Hasil Penelitian Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pelaksanaan komunikasi teraupetik pada pasien waham terhadap kemampuan menilai realita di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 22 Agustus-30 September 2011, terhadap 15 orang responden yang diberikan intervensi strategi pelaksanaan komunikasi pada pasien waham di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. 1.1. Analisa Univariat Analisa univariat pada penelitian ini akan menggambarkan karakteristik demografi umur, suku, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan, lama rawat, obat antipsikotik yang dipakai, lama sakit, kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotor. a. Karakterisitik Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi, mayoritas responden rata-rata berusia 39 tahun. Berdasarkan latar belakang suku responden adalah Batak sebanyak 7orang 46,7. Jenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang 60,0,agama Islam dan Kristen sama banyak yaitu 6 orang 40. Tingkat pendidikan terakhir responden SD dan SMP sama banyak yaitu 5 orang 33,3, pada tingkat pendidikan yang rendah sangat mempengaruhi dalam ketidakmampuan menilai realita dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi dikarenakan Universitas Sumatera Utara pengetahuan yang rendah akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan ataupun menyelesaikan masalah sehingga perkembangan psikomotor juga terganggu, sehingga pada pasien waham yang juga mengalami gangguan neurobiologis sangat sulit dilakukan perubahan.Berdasarkan latar belakang pekerjaan responden sebanyak 9 orang 60 tidak bekerja, pada pasien tidak bekerja sejak sebelum mengalami gannguan jiwa atau telah bekerja tapi dapat melanjutkan pekerjaan dikarenakan sakit. Masalah pekerjaan seperti kena pemutusan hubungan kerja, pekerjaan tidak cocok dapat menjadi sumber stres bagi diri seseorang yang dapat berlanjut pada gangguan jiwa. Status perkawinan: tidak kawin sebanyak 8 orang 53,3, dengan rata-rata lama rawat 28 hari. Pasien yang mengkonsumsi jenis obat 1 yaitu Trihexylpenidile, Chlorpeomazine, Haloperidol, ada sebanyak 7 orang 53,3, lama sakit 1-6 tahun sebanyak 8 orang 53,3, dengan lama sakit paling rendah 1 tahun dan lama sakit tertinggi 12 tahun. Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur dan Lama Rawat pada Kelompok Intervensi Pasien Waham di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu Medan. Karakteristik Demografi Mean Median SD Min Max Umur 39 Tahun 37 12 23 67 Lama Rawat 28 Hari 27 23 5 67 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Karakteristik Responden pada Kelompok Intervensi Pasien Waham di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu Medan N=15. Karakteristik Demografi Kelompok Intervensi F Suku • Batak 7 46.7 • Jawa 3 20.0 • Melayu 2 13.3 • China 3 20.0 Jenis Kelamin • Laki-laki 6 40.0 • Perempuan 9 60.0 Agama • Islam 6 40.0 • Kristen 6 40.0 • Hindu 1 6.7 • Budha 2 13.3 Pendidikan Terakhir • SD 5 33.3 • SMP 5 33.3 • SMA 4 26.7 • Perguruan tinggi 1 6.7 Pekerjaan • Tidak bekerja 9 60.0 • Lain-lain 5 40.0 Status Perkawinan • Kawin 6 40.0 • JandaDuda 1 6.7 • Tidak kawin 8 53.3 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Karakteristik Responden pada Kelompok Intervensi Pasien Waham di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu Medan sambungan. Obat Antipsikotik yang Dipakai • Obat 1 8 53.3 • Obat 2 1 6.7 • Obat 3 2 13.3 • Obat 4 2 13.3 • Obat 5 2 13.3 Lama Sakit • 1-6 tahun 8 53.3 • 7-12 tahun 7 46.7 1.2.Analisa Bivariat Penelitian ini menggunakan analisa data paired t-test. Uji paired t-test ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan pasien dalam menilai realita yang terdiri dari kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotor pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi. Perbedaan kemampuan kognitif pasien sebelum dan sesudah diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi pada kelompok intervensi. Dari hasil uji normalitas Shapiro-Wilk didapat nilai sig data pre-intervensi sebesar 0.64 p 0.05 dan 0.138 p 0.05 untuk data post-intervensi yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan kognitif pada kelompok intervensi sebelum diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi adalah 1.4667 dengan standar deviasi 1.06010. Sedangkan rata-rata kemampuan kognitif setelah diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi adalah 4.2667 dengan standar Universitas Sumatera Utara deviasi 1.53375. Signifikansi kemampuan kognitif kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi adalah -2.80000. Uji statistik paired t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan kognitif pre post test kelompok intervensi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai t = -9.459 dan nilai 0.000 p 0.05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kognitif kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi Tabel 5.3. Nilai IK 95 adalah -3.43487 sd -2.16513. Perbedaan kemampuan kognitif pre dan post intervensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.3. Distribusi perbedaan kemampuan kognitif pada kelompok intervensi sebelum dan setelah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi. Variabel Mean Mean Standar p value Difference Deviasi Pre-test 1.4667 -2.80000 1.06010 0.000 Post-test 4.2667 1.53375 0.000 Universitas Sumatera Utara a. Perbedaan kemampuan psikomotor pasien sebelum dan sesudah diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi pada kelompok intervensi. Nilai kemaknaan pada uji normalitas Shapiro-Wilk sebesar 0.277 p 0.05 untuk pre-intervensi sedangkan post-intervensi menunjukkan nilai kemaknaan sebesar 0.205 p 0.05 artinya bahwa data berdistribusi normal. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan psikomotor pada kelompok intervensi sebelum diterapkan strategi pertemuan adalah 12.9333 dengan standar deviasi 4.66701. Sedangkan rata-rata kemampuan psikomotor setelah diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi adalah 22.0667 dengan standar deviasi 4.58984. Nilai signifikan kemampuan psikomotor kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi adalah -9.13333. Perbedaan kemampuan psikomotor pre-post test pada kelompok intervensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.4. Distribusi perbedaan kemampuan psikomotor pada kelompok intervensi sebelum dan setelah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi. Variabel Mean Mean Standar p value Difference Deviasi Pre-test 12.9333 -9.13333 4.66701 0.000 Post-test 22.0667 4.58984 0.000 Universitas Sumatera Utara

1. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

20 113 94

Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terhadap Kemampuan Pasien Perilaku Kekerasan dalam Mengendalikan Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

4 37 83

Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi pada Pasien Harga Diri Rendah terhadap Kemampuan Pasien dalam Meningkatkan Harga Diri di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

17 106 93

Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat (Studi Deksriptif Mengenai Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Dalam Proses Penyembuhan Di Rumah Sakit Jiwa provinsi Jawa Barat )

0 2 1

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 11

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 2

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 6

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 14

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 2

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 31