Keterangan : Skor Aktual = Jumlah skor jawaban responden
Skor Ideal = Jumlah skor responden skor maksimum
x jumlah responden
Kriteria hasil jawaban responden diukur persentasenya dengan melihat table dibawah ini :
Tabel 3.3 Kriteria Persentase Tanggapan Responden Jumlah Skor
Tingkat Kriteria
20.00 - 36.00 Sangat Tidak Baik
36.01 - 52.00 Tidak Baik
52.01 - 68.00 Cukup Baik
68.01 - 84.00 Baik
84.01 - 100 Sangat Baik
Sumber: Umi Narimawati 2007:85.
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1 Metode Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Pengujian validitas ini digunakan untuk mengetahui tingkat kendala atau kesalahan dari kuesioner yang disebarkan oleh responden. Menurut Sugiyono
2005:109 instrumen yang valid berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan data mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu adalah valid. Untuk mencari nilai validitas dari sebuah item pertanyaan. Data
dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung data tersebut melebihi nilai korelasi
Universitas Sumatera Utara
tebelnya. Nilai r hitung adalah nilai- nilai yang berada dalam kolom “corrected
item total correlation ”. Jika r hitung r kritis 0,30, maka butir pertanyaan atau
variabel tersebut valid. b.
Uji Reliabilitas Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau dapat
dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil sehingga dapat diandalkan dependability dan dapat digunakan untuk meramalkan predictability. Dengan
demikian alat ukur tersebut akan memberikan hasil yang serupa apabila digunakan berkali-kali. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa, suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidsak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih-milih
jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Untuk pengujian reliabilitas dapat
digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan, jika nilai Alpha
0,70 maka reliabel dan jika nilai Alpha 0,70 maka tidak reliabel.
3.9.2 Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Data Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai topik yang
akan dibahas.
Universitas Sumatera Utara
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya menurut Sanusi 2003:309 digunakan rumus analisis regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Dimana : Y
= Keputusan Pembelian a
= Konstanta b
1
,b
2
= Koefisien Regresi X1
= Penetapan Harga X2
= Kualitas Produk
c. Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik
sebelum data tersebut dianalisis Ghozali 2005:123. Adapun syarat asumsi klasik tersebut meliputi :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian kebermaknaan signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal
atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Menurut Santoso 2002:219 dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan
berdasarkan probabilitas Asymtotic Significance, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dsari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkolerasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama
variabel independen maka konsekuensinya adalah : a.
Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. b.
Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors VIF. Menurut Gujarati 2003 :
VIF = -
R
i
Dimana Ri
2
adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika
nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien- koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang
Universitas Sumatera Utara
atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus
dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser yaitu dengan mengregresikan masing-masing variabel bebas
terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual error ada yang signifikan,
maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas varian dari residual tidak homogen.
d. Pengujian Hipotesis
Model regresi linier berganda yang sudah memenuhi syarat akan digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan :
1. Uji F
Bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel terikat. Besarnya
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi R
2
. Semakin tinggi nilai R
2
maka semakin besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.
Kriteria uji F untuk mengetahui signifikantidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama- sama, dengan kriteria
pengujian sebagai berikut: F
≤ F tabel : Ho tidak dapat ditolak
F F tabel :
Ho ditolak
Universitas Sumatera Utara
Jika Ho ditolak, berarti bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan secara bersama- sama terhadap variabel terikat.
2. Uji Parsial Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi atau pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat
yaitu dengan membandingkan t
tabel
dan t
hitung
. Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan t
tabel
yang diperoleh dengan menggunakan taraf nyata 0,05.
Kriteria yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan menggunakan uji 2 pihak adalah :
H diterima bila
: t-hitung t-tabel H
ditolak : t-
hitung ≤ t-tabel
3. Koefisien Determinasi R
2
Analisis Koefisien Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel
dependen Y yang dinyatakan dalam presentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunkan rumus sebagai berikut
menurut Narimawati 2011:50 :
Kd = r
2
x 100
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Kd = Seberapa besar persen perubahan variabel Y
dipergunakan oleh variabel X r
2
= Kuadrat koefisien korelasi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
The Little Things Boutique merupakan sebuah unit usahabisnis yang bergerak dalam industri fashion. Awal berdirinya The Little Things Boutique yaitu
pada tanggal 5 Januari 2013. Disadari atas kegemarannya mengoleksi sepatu, sang pemilik toko Ibu Isti Sannah Triza mencoba untuk menyalurkan kegemarannya
tersebut dengan membuka sebuah butik. Pada awalnya, The Little Things Boutique adalah sebuah toko yang khusus memasarkan sepatu dengan merk The Little
Things She Needs. Sepatu dengan merk The Little Things She Needs ini sudah sangat populer dikalangan remaja yang suka berwisata ke Jakarta dan Bali.
Dengan melihat masih minimnya pengetahuan masyarakat dengan sepatu ini, maka sang pemilik mencoba untuk mengenalkan sepatu tersebut kepada
masyarakat khususnya di kota Medan. Pada awal perkembangannya, The Little Things Boutique hanyalah sebuah
toko yang khusus menjual sepatu merk The Little Things She Needs. Sang pemilik mencoba bekerjasama dengan counter The Little Things She Needs yang ada di
Jakarta. Dari hasil kerjasama tersebut maka The Little Things Boutique berhasil didirikan sebagai satu-satunya usaha franchise dari sepatu merk The Little Things
She Needs di kota Medan. Namun melihat dari selera konsumen yang semakin berubah, The Little Things Boutique juga memasarkan baju dan aksesoris untuk
wanita. Dengan adanya berbagai jenis barang yang dijual di The Little Things
Universitas Sumatera Utara