37 akan dimainkan. Dapat dikatakan permainan peran tidak terstrktur
sama dengan psikodrama. Menurut Gabrielle Mc Sharry dan Sam Jones 2000:73-74
menyebutkan bahwa bermain peran adalah hasil dari drama, permainan dan simulasi.
a. Drama adalah Sebuah perilaku yang digunakan dalam pekembangan anak-anak untuk belajar tentang lingkungannya yang menghasilkan
kebahagiaan. Lingkungan yang dimaksud termasuk benda-benda fisik, interaksi sosial dan aturan perilaku.
b. Permaianan memiliki aturan tetap yang dapat digunakan dalam kompetisi dengan harapam yaitu kemenangan.
c. Simulasi adalah kondisi meniru, berpura-pura untuk menjadi sesuatu.
3. Tujuan Bermain Peran
Setiap teknik atau progam mempunyai fungsi dan tujuan tertentu sesuai dengan kapasitasnya. Hamzah B. Uno 2011: 26 berpendapat
tujuan dari bermain peran adalah untuk membantu siswa menemukan makna diri jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan
bantuan kelompok. Selain itu juga dapat menggali perasaan siswa,
memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya, mengembangkan keterampilan dan sikap dalam
memecahkan masalah, dan mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.
38 Dengan bermain peran diharapkan fungsi dan tujuan pembelajaran
tercapai, dijelaskan tujuan bermain peran menurut Nana Sudjana 2002:84 adalah:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c. Dapat belajar bagaiamana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari bermain peran adalah untuk
meningkatkan ketrampilan interpersonal, ketrampilan komunikasi dan komunikasi.
4. Keuntungan Bermain Peran
Dalam bentuk permainan peran membunyai banyak keuntungan yang didapatkan oleh siswa. Menurut Oemar Hamalik 2008:199,
keuntungan dari role playing adalah siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat
sanksi. Mereka dapat mengurangi dan mendiskusikan isu-isu yang bersifat manusiawi
dan pribadi
tanpa ada
kecemasan. Siswa
dapat mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain.
Identifikasi tersebut dapat mengubah perilaku dan sikap siswa menerima karakter orang lain.
39 Lebih detail lagi dijelasakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain 2010 mengatakan bahwa keuntungan
metode bermain peran adalah:
a. Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi
cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus
diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreasi. Pada waktu bermain
drama, para
pemain dituntut
untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia. c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan
menjadi pemain yang baik kelak. d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-
baiknya. e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung
jawab dengan sesamanya. f.
Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain,
Menurut Nana Sudjana 2005:89 keunggulan dari pembelajaran teknik bermain peran antara lain: