Pelaksanaan Sanksi Denda Bagi CPNS Lolos Seleksi Namun Tidak

commit to user

C. Pelaksanaan Sanksi Denda Bagi CPNS Lolos Seleksi Namun Tidak

Melaksanakan Daftar Ulang di Kabupaten Karanganyar Dalam melaksanakan pengadaan CPNS, BKD Karanganyar menggunakan kesepakatan koordinasi satu provinsi yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 96 Tahun 2009 tentang Standar Operasional Prosedur SOP Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah CPNSD dari Pelamar Umum Pemerintah Kabupaten Karanganyar Formasi Tahun 2009. Prinsip pengadaan berdasarkan Lampiran Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 96 Tahun 2009 tentang Standar Operasional Prosedur SOP Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah CPNSD dari Pelamar Umum Pemerintah Kabupaten Karanganyar Formasi Tahun 2009, bahwa Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan prinsip netral, obyektif, akuntabel, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme dan transparan, yang dilaksanakan sebagai berikut: 1. Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat dapat mengikuti seleksi, tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, atau daerah. 2. Pengumuman Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil diumumkan secara luas dengan menggunakan media yang tersedia antara lain internet, radio, surat kabar, danatau papan pengumuman. 3. Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan untuk mengisi lowongan formasi yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan sesuai dengan kebutuhan nyatariil masing-masing satuan unit organisasi Negara. 4. Pelamar yang dinyatakan lulus dan diterima, harus ditempatkan pada unit kerja sesuai dengan formasi yang sudah ditetapkan. 5. Setiap pelamar tidak dipungut biaya apapun, kecuali biaya pengiriman dokumen lamaran. commit to user 6. Lembar jawaban ujian diolah dengan komputer untuk mendapatkan rangking hasil ujian. 7. Penetapan peserta yang lulus dan diterima diumumkan secara terbuka oleh PPK Kabupaten Karanganyar berdasarkan nilai rangking tertinggi. Di dalam SOP tersebut terdapat salah satu syarat yang menyebutkan sebutkan bahwa harus disertakannya surat pernyataan, dimana surat pernyataan ini harus dibuat sendiri oleh pelamar. Isi dari surat pernyataan ini wajib menyatakan bahwa bersedia membayarkan sanksi denda sebesar Rp.10.000.000,- sepuluh juta rupiah apabila telah diterima namun tidak mendaftar ulang atau mengundurkan diri dari CPNS. Surat pernyataan ini dibuat dengan suarela, ditandatangani oleh pelamar dan diberi materai Rp.6.000,- enam ribu rupiah. Pada Pengumuman Nomor: 8107500.292009 Tentang Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum Pemerintah Kabupaten Karanganyar Formasi Tahun 2009 jumlah formasi yang dibutuhkan yaitu Tenaga Kependidikan 173 Formasi, Tenaga Kesehatan 122 Formasi, dan Tenaga Teknis Lainnya 136 Formasi. Untuk jumlah pendaftar CPNS Tahun 2009 terdaftar sejumlah 32.502 peserta, jumlah peserta yang tidak memenuhi syarat sebanyak 11.092 orang, dan jumlah peserta yang memenuhi syarat MS sejumlah 21.410 peserta. Wawancara kepada Bapak Agam selaku Kepala Bagian Pengangkatan dan Pengembangan BKD Karanganyar Pada Tanggal 1 April 2010, menyatakan bahwa latar belakang diadakannya persyaratan mengenai surat pernyataan bersedia membayar denda RP.10.000.000,- sepuluh juta rupiah ini yaitu: 1. Tidak serentaknya waktu diadakannya tes di berbagai daerah dan banyaknya lowongan formasi akan mendorong pelamar untuk mendaftar dan mengikuti tes pada lebih dari satu daerah, sehingga commit to user apabila diterima di dua kota akan menyebabkan salah satu kota mengalami kerugian materiil karena telah diadakan penerimaan CPNS dengan biaya yang tidak sedikit namun formasi daerah tersebut tidak terisi. 