses. Terimakasih banyak bang, atas bagi-bagi limunya dan sudah siap menjadi pemberi motivasi.
24. Jajaran Panitia Milad HMI Ke 69 Fajar, Meilin, Ira, Rollang, Rizki, Makatita, Ashar, Pandu, Fajri, Dila, Sita, Pace, Aris, Nafis, Adi, Lia,
Lutfi, Retno, Erha, Maya, Indri, Niki, Vivi, Dysept, Meidika, Ema, Hasrin, Amanah, Aria, Azali
dan panitia lain yang mungkin saya lupa namanya terimakasih banyak atas kontribusinya. Semoga pengalaman kita
di Milad HMI yang ke 69 bisa memberikan pengalaman dan membangun makna kebersama dan kekompakan di lintas komisariat HMI UMY.
x
25. Jajaran Team Sukses dan kemenangan Pemuli Raya UMY 2016-2017 Ibong, Aldi, Rizki, Rollang, Ariyang, Diun, Pandu, Fajar, Dhandi,
Icang, Rahmad, Tara, Edi, Rizki Azkia, Aulia Fernando, Zahra, Abdi, Erha, Dysept, Fatwa, Hendra, Adi, Meilin, Rizki Andora, Haerudin,
Hakim, Aryanto, Afan, Hasrin, Ito, Cak Luking, Igun, dan teman- teman IMM Ekonomi UMY, Rais, Rian, Erik
serta kawan-kawan yang mungkin belum saya tulis namanya terimakasih banyak sudah ikut
berpartisipasi untuk menyadarkan pentingnya berpolitik berbasis kemanusiaan dan menegakkan keadilan di Kampus UMY. Banyak
pengalam yang saya petik dan curi ilmu di momen yang penuh dengan sejarah ini. Semoga semangat saling mengingatkan dan membangunkan
antara satu dengan yang lain tetap dilestarikan sampai di akhir kuliah kita. Amin
26. Jajaran Pengurus HMI KORKOM UMY Periode 2015-2016 Arif, Acong, Anis, Rian, Ibong, Icang, Bang Zuf, Putri, Panji, Krisna,
Bastian, Kanda Aldo, Abdul, Aldi terimakasih banyak sudah
membantu dalam kepengurusan HMI KORKOM UMY yang sebentar lagi akan berakhir masa kepengurusannya. Begitu banyak dinamika yang
diletakkan di atas kepengurusan tahun ini mendorong kita memacu kekuatan serta memupuk idealis sebagai kader HMI UMY. Semoga
amalan kita bersama mampu bercahaya dari tahun ke tahun. Amin
27. Seluruh kader Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelemat Organisasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta lintas angkatan.
Saya mengucapkan terimakasih banyak sudah memberikan pengalaman yang berharga, ilmu dan dukungan selama saya kuliah dan sebagai kader
HMI UMY hingga lamanya sampai sekarang sudah berjumlah empat Tahun.
28. Sahabati Zak. Terimakasih banyak atas waktu dan ruang kehidupanmu. 29. Sahabat Suko. Terimakasih banyak atas bantuan printernya hingga
skripsiku terselesaikan dengan lancar.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta meringankan dalam penyusunan skripsi yang berjudul
”PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN
KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI PADA
KARYAWAN BANK BNI SYARIAH CANAG YOGYAKARTA” . Shalawat serta salam
kita haturkan kepada sang Revolusioner sejati bagi umat yang ada di muka Bumi ini yaitu Nabi Muhammad Saw.
Skripsi ini merupakan salahsatu syarat mutlak untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam penyusunan ini tidak
lepas dari peran kontrol dan bimbingan moral oleh beberapa pihak. Ijinkan penulis pada kesempatan emas dan penuh bahagia ini pada kesempatan ini penulis dan niat yang dalam
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan
kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Ibu Terfavorit Sri Handari W., S.E., M.Si. yang telah dengan penuh kesabar dan teliti membimbing peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar dan
sesuai dengan harapan.
3.
Bapak, Ibu, sahabat-sahabat, dan teman-teman yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.
4.
Jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh sebab
itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan bagi perbaikan di penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 25 November 2016
NURRAHMAN
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….i
HALA MAN PERSETUJUAN….....................................…………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN
……………………………………………………iv HALAMAN MOTTO
….…………………………………………………………v HALAMAN PERSEMBAHAN
………………………………………………….vi INTISARI
………………………………………………………………………...xi ANBSTRACT
…………………………………………………………………....xii KATA PENGANTAR
…………………………………………………………..xiii DAFTAR ISI
………………………………………………………………….....xiv DAFTAR TABEL
……………………………………………………………….xvi DAFTAR GAMBAR
…………………………………………………………...xvii Bab I PENDAHULUAN
………………………………………………………….1 A. Latar Belakang Masalah
…………………………………………………...1 B. Permasalah Penelitian
……………………………………………………..9 C. Tujuan Penelitian
………………………………………………………...10 D. Manfaat Penelitian
……………………………………………………….10 Bab II TINJAUAN PUSTAKA
………………………………………………….12 A. Landasan Teori
…………………………………………………………...12 B. Kerangka Konsep dan Pengembangan Hipotesis
………………………...39 C. Model Pe
nelitian…………………………………………………………43 Bab III METODE PENELITIAN
………………………………………………..44 A. Obyek dan Subyek Penelitian
……………………………………………44 B. Jenis Data
………………………………………………………………...44 C. Tehnik Pengambilan Sampel
……………………………………………..44 D. Tehnik Pengumpulan Data
……………………………………………….44
xv
E. Definisi Operasional ……………………………………………………...44
F. Uji Kualitas Instrumen …………………………………………………...48
G. Analisis Data dan Uji Hipotesis ………………………………………….51
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………55
A. Gambaran Umum ObyekSubyek Penelitian …………………………….55
B. Hasil penyebaran kuesioner ……………………………………………...95
C. Gambaran U mum Responden……………………………………………96
D. Hasil analisis statistik deskriptif...............................................................102 E. Uji Kualitas Instrumen
………………………………………………….105 F. Hasil Penelitian Uji Hipotesis
………………………………………...108 G. Pembahasan Interpretasi
………………………………………………112 Bab V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN
…………………………121 A. Kesiimpulan
…………………………………………………………….121 B. Saran
…………………………………………………………………….121 Daftar Pustaka
Lampiran
ii
iii
xii
ABSTRACT
The research aimed at analysing the influences of Islamic Work Ethics toward Organizational Commitment with Job Satisfaction as moderating variable in BNI Sharia
Jogjakarta-branch. In this research, the subjects were employees in BNI Sharia Jogjakarta- branch who had worked a year, at least. And, there were 120 samples to use, but only 55 of
data that could be processed. Sampling was using purposive sampling method carried out for two months. The analysis tool employed WarpPLS2.0.
From the analysis, researchers obtained results that the Islamic Work Ethics significantly influenced organizational commitment. Furthermore, job satisfaction moderated
the influence of Islamic work ethics considerably to organizational commitment.
Keywords: Islamic Work Ethics, Job Satisfaction and Organizational Commitment
xi
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Etika Kerja Islam terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja sebagai variabel pemoderasi pada Bank BNI
Syariah Cabang Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani di Bank BNI Syariah Cabang Yogyakarta yang telah bekerja minimal 1 satu Tahun. Dan juga sampel
yang dipakai pada penelitian ini berjumlah 120 akan tetapi hanya 55 data yang dapat diolah. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang dilakukan selama 2
dua Bulan. Alat analisis menggunakan WarpPLS2.0.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil, bahwa Etika Kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Selanjutnya Kepuasan kerja
memoderasi pengaruh etika kerja Islam secarasignifikan terhadap komitmen organisasi. Kata kunci: Etika Kerja Islam, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di Indonesia semakin banyak isu-isu tindakan tidak etis yang terjadi di dalam perusahaan. Salahsatu contoh adanya kecurangan-kecurangan yang
dilakukan oleh seorang manajer seperti, kasus pembobolan dana Bank Syariah Mandiri BSM. Pembobolan dana Rp 75 miliar dilakukan dengan modus
menerbitkan dan mencairkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri SKBDN. Tidak hanya Indonesia, Baratpun dilanda dekandensi moral dan
krisis moral yang disebabkan kemajuan ilmu dan teknologi yang berbasis materialisme dan membuahkan konsumerisme dan hedonisme. Akibatnya,
muncul berbagai pelanggaran etika sosial yang merugikan perusahaan dan masyarakat karena besarnya kekuasaan individu akibat penyalahgunaan
kekuasaan wewenang dan pengaruh filsafat kapitalisme yang berlandaskan egoisme dan individualisme.
