Kesimpulan Sumber Belajar : PENUTUP

34 3. Penutup 10 Menit - Menyimpulkan bersama-sama guru dan murid. - Menganalisis bersama nilai-nilai luhur. - Pengadakan penilaian. - Mengadakan follow up atau pesankegiatan untuk pertemuan selanjutnya. - Berdo’a. - Salam. E. Penilaian 1 Teknik : tes tertulis, diskusi kelompok. 2 Bentuk : pertanyaan, tugas kelompok. Mengetahui, Guru mapel sejarah SMA Elshadai, Magelang Mahasiswa PPL Dra. Dwi Agustini Andi Hermawan, NIP. NIM. 12406241052 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP 35 Nama Sekolah : SMA ELSHADAI MAGELANG Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia KelasSemester : X 1 Tema : Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Pra Aksara dan Masa Aksara. Pertemuan : 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

I. Kompetensi Inti :

5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 6. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 7. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, Teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, peradapan terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan procedural pada Bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidahkeilmuan.

II. Kompetensi Dasar :

3.2 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis diakronik, sinkronik, ruang dan waktu dalam Sejarah

III. Indikator

3.2.1.Menjelaskan cara masyarakat praaksara mewariskan masa lampau. 3.2.2.Mengklasifikasi jejak sejarah dalam folklore, mitologi, legenda, upacara, dan lagu. 36 3.2.3.Mengidentifikasi tradisi masyarakat masa aksara. 3.2.4.Menjelaskan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia.

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesainya pembelajaran ini siswa diharapkan mampu: 3.2.1.Menjelaskan cara masyarakat praaksara mewariskan masa lampau. 3.2.2.Mengklasifikasi jejak sejarah dalam folklore, mitologi, legenda, upacara, dan lagu. 3.2.3.Mengidentifikasi tradisi masyarakat masa aksara. 3.2.4.Menjelaskan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia.

V. Materi Pembelajaran :

1. Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Pada Masa Praaksara

A. Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lalunya Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, memiliki cara yang berbeda dengan masyarakat yang sudah mengenal tulisan, dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang mereka anggap penting. Menurut Suripan Sadi Hutomo juga menjelaskan bahwa tradisi lisan mencakup beberapa hal, yaitu: 1. Kesusastraan lisan, 2. Teknologi tradisional, 3. Pengetahuan folk di luar pusat-pusat istana dan kota metropolitan, 4. Unsur-unsur religi dan kepercayaan folk di luar batas formal agama-agama 5. besar, 6. Kesenian folk di luar pusat-pusat istana dan kota metropolitan, 7. Hukum adat. B. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan Beberapa unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum pengaruh kebudayaan India, antara lain : a. Sistem kepercayaan b. Sistem kemasyarakatan c. Pertanian d. Kemampuan Berlayar e. Ilmu Pengetahuan f. Organisasi sosial g. Teknologi 37 h. Sistem ekonomi i. Kesenian C. Jejak Sejarah dalam Folklore, Mitologi, Legenda, Upacara, dan Lagu di Berbagai Daerah 1. Folklore Folklore sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing- masing telah mengembangkan folklorenya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam folklore. Folklore ialah kebudayaan manusia kolektif yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat. 2. Mitologi Mitologi adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite selalu ditokohi oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain. Mite umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, gejala alam, kisah percintaan, hubungan kekerabatan dan sebagainya. Contoh: Dewi Sri Dewi Padi, Nyai Roro Kidul Ratu Laut Selatan, Joko Tarub, Dewi Nawangwulan dan sebagainya. 3. Legenda Legenda adalah cerita prosa rakyat yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar- benar terjadi tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa dan sering kali juga dihubungkan dengan makhluk ajaib. Peristiwanya bersifat sekuler keduniawian, dan sering dipandang sebagai sejarah kolektif. Legenda dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Legenda keagamaan, contohnya legenda Wali Songo. b. Legenda tentang alam gaib, contohnya legenda tentang makhluk halus misalnya peri, sundel bolong, gendruwo, hantu dan sebagainya. c. Legenda perorangan, contohnya cerita Panji, Jayaprana, Calon Arang dan sebagainya. d. Legenda setempat, yang erat hubungan dengan suatu tempat, seperti Legenda Sangkuriang tentang Gunung Tangkuban Perahu, legenda asal mula nama Rawa Pening Jawa Tengah, Rara Jonggrang dan sebagainya. 38 4. Lagu Lagu adalah ragam irama suara yang berirama atau nyanyian. Setiap daerah memiliki lagu daerah sendiri-sendiri, misalnya Soleram Riau, Sue Ora Jamu, Rujak Ulek, Bengawan Solo Jawa, Potong Bebek Nusa Tenggara Timur, O Ina Ni Keke Sulawesi Utara dan Tadhuk Majeng Madura. Untaian syair yang dilagukan yang ada di berbagai daerah, demikian juga memiliki sejarah tersendiri, siapa pengarangnya atau penciptanya pada saatnya dilagukan, apa tujuannya; kesemuanya juga memiliki nilai sejarah. 5. Upacara Upacara adat adalah suatu upacara yang dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah. Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adat sendiri- sendiri, seperti upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan sebagainya. Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenarnya juga tidak lepas dari unsur sejarah.

