ini dimaksudkan untuk mengantisipasi pengenaan pajak atas bumi dan bangunan yang pemilikan dan pemanfaatannya bahwa hukum ditentukan terpisahdalam
Siahaan, 2012:555.
3.2.3 Subjek dan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Subjek pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau
memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Sementara itu, wajib pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki,
menguasai, bangunan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Hal ini berarti pada penggenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, subjek pajak dan
wajib pajak berada pada diri orang yang sama. Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat wakili oleh
pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang-undang dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Wakil wajib pajak
bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara bertanggung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu, wajib pajak dapat menunjuk seorang kuasa
dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannyadalam Siahaan, 2012:559.
3.2.4 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah nilai jual objek pajak NJOP. Nilai Jual Objek Pajak adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari transaksi jual beli yang secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan dengan
objek pajak lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, Nilai Jual Objek Pajak Pengganti. Penetapan Nilai Jual Objek Pajak dapat dilakukan dengan tiga cara,
sebagaimana dibawah ini.
a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, yaitu suatu
pendekatanmetode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara membandingkannya dengan objek pajak lain yang sejenis yang letaknya
berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya. b.
Nilai perolehan baru, yaitu suatu pendekatanmetode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut.
c. Nilai jual pengganti, yaitu suatu pendekatanmetode penentuan nilai jual suatu
objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut. Besaran Nilai Jual Objek Pajak ditetapkan setiap tiga tahun sekali, kecuali untuk
objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan
wilayahnya. Pada dasarnya penetapan Nilai Jual Objek Pajak adalah tiga tahun sekali. Hanya saja, untuk daerah tertentu yang perkembangan pembangunannya
mengakibatkan kenaikan Nilai Jual Objek Pajak yang cukup besar, penetapan Nilai Jual Objek Pajak dapat ditetapkan setahun sekali. Penetapan besarnya Nilai
Jual Objek Pajak dilakukan oleh bupatiwalikotadalam Siahaan, 2012 : 560.
3.2.5 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan