digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
186
BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan analisis data disposisi berpikir kritis matematis siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan tahapan
polya pada bab sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa Bergaya Kognitif Field Dependent dalam Menyelesaikan Masalah
Disposisi berpikir kritis matematis pada tahap memahami masalah yang terjadi pada siswa yang bergaya kognitif field
dependent menunjukkan kecocokan antara teori dengan kenyataan pada saat penelitian. Siswa field dependent memahami
masalah dalam waktu yang lama, hal ini sesuai dengan pendapat Crowl yang menyatakan bahwa siswa yang bergaya kognitif field
dependent sulit memperoleh informasi. Siswa bergaya kognitif field dependentmengidentifikasi masalah dengan menjelaskan
kembali menggunakan bahasa sendiri, menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan namun dengan tidak lengkap.
Pada tahap merencanakan penyelesaian, disposisi berpikir kritis matematis siswa yang bergaya kognitif field dependent
membuat permisalan dari permasalahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Crowl yang menyatakan bahwa siswa yang bergaya
kognitif field dependent mudah mempersepsi apabila informasi dimanipulasi dengan konteksnya sendiri. Siswa field dependent
menggunakan konsep yang sama dengan konsep yang pernah dia gunakan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Thompson
dan Witkin yang menyatakan bahwa siswa yang bergaya kognitif field dependent cenderung menggunakan pengorganisasian
materi yang sudah ada dalam pemrosesan kognitif.
Pada tahap melaksanakan rencana, disposisi berpikir kritis matematis siswa bergaya kognitif field dependent ini kurang
teliti, kurang menggunakan mediasi untuk menganalisis permasalahan dan menggunakan pengorganissian materi yang
sudah ada sebelumnya, hal ini ditunjukkan dengan terdapat kesalahan pada saat menjawab pertanyaan. Sedangkan pada tahap
memeriksa kembali, siswa bergaya kognitif field dependent membaca kemabali soal namun hanya sekilas dan mengoreksi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
jawaban yang sudah ditulis dengan mencocokkan soal dan jawaban yang telah di tulis. siswa bergaya kognitif field
dependent tidak mencoba menggunakan metode lain selain yang digunakan.
2. Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa Bergaya Kognitif
Field Independent dalam Menyelesaikan Masalah
Disposisi berpikir kritis matematis pada tahap memahami masalah yang terjadi pada siswa yang bergaya kognitif field
independent menunjukkan kecocokan antara teori dengan kenyataan pada saat penelitian. Siswa field independent
memahami masalah dalam waktu yang cukup singkat, hal ini sesuai dengan pendapat Crowl yang menyatakan bahwa siswa
yang bergaya kognitif field independent mudah memproses informasi untuk memahami permasalahan. Siswa bergaya
kognitif field dependent mengidentifikasi masalah dengan menjelaskan kembali menggunakan bahasa sendiri, menyebutkan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan lengkap. Hal ini sesuai dengan pendapat Siswono yang menyatakan bahwa
siswa yang bergaya kognitif field independent cenderung lebih analitis.
Pada tahap merencanakan penyelesaian, disposisi berpikir kritis matematis siswa yang bergaya kognitif field independent
tidak membuat permisalan dari permasalahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Witkin yang menyatakan bahwa siswa yang
bergaya kognitif field independent menangggapi suatu tugas cenderung berpatokan pada isyarat dalam diri mereka sendiri.
Pada tahap melaksanakan rencana, disposisi berpikir kritis matematis siswa bergaya kognitif field independent lebih teliti
dan menggunakan mediasi untuk menganalisis permasalahan. Siswa bergaya kognitif field independent ini hanya menuliskan
informasi yang dianggap penting dan penyelesaiannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Thomson dan Witkin yang menyatakan
bahwa siswa yang bergaya kognitif field independent cenderung aktif dalam mengujikan hipotesis belajar.
Sedangkan pada tahap memeriksa kembali, dispsosisi berpikir kritis matematis siswa bergaya kognitif field independent
membaca kemabali soal dan mengoreksi jawaban yang sudah ditulis, mencocokkan jawaban dengan soal serta informasi, dan
langka-langkah penyelesaiannya, serta mengulangi langkah-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
langkah dan rumus yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Thompson dan Witkin bahwa siswa yang
bergaya kognitif field independent cenderung lebih banyak menggunakan
proses mediasi
seperti menganalisis
dan menyusun.
3. Perbedaan Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa
Bergaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent
dalam Menyelesaikan Masalah
Perbedaan disposisi berpikir kritis matematis siswa bergaya kognitif field dependent dan field independent terletak pada tahap
memahami masalah yakni siswa bergaya kognitif field dependent membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siswa
bergaya kognitif field independent. Siswa bergaya kognitif field dependent menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang
diatanyakan dengan tidak lengkap, sedangkan siswa bergaya kognitif filed independent menyebutkan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan dengan lengkap.
Pada tahap merencanakan penyelesaian siswa bergaya kognitif field dependent membuat permisalan dan model
matematika dari
permasalahan, sedangkan
siswa field
independent tidak
membuat permisalan.
Pada tahap
melaksanakan rencana siswa bergaya kognitif field dependent kurang teliti jika dibandingkan dengan siswa bergaya kognitif
field independentsehingga menyebabkan kesalahan dalam penyelesaian masalah.
Pada tahap memeriksa kembali siswa bergaya kognitif field dependent membaca ulang soal secara sekilas dan mencocokkan
anatara soal dengan jawaban yang telah dia tulis, sedangkan siswa bergaya kognitif field independent membaca ulang soal
kemudian memastikan bahwa jawabannya sudah sesuai dengan permintaan soal. Subjek field independent juga mengulangi
kembali
rumus-rumus yang
telah dia
gunakan untuk
membuktikan kebenaran jawaban yang telah mereka tulis.
B. Diskusi Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian didapatkan disposisi berpikir kritis matematis siswa bergaya kognitif
field dependent dan field independent serta perbedaan diantara keduanya. Kelemahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. Subjek dalam penelitian ini memiliki komunikasi yang berbeda
sehingga dalam menyampaikan pendapatnya ada yang lancar dan ada pula yang bingung untuk menyampaikan pendapatnya.
2. Cara peneliti menganalisis data hasil penelitian masih mengarah
kepada tahapan polya, belum sepenuhnya mengarah kepada disposisi berpikir kritis matematis.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
190
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa disposisi berpikir kritis
matematis siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan tahapan polya dibedakan berdasarkan gaya kognitif field dependent dan field
independent adalah sebagai berikut: 1.
Disposisi berpikir kritis matematis siswa bergaya kognitif field dependent dalam memecahkan masalah pada tahap memahami
masalah adalah berpikir dengan mengidentifikasi masalah kemudian menjelaskan kembali masalah menggunakan bahasa
sendiri namun membutuhkan waktu yang lama dan berpikir analitis dengan menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan namun tidak lengkap. Pada tahap merencanakan penyelesaian berpikir analitis dengan membuat permisalan dari
permasalahan, memilih konsep dan metode yang sesuai dengan permasalahan berdasarkan pengalaman, menghubungkan antar
konsep namun belum sesuai dan berpikir sistematis dengan menyusun rencana penyelesaian. Pada tahap melaksanakan
penyelesaian berpikir analitis dengan menggunakan konsep yang telah dipilih untuk menyelesaikan masalah dan berpikir sistematis
dengan menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yang telah disusun namun kurang teliti, subjek field dependent juga percaya
diri dengan meyakini langkah-langkah yang telah dilakukan. Pada tahap memeriksa kembali juga percaya diri dengan
meyakini jawaban yang telah ditemukan, melakukan pencarian kebenaran
dengan menemukan
alternatif jawaban
dari permasalahan namun tidak menemukan alternatif cara dari
permasalahan, juga tidak mencoba metode lain selain yang digunakan dan menyelesaikan masalah hanya dengan satu
metode saja.
2. Disposisi berpikir kritis matematis siswa bergaya kognitif field
independent dalam memecahkan masalah pada tahap memahami masalah berpikir sistemtais dengan mengidentifikasi masalah
kemudian menjelaskan kembali masalah menggunakan bahasa