2. Tradisi Sejarah dalam Masyarakat pada Masa Aksara

Dr. Brandes menyatakan bahwa menjelang masuknya pengaruh Hindu-Budha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, telah memiliki 10 unsur pokok kebudayaan asli Indonesia, yaitu : 1. Bercocok tanam padi bersawah 2. Mengenal prinsip dasar permainan wayang, dengan maksud untuk mendatangkan roh nenek moyang. 3. Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu 4. Pandai membatik tulisan hias 5. Pola susunan masyarakat macapat, susunan suatu ibukota selalu terdapat tanah lapang atau alun-alun yang dikelilingi oleh istana keraton, bangunan tempat pemujaan atau upacara agama. Sebuah pasar dan sebuah rumah penjara 6. Telah mengenal alat tukar dalam perdagangan 7. Membuat barang-barang dari logam, terutama perunggu 8. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran sebagai bangsa bahari 9. Mengenal pengetahuan astronomi 10.Susunan masyarakat yang teratur Jadi, berdasarkan sisa-sisa peninggalan yang ditemukan maka dapat diungkapkan bahwa 39 kehidupan masyarakat nenek moyang Indonesia pada zaman sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha telah memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi. A. Tradisi Setelah Masuknya Pengaruh Hindu Tradisi masa aksara merupakan kelanjutan dari tradisi masa praaksara. Berkembangnya tradisi masa ini merupakan hasil dari komunikasi dan jalinan hubungan antar Nusantara dengan India pada abad awal masehi. Hubungan antara Nusantara dengan India menimbulkan berbagai akulturasi, antara lain: 1. Bidang Pemerintahan 2. Bidang Sosial 3. Bidang Budaya B. Munculnya Tradisi Tulisan di Indonesia Sebuah naskah kuno yang dapat menghubungkan antara tradisi lisan dengan tradisi tulisan adalah tentang asal-usul abjad Jawa yang lebih dikenal dengan Legenda Aji Saka. Beberapa ahli memiliki kesimpulan yang hampir sama, bahwa legenda Aji Saka ini memiliki hubungan dengan penggunaan kalender Saka yang digunakan di Jawa sebelum kalender Islam dan kalender Jawa diperkenalkan oleh Sultan Agung pada tahun 1633 M. Prasasti tertua yang ditemukan di Nusantara berasal dari abad ke -5 masehi, tarumanegara. Namun, keduanya masih menggunakan bahasa sansakerta dan huruf pallawa. Prasasti dinoyo dari Malang Jawa Timur yang berangka tahun 760 masehi. Sedangkan kitab sastra kakawin Ramayana yang merupakan epos tertua menurut Stutterheim baru ditulis akhir abad ke-9 Masehi. Karya-karya itu menurut James Dananjaya dapat digolongkan sebagai folklor yang dapat digunakan sebagai sumber penulisan sejarah: 1. Prasasti. 2. Kitab Kuno c. Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia. Historiografi penulisan sejarah Indonesia dibagi dalam tiga jenis, antara lain sebagai berikut. 1. Historiografi Tradisional 40 2. Historiografi Kolonial 3. Historiografi Nasional