Menurut Beekun 1997 pada era Tahun 1991 banyak terjadi permasalahan ketenagakerjaan di Amerika Serikat seperti; pencurian,
kebohongan, kecurangan, penipuan, dan kegiatan negatif lainnya. Lebih lanjut Beekun 1997 juga mengungkapkan baik di Amerika maupun di banyak
Negara lain juga mengungkapkan merajalelanya perilaku tidak etis dalam dunia bisnis. Sebagai contoh. Sebuah survei yang dilakukan terhadap 2000
perusahaan besar Amerika mengungkapkan bahwa permasalahan etis berikut sangat banyak dihadapi oleh para manajer disusun berdasarkan urutan
prioritas yang paling sering terjadi: 1 penyalahgunaan alkohol dan obat- obatan terlarang, 2 pencurian oleh para pekerja, 3 konflik kepentingan, 4
permasalahan control kualitas, 5 diskriminasi perekrutan dan promosi pekerjaan, 6 penyalahgunaan hak sumber informasi, 7 penyalahgunaan
anggaran keuangan perusahaan, 8 penutupan lapangan kerja dan pemecatan, 9 penyalahgunaan aset perusahaan, dan 10 polusi lingkungan. Secara
internasional, nilai-nilai etika bisnis juga sangat kurang diperhatikan. Dalam sebuah survei terhadap 300 perusahaan di seluruh dunia, lebih dari 85
eksekutif senior menyatakan bahwa permasalahan etis utama yang sering mereka hadapi; konflik kepentingan antarpekerja, hadiah yang tidak
semestinya diberikan, pelecehan seksual, dan pembayaran yang tidak sah Beekun 1997.
Pelanggaran-pelanggaran etika disebutkan di atas seakan menjadi titik tolak bagi masyarakat untuk menuntut mereka bekerja secara lebih profesional
dengan mengedepankan integritas dan profesinya sehingga hasil kinerjanya benar-benar dirasakan oleh masyarakat secara adil dan transparan serta
menjaga nama baik perusahaan. Akan tetapi dengan adanya kasus yang beredar di masyarakat seperti
kasus pembobolan dana Bank Syariah Mandiri BSM pada tahun 2015 dan kasus-kasus yang sudah terbukti pelanggaran etika yang diungkapkan oleh
Beekun di Amerika Serikat. Masyarakat dalam hal ini mulai menyaksikan komitmen karyawan terhadap kode etiknya dan juga komitmennya terhadap
organisasi.
Dalam konteks ini, apakah kemudian wajar bagi seorang pengusaha Muslim untuk berperilaku etis dalam lingkungan global yang serba kompetitif
ini. Dalam ajaran Islam, etika menuntun seluruh aspek kehidupan manusia. Kesuksesan tertinggi yang akan di peroleh seseorang Muslim atau falah dalam
Islam adalah sama bagi setiap muslim baik saat menjalankan bisnis ataupun saat menjalankan aktivitas sehari-hari mereka. Tanpa mengkhususkan diri
pada suatu situasi tertentu, Allah menggambarkan orang yang mencapai kesusksesan sebagai orang orang yang mengarahkan semua tindakannya
kepada kebaikan khayr, mendorong kepada yang benar ma’ruf, dan
melarang kepada yang salah munkar. Namun demikian, dalam dunia bisnis, apakah sebenarnya standar-
standar tuntutan khusus yang harus diikutin sebuah perusahaan? Apakah tanggung jawab seseorang muslim terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
dalam perusahaan baik secara internal maupun eksternal? Meskipun para eksekutif tingkat atas sebuah perusahaan telah memperlihatkan perilaku etis
dengan baik, bagaimana agar para manajer tingkat bawah dan menengah dapat di dorong untuk juga berperilaku secara etis? pedoman apa yang dapat
digunakan sebagai tuntunan perilaku etis yang konsisten dalam dunia bisnis muslim ?
