commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar. Idealnya dengan jumlah penduduk atau sumber daya manusia yang besar
tersebut, Indonesia dapat terus berkembang dan semakin maju. Namun hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Pada kenyataannya semakin
meningkatnya angka pengangguran, baik dari tingkat pendidikan tamat wajib belajar sembilan tahun sampai dengan tingkat Sarjana, menyebabkan
permasalahan di bidang lain, misalnya semakin banyaknya kriminalitas yang kemudian menimbulkan keresahan masyarakat.
Masalah pengangguran menjadi salah satu aspek yang paling disoroti oleh pemerintah, seperti diatur dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, artinya bahwa setiap warga negara harus mendapatkan pekerjaan
yang layak dimana maksud layak disini adalah yang pantas serta dapat menyejahterakan warga negara beserta kehidupan keluarganya.
Ketersediaan lapangan pekerjaan yang jauh lebih kecil daripada jumlah tenaga kerja seperti saat ini, rasanya apa yang telah diatur dalam Pasal 27 ayat 2
UUD 1945 tersebut tidak dapat diwujudkan secara merata kepada seluruh warga negara. Hanya mereka yang mempunyai keberuntungan lebih yang mudah
mendapat pekerjaan. Negara adalah badan hukum publik yang mempunyai status sebagai
pendukung hak dan kewajiban. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban ini dilaksanakan dalam rangka Negara mencapai dan mewujudkan tujuan negara,
tujuan Negara RI tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV
commit to user
yang dipertegas dan dijabarkan dalam Ketetapan MPR No.IVMPR1978 tentang GBHN, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sehingga tercipta
masyarakat adil dan makmur. Negara menyediakan kesempatan bagi warga untuk secara luas mengikuti
kesempatan mendapat pekerjaan yang layak, diantaranya adalah dengan diadakannya penerimaan CPNS. Yang mana kegiatan ini dapat diikuti dan terbuka
lebar bagi seluruh warga yang memenuhi syarat. Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang perubahan atas
Undang-Undang No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, membagi Pegawai Negeri menjadi:
1. Pegawai Negeri Sipil; 2. Anggota Tentara Nasional Indonesia;
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa salah satu pekerjaan yang dapat menjamin warga
negara adalah Pegawai Negeri Sipil. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah tiap-tiap daerah diberi
kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri atas dasar prakarsa sendiri sesuai dengan potensi dan aspirasi mayarakat. Yang merupakan salah satu
kewenangan daerah yang populer adalah penyelenggaraan seleksi penerimaan CPNS Calon Pegawai Negeri Sipil.
Dalam penerimaan CPNS terdapat dua cara yaitu, pertama dengan diselenggarakannya seleksi CPNS yang dapat diikuti oleh semua orang yang
memenuhi syarat, serta kedua yaitu dengan cara langsung mendaftar ke instansi tertentu yang membutuhkan tenaga kerja. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
dilakukan mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan pengangkatan menjadi
Pegawai Negeri Sipil.
commit to user
Berdasar pasal 34a ayat 1 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang perubahan atas Undang-Undang No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian, pengadaan seleksi penerimaan CPNS disebutkan bahwa untuk kelancaran Daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah BKD. Sehingga yang
bertanggung jawab dalam pangadaan seleksi penerimaan CPNS adalah BKD tiap- tiap daerah. Untuk pengadaan seleksi penerimaan CPNS tersebut tiap daerah juga
berhak menentukan apakah akan mengadakan secara mandiri atau bergabung dengan provinsi.
Dalam prakteknya permasalahan seleksi CPNS seolah tak pernah usai padahal berbagai perbaikan dan upaya telah dilakukan dalam penyelenggaraan rekrutmen
PNS. Namun pada kenyataannya pelaksanaan CPNS dari tahun ke tahun tetap saja tidak memuaskan berbagai pihak. Permasalahan umum yang terjadi dalam
perekrutan CPNS diberbagai daerah antara lain munculnya peserta fiktif dan susulan, peserta tidak mengikuti ujian tapi dinyatakan lulus, pengumuman CPNS
sebanyak dua kali, hasil rangking tidak diumumkan pada publik, pembatalan pegumuman yang terlanjur diumumkan dan diganti dengan pengumuman baru,
formasi terisi dengan kualifikasi pendidikan yang tidak tepat, penempatan tenaga honorer yang tidak pernah mengabdi tapi dinyatakan lulus, perubahan formasi
tidak diumumkan, pengumuan ditandatangani Wakil Bupati yang seharusnya dilakukan oleh Bupati, peserta dengan rangking tertinggi tapi tidak lulus,
penentuan kelulusan tenaga honorer tidak ditentukan oleh masa kerja, dan banyaknya SK siluman untuk tenaga honorer http:halilintarblog.Blogspot.
com200910permasalahan-pegawai-negeri-sipil.html,5 April 2010. Pengadaan Pegawai Negeri di Kabupaten Karanganyar mengahadapi masalah
salah satunya yaitu Sesuai Pengumuman Nomor : 8107500.292009 Tentang Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Dari Pelamar Umum Pemerintah
Kabupaten Karanganyar Formasi Tahun 2009, untuk setiap pendaftar wajib melampirkan surat pernyataan kesanggupan mengganti biaya yang telah
dikeluarkan oleh Panitia sebesar Rp. 10.000.000,- sepuluh juta rupiah, apabila
commit to user
pelamar mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus dalam pegumuman ujian tertulis yang dibubuhi materai Rp. 6.000,-.
Namun persyaratan ini dirasa terlalu komersil untuk para pendaftar dan tidak efektif untuk dijalankan karena belum adanya peraturan lebih lanjut yang
mengatur tentang hal tersebut. Berdasar uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyusunnya menjadi sebuah skripsi dengan judul:
“PELAKSANAAN SANKSI DENDA BAGI CPNS LOLOS SELEKSI NAMUN TIDAK MELAKSANAKAN DAFTAR ULANG DI KABUPATEN
KARANGANYAR”.
B. Perumusan Masalah