VI. Metode dan Pendekatan Pembelajaran :

Metode : Diskusi Jigsaw, Problem Solving, Tanya Jawab, Presentasi Pendekatan : Saintific

VII. Proses Pembelajaran : Kegiatan Pendahuluan 10 menit

1 Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media seperti Lap Top, LCD dan alat perlengkapannya serta buku yang diperlukan. 2 Menyampaikan topik materi yang akan dipelajari. Kegiatan Inti 70 menit 1.Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi guru: a. Memberikan stimulus berupa pemberian materi dalam bentuk power point. b. Mendiskusikan materi bersama siswa mengenai materi praaksara dan aksara. 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru: a. Memberikan pertanyaan kepada murid terkait materi praaksara dan aksara. b. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas mencari peninggalan masa praaksara dan aksara. 3.Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru: a. Memberi umpan balik pada siswa dalam memberi penguatan dalam bentuk lisan. b. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan. c. Memberikan motivasi kepada siswa yang belum dan belum bisa mengikuti dalam materi sejarah praaksara dan aksara. 41 Kegiatan Penutup 10 menit 1 Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 2 Siswa diberikan pekerjaan rumah untuk mempelajari atau mengulang pelajaran yang sudah dilakukan dan mempelajari materi yang akan dibahas minggu depan.

VIII. AlatMediadan Sumber Belajar A. AlatMedia

1. Peta Konsep untuk menjelaskan materi pokok dalam Lap top dipancarkan lewat LCD

B. Sumber Belajar :

1. Buku Guru.2013. Sejarah Indonesia, Kelas X. Kementrian Pendidikan danKebudayaan RI 2. Buku Siswa.2013. Sejarah Indonesia, Kelas X. Kementrian Pendidikan danKebudayaan RI 3. Buku Sejarah yang relevan 4. Internet

IX. Penilaian Hasil Belajar

3 Teknik : tes tertulis, diskusi kelompok. 4 Bentuk : pertanyaan, tugas kelompok. Mengetahui, Magelang, Guru Mapel sejarah SMA Elshadai Magelang Mahasiswa PPL Dra. Dwi Agustini ANDI HERMAWAN NIP. NIM. 12406241052 42 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMA EL SHADAI MAGELANG Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia KelasSemester : X 1 Tema : Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Sejarah. Pertemuan : Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

I. Kompetensi Inti :

9. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 10. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 11. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, Teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, peradapan terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan procedural pada Bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 12. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidahkeilmuan.

II. Kompetensi Dasar :

3.2 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis diakronik, sinkronik, ruang dan waktu dalam Sejarah

III. Indikator

3.2.1.Menjelaskan arti penting penelitian sejarah. 3.2.2.Menjelaskan prinsip dasar penelitian sejarah lisan. 3.2.3.Mengidentifikasi jenis-jenis sejarah.

IV. Tujuan Pembelajaran

43 Setelah selesainya pembelajaran ini siswa diharapkan mampu: 3.2.1.Menjelaskan arti penting penelitian sejarah. 3.2.2.Menjelaskan prinsip dasar penelitian sejarah lisan. 3.2.3.Mengidentifikasi jenis-jenis sejarah.

V. Materi Pembelajaran :

A. Penelitian sejarah Penelitian sejarah bertujuan untuk mencari kebenaran menurut ilmu pengetahuan. Ciri umum dari kebenaran ilmu pengetahuan yaitu bersifat rasional, empiris, dan sementara. Langkah-langkah penelitian sejarah: 1. Heuristik Berasal dari bahasa Yunani heuriskeia yang artinya menemukan. Heuristik merupakan kegiatan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan objek penelitian. 2. Verifikasi Merupakan tindakan memeriksa, mengoreksi, atau menilai terhadap kebenaran sumber-sumber yang ada. 3. Interpretasi Adalah memberi kesan, penafsiran, pendapat, atau pendangan teoritis terhadap data yang diperoleh. 4. Historiografi Merupakan penelitian sejarah yang merupakan puncak dari usaha pengerjaan sejak pertanyaan mulai diajukan sampai jawaban diperoleh. B. Prinsip dasar dalam penelitian sejarah lisan Sejarah lisan merupakan kisah sejarah yang berdasarkan pada ungkapan pengalaman pelaku yang terlibat secara langsung pada peristiwa itu. Faktor pendorong berkembangnya sejarah lisan: 1. Banyak informasi sejarah yang tidak ditulis. 2. Banyak informasi yang masih diingat banyak orang. 3. Kemajuan IPTEK untuk merekam informasi yang belum ditulis demi penelitian dan penulisan sejarah masa depan. C. Jenis-jenis sejarah Dengan pembagian secara geografis, sejarah dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Sejarah dunia 2. Sejarah Indonesia sejarah nasional 3. Sejarah lokal Berdasarkan bidang kajian, sejarah mencakup: 1. Sejarah geografi 2. Sejarah ekonomi 44 3. Sejarah politik 4. Sejarah sosial

VI. Metode dan Pendekatan Pembelajaran :

Metode : Diskusi kelompok, Tanya Jawab, Presentasi Pendekatan : Saintific

VII. Proses Pembelajaran : Kegiatan Pendahuluan 10 menit

3 Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi absensi, kebersihan, kelas, menyiapkan media seperti Lap Top, LCD dan alat perlengkapannya serta buku yang diperlukan. 4 Menyampaikan topik materi yang akan dipelajari. Kegiatan Inti 70 menit 1.Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi guru: c. Memberikan stimulus berupa pemberian materi dalam bentuk power point. d. Memfasilitasi siswa dengan membagi kelas menjadi 5 kelompok kemudian dilakukan diskusi aktif antar kelompok. 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru: c. Memberikan pertanyaan kepada murid terkait materi penelitian sejarah. d. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas membuat artikel, dengan materi: -kerajaan kutai -kerajaan perlak -kerajaan mataram kuno -kerajaan majapahit -kerajaan sriwijaya 3.Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru: 45 d. Memberi umpan balik pada siswa dalam memberi penguatan dalam bentuk lisan. e. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan. Kegiatan Penutup 10 menit 3 Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 4 Siswa diberikan pekerjaan rumah untuk mempelajari atau mengulang pelajaran yang sudah dilakukan dan mempelajari materi yang akan dibahas minggu depan.

VIII. AlatMediadan Sumber Belajar A. AlatMedia

1. Peta Konsep untuk menjelaskan materi pokok dalam Lap top dipancarkan lewat LCD

B. Sumber Belajar :

5. Buku Guru.2013. Sejarah Indonesia, Kelas X. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI 6. Buku Siswa.2013. Sejarah Indonesia, Kelas X. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI 7. Buku Sejarah yang relevan 8. Internet

IX. Penilaian Hasil Belajar

5 Teknik : tes tertulis, diskusi kelompok. 6 Bentuk : pertanyaan, tugas kelompok. Mengetahui, Magelang, Guru Mapel sejarah SMA Elshadai Magelang Mahasiswa PPL Dra. Dwi Agustini ANDI HERMAWAN NIM. 12406241052 46 LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Sejarah O

A. Pe elitia sejarah

O Pe elitia sejarah ertujua u tuk e ari ke e ara e urut il u pe getahua . Ciri u u dari ke e ara il u pe getahua yaitu ersifat rasio al, e piris, da se e tara. O La gkah-la gkah pe elitia sejarah: Heuristik Berasal dari bahasa Yunani heuriskeia yang artinya menemukan. Heuristik merupakan kegiatan mencari dan 47 mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan objek penelitian. Verifikasi Merupakan tindakan memeriksa, mengoreksi, atau menilai terhadap kebenaran sumber-sumber yang ada. Interpretasi Adalah memberi kesan, penafsiran, pendapat, atau pendangan teoritis terhadap data yang diperoleh. Historiografi Merupakan penelitian sejarah yang merupakan puncak dari usaha pengerjaan sejak 48 pertanyaan mulai diajukan sampai jawaban diperoleh.