Menurut Sukrisno Agoes 2009 Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang tertinggi berkat kelebihan akalpikiran yang diberikan Tuhan
kepada manusia. Berkat pikirannya, manusia mampu memperoleh ilmu pengetahuan tentang hakikat keberadan duniawi melalui proses penalaran
serta mampu menyadari perlunya mencapai nilai tertinggi atau nilai akhir hidup kekal di akhirat yang harus dicapai di samping adanya nilai-nilai
antara, yaitu nilai-nilai yang lebih rendah kekayaan, kekuasaan dan kenikmatan duniawi.
Semua agama melalui kitab sucinya masing masing mengajarkan tentang beberapa hal pokok, yaitu: 1 hakikat Tuhan, 2 God, Allah, Gusti
Allah, Budha, Brahman, Kekuatan tak terbatas, dan lain lain, 3 etika, tata susila, dan 4 ritual, tata cara beribadat. Jelas sekali bahwa antara agama dan
etika tidak dapat dipisahkan.Tidak ada agama yang tidak mengajarkan etikamoralitas. Kualitas keimanan spiritual seseorang ditentukan bukan saja
kualitas peribadatan kualitas hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga oleh kualitas moraletika kualitas hubungan manusia dengan manusia lain
dalam masyarakat dan dengan alam. Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai-nilai moral.
Etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang
bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu. Etika bisnis, kedangkalan
merujuk pada etika manajemen atau etika organisasi yang secara sederhana membatasi kerangka acuannya pada konsepsi sebuah organisasi Beekun
1997. Keberadaan Bank Syariah di Indonesia termasuk Bank Negara
Indonesia Syariah tidak akan terus berkembang secara otomatis, hanya
karena mempunyai label Syariah. Tetapi mereka perlu memperhatikan dan menanggapi perubahan-perubahan eksternal yang terus berubah secara
dinamis.Kondisi ini menuntut Bank-Bank Syariah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan eksternal. Penerapan etika kerja Islam,
budaya organisasi, dan kepemimpinan spiritual secara simultan dan konsisten terhadap sikap dan komitmen karyawan dalam menghadapi segala perubahan
yang terjadi, sangat penting, agar keberadaan Bank Syariah di Indonesia bisa berkembang pesat bersaing dengan bank-bank konvensional.
Sistem etika Islam berbeda dari sistem etika sekuler dan ajaran moral yang diyakini oleh agama-agama lain. Sepanjang rentang sejarah peradaban,
model-model sekuler ini mengansumsikan ajaran moral yang bersifat sementara dan berubah-ubah karena didasarkan pada nilai-nilai yang diyakini
para pencetusnya, misalnya Epicurianisme atau ajaran tentang kebahagiaan demi kebahagiaan semata. Model-model ini pada umumnya membangun
sebuah sistem etika yang terpisah dari agama. Pada saat yang sama, ajaran moral yang diyakini oleh sejumlah agama lain sering kali terlampau
menekankan nilai-nilai yang mengabaikan keberadaan kita di dunia ini. Sebagai contoh, ajaran kristen yang terlampau menekankan kedudukan biara
telah mendorong pengikutnya untuk menyingkirkan dari hiruk pikuk dan kesibukan kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, ajaran Islam yang melekat
dalam sistem etika Islam menekankan hubungan antara manusia dengan sang pencipta. Karena Allah maha sempurna dan maha mengetahui, kaum muslim
memiliki ajaran moral yang tidak terikat waktu dan tidak dipengaruhi oleh
perilaku manusia. Ajaran etika Islam dapat diterapkan sampai kapanpun karena sang Pencipta berada lebih dekat dari urat leher manusia, dan memiliki
pengetahuan yang sempurna dan abadi. Dalam menghadapi tantangan pada pelaksanaan pekerjaan oleh
karyawan yang ada di dalam perusahaan, setiap karyawan harus berpegang teguh pada etika yang sudah ditetapkan oleh agamanya. Salahsatu etika yang
dimaksud tersebut adalah Etika Kerja Islam. Etika kerja Islam yang bersumber dari syariah mendedikasikan kerja sebagai kebajikan. Etika kerja Islam
menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kebahagiaan dan kesempurnaan. Kerja keras merupakan kebajikan, dan mereka yang bekerja keras lebih
mungkin maju dalam kehidupan, sebaliknya tidak bekerja keras merupakan sumber kegagalan dalam kehidupan Ali 1988 dalam Syamsul Hidayat
