15
2.2 Mutu dalam Pendidikan
Mutu merupakan keinginan pelanggan, mutu yang tinggi merupakan kunci untuk suatu rasa
kebanggaan, tingkat produktivitas dan cermin kemam- puan dalam penghasilan. Tujuan mutu harus merupa-
kan produk dan jasa yang dapat memberikan kepuas- an bagi pelanggannya. Sallis 2012: 56 menyatakan
bahwa, mutu adalah sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Suti 2011:2 menjelaskan bahwa, mutu dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi normatif dan segi
deskriptif. Dalam arti normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan instrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan meru- pakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik
sesuai standar ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik
tenaga kerja yang terlatih. Secara deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya semisal
hasil tes prestasi belajar. Mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan se-
cara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstra kurikuler pada peserta didik
yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan pembelajaran tertentu.
I-Chao Lee 2010: 58 mengungkapkan bahwa:
Education quality as: that which can subtain a targeted level that is publically identified and
16
expected. Specifically,
education quality
encompasses policy and regulation, administration and
system, education
objectives, education
content, education process, and education results.
Mutu pendidikan sebagai apa yang dapat meno- pang tingkat yang ditargetkan yang teridentifikasi dan
diharapkan publik. Secara khusus, mutu pendidikan meliputi kebijakan dan regulasi, administrasi dan
sistem, tujuan pendidikan, isi pendidikan, proses pen- didikan, dan hasil pendidikan. Mutu dalam pendidikan
bukanlah barang akan tetapi layanan, dimana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan ke-
inginan semua pihakpemakai dengan fokus utama- nya terletak pada peserta didik leaners. Mutu pen-
didikan berkembang seirama dengan tuntutan kebu- tuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kema-
juan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Benon 2010: 13 menyatakan: “Quality learning
is a function of the three elements that can improve quality in education, and these include the teacher, the
learner and the curriculum ”. Sedangkan menurut Isjoni
2006: 22-23, dalam pembangunan pendidikan hen- daknya diarahkan kepada beberapa sektor yang meru-
pakan kebutuhan mendasar, karena langsung membe- rikan dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Beberapa aspek yang harus dilakukan perbaikan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah sebagai
berikut:
17 a. Sarana dan Prasarana Pendidikan, meliputi pem-
bangunan ruang belajar, renovasi dan rehabilitasi ruang belajar beserta perangkat pendukungnya,
ruang laboratorium, perpustakaan, computer, pusat sumber belajar, termasuk rumah guru,
kepala sekolah, penjaga sekolah, WC guru dan murid;
b. Sarana dan prasarana pembelajaran, berkaitan dengan pengadaan alat dan media pembelajaran,
untuk bidang IPA, IPS, bahasa dan bidang lainnya. Selanjutnya seperangkat alat praktik laboratorium,
buku-buku pegangan guru dan siswa di semua jenjang dan jenis pendidikan, serta buku-buku
untuk perpustakaan; c. Pembangunan SDM. Kondisi SDM yang masih
rendah perlu ditingkatkan. Program wajib belajar 9 tahun harus tuntas, demikian pula SDM guru
perlu ditingkatkan
kualifikasi pendidikannya,
mulai dari guru SD, SMP sampai SMASMK; d. Pembangunan sektor pendidikan luar sekolah.
Mengingat jumlah anak putus sekolah cukup tinggi. Bagi mereka yang tidak ingin melanjutkan
pendidikan untuk wajib belajar, diberikan kesem- patan untuk mengikuti kursus ketrampilan yang
diselenggarakan melalui PLS; e. Pembangunan life skill mulai tingkat sekolah
dasar, SMP, dan SMA. Hal ini dapat dijadikan
18 sebagai modal bagi mereka yang tidak mampu
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dengan membuka usaha sendiri.
Konsep mutu itu sendiri dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang
terdiri atas mutu desain dan mutu kesesuaian. Mutu desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedang-
kan mutu kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesi-
fikasi mutu yang telah ditetapkan. Namun demikian, aspek tersebut bukanlah satu-satunya aspek mutu.
Meskipun tidak ada definisi mengenai mutu yang diterima secara universal, namun menurut Diana dan
Tjiptono 2003: 3-4, terdapat beberapa elemen menge- nai mutu sebagai berikut:
a. Mutu meliputi suatu usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan;
b. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan;
c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang dianggap merupakan mutu
pada saat ini mungkin dianggap kurang ber- mutu di masa yang akan datang.
Jadi dapat didefinisikan bahwa mutu merupa- kan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
19
2.3 Manajemen Mutu Terpadu MMT