B. Pri sip dasar dala pe elitia sejarah lisa

O “ejarah lisa erupaka kisah sejarah ya g erdasarka pada u gkapa pe gala a pelaku ya g terli at se ara la gsu g pada peristiwa itu. O Faktor pe doro g erke a g ya sejarah lisa : O Ba yak i for asi sejarah ya g tidak ditulis. O Ba yak i for asi ya g asih dii gat a yak ora g. O Ke ajua IPTEK u tuk ereka i for asi ya g elu ditulis de i pe elitia da pe ulisa sejarah asa depa . 49

C. Je is-je is sejarah

O De ga pe agia se ara geografis, sejarah di agi e jadi tiga, yaitu: O “ejarah du ia O “ejarah I do esia sejarah asio al O “ejarah lokal 50 PERKEMBANGAN KERAJAAN HINDU BUDHA DI NUSANTARA Masuk ya Hi du Budha ke Nusa tara e awa a yak peru aha , salah satu ya dala ida g pe eri taha . “iste pe eri taha ya g awal ya er e tuk kesukua eru ah e jadi kerajaa de ga Raja se agai pe i pi ya. Maka ke udia u ul kerajaa er orak Hi du Budha di Nusa tara. “e agai erikut: 1.KERAJAAN KUTAI Merupakan kerajaan bercorak hindu pertama di Nusantara, terletak di kutai kartanegara, Kalimantan Selatan. Kerajaan kutai merupakan bentuk transisi dari sistem kesukuan menuju sistem kerajaan bercorak hindu budha Raja pertama: Kudungga Raja terbesar : Mulawarman Penganut Hindu syiwa 51 . KERAJAAN TARUMANEGARA Kerajaa hi du udha kedua setelah kutai, da kerajaa hi du udha perta a di jawa. Kerajaa taru a egara terletak di daerah alira su gai itaru . “eda gka daerah kekuasaa ya eliputi jakarta, a te , da ire o . Raja terke al : Pur awar a 3. KERAJAAN MATARAM KUNO Terletak di jawa te gah de ga pusat pe eri taha erada di hu i atara . Raja ter esar : Dyah alitu g Ru tuh ya atara ku o salah satu ya kare a sera ga dari luar da terjadi e a a ala sehi gga kerajaa harus dipi dah. . KERAJAAN MEDANG KAMULAN Kerajaa eda g ka ula erupaka kela juta dari kerajaa atara ku o kare a pe diri eda g ka ula adalah Mpu se dok ya g erupaka raja terakhir kerajaa atara ku o. Belu e apai pu ak kejayaa eda g ka ula e dapat sera ga dari “riwijaya. . KERAJAAN “RIWIJAYA 52 Terletak di tepi su gai usi sekitar kota pale a g sekara g. Raja terke al : Balaputradewa. Kerajaa er orak ariti . . KERAJAAN MAJAPAHIT Kerajaa udha ter esar Pe diri : Rade wijaya Pusat pe eri taha : Trowula ojokerto sekara g Majapahit erupaka kela juta dari kerajaa “i gosari ya g ru tuh aki at sera ga dari a gsa Mo gol. Raja terke al : haya wuruk Patih terke al : gajah ada RUNTUHNYA KERAJAAN HINDU BUDHA DI NUSANTARA Faktor pe ye a : pe i pi ya g kura g akap pera g saudara a isi u tuk e perluas wilayah sera ga dari luar asuk ya pe garuh isla 53 Tradisi Sejarah Dalam Masyarakat Pra Aksara dan Masa Aksara Salah satu fungsi sejarah adalah untuk memberikan identitas pada masyarakatnya. Kisah sejarah di anggap perlu untuk menunjukkan jati diri, untuk membedakan dengan masyarakat lain. Kisah sejarah juga di anggap perlu sebagai pengalaman kolektif bersama di masa lampau, bahkan sering kali garis keturunan yang sama sehingga dapat mempererat rasa solidaritas diantara anggota masyarakat secara turun- temurun. Oleh karena itu, suatu kisah masyarakat dapat menjelaskan keberadaan suatu kolektif baik pada masyarakat sebelum maupun sesudah mengenal tulisan. Tradisi sejarah terbagi dalam 2 masa, yaitu Masa Praaksara dan Masa Aksara. Kehidupan masyarakat manusia sebelum mengenal tulisan disebut dengan kehidupan masyarakat Indonesia zaman prasejarah. Manusia yang hidup pada zaman prasejarah belum mengenal tulisan. Akibatnya, generasi selanjutnya serta para peneliti tidak mungkin menemukan adanya bukti-bukti tertulis mengenai kehidupan mereka. Para ahli, misalnya mencoba mengamati secara seksama benda-benda itu dengan cara