2015. Nilai kerja dalam etika kerja Islam diungkapkan Ali 1988 lebih bersumber dari niat dari pada hasil kerja.
Etika sebagai akidah etik masyarakat dalam pedoman, patokan atau ukuran berperilaku yang tercipta melalui konsesus, atau keagamaan atau
kebiasaan yang didasarkan pada nilai baik dan buruk Mas’ud 2002 dalam
Adilistiono 2010. Dewi dan Bawono 2008 dalam Ridwan 2013 membedakan etika syari’ah etika kerja Islam dengan sistem etika lainnya,
yaitu berkaitan dengan niat, cara meraih tujuan serta sumber penentuan nilai. Menurut Ali, dalam Edwin Zusrony 2013 yang menegaskan bahwa
nilai kerja dalam etika kerja Islam lebih bersumber dari niat accom-paying intention. Gila dan Marcic 2013 dalam Keumala Hayati dan Indra Caniago
2012 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap positif terhadap pekerjaan seseorang. Kepuasan kerja mempengaruhi komitmen organisasi Shokrkon
dan Naami 2009 dalam Keumala Hayati dan Indra Caniago 2012. Karena itu, lebih mungkin bahwa orang-orang yang percaya pada Islam dan
mempraktekkanya cenderung lebih berkomitmen untuk organisasi mereka dan mungkin lebih puas dengan pekerjaan mereka Yousef 2001 dalam Keumala
Hayati dan Indra Caniago 2012. Karakter menunjukkan personalitas seorang profesional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya
yang Islami. Komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas
karyawan terhadap organisasi dan proses yang berkelanjutan, dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi, keberhasilan
dan kemajuan yang berkelanjutan. Richard M. Steers 1985 dalam Alwiyah Jamil 2007 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi
kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas
keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya.
Selanjutnya, studi Ostroff 1992 dalam Syamsul Hidayat 2015 menyatakan
bahwa kepuasan
kerja dianggap
sebagai faktor
penentudeterminan motivasi dan kinerja organisasi. Asumsi Ostroff 1992 berdasarkan pada kerja teoritisi organisasi, bahwa pegawai yang puas,
berkomitmen dan memiliki motivasi dan penyesuaian yang baik akan lebih
mampu bekerja sesuai tujuan organisasi dan memberikan pelayanan sepenuhnya bagi organisasi.
Pengaruh etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi sudah banyak diteliti secara empiris pada karyawan perbankkan, PNS dan guru
Edwin Zusrony, 2013; Keumala Hayati dan Indra Carniago, 2012; Adilistiono, 2010; Anisya Aditya, 2013; Rokhman dan Omar, 2008; dan
Yousef, 2001, komitmen organisasi dapat dialami oleh karyawan pada sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB serta PNS. Pada dasarnya,
ketika seseorang memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, sikap dan perilaku seseorang akan cenderung konsisten dengan aturan dan ketentuan
agama Rahman, et al. 2006 dalam Keumala Hayati dan Indra Carniago, 2012. Kepuasan kerja adalah sikap emosional karyawan yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya Hasibuan. 1984 dalam Edwin Zusrony 2013. Komitmen organisasi sebagai suatu keadaan atau derajat sejauh mana seorang
karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Konstruksi dari sikap
menyenangkan dan komitmen organisasi memusatkan perhatian pada kesetiaan karyawan terhadap organisasi. Ini merupakan kondisi psikologi atau
orientasi karyawan terhadap organisasi di mana karyawan bersedia mengeluarkan energi ekstra demi kepentingan perusahaan.