2. Tumbukan karena seseorang yang diterima di daerah satu dan di daerah lain, sehingga merugikan salah satu daerah secara SDM, yaitu tidak tersinya lowongan formasi yang diharapkan terisi dengan adanya penerimaan CPNS ini. Tujuan dari dibentuknya aturan sanksi denda tersebut yaitu agar pemerintah daerah khususnya Kabupaten Karanganyar dapat memperoleh Pegawai Negeri Sipil sesuai formasi seperti yang dibutuhkan di daerah tersebut dalam jangka waktu tertentu. Dengan cara memberikan sejenis ancaman sanksi bagi pelamar CPNS seperti ini, diharapkan dapat menjadikan para pelamar lebih berhati-hati dan hanya mendaftar CPNS di satu daerah saja, sehingga tidak merugikan pemerintah daerah. N.E. Algra, mempunyai pendapat tentang pengenaan uang paksa ini, menurutnya, bahwa uang paksa sebagai hukuman atau denda, jumlahnya berdasarkan syarat dalam perjanjian, yang harus dibayar karena tidak menunaikan, tidak sempurna melaksanakan atau tidak sesuai waktu yang ditentukan, dalam hal ini berbeda dengan biaya ganti kerugian, kerusakan, dan pembayaran bunga. Menurut hukum administrasi, pengenaan uang paksa ini dapat dikenakan kepada seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alternatif dari tindakan paksaan pemerintahan Bapak Agam selaku Kepala Bagian Pengangkatan dan Pengembangan BKD Karanganyar menyatakan bahwa pada pelaksanaan CPNS tahun 2009 terdapat lima orang yang telah lolos seleksi namun tidak melakukan daftar ulang. Kelima orang tersebut terdiri dari tiga orang dari tenaga Kependidikan dan dua orang dari tenaga Teknis. Pada prakteknya sanksi denda sebesar commit to user 10.000.000,- sepuluh juta rupiah tidak dilaksanakan atau tidak dibayarkan di Kabupaten Karanganyar. Dari pihak BKD Karanganyar menyatakan tidak merealisasikannya dikarenakan belum ada aturan lebih lanjut atau tidak ada payung hukum mengenai prosedur pelaksanaan sanksi denda tersebut. Sehingga tidak ada peraturan yang dapat memaksakan denda ini dilaksanakan. Dapat kita simpulkan dari sini bahwa latar belakang serta tujuan dari dibentuknya aturan ini semata-mata demi terwujudnya disiplin bagi peserta CPNS dan merupakan cara agar tiap-tiap daerah mendapatkan formasi yang terpenuhi sesuai dengan yang dibutuhkan, bukan hanya untuk mencari keuntungan secara materiil dari para peserta CPNS belaka. Karena tujuan sebenarnya penetapan formasi adalah agar satuan-satuan organisasi Negara yang dimaksud dapat mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab pada masing-masing satuan organisasi Moekijat,2009:91. Menurut Fuller, sebagai suatu sistem, hukum harus memenuhi 8 delapan asas atau principles of legalty yaitu sebagai berikut: 1. Sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan, artinya ia tidak boleh mengandung sekedar keputusan-keputusan yang bersifat ad hoc; 2. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan; 3. Peraturan tidak boleh berlaku surut; 4. Peraturan-peraturan disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti; 5. Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang bertentangan satu sama lain; 6. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan; 7. Peraturan tidak boleh sering diubah-ubah; commit to user 8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan pelaksanaannya sehari-hari. Akan tetapi dapat kita lihat, bahwa adanya ketidakserasian mengenai bagaimana telah terdapat pengaturan persyaratan yang begitu mendetail namun dalam kenyataannya tidak ada pelaksanaan yang nyata. Peraturan denda ini hanya dianggap sebatas alat untuk mengatahui sejauh mana para pelamar serius mengikuti tes pada satu tempat saja serta menjamin suatu daerah tersebut mendapatkan seseorang yang kompeten untuk mengisi formasi yang kosong.

D. Hambatan dan Solusi Pelaksanaan Penerimaan CPNS dan Sanksi Denda