merekontruksinya. Namun, bukan berarti para ahli tidak memberi sumbangan apa-apa. Bagaimanapun juga mereka telah berusaha agar hasil penelitian mereka bisa sedekat mungkin menggambarkan kehidupan manusia pada masa itu. Dan memang, benda-benda itu yang merupakan satu-satunya bukti yang bisa diteliti. Secara khusus dalam kehidupan bersama sebagai bangsa, ada dua aspek utama dari peninggalan masa lalu yang tidak boleh dilupakan. Pertama, peninggalan masa lalu yang bersifat material yaitu segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya. Kedua, peninggalan masa lalu yang bersifat nonmaterial yaitu terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur, misalnya pandangan falsafah hidup, cita-cita, etos, nilai, norma dan lain-lain. Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan. Benda-benda material yang diciptakan merupakan cerminan atau pantulan konkret dari pandangan, etos atau cita-cita hidup suatu bangsa. Dengan kata lain, apa yang dihasilkan merupakan wujud dari apa yang dipikirkan. Setiap bangsa mempunyai cara sendiri-sendiri untuk membuat dua aspek kebudayaan ini tidak dilupakan. Istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi disebut sosialisasi. Perkembangan teknologi cetak, computer dan komunikasi dewasa ini memungkinkan untuk mengarsip peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk bisa diolah kembali oleh generasi yang akan dating. Dengan demikian, yang diwariskan tidak hanya benda- benda material, tetapi juga benda-benda nonmaterial. Namun, perkembangan ini tidak terjadi pada masyarakat sebelum mengenal tulisan. Kebudayaan mereka hanya diwariskan secara lisan dan melalui benda-benda kebudayaan. Ada beberapa cara untuk mewariskan masa lalu pada masyarakat ini diantaranya: 1. Melalui Keluarga 2. Melalui Masyarakat a. Melalui Keluarga Keluarga merupakan dunia social yang pertama sekaligus yang paling berkesinambungan bagi seseorang. Pewarisan oleh keluarga dilakukan bertahap, mulai dari yang sederhana dan mudah dipahami menuju ke sesuatu yang kompleks atau rumit. Yang diwariskan adalah kebudayaan material dan kebudayaan nonmaterial. Namun yang sering menjadi pokok perhatian keluarga adalah 54 kebudayaan nonmaterial seperti pengetahuan dan kepercayaan, nilai, norma, bahasa dan cerita dongeng. Nilai mengacu pada gagasan abstrak mengenai apa yang dianggap masyarakat baik, benar dan diinginkan. Norma adalah perwujudan konkret dari nilai-nilai. Ada dua cara bersosialisasi dalam keluarga pada masyarakat sebelum mengenal tulisan, yaitu: - Adat-istiadat setiap keluarga memiliki adat-istiadat atau kebiasaan. Tradisi dan kebiasaan tersebut diwariskan kepada seorang anak melalui sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. - Cerita dongeng cerita dongeng juga salah satu cara untuk mewariskan masa lalu. Pada cerita dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai sesuatu yang dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai sesuatu dipandang tidak baik dan tidak boleh dilakukan. b. Melalui Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya, wilayah, identitas dan berinteraksi dalam suatu hubungan social yang terstruktur. Hal ini disebabkan karena tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa orang lain. Masing- masing masyarakat memiliki adat-istiadat yang berbeda satu sama lain. Penyimpangan akan membuat seseorang disisihkan dari lingkungan masyarakat. Sementara itu, masyarakat tidak pernah lepas dari masa lalunya. Unsur-unsur Peradaban Masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian seorang sarjana Perancis yang bernama Coedes dalam bidang peradaban masyarakat