Peran etika kerja Islam patut mendapatkan perhatian khusus karena memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan dan komitmen dalam
berorganisasi. Karena dengan adanya sebuah etika kerja yang dilandasi
dengan dasar-dasar keIslaman, dimana bekerja adalah bagian dari ibadah, maka setiap pekerjaan akan dapat dijalani dengan ikhlas dan penuh rasa
tanggung jawab. Anisya Aditya 2013 melakukan penelitian tentang pengaruh etika
kerja Islam terhadap komitmen organisasi PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang. Penelitian serupa menarik untuk dilakukan pada
karyawan Bank BNI Syariah Cabang Yogyakarta. Ditambah lagi, penelitian tentang etika kerja Islami dengan variabel intervening Kepuasan Kerja juga
belum banyak dilakukan di perbankkan syariah. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian hubungan etika kerja Islami dengan kepuasan kerja dan
komitmen organisasional pada Karyawan Bank BNI Syariah Cabang Yogyakarta.
B. Permasalahan Penelitian
Seluruh karyawan perusahaan kadang harus terkena getahnya saat seseorang dalam perusahaan melakukan kesalahan. Bahkan jika mereka tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum dan etika seperti mencuri, menggelapkan dana perusahaan, menipu pihak lain, orang masih akan
melakukan kesalahan-kesalahan yang sama baik secara disengaja atau tidak. Etika kerja merupakan sistem nilai yang dianut secara perorangan yang
termasuk etika hubungan antar Karyawan dan perusahaan. Karyawan yang merasa nyaman dan terjauhkan dari berbagai macam ancaman buruk bagi
dirinya di lingkungan kerja akan mendorong karyawan untuk bekerja secara profesional dan merasa puas terhadap pekerjaanya. Karyawan yang puas
dengan kenyaman yang tercipta dalam lingkungannya akan terdorong untuk memaksimalkan energinya dan bertanggung jawab terhadap semua aktivitas
dalam perusahaan untuk mencapai target-target perusahaan tersebut dan menganggap dirinya sebagai bagian dalam menentukan arah perkembangan
perusahaan yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah etika kerja Islam berpengaruh terhadap komitmen organisasi?
2. Apakah kepuasan kerja memoderasi pengaruh etika kerja Islam terhadap
komitmen organisasi? C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti
empiris tentang: 1. Untuk menemukan bukti empiris dengan menguji hubungan antara etika
kerja Islam dengan komitmen organisasional pada Karyawan Bank BNI
Syariah Cabang Yogyakarta;
2. Untuk menemukan bukti empiris dengan menguji kepuasan kerja memediasi hubungan antara etika kerja Islam dengan komitmen
organisasional pada Karyawan Bank BNI Syariah Cabang Yogyakarta. D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi karyawan, dapat membantu untuk mengenali dan peka terhadap
masalah-masalah yang berkaitan dengan etika kerja Islam;
2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pengembangan teori terutama dalam berkaitan Manajemen Sumber
Daya Manusia; 3. Memberikan kontribusi praktis bagi lembaga guna kesuksesan perencanaan
dan implementasi komitmen organisasi melalui penciptaan suatu etika kerja yang baik terutama etika kerja Islam.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Etika Kerja
Menurut bahasa etimologi istilah etika berasal dari Yunani, yaitu ethos yang berarti adat-istiadat kebiasaan, perasaan batin dan
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan M.Yatimin Abdullah 2006.
Menurut M.Yatimin Abdullah 2006 ilmu etika ini juga telah disebut-sebut sejak zaman Sokrates 399:470 SM. Ia berpendapat bahwa
etika membahas baik-buruk, benar-salah dalam tingkah laku, tindakan manusia, dan menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika tidak
mempersoalkan apa atau siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya berbuat dan bertindak. Pengertian etika juga dapat diartikan
dengan membedakan tiga arti dari penjelasan etika, yaitu:
a. Etika membahas ilmu yang mempersoalkan tentang perbuatan- perbuatan manusia mulai dari yang terbaik sampai yang terburuk
dan pelanggaran-pelanggaran hak dan kewajiban. b. Etika membahas masalah-masalah nilai tingkah laku manusia
mulai dari tidur, kegiatan siang hari, istirahat, sampai tidur kembali, dimulai dari bayi hingga dewasa, tua renta dan sampai
wafat.
c. Etika membahas adat istiadat suatu tempat, mengenai benar-salah kebiasaan yang dianut suatu golongan atau masyarakat baik
masyarakat primitive, pedesaan, perkotaan hingga masyarakat modern.