Indonesia sebelum pengaruh Hindu-Buddha terdapat 10 unsur peradaban yang dimiliki di antaranya: 1. Memelihara ternak sapi, unggas, dan lain-lain 2. Mengenal keterampilan teknik undagi perundagian 3. Mengenal pengetahuan pelayaran di samudera luas 4. Sistem kekerabatan matrilineal 5. Kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan roh leluhur 6. Mengenal organisasi pembagian air untuk pertanian irigasi 7. Kepandaian membuat barang-barang dari tanah liat seperti gerabah atau tembikar 8. Kepercayaan kepada penguasa gunung 9. Cara pemakaman pada dolmen atau kubur batu 10. Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmo Sedangkan sarjana purbakala Dr. Brandes menyatakan bahwa menjelang masuknya pengaruh Hindu-Budha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, telah memiliki 10 unsur pokok kebudayaan asli Indonesia, yaitu : 1. Bercocok tanam padi bersawah 2. Mengenal prinsip dasar permainan wayang, dengan maksud untuk mendatangkan roh nenek moyang. 3. Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu 4. Pandai membatik tulisan hias 5. Pola susunan masyarakat macapat, susunan suatu ibukota selalu terdapat tanah lapang atau alun-alun yang dikelilingi oleh istana keraton, bangunan tempat pemujaan atau upacara agama. Sebuah pasar dan sebuah rumah penjara 6. Telah mengenal alat tukar dalam perdagangan 55 7. Membuat barang-barang dari logam, terutama perunggu 8. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran sebagai bangsa bahari 9. Mengenal pengetahuan astronomi 10.Susunan masyarakat yang teratur Jadi, berdasarkan sisa-sisa peninggalan yang ditemukan maka dapat diungkapkan bahwa kehidupan masyarakat nenek moyang Indonesia pada zaman sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha telah memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan Beberapa unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum pengaruh Hindu-Budha, antara lain : a. Sistem Kepercayaan Sistem kepercayaan dalam masyarakat Indonesia diperkirakan mulai tumbuh pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lukisan-lukisan pada dinding-dinding goa di Sulawesi Selatan. Lukisan itu berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu diartikan sebagai sumber kekuatan atau symbol jari tidak lengkap yang merupakan tanda berkabung dan penghormatan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang ini terus berkembang pada masa bercocok tanam hingga masa perundagian. Hal ini tampak dari makin kompleksnya bentuk upacara-upacara penghormatan, sesaji, dan penguburan.selain penghormatan terhadap roh nenek moyang, ada juga kepercayaan terhadap kekuatan alam,.Adanya kepercayaan semacam ini antara lain terungkap dengan adanya bangunan megalithikum yang dianggap memiliki kekuatan, misalnya sarkofagus. Corak kepercayaan seperti ini dinamakan dinamisme. Corak kepercayaan ini mengakibatkan adanya kepercayaan yang bercorak animisme, yang dianggap unsur-unsur utama alam menyerupai roh. b. Sistem Kemasyarakatan Ketika manusia hidup bercocok tanam dan jumlahnya bertambah besar, system kemasyarakatan mulai tumbuh. Gotong royong dirasakan sebagai kewajiban yang mendasar dalam menjalani kegiatan hidup, seperti menebang hutan, menangkap ikan, menebar benih, dan lain-lain. Demi menjaga hidup bersama yang harmonis, manusia menyadari perlunya aturan-aturan yang perlu disepakati bersama. Agar aturan ini ditaati, ditentukan seorang pemimpin yang bertugas menjamin terlaksananya kepentingan bersama. Sistem kemasyarakatan terus berkembang khususnya pada masa perundagian. Pada masa ini sistem kemasyarakatan menjadi lebih kompleks. Masyarakat terbagi menjadi kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan bidang keahliannya. Uniknya tugas yang ditangani membuat masing-masing kelompok memiliki aturan sendiri. Meskipun demikian, tetap ada aturan umum yang menjamin keharmonisan hubungan masing-masing kelompok. c. Pertanian Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman neoltikum, yakni sejak manusia menetap secara permanen. Perkiraan ini sangat logis mengingat proses bersawah yang cukup lama mengharuskan manusia menetap di suatu tempat dengan waktu relatif lama. Kehidupan gotong royong teraktualisasikan dalam system persawahan ini. Semangat gotong royong dalam sistem persawahan terlihat dalam tata pengaturan air dan tanggul. Pada masa perundagian, kemampuan bersawah 56 semakin berkembang mengingat sudah adanya spesialisasi pekerjaan dalam masyarakat. d. Kemampuan Berlayar Kemampuan berlayar sudah dialami cukup lama oleh bangsa Indonesia. Kemamapuan berlayar ini terus berkembang di tanah yang baru, mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Kemampuan berlayar ini selanjutnya menjadi dasar dari kemampuan berdagang, itulah sebabnya, sejak awal masehi, bangsa Indonesia sudah mulai berkiprah dalam jalur pelayaran perdagangan internasional. e. Ilmu Pengetahuan Sebelum pengaruh Hindu-Budha, masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga mengenal ilmu astronomi ilmu perbintangan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran atau sebagai petunjuk waktu dalam bidang pertanian. Oleh karena itu, mereka telah dapat mengetahui secara teratur waktu bercocok tanam, panen, atau saat yang tepat untuk berlayar dan menangkap ikan. f. Organisasi Sosial Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa kelompok masyarakatnya. Hubungan masyarakat dalam suatu kelompok sukunya sangat erat. Pola kerjasama dalam hidup bergotong royong dalam suatu kelompok suku sudah terjalin dengan baik. g. Teknologi Sejak masa prasejarah, masyarakat Indonesia telah mengenal teknik pengecoran logam. Masyarakat juga telah mengenal teknik pembuatan perahu bercadik. Pembuatan perahu bercadik ini sesuai dengan kondisi alam Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh lautan. Perahu bercadik itu dapat digunakan sebagai sarana transportasi dan sarana dalam perdagangan. h. Sistem Ekonomi Masyarakat pada setiap daerah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Untuk itu, mereka menjadi hubungan perdagangan dengan daerah-daerah lainnya. Hubungan perdagangan yang mereka kenal pada saat itu adalah sistem barter, yaitu pertukaran barang dengan barang. i. Kesenian Masyarakat prasejarah telah mengenal kesenian sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang. Waktu senggang itulah yang mereka pergunakan untuk mewujudkan dan menyalurkan jiwa seni mereka seperti seni membuat batik, seni membuat gamelan, seni wayang dan lain-lain. Namun, seni wayang biasanya dipertunjukan setelah panen dengan lakon cerita tentang kehidupan alam sekitar mereka. A. Masa Pra Aksara Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan illiterate, pewarisan ingatan tentang peristiwa masa lampau dilakukan melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi. Setiap generasi biasanya, selain mewarisi ingatan masa lampau dari generasi sebelumnya, juga mewariskan pengetahuan tersebut kepada generasi berikutnya. Tradisi lisan dapat dianggap sebagai sebuah kesaksian sejarah yang sangat berguna bagi penulisan sejarah. Sering kali sebuah tradisi lisan mengisahkan pengalaman masa lampau jauh ke belakang di mulai sejak adanya manusia pertama sampai

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84