K. Bertens 2013 merumuskan tiga arti tentang etika. Pertama, kata etika bisa dipakai dalam arti: nilai nilai dan moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dala mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika merupakan kumpulan asas atau nilai moral. Yang
dimaksud di sini adalah kode etik. Dan Ketiga, yaitu tentang ilmu yang baik atau yang buruk. Etika baru menjadi ilmu, bila keyakinan-keyakinan
etis asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat sering kali tanpa disadari
menjadi bahan refleksi kritis bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika sebagai ilmu dapat membantu juga untuk menyusun kode etik. Etika
dalam arti ketiga ini sering disebut “filsafat moral”.
Moral sudah kita lihat bahwa etimologinya sama dengan etika, sekalipun bahasa asalnya berbeda. Jika sekarang kita memandang arti kata
moral, perlu diperhatikan bahwa kata ini bisa dipakai sebagai nomina kata benda atau sebagai abjektiva kata sifat. Jika kata moral dipakai sebagai
kata sifat artinya sama dengan “etis” dan jika dipakai sebagai kata benda artinya sama dengan “etika” menurut arti pertama tadi, yaitu nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kita mengatakan, misalnya, bahwa
perbuatan seseorang tidak bermoral. Dengan itu dimaksud, kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma
etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau kita mengatakan bahwa kelompok pemakai narkotika mempunyai moral yang bejat, artinya;
mereka berpegang pada nilai dan norma yang tidak baik. Moralitas mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral,
hanya ada nada lebih abstrak. Kita berbicara tentang moralitas suatu perbuatan,
artinya segi
moral suatu
perbuatan atau
baik buruknya.Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai
yang berkenaan dengan baik dan buruk. Menurut Luthans 2006 menyatakan etika meliputi persoalan
moral dan pilihan dan berhubungan dengan perilaku yang benar dan salah. Meskipun selama ini etika kurang mendapat perhatian, mulai dari
kegagalan Enron dan segera diikuti oleh kasus profil tinggi lainnya- eksekutif berkedudukan tinggi ditahan dan dituduh merampok perusahaan,
perusahaan akuntan umum dinyatakan bersalah karena beberapa gangguan, pengusaha selebriti seperti Martha Stewart diinvestigasi untuk
praktik bisnis illegal, dan masih banyak lagi. Etika telah mengambil posisi penting. Setelah Enron, menjadi era penurunan etika perusahaan. Studi
etika menjadi kritis bagi pendidikan bisnis secara umum dan perilaku organsasi secara khusus. Seperti baru-baru ini dikatakan oleh dekan
Kellogg School of Management di Northwestern, “Kami menghadapi
realita baru, dan karena itu kami perlu bidang pengetahuan baru.
Menurut M.Yatimin Abdullah 2006 menyatakan etika merupakan suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jelek dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal
pikiran. Apa yang berhubungan dengan keutamaan etika tidak cukup dengan diketahui, bahkan harus ditambah dengan melatih dan
mengerjakannya, mencari jalan lain untuk menjadikan orang-orang yang utama dan baik.
Adapun kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya: kegiatan melakukan sesuatu. El-Qussy, seorang pakar ilmu jiwa
berkebangsaan Mesir menerangkan bahwa kegiatan atau perbuatan manusia ada dua jenis, pertama perbuatan yang berhubungan dengan
kegiatan mental dan kedua, tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja. Jenis pertama mempunyai ciri kepentingan yakni untuk mencapai maksud
atau mewujudkan tujuan tertentu. Sedangkan jenis kedua, adalah gerakan random random movement atau gerakan reflek yang terjadi tanpa
dorongan kehendak atau proses pemikiran. Kerja yang dimaksud disini tentu saja kerja yang merupakan aktivitas sengaja, bermotif dan bertujuan.
Pengertian kerja biasanya terikat dengan penghasilan atau upaya memperoleh hasil, baik bersifat materi atau non materi.
Mochtar Buchori, dalam Alwiyah Jamil 2007 etos kerja dapat diartikan sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja,
ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, atau kelompok manusia atau suatu bangsa.
2. Etika